Lanjutan dari "Cinta Di Penghujung Nafasku".
Seorang dokter muda dan tampan bernama William Anderson terlibat ONS bersama dengan dokter Koas dirumah sakit tempatnya bekerja hingga membuat sang gadis hamil.
Viona Harumi,seorang mahasiswi kedokteran yang tengah menjalani masa koas harus terlibat skandal dengan dokter pembimbing nya dirumah sakit hingga membuatnya hamil.
Bagaimana kisah Viona dan William yang terpaksa menikah demi anak yang dikandung oleh Viona??
Lalu bagaimana dengan kisah cinta William dan sang kekasih yang sudah berjalan hampir lima tahun??
Lalu bagaimana dengan Kanaya yang tiba tiba harus menerima kenyataan pahit saat kekasihnya harus menikahi keponakan nya sendiri??
yuukkk simak kisah cinta segitiga mereka disini...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Triyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sepuluh
Satu bulan telah berlalu dari kejadian dimana William tahu jika Viona hamil. Namun tidak ada yang berubah dari hubungan Viona, William dan juga Kanaya.
Semua tampak normal dan biasa saja. Hanya saja, kini Viona terlihat semakin menjaga jarak dengan william. Tak jarang Viona mangkir dari tugasnya jika diharuskan berinteraksi langsung dengan William.
Hal itu tentu saja, membuat William merasa ada yang aneh dengan tingkah salah satu dokter koas nya itu. Seperti hari ini, di antara deretan dokter koas yang ada dibawah pengawasan nya, William tidak mendapati gadis itu.
"Viona Harumi kemana? Bukan nya ini jadwal nya wawancara bersama dengan kalian? Kenapa dia tidak hadir?" tanya William saat melihat deretan dokter koas yang ada didepan nya.
"Maaf Dok, Viona tadi izin sakit. Bukan cuma hari ini saja, Viona bahkan sudah ijin dan tidak masuk bertugas sejak kemarin." jawab Alex yang memang orang terdekat dengan Viona.
"Kenapa kamu tidak melaporkan hal itu padaku?" tanya William lagi.
"Maaf Dok, saya lupa. Oh iya, ini surat izin dan juga surat dokter yang dikirimkan oleh Vio kepada saya." jawab Alex lagi sembari menyerahkan dua buah amplop kepada William.
William pun segera mengambil kedua amplop itu. Lalu menyimpan nya di laci meja kerjanya dan melanjutkan jadwal wawancara untuk para dokter koas nya tanpa kehadiran Viona.
Usai melakukan tugas nya, William pun bergegas keluar dari rumah sakit untuk menemui Kanaya yang saat itu mengajaknya untuk bertemu disebuah restoran.
Saat berada di perjalanan, lebih tepat saat mobil William berhenti disebuah lampu merah. Tanpa sengaja netranya menangkap sosok dokter koas yang tadi mangkir dari tugas nya tengah berbincang dengan seseorang yang diperkirakan itu adalah seorang ojol.
Dilihat dari jaket pria yang dikenakan oleh orang itu. Sebuah jaket kebesaran dan kebanggaan para ojol ternama di tanah air. Namun, entah kenapa melihat hal itu perasaan William berubah menjadi tidak nyaman dan tidak tenang. Hingga, tanpa sadar pria itu pun langsung membanting setir mobilnya jadi mengikuti Viona disaat gadis itu pergi bersama driver ojol tersebut.
Meski begitu, William tetap menjaga jarak aman agar Viona tidak menyadari akan keberadaan nya yang tidak jauh dari motor yang Viona tumpangi.
Dahi William mengerut mana kala Viona terlihat pergi ke suatu tempat yang begitu sepi dan lumayan terpencil. William terus memantau pergerakan Viona karena William merasa sepertinya ada yang tidak beres dengan tempat itu.
Hingga akhirnya, William pun melihat Viona berhenti dan memasuki sebuah bangunan yang begitu asing di matanya. Setelah melihat Viona masuk ketempat itu, William pun segera turun dari mobilnya dan meneliti kondisi sekitar bangunan sederhana itu.
Terlihat ada beberapa orang yang berlalu lalang di sana. Namun, lagi lagi William merasa ada yang aneh dengan tempat itu dan juga orang orang yang keluar masuk di dalam bangunan itu.
"Masuk saja Mas, nemenin pasangan nya yang aborsi ya? Jangan malu malu, disini kami sudah biasa kok." ucap salah satu pegawai kebersihan yang kebetulan lewat membuang sampah dan melihat William tengah celingukan didepan bangunan yang lebih mirip dengan sebuah rumah itu.
Deg...
"Apa katanya tadi? Aborsi? Jadi gadis itu datang ke sini untuk aborsi?" batin William bermonolog, tak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar.
"Sial..." lanjut William yang langsung berlari masuk ke dalam bangunan yang baru saja di masuki oleh Viona.
...***...
Sementara itu, Viona sendiri sudah nampak memasuki sebuah ruangan dimana dia akan membuang janin yang saat ini ada didalam rahim nya.
Usai mengisi formulir dan melakukan pembayaran. Viona pun langsung masuk ke ruangan operasi. Dimana, Viona menjadi orang kedua yang masuk keruangan itu.
Dengan wajah yang tegang, Viona mulai membaringkan tubuhnya di ranjang tempat orang orang yang tidak menginginkan kehamilan mereka membuang janin mereka dan salah satu orang itu adalah Viona yang saat ini sudah siap kehilangan calon anaknya.
"Santai saja ya Mbak. Kami akan mulai memasukan obat bius nya agar Mbak tidak merasakan apapun saat proses pembuangan janin berjalan." ucap salah satu suster yang bertugas membantu dokternya di sana.
Viona hanya mampu menganggukkan kepalanya untuk menjawab apa yang suster tadi katakan dan setelah beberapa saat kemudian pandangan Viona pun mulai kabur hingga akhirnya menggelap dan Viona pun sudah mulai pingsan.
Bertepatan dengan Viona menutup matanya pintu ruangan itu pun didobrak dari luar oleh seseorang, hingga menimbulkan bunyi yang cukup keras dan mengejutkan semua orang yang ada di dalam sana.
Akan tetapi, tidak termasuk Viona karena wanita itu sudah pingsan karena obat bius yang diberikan untuk memulai proses pembuangan janin nya sudah mulai bereaksi.
Braaaakkkk
"Berhenti atau aku akan memanggil polisi sekarang juga." teriak William yang membuat dokter dan suster didalam ruangan itu menghentikan pergerakannya.
"Siapa kamu? Kenapa kamu masuk begitu saja dan membuat onar di sini?" tanya Dokter yang saat itu siap melakukan tugasnya.
"Aku suaminya. Jangan berani berani kamu menyentuh istriku atau aku akan melaporkan tempat ilegal ini ke pihak yang berwajib agar kalian semua ditangkap dan masuk penjara." jawab William menatap tajam kepada dokter yang berdiri tidak jauh dari ranjang dimana Viona terbaring saat ini.
Mendengar ucapan William, dokter itu pun langsung terlihat gemetar ketakutan. Hingga, semua orang yang ada di sana pun akhirnya berjalan mundur menjauhi ranjang tempat Viona berbaring dan membiarkan William membawa Viona pergi dari sana.
Tanpa banyak bicara lagi, William pun langsung mengangkat tubuh Viona dan membawa nya keluar. William memasukkan Viona kedalam mobil bagian belakang lalu bergegas meninggalkan tempat itu.
Sebelum pergi, terlebih dahulu William menutupi tubuh Viona dengan jas yang tersimpan di dalam mobilnya. William pun segera melajukan mobilnya menuju ke apartemen miliknya.
Karena hanya itu yang terpikir oleh nya saat ini. William tidak tahu dimana Viona tinggal selama ini. Karena selama saling mengenal, mereka sama sama saling membatasi diri dan tidak memiliki hubungan yang dekat meski sudah saling mengenal sejak lama.
Itulah yang membuat William akhirnya membawa Viona ke apartemennya untuk mengamankan wanita itu untuk sementara waktu. Sampai William tahu, apa alasan di balik niat Viona menggugurkan kandungan nya.
''Dimana pria bajingan yang sudah menghamili nya? Kenapa dia sampai mau menggugurkan kandungan itu?'' batin William bermonolog lagi..
Entah kenapa William merasakan amarahnya naik saat tahu jika Viona berniat membuang janin nya. Dadanya terus bergemuruh menahan emosi yang ingin meledak. Namun, di saat yang sama, William juga merasa bingung kenapa tiba tiba merasakan hal itu. Padahal diantara mereka tidak ada hubungan yang spesial selain dokter senior dan juga calon dokter, itu saja, tidak lebih.
...***...
🌸 Jangan lupa tinggalkan jejak ya,like,komen dan subscribe...Biar Othor lebih semangat lagi,terima kasih 🥰🥰🥰 love sekebon untuk kalian ♥️♥️♥️*