Menceritakan tentang Vela, gadis yang tiada karena di bunuh oleh orang yang telah membunuh kekasihnya. Ia terbangun di kehidupan sebelumnya, pada masa Dinasti Kerajaan. Ia seorang Putri Kerajaan bernama Tania, Putri lemah yang dibenci oleh ayahnya dan selalu disiksa oleh saudara dan ibu tirinya.
Putri Tania sangat membenci Raja Oberon, Laki-laki yang sudah lama akan dijodohkan dengannya, Tania dan keluarganya tidak bisa menolak perjodohan itu, karena Raja Oberon adalah Raja terkuat, terkejam, dan ialah Raja di atas para Raja. Namun, bagi Vela, Raja Oberon adalah orang yang sangat berarti dalam hidupnya.
Saat tiba-tiba Putri Tania (Vela) menerima Perjodohan nya dengan Raja Oberon, saat itulah semuanya berubah. Di mulai Tania yang membalas semua perlakuan ayah dan ibu tirinya, melalui kekuasaan yang diberikan Raja Oberon, dan munculnya orang-orang terdekat Vela.
#1 Fantasi series
#Kalau suka jangan lupa jejaknya❤
#*** Konten UwU tinggi ya
#1000% karya original
#Plagiat?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Salvador, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 27 : Balas dendam
“Ayo.., aku ingin latihan..” Rengek Tania, Oberon mengacuhkannya dan masih menyisir rambut panjang Tania yang masih basah selesai mandi pagi ini.
“Tidak, sayang. Sekarang ayo ganti kain penutup lukamu.” Tania menggeleng, “Tidak, kecuali kita latihan hari ini!” Bantah Tania, ia menjauhkan kepalanya ketika Oberon hendak membuka kain penutup lukanya.
“Tania, lukamu saja masih berdarah, tolong mengerti, ya?” Ucap Oberon lembut, Tania menghembuskan nafasnya kasar, dan membiarkan Oberon mengganti kain penutup lukanya dengan lembut dan penuh kehati-hatian.
“Aku ingin segera menggunakan sihir untuk membalas Bianca!!” Gerutunya, Oberon yang telah selesai pada kegiatannya mengelus kepala Tania lembut, “Ingin kau apakan, hm? Tanpa membuang tenagamu aku bisa membunuhnya sekarang.” Ucap Oberon, ia benar-benar geram pada gadis itu karena telah melukai Tania.
“Tidak Oberon, kita harus menyiksanya terlebih dahulu!” Oberon yang mendengar itu tersenyum, “Baiklah, terserah apapun yang akan kau lakukan, sayang.”
Bahagia, bahkan sangat bahagia. Itu yang dirasakan Oberon sekarang, Tania-nya benar-benar telah menerimanya dan sekarang serasa satu frekuensi dengannya.
Tok.. Tok.. Tok..
“Masuk.” Ucap Oberon dingin.
Tania menoleh pada pintu yang terbuka menampilkan selir Larissa disana, “Ah, Ibu. Silahkan masuk.” Ucapnya, Selir Larissa masuk dan sedikit menundukkan kepalanya hendak memberi hormat pada Oberon, “Salam Yang Mulia Raja Oberon.”
“Ada apa?” Tanya Oberon dingin, bahkan menatap Selir Larissa tajam. Sejak Tania bercerita kemarin ia benar-benar membenci semua keluarga Kerajaan Dalbert.
“Hmm, Oberon bisa keluar sebentar? Aku ingin bicara dengan Ibu Larissa.” Ucap Tania, Oberon mengangguk, sebelum keluar ia masih menatap selir Larissa tajam seolah ingin melukai miliknya.
“Ibu, maafkan Oberon. Ah, silahkan duduk.”
Selir Larissa tersenyum, “Tak apa, Ibu ingin melihat keadaanmu, bagaimana?” Tanyanya sembari duduk di kursi kamar Tania.
“Seperti yang ibu lihat, aku baik-baik saja.”
“Tania, kau masih dekat dengan Raja Oberon?” Tanya Selir Larissa, Tania mengangguk, “Sepertinya aku benar-benar sudah jatuh cinta padanya.”
Selir Larissa yang mendengar itu tersenyum, “Ibu senang mendengarnya. Raja Oberon mungkin memang laki-laki yang tidak terlalu baik, tapi melihat perjuangannya selama ini ibu yakin ia benar-benar mencintaimu.”
“Ya, selain itu aku yakin Raja Oberon bisa membantuku balas dendam.” Ucapan Tania membuat Selir Larissa menyerngit, “Balas dendam?”
Tania mengangguk, sudah ia putuskan untuk memberi tahu pada Selir Larissa sebelumnya.
“Ibu, kau tau bukan bagaimana penderitaanku selama ini? Aku tidak ingin menjadi lemah lagi. Aku ingin membalas perlakuan mereka semua.” Jelas Tania. Selir Larissa mengangguk mengerti, ia tau betul bagaimana perasaan Tania selama ini.
“Semua tergantung bagaimana keputusanmu. Hmm, Tania?”
“Ya?”
“Entah perasaan ibu atau apa, aku rasa kau sedikit, berbeda sejak sadar kemarin.” Ucap Selir Larissa.
Tania terdiam, “Ibu, ini aku. Aku hanya ingin merubah sifatku dan tak ingin menjadi lemah lagi.”
“Hmm, begitu. Yang terpenting ikuti apa kata hatimu sebelum melakukan sesuatu.” Ucap Selir Larissa, Tania mengangguk, “Ibu tidak perlu khawatir.”
“Ya sudah, ibu pergi dulu masih banyak pekerjaan yang harus ibu selesaikan.” Tania mengangguk kemudian Selir Larissa keluar dari kamarnya.
Tak lama Tania pun keluar dari kamarnya, melihat di mana keberadaan Oberon, namun tak ada di sekitar kamarnya. Kemudian dua orang prajurit Kerajaan Dalbert lewat dan menyapanya.
“Salam hormat, Tuan Putri.” Sapa kedua prajurit itu, Tania tersenyum membalas sapaan mereka.
“Apa kalian melihat Raja Oberon?” Tanya Tania, dua prajurit itu mengangguk. “Tadi kami bertemu di lorong istana, Tuan Putri. Sepertinya Raja Oberon menuju ruang belakang istana. Ia bersama seorang Prajurit.” Jawab salah satu dari mereka.
“Ah, begitu. Baiklah Terima kasih.” Tania langsung pergi menuju lorong istana yang di tunjuk prajurit tadi.
Disini adalah jalan menuju bagian belakang Istana Dalbert, tentunya ini jalan buntu karena di ujungnya tembok istana. Tania memperhatikan ruangan-ruangan tak terpakai, satu yang menarik perhatiannya ketika salah satu pintu terbuka.
Apa mungkin Oberon di sana? Tapi apa yang dia lakukan? Batinnya.
Bugh
Bruk
Tania mendengar suara seperti sesuatu yang di banting dari ruangan itu, ia mengintip dari luar dan memperhatikan apa yang terjadi di dalam sana.
***
Jejaknya janlup:)