NovelToon NovelToon
Cinta Tulus Kania

Cinta Tulus Kania

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:2.7M
Nilai: 4.7
Nama Author: santi.santi

Kania Abinaya sangat mencintai tunangannya yang bernama Alam. Meski mereka sudah lebih dari satu tahun menjalin hubungan namun Alam masih saja bersikap dingin kepada Kania.Tapi karena rasa cintanya yang sangat besar kepada Alam, Kania seloah buta dengan semua itu.

Hingga suatu hari Kania mengetahui alasan sikap dinginnya Alam kepadanya yaitu karena Alam tidak mencintainya. Yang lebih menyakitkan lagi ternyata Alam adalah kekasih kakak angkatnya, yaitu Dania. Dania memaksa Alam untuk menerima cinta Kania sebagai rasa terimakasihnya kepada keluarga Kania, karena telah merawat dan membesarkan Dania penuh cinta dan kasih sayang.

Kania lebih memilih pergi mengasingkan diri dari mereka. Kania juga sangat menyayangi Dania, Kania tidak mau kakaknya itu mengorbankan cintanya demi Kania.

Hingga 3 tahun kemudian Alam dan Kania di pertemukan lagi, dimana saat itu Kania melihat Alam masih memakai cincin pertunangan mereka dulu.
Apa yang membuat Alam masih memakai cincin itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi.santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

10

Siapa yang tidak cemas ketika orang yang kita cintai sedang berjuang di atas meja operasi berjuang antara hidup dan mati. Tidak akan ada yang tau tentang rahasia kedua hal itu. Tapi sebagai manusia yang memiliki Tuhan, hendaklah kita berharap untuk sebuah kehidupan.

Seperti yang di lakukan ke empat orang yang duduk di depan ruang operasi itu. Lampu di atas pintu itu sudah berwarna merah, pertanda operasi sudah di mulai. Tak hentinya mereka melafalkan doa-doa kepada sang Maha pencipta untuk keselamatan dan keberhasilan operasi jantung suami, Ayah dan mertua mereka.

Tak ada suara, yang ada hanya sunyi di tambah nuansa putih khas rumah sakit membuat suasana terasa dingin dan mencekam.

Tapi ada sesuatu yang aneh ketika lampu itu baru saja menyala kini sudah padam kembali, bahkan belum ada setengah jam yang lalu lampu itu di terlihat berwarna merah.

Seorang dokter lengkap dengan masker dan penutup kepala keluar dari ruangan itu.

Alam sebagai satu-satunya laki-laki dari keempat orang itu sigap berdiri menghampiri dokter tersebut.

"Ada apa dokter? Apa ada kesalahan sehingga operasi di hentikan?" Alam tampak tenang namun hatinya terasa janggal.

"Begini Pak, Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh keluarga karena Pasien atas nama Bapak Satria Abinaya telah menghembuskan nafas terakhirnya sebelum kami memulai tindakan operasi. Kami sudah berusaha semaksimal mungkin, namun Pasien tidak dapat tertolong!" Jelas dokter itu dengan alis yang terlihat menurun mengekspresikan kesedihannya.

"Apa dokter bilang? Suami saya kenapa? Itu tidak mungkin kan dokter?" Bunda mulai histeris mendengar pernyataan dokter.

"Ibu yang tabah ya Bu, saya turut berduka cita yang sedalam-dalamnya. Saya permisi" Dokter tadi sempat menepuk pundak Alam sebelum meninggalkan mereka dalam kesedihan.

"Ayah kalian Nak!!" Bunda terjatuh di lantai rumah sakit yang dingin.

"Bunda!!" Dania menghampiri Bunda yang sudah bersimpuh di lantai.

Kania tampak syok dan tidak percaya akan semua yang ia dengar tadi. Jika Dania dan Bunda sudah berlinang air mata kesedihan berbeda dengan Kania. Wanita cantik yang masih menggunakan baju pengantinnya itu pandangannya kosong dan terlihat linglung.

"Kania!!" Alam berjongkok di depan Kania yang seperti tak bernyawa.

Alam menyentuh tangan Kania untuk menyadarkan Kania dari lamunannya.

"Dek!!" Panggil Alam sekali lagi.

"Ayah!" Lirih Kania.

"Apa ini mimpi? Apa yang aku dengar itu tidak benar kan?" Kania berbicara namun matanya tidak berkedip menatap lurus ke depan.

"Kania istighfar, Kamu harus ikhlas" Tutur Alam lembut.

"Ikhlas? Ikhlas apa?" Kini Kania menunduk menatap Alam.

"Aku tau kamu mencoba menolak kenyataan ini Dek. Tapi aku mohon ikhlaskan kepergian Ayah, jika kamu seperti ini, itu hanya akan membuat jalan Ayah semakin sulit!!" Alam tau Kania sangat terpukul atas kepergian Ayahnya, namun mau Kania memang harus merelakan sesuatu yang tidak akan kekal di dunia ini.

Kania melihat Bunda dan Dania yang menangis tersedu-sedu tak jauh darinya.

Kania berdiri berjalan menghampiri ke dua wanita kesayangannya itu. Berjalan berlahan hingga tiba di hadapan Bunda.

"Bun, maafkan Kania ini semua salah Kania" Kania mulai menitikkan air matanya satu demi satu hingga anak sungai mulai terbentuk di pipinya.

"Kania sayang" Bunda berdiri langsung memeluk putrinya itu.

"Ini bukan salahmu Nak, jangan menyalahkan siapapun. Semua sudah menjadi rahasia Allah. Kamu harus ikhlas. Insyaallah Bunda juga ikhlas!!" Bunda mengusap rambut kania yang menangis di pelukannya.

"Kakak tau kamu sedih dan kehilangan Dek, tapi benar kata Bunda. Kita harus ikhlas agar Ayah bisa tenang menghadap Allah" Dania merangkul Bunda dan adiknya kedalam dekapannya. Dania sebagai anak tertua harus lebih kuat dari keduanya meski dirinya sendiri juga rapuh.

"Dania, kamu jaga Bunda dan Kania dulu. Aku akan mengurus segala sesuatunya!!" Alam meninggalkan ketiga wanita itu.

-

-

-

Dania sedang membereskan barang-barang milik Ayahnya di dalam kamar rawat inap yang tadi masih di tempati oleh Ayahnya.

Kania masih belum melepaskan pelukannya dari Bunda. Meski Bunda sudah mengatakan pada Kania untuk ikhlas.

"Kania!!" Suara seseorang dengan nafas terengah-engah membuat Kania melepaskan pelukan sang Bunda.

"Farel?" Kania terkejut melihat kedatangan Farel. Rasanya ingin menimpuk kepala lelaki itu dengan batu yang besar. Karena janjinya yang tidak ia tepati membuat Kania harus terjebak pernikahan dengan pria yang amat dihindarinya.

"Kania maafkan aku baru datang. Ayo kita menikah, di mana Ayah kamu? Minta Ayah kamu untuk segera menikahkan kita!!" Farel menggenggam tangan Kania, dia celingukan mencari keberadaan Ayah Kania.

"Kenapa diam saja Kania? Tapi kenapa kamu menangis? Tante juga kenapa menangis?" Farel yang tidak tau apa-apa amat kebingungan.

Kania menghempaskan tangan Farel dengan kasar. "Percuma kamu datang kesini!! Semua sudah terlambat!!" Tangis Kania pecah lagi.

"Ma maksud kamu terlambat bagaimana Kania?" Farel semakin bingung.

"Kenapa kamu baru datang hah? Kenapa kamu bohong sama aku? Kalau kamu nggak mau menikah sama aku harusnya bilang!! Gara-gara kamu aku harus menikah dengan laki-laki lain!!" Kania meluapkan amarahnya yang sedari tadi ia pendam, atau lebih tepatnya Farel menjadi tepat pelampiasan segala emosinya.

"Kania, tenangkan dirimu Dek. Ini masih di rumah sakit!!" Dania menghampiri adiknya.

"Laki-laki lain? Jadi kamu sudah menikah?" Farel berharap apa yang di dengarnya adalah kebohongan.

"Iya!!"

"Nggak, nggak mungkin!! Kamu sendiri yang meminta aku untuk menikahi mu kan?" Farel menggelengkan kepalanya berulang kali, masih tidak bisa menerima apa yang ia dengar.

"Lalu kemana kamu saat aku membutuhkanmu tadi? Kenapa baru datang sekarang? Kemana saja kamu sampai tidak bisa di hubungi?" Kania mencecar berbagai macam pertanyaan yang sedari tadi ingin di tanyakan kepada Farel jika pria itu mengangkat teleponnya.

"Maaf kan aku Kania, tadi aku buru-buru datang kesini. Jalanan macet jadi aku putuskan naik ojek. Dan sialnya kami malah kecelakaan. Ponselku tidak bisa di hubungi karena rusak" Farel memperlihatkan ponselnya yang retak serta Kania baru sadar jika tangan Farel terpasang perban juga celananya yang robek dan kotor

"Kecelakaan? Kenapa jadi begini Rel? Maafkan aku!!"

Kania mengusap wajahnya, ia sadar jika Farel terburu-buru juga karena dirinya. Dan kini pernikahan mereka batal padahal sudah memberikan harapan lebih kepada pria yang berulang kali menyatakan perasaan padanya itu.

"Maafkan aku Rel, maaf sudah memberikan harapan padamu. Tapi saat ini statusku sudah menjadi istri orang!!" Kania menangis tergugu.

"Aku tidak papa dengan luka tubuhku Kania, karena hatiku yang lebih sakit!!"

Farel hanya bisa meratapi cintanya, baru saja merasakan bahagia karena cintanya bersambut sekarang harus merasa kehilangan yang benar-benar hilang.

"Maaf Rel, sungguh aku minta maaf. Tadi kita tidak punya banyak waktu. Dan jika aku benar-benar menunggu kedatangan mu. Pasti Ayah tidak akan sempat menikahkan ku. Tapi sekarang Ayah sudah tenang Rel. Impian Ayah sudah aku penuhi. Sekarang Ayah sudah beristirahat dengan tenang"

"Ja jadi om sudah __"

Kania mengangguk, tau apa yang Farel maksud.

"Kania aku juga minta maaf, mungkin kita memang tidak berjodoh" Ucap Farel sendu. Sekarang dia lebih bisa menerima walau masih berat rasanya.

"Nak Farel. Tante mohon maafkan Kania, dia melakukan semua ini demi impian terakhir Ayahnya. Tante atas nama Om minta maaf yang sebesar-besarnya, kami tidak ada maksud untuk mempermainkan nak Farel" Bunda mulai angkat bicara.

"Saya mengerti Tante, saya juga salah. Saya minta maaf karena terlambat datang. Saya terima ini semua dengan lapang dada" Farel memberikan senyum tipisnya.

"Terimakasih Nak Farel, kamu laki-laki yang baik. Insyaallah kelak akan mendapatkan yang lebih baik dari Kania" Farel menanggapi doa bunda hanya dengan anggukan, tapi di dalam hatinya mengaminkan doa itu.

"Sudah Dek, kamu pikirkan ini nanti. Sekarang kita urus Ayah dulu ya?" Kania memberikan pelukan hangatnya kepada Kania. Pelukan yang Kania rindukan dalam waktu yang lama.

"Assalamualaikum" Seorang wanita paruh baya muncul di balik pintu dengan wajah paniknya.

"Walaikumsalam" Jawab Bunda.

"Jeng!!" Wanita itu adalah mama dari Alam. Yang berarti adalah mertua Kania sekarang ini.

"Jeng Yesi!!" Bunda kembali menangis di pelukan Yesi.

"Yang sabar ya Jeng, kamu harus kuat. Kamu masih punya mereka" Yesi menatap dua Kakak beradik itu

"Kania, Dania. Kalian sabar ya, kalian harus ikhlas dan kuat demi Bunda kalian"

"Iya Tante, terimakasih" Ucap Dania.

"Terimakasih Tante" Kania sangat canggung memanggil Yesi dengan sebutan itu. Karena dulu ia sangat dekat dengan Yesi, dan selalu berharap menjadi menantu Yesi, maka dari itu Kania terbiasa memanggilnya Mama.

"Tidak Kania, kamu harus tetap panggil Mama. Apalagi sekarang kamu sudah menjadi istri Alam" Kalimat Yesi sontak membuat Farel terkejut. Sedari tadi dia diam karena tidak ingin mengganggu tamu dari Bunda itu. Tapi yang membuat Farel terkejut ternyata dia adalah ibu mertua Kania.

"Iya Mama" Ucap Kania canggung.

"Alam?? Siapa Alam? Dan dimana dia sekarang? Sepertinya aku tidak asing dengan nama itu!!" Batin Farel.

"Semua sudah siap, kita bisa pulang sekarang!!" Alam tiba-tiba sudah muncul dari balik pintu.

"Pak Alam?"

-

-

-

-

-

-

Happy reading, semoga kalian suka😘

Like dan komentar kalian sangat berarti untuk author loh.. Maka dari itu jangan lupa tinggalkan jejak kalian😘😘

1
Intania Naj_Va
Luar biasa
Amelya Ratulangi
rata rata karya othor nihh kebanyakan perempuan BUCIN AKUT udh tau di sakitan masih aja mauu
Anda Suhanda
Luar biasa
Deasy Permadi Chen
bagus bgt
Ida Farida
Lumayan
Yeny Triwahyuni
Luar biasa
Fe
ahhhhh kania bodohhh
Fe
banyak typo namanya ya ketuker tuker
Kadek Murdiani
kenapa ga sama farel aja sih.
Hera
Luar biasa
Erwi Yanti
terlalu banyak iklan
Arie
Luar biasa
Soritua Silalahi
ga usah terlalu sering interaksi antara Dania dan alam. Krn akan menyebabkan salah paham apalagi Dania belum move on
Soritua Silalahi
biarkan qalqm membayar jesalahannyaa dgn mencintai kania dgn tulus seumur hidupnya
Soritua Silalahi
bukan sia sia Kania..klu dulu alam terpaksa klu skrg dgn penuh cinta
Soritua Silalahi
sedih banget jadi Kanianya
Siti Masitah
dah mati aj..kok egois x
Siti Masitah
bagus di cintai dri pd mencintai sendirian..
Siti Masitah
mokondo
Atun Ismiyatun
ibunya kania dipasangkan saja sama ayah kandung dania/pk jonatan kak...terus nanti kalau ardan dah ketemu sama kkrganya dijodohkan sama bu yesi ibunya alam..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!