"Maafkan aku, tak bisa menepati janjiku untuk tetap setia padamu, sayang. Pada akhirnya aku kalah dengan nafssu." Jeff bersimpuh di depan istrinya, Queen Ariana. Pria itu menyesal karena tak bisa menepati janji nya pada sang istri, untuk tetap setia dengan nya.
"Aku sudah menyiapkan hatiku saat hal ini terjadi, aku cukup tau diri, Mas." Queen tersenyum manis, nyatanya sudah dari lama dia mengantisipasi hal ini.
"Aku hanya wanita pelampiasan hasrat, sadarlah Kirana. Kau tak berarti apapun bagi tuan Jeff, karena dia mencintai istrinya." Kirana Andriana, perempuan yang mengorbankan masa depan nya sendiri, demi melunasi hutang-hutang yang di tinggalkan sang ayah.
Akankah Jeff membuka hatinya untuk Kirana? Setelah banyak malam yang mereka lewati bersama, akankah perasaan nya berubah pada Kirana?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sendi andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10 - Makan Siang Bersama
Kirana kembali masuk ke ruangan Jeffran setelah selesai mengantar rekan bisnis nya tadi. Seketika dia merasa gugup jika harus berada di ruangan ini berdua dengan pria itu, tentu nya dia takut pria itu berbuat macam-macam, seperti waktu itu.
"Tuan, apa masih ada urusan lagi hingga memanggil saya kembali kesini?" Tanya Kirana pelan-pelan, dia menundukan wajah nya tak berani menatap Jeff.
"Tatap aku, saat bicara! Aku disini, bukan di bawah." Tegas Jeff, membuat Kirana langsung mendongakan wajahnya, mengumpulkan nyali nya untuk menatap wajah Jeffran.
"Aku hanya tak suka kau terlalu ramah pada orang asing." Jawab Jeff datar, membuat Kirana mengernyit heran, apa maksud nya ini?
"M-maksud anda? Bukan kah sudah tugas saya untuk ramah pada klien, tuan?"
"Hanya pada klien, bukan pada asisten nya!" Tegas Jeffran dengan sorot tajam nya, membuat nyali Kirana menciut seketika.
"B-aik tuan saya mengerti." Jawab Kirana, meski perempuan itu tak tau apa alasan bos nya melarang dia bersikap ramah pada asisten tuan Martin tadi, tapi dia memilih menurut saja daripada kena amuk.
"Ini bonus mu."
"Bonus lagi tuan? Bukan nya kemarin saya juga dapat bonus?" Tanya Kirana heran, setiap minggu dia terus mendapat bonus, bahkan minggu ini mendapatkan bonus itu dua kali.
"Kau dengar sendiri tadi Pak Martin sangat puas dengan cara mu bekerja, dan berkat kau juga dia mau berinvestasi besar-besaran. Anggap saja ini sebagai ucapan terimakasih atas kinerja mu."
"Baiklah tuan, terimakasih. Kalau sudah tidak ada yang ingin tuan bicarakan. Saya permisi dulu," Pamit Kirana, sedangkan Jeff hanya menjawab nya dengan anggukan.
Kirana keluar dari ruangan Jeff dengan senyum cerah nya, dia memasukan amplop berisi uang bonus itu ke dalam tas nya. Lalu kembali mengerjakan tugas nya sebagai sekretaris.
Hingga tak terasa waktu sudah menunjukan waktu makan siang, Kirana merenggangkan otot nya yang terasa pegal karena terlalu banyak memijat tombol keyboard komputer.
"Kiran, mau makan ke kantin?" Tanya Hanna.
"Nggak, Han. Hari ini aku bawa bekal, buat ngirit." Jawab Kirana sambil menunjukkan wadah bekal miliknya.
"Ohh yaudah, aku pergi dulu. Kali aja mau nitip?" Tawar Hanna.
"Mau es lemon tea ya, Han."
"Oke, aku kesana dulu." Kirana menjawab nya dengan anggukan, karena dia sudah mulai menyuapkan makan siang nya.
Setelah kepergian Hanna, Kirana makan dengan tenang. Sesekali mengscroll akun media sosial nya, melihat list drama yang belum dia tonton.
"Ehemm..." Suara deheman di belakang nya membuat Kirana menolehkan kepala nya, dia tersenyum canggung lalu berdiri dari duduknya, lalu membungkukan setengah badan nya.
"Iya Tuan."
"Kau tak ke kantin?" Tanya Jeffran datar.
"Saya bawa bekal dari rumah, Tuan." Jawab Kirana singkat.
"Kenapa? Apa bonus mu habis?"
"Ti-tidak tuan, yang minggu kemarin saja masih ada, apalagi yang kemarin. Tapi saya menghemat nya, untuk berjaga-jaga kalau obat ibu saya habis." Jawab Kirana, dengan senyum yang terlihat canggung.
"Makan dengan apa? Apa itu masakan mu sendiri?" Tanya Jeff, sambil melongokan kepala nya ke arah ruangan Kirana.
"Iya tuan, hanya masakan sederhana." Jawab Kirana lirih .
"Bolehkah saya menyicipi nya?" Tanya Jeff membuat Kirana melotot. Apa dia tidak salah dengar?
"Kenapa Kiran? Apa tidak boleh?" Tanya Jeff, saat Kirana tak juga menjawab pertanyaan nya.
"Bo-boleh tuan," Jawab Kirana terbata.
Jeffran mendekat dan duduk di dekat Kirana, membuat jantung perempuan itu dag-dig-dug tak karuan. Pria itu bersiap mengambil sendok dari wadah bekal Kirana, tapi perempuan itu buru-buru merebut nya, membuat Jeff menatap perempuan itu dengan kening mengernyit heran.
"Kenapa? Bukan nya kau memperbolehkan aku menyicipi nya hmm?"
"Sendok ini bekas saya, saya cuci dulu sebentar." Kirana bersiap melangkahkan kaki nya, namun tangan nya di cekal oleh Jeff.
"Tak usah Kiran, saya makan bekas kamu juga gapapa."
"Tidak Tuan, itu tidak sopan. Sebentar saya cuci dulu." Jeff hanya tersenyum kecil saat melihat perempuan itu berlari ke kamar mandi, hanya untuk mencuci peralatan makan bekas nya.
Tak lama, perempuan itu kembali dengan menenteng sendok dan garpu yang sudah dia cuci bersih. Dia juga mengelap nya dengan tissu sebelum memberikan nya pada Jeff.
"Silahkan tuan, maaf kalau masakan saya tidak sesuai dengan selera anda."
"Duduk lah Kiran, ayo makan dengan ku." Kirana pun menurut dan duduk di samping Jeff yang mengambil alih wadah bekal makan siang nya.
Jeff menyuapkan makanan buatan Kirana lalu mengunyah nya dengan perlahan, dia menatap wadah makanan itu dengan heran, masakan sederhana tapi terasa sangat enak.
"Kenapa tuan?" Tanya Kirana, khawatir kalau ternyata masakan nya tak enak.
"Kau memasak nya dengan bumbu apa? Ini enak, Kiran."
"Seperti masak sup biasa tuan, hanya saja saya menggunakan sedikit jamur." Jawab Kirana, bibir nya melengkung sedikit saat mendengar pujian Jeff terhadap masakan nya.
"Bisakah besok kau memasak untuk ku?" Tanya Jeffran serius.
"H-ahh? Apa tuan bercanda?"
"Apa wajah saya terlihat sedang bercanda, Kiran?" Balik tanya Jeff, membuat Kirana mengerti kalau bos nya serius.
"Bisa?" Tanya Jeffran lagi.
"Bi-sa tuan bisa.." Jawab Kirana terbata.
"Baguslah, ini apa?" Tanya Jeff menunjuk perkedel kentang di wadah yang satu nya.
"Perkedel kentang tuan."
Jeff mengambil perkedel itu tanpa ragu dan memakan nya dengan lahap.
"Ada yang kurang dengan masakan mu ini, Kirana."
"Ap-apa tuan?"
"Sambel, kurang sambel." Jawab Jeff, lalu menatap Kirana yang terlihat masih canggung berdekatan dengan nya.
"Sambel ya? Aahh baiklah, besok saya akan membuat sambel juga."
"Hmmm.." Jeff hanya berdehem, karena mulutnya penuh dengan perkedel.
"Apa tuan punya alergi?"
"Udang, saya alergi udang." Jawab Jeff, membuat Kirana manggut-manggut. Padahal, dia berencana memasak udang saus asam manis untuk besok, tapi saat mendengar kalau pria itu alergi, dia harus kembali memutar otaknya, kiranya memasak apa agar tidak terlalu sederhana? Karena masakan itu akan dia berikan pada atasan nya.
"Kenapa? Ayo makan lagi."
"I-iya tuan." Kirana melanjutkan makan nya, karena dia memang belum kenyang. Karena sebagian makanan nya di ambil alih oleh Jeff, termasuk perkedel nya. Dia bahkan belum menyicipi satu pun perkedel itu, eehh malah di makan Jeff semua.
.......
🌷🌷🌷🌷