"Apa-apaan ini?" teriak Alea
"Nikah sama aku!" perintah Niko.
"Gak mau!" tolak Alexa
"Kamu nolak siap-siap aku hancurin karier kamu juga kehidupan kamu!" ancam Niko.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon echa wartuti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lima
Nicolas berada di antara kerumunan tamu yang ada di pesta, tangannya memegang gelas kristal berkaki dengan wine mahal di dalamnya. Perawakan yang tinggi, tubuhnya yang tegap nan atletis, wajahnya yang tampan, kaya raya membuat para wanita memujanya. Namun sayangnya, gosip seputar jika dirinya seorang gay membuat citranya menurun. Banyak yang percaya lantaran tidak pernah melihat Nicholas bersama seorang wanita.
Beberapa kali Nicholas melihat waktu pada jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Sudah setengah jam dirinya berada di tempat itu, tetapi Alexa belum juga menampakkan batang hidungnya.
"Kenapa wanita itu lama sekali? Apa dia butuh waktu selama ini untuk bersiap?" Nicholas menggerutu di dalam hatinya.
Sampai ponselnya berdering. Nicholas merogoh saku celananya, pesan dari Alea. Wanita itu mengatakan jika ada di dekat pintu masuk. Nicholas mengedarkan pandangannya mencari Alea. Keningnya mengernyit saat melihat Alexa ditarik oleh seseorang.
Nicholas mengenali wanita yang sedang menarik tangan calon istrinya. Ia terus memperhatikan kedua perempuan yang sedang berseteru itu. Bisa terlihat ada ketegangan di antara mereka. Namun, tidak berminat untuk memisahkan mereka. Sampai pada saat Farah mencoba mempermalukan Alexa, Nicholas merasa geram. Apalagi saat Farah mendorong Alexa, Buru-buru Nicholas menghampiri Alexa lantas menahan tubuh wanitanya.
"Kamu tidak apa-apa?" tanya Nicholas lirih dan hanya bisa di dengar oleh Alexa.
Alexa menoleh ke belakang saat mendengar suara yang sangat familiar. Senyum membingkai di wajahnya saat melihat Nicholas.
"Emm, thank you." Alexa menunjukkan senyum manisnya pada Nicholas, kemudian berdiri tegap dibantu oleh Nicholas.
Farah merasa kesal saat ia gagal membuat malu Alexa. Ia juga dikejutkan dengan keberadaan Nicholas di belakang Alexa. Nyalinya seketika ciut saat mendapatkan tatapan tajam dari pria itu.
"Anda memiliki masalah dengan calon istri saya?" tanya Nicholas datar. Satu tangannya melingkar di pinggang Alexa dan satu tangannya lagi masuk ke dalam saku celananya, tatapannya mengarah pada Farah. Tatapan tajam seperti mengintimidasi wanita itu.
"Dia mengganggu suamiku!" jawab Farah.
Alexa menggeleng, "Itu tidak benar, Sayang. Kami hanya masa lalu," ucap Alea berusaha meyakinkan Nicholas.
"Dengar itu, Nyonya. Jika saya lihat Anda berusaha mempermalukan dan mencelakai calon istri saya, maka saya tidak akan segan-segan pada Anda," ancam Nicholas.
"Jadi kalian benar-benar akan menikah?" tanya Farah.
"Anda sudah terima undangannya, bukan?" ucap Nicholas datar.
"Apa Anda tidak salah memilih, Tuan. Dia bukan perempuan baik-baik," ucap Farah sinis.
"Bukan urusan Anda. Dia mau baik atau tidak, tetap di mata saya dia yang terbaik," bela Nicholas.
Mulut Alexa menganga tidak percaya dengan apa yang baru saja diucapkan oleh Nicholas. Itu benar dari dalam lubuk hatinya atau hanya sekedar gimmick. Apapun itu, Alexa senang melihat ekspresi wajah Farah.
Farah menunduk, rasa malunya membuatnya ingin mengubur dirinya sendiri.
Sial! Aku tidak menyangka jika Alexa seberuntung itu.
"Farah!"
Semua orang menoleh ke asal suara. Seorang pria datang menghampiri Farah. Dia adalah Reza suami Farah, sekaligus mantan kekasih Alexa.
"Apa yang sudah kamu lakukan? Apa kamu ingin mempermalukan aku?" ucap Reza memastikan hanya mereka berdua saja yang dengar.
"Sebaiknya kendalikan istri Anda. Agar kejadian seperti ini tidak terjadi lagi," ucap Nicholas. Pandangannya kembali mengarah pada Alexa. "Ayo Sayang, kita pergi!"
"Tunggu!" cegah Alexa. Alexa menahan langkahnya membuat Nicholas juga menghentikan langkahnya. Pandangan Alexa beralih pada Farah juga Reza.
"Tuan Reza, sebaiknya Anda lupakan perasaan Anda pada saya. Kita sudah selesai dan kita sudah memiliki kehidupan masing-masing. Tolong hargai istri Anda itu," ucap Alexa. "Dan … untuk Anda, Nyonya Farah, sebaiknya Anda memberikan perhatian lebih pada suami Anda, jadi suami Anda tidak akan mencari kesenangan dengan wanita lain."
Farah dan Reza terdiam. Mereka tidak bisa membalas perkataan Alexa. Bukan hanya takut pada Nicholas, melainkan juga karena perkataan Alexa yang sudah benar-benar menyudutkan mereka.
"Sudah selesai? Bisa kita pergi sekarang?" tanya Nicholas pada Alexa dengan nada dinginnya.
Alexa pun mengangguk, "ayo."
Semua orang menyingkir untuk memberi jalan pada Alexa dan Nicholas. Alexa lantas menoleh, melihat ke arah Farah yang ternyata sedang menatapnya penuh permusuhan. Tetapi justru hal itu membuat Alexa senang. Alexa lantas menunjukan senyuman penuh kemenangan pada Farah. Hal itu membuat Farah semakin meradang.
Nicholas membawa Alexa pergi dari ballroom itu, membawanya sampai ke sebuah lorong yang sepi. Nicholas lantas menghimpit tubuh Alexa di antara dinding, mengunci pergerakan wanitanya dengan meletakkan kedua tangannya ke sisi tubuh Alexa.
"Apa yang kamu lakukan tadi? Kamu membiarkan diri kamu untuk dipermalukan?" tanya Nicholas dengan nada dinginnya.
"Aku juga ngira dia akan berbuat seperti itu." Alexa mengerucutkan bibirnya. "Oh iya tadi akting kamu bagus juga. Kamu bilang di depan semua orang kalau aku yang terbaik," ucap Alexa membuat Nicholas mendengkur kesal.
"Dengar!" Nicholas menyentuh dagu dengan jari telunjuknya lalu mengangkat wajahnya, memperebutkan pandanganya dengan Alexa. "Tidak ada yang boleh menindas kamu, kecuali aku," ucap Nicholas diikuti senyum mengejeknya.
Giliran Alexa mendengkus kesal. Pria di hadapan sangat pandai mempermainkan perasaan seseorang. Setelah dirinya dibuat melayang dan dalam sekejap langsung dijatuhkan.
"Baiklah, lain kali aku tidak akan membiarkan orang lain menindas aku." Alexa berjinjit, mengalungkan kedua tangannya ke leher Nicholas. "Lagi pula orang akan takut hanya dengan mendengar nama kami saja. Jadi aku tidak perlu repot-repot untuk membalas perkataan mereka."
"Bagus."
Untuk sesaat keduanya saling beradu pandang masih pada posisi yang sama. Sampai pandangan Nicholas turun ke dada Alexa. Ada senyum sinis disudut bibir saat melihat penampilan Alexa.
"Apa kamu ingin menggoda para laki-laki dengan pakaian seperti ini?" tanya tanpa mengalihkan pandangannya dari
"Siapa yang ingin menggoda para laki-laki? Aku hanya menyukai gaun ini." Alexa menoleh ke arah lain mengindari tatapan Nicholas.
"Sudahlah ayo kita kembali ke tempat pesta. Pasti semua orang sudah nunggu kamu," ajak Alexa.
"Kita kembali ke kamar saja," tolak Nicholas.
"Baiklah. Aku juga sudah tidak mood," balas Alexa.
"Nicholas"
Langkah mereka terhenti ketika melihat seorang perempuan berdiri tidak jauh di hadapan mereka. Nicholas sangat mengenali wanita itu.
"Ck!" Nicholas berdecak lantas tanpa permisi menarik tengkuk Alexa untuk menyatukan bibirnya dengan Alexa.
Mata Alexa terbelalak mendapat serangan dadakan itu. Alexa mendorong dada Nicholas agar berhenti, tetapi pria itu begitu kuat.
"Balas aku, Alexa," bisik Nicholas.
"Hah!" Wajah Alexa berubah cengo.
Nicholas dengan cepat kembali menyatukan bibir mereka, melumat bibir Alea pelan tetapi memaksa. Alexa kewalahan mengimbangi permainan Nicholas, namun lama kelamaan Alexa berhasil menguasai keadaan. Keduanya saling menaut bibir sama lain dengan penuh kelembutan.
Awalnya Nicholas hanya ingin membuat marah wanita yang baru saja memanggilnya. Namun, makin lama Nicholas justru terkesan menikmati kebersamaannya dengan Alexa.
sabaaaar yaaa ,,sebentar juga malam
ditunggu jawabannya thoor ,,kalo bisa jangan kelamaan hehe
nicholas yang ngelakuin itu ke Alexa, dan dia baru tahu setelah sekian lama,, makanya dia ada bersama Alexa sekarang