Meski umurnya akan menginjak 30 tahun, Rayna belum terpikirkan untuk menikah, ia masih ingin menikmati hidup dengan bebas.
Hal itu justru menjadi masalah besar bagi sang Mama yang ingin Rayna segera menikah, Mamanya pun mencari berbagai cara agar Rayna mau menikah, hingga akhirnya ia meminta sang suami agar mencarikan pendamping untuk sang anak.
Beberapa kandidat telah terpilih hingga pilihan sang Mama jatuh pada seorang pria.
Bagaimana kelanjutan kisahnya? apakah Rayna menerima pria yang dipilihkan sang Mama?
Kalau kepo langsung baca ceritanya ya......
🥕🥕🥕
Follow INSTAGRAM @LALA_SYALALA13
Follow TIKTOK @LALA_SYALALAA13
Follow FACEBOOK @LALA SYALALA
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lala_syalala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kerja Bagus
"Mas," panggil Rayna dan menunjukkan foto-foronya pada Alvin.
"Oh itu, aku emang gak suka foto," ucap Alvin.
"Ya, tapi kok ini fotoku semua Mas ya ada foto lain, itupun foto pemandangan," ucap Rayna.
"Seperti yang aku bilang tadi, aku gak suka foto," ucap Alvin.
"Ayo foto berdua," ucap Rayna dan mengarahkan ponselnya untuk mengambil gambar keduanya.
"Aku gak suka foto," ucap Alvin.
"Is, bentar doang, lagian fotonya sama aku kok bukan cuma Mas aja," ucap Rayna.
Mau gak mau Alvin pun mengikuti apa yang diinginkan Rayna, meksipun dengan enggan Alvin mendekat pada Rayna. "Senyum, Mas," ucap Rayna.
"Ngapain sih senyum segala, udah yang penting aku mau foto gitu aja," ucap Alvin.
"Yaudah iya, gitu aja gak usah marah," ucap Rayna.
"Gak ada yang marah," ucap Alvin.
"Ini, udah," ucap Rayna dan memberikan ponsel tersebut pada Alvin.
"Kalau mau foto lagi, foto aja," ucap Alvin.
"Gak usah, udah malam. Lebih baik habisin ini terus pulang," ucap Rayna.
Alvin pun menaruh ponselnya pada saku jaketnya lalu kembali menikmati udara disana bersama Rayna hingga hari semakin malam dan mereka pun memutuskan untuk pulang, namun saat mereka akan masuk ke dalam mobil tiba-tiba seorang warga datang dan membuat gaduh semua yang ada disana.
"Gawat, jembatan penghubung desa roboh tersapu banjir di sungai," ucap seorang warga.
"Terus kita kalau mau pulang gimana, Pak?" tanya salah satu pengunjung.
"Gak bisa pulang, kalau mau muter. Tapi jauh dan tempatnya juga sempit terus sampingnya jurang sama jalanannya juga gak enak," ucap warga tersebut.
"Terus gimana ini?" tanya pengunjung lainnya.
"Kalau saran saya pulangnya besok aja kalau sekarang takutnya susah lewat jalan alternatif, kalau besok pas pagi atau siang kan enak pokok jangan malam," ucap warga tersebut.
"Jembatannya bener-bener gak bisa kepake sama sekali Pak?" tanya pengunjung lainnya.
"Gak bisa Mas, soalnya udah roboh. Airnya mungkin sisa dari hujan kemarin sama tadi pagi makanya sampai banjir gitu," ucap warga tersebut.
"Gimana ini Mas?" tanya Rayna yang khawatir ia tidak bisa pulang karena jembatan di desa tersebut hancur karena banjir.
"Kita cari penginapan dekat sini saja, kita ikuti saran warga buat pulang besok pagi," ucap Alvin dan diangguki Rayna.
Alvin dan Rayna pun mencari penginapan terdekat untuk tidur malam ini, namun karena memang banyaknya orang yang juga terjebak di desa tersebut membuat beberapa penginapan penuh. "Udah penuh semuanya, Mas. Kita tidur di dalam mobil aja gimana?" tanya Rayna.
"Jangan di dalam mobil, kita cari lagi," ucap Alvin.
"Permisi, Mbak. Apa kamarnya masih ada ya untuk 2 orang?" tanya Alvin.
"Masih ada, Pak. Tapi, yang tersisa hanya yang biasa," ucap resepsionis.
"Yaudah, Mbak. Gapapa, saya ambil itu," ucap Alvin.
Sebenarnya Alvin enggan untuk mengambil kamar yang biasa, tapi melihat Rayna yang begitu kelelahan membuat Alvin tidak tega dan menerima kamar tersebut.
Sesampainya di dalam kamar tersebut, Alvin benar-benar tidak suka karena kamarnya termasuk kecil bahkan kamarnya lebih besar dari kamar ini, "Kita cari penginapan yang lain aja," ucap Alvin.
"Gak usah, Mas. Pakai kamar ini aja, ini udah malam loh, aku capek banget kalau harus cari penginapan lain. Iya kalau dapat yang bagus, kalau dapat yang kayak gini juga gimana," ucap Rayna.
"Tapi, kamu bisa tidur di tempat kayak gini?" tanya Alvin.
"Aku bisa tidur dimanapun yang penting ada bantalnya, udah ayo masuk, Mas," ucap Rayna dan menarik tangan Alvin.
Begitu masuk ke dalam kamar tersebut, Rayna langsung merebahkan tubuhnya di kasur dan ia pun langsung tertidur. Alvin yang melihat hal itupun geleng-geleng kepala, Alvin segera mengikuti Rayna dan tidur di samping Rayna, meksipun sulit tapi akhirnya Alvin pun bisa tidur.
Pagi harinya, Rayna bangun dan mendapati Alvin yang tengah memeluknya. Rayna menatap suaminya itu dan ia pun tersenyum, "Gak usah senyum-senyum gitu, ini masih pagi," ucap Alvin yang masih memejamkan matanya.
Rayna yang ketahuan pun begitu malu, Rayna membalas pelukan Alvin, Rayna begitu nyaman berada di pelukan Alvin saat ini hingga ia enggan untuk bangun dan pulang.
"Mau pulang atau disini terus?" tanya Alvin.
"Pulang, tapi bentar. Kayak gini masih nyaman," ucap Rayna.
Alvin pun mengecup kening Rayna dan mengeratkan pelukannya, "Mas," panggil Rayna.
"Apa?" tanya Alvin.
"Kita gak di grebek kan?" tanya Rayna.
"Ngapain di grebek?" tanya Alvin.
"Ya kan biasanya kalau villa di tempat kayak gini tuh suka ada orang yang grebek gitu, kan gak lucu kalau kita di grebek," ucap Rayna.
"Kita udah nikah, ngapain mereka grebek kita. 5 menit lagi kita harus siap-siap dan pulang," ucap Alvin.
"Iya iya, bawel banget," ucap Rayna.
Akhirnya setelah bersiap-siap, Alvin dan Rayna pun segera keluar dari penginapan tersebut dan masuk ke dalam mobilnya, mereka cukup terkejut karena melihat banyaknya warga yang ada di luar penginapan.
"Ada apa, Bu? kok rame gini ya?" tanya Rayna.
"Oh itu Mbak, ada yang di grebek soalnya belum nikah udah enak-enak, mana enak-enaknya di kebon lagi Mbak," ucap Ibu-ibu yang merupakan warga setempat.
"Ayo pulang," ajak Alvin.
Ibu-ibu tersebut pun melihat Rayna dan Alvin secara bergantian, untung saja Rayna mengerti apa yang ada di pikiran Ibu tersebut dengan segera Rayna menjelaskan statusnya dengan Alvin.
"Oh, ini suami saya. Kita sudah menikah kok, Bu," ucap Rayna dan menunjukkan cincin di jari manisnya dan cincin yang di pakai Alvin.
Ibu-ibu tersebut pun mengangguk mengerti, "Saya kirain kalian belum menikah," ucap Ibu tersebut.
"Mari, Bu," pamit Rayna dan diangguki Ibu-ibu tersebut.
Rayna dan Alvin pun msuk ke dalam mobil, "Wah, kan aku bilang juga apa kalau di tempat kayak gini itu pasti sering di grebek," ucap Rayna.
"Itu karena mereka melakukannya di tempat yang terlihat," ucap Alvin.
"Ya, sama aja Mas. Untung aja aku tadi dengan cepat jelasin ke Ibu itu, kalau gak bisa-bisa dia ngira kita bukan pasangan," ucap Rayna.
"Kerja bagus," ucap Alvin.
Alvin pun mengendarai mobil tersebut dan benar saja apa yang dikatakan warga setempat kemarin karena ternyata jalan alternatif memang sempit, jalanannya tidak rata bahkan pinggirnya pun jurang. Untung saja Alvin sudah profesional sehingga dapat mengatasi jalan seperti ini, jika Rayna yang mengendarai mobil di jalan seperti ini maka dapat Rayna pastikan ia akan memilih untuk berjalan kaki atau meminta seseorang menjemputnya.
.
.
Bersambung.........
ᴏ ᴋᴋ ᴠɪsᴜᴀʟ ɴʏ ᴍɴ