Xin Lian, seorang dukun terkenal yang sebenarnya hanya bisa melihat hantu, hidup mewah dengan kebohongannya. Namun, hidupnya berubah saat seorang hantu jatuh cinta padanya dan mengikutinya. Setelah mati konyol, Xin Lian terbangun di dunia kuno, terpaksa berpura-pura menjadi dukun untuk bertahan hidup.
Kebohongannya terbongkar saat Pangeran Ketiga, seorang jenderal dingin, menangkapnya atas tuduhan penipuan. Namun, Pangeran Ketiga dikelilingi hantu-hantu gelap dan hanya bisa tidur nyenyak jika dekat dengan Xin Lian.
Terjebak dalam intrik istana, rahasia masa lalu, dan perasaan yang mulai tumbuh di antara mereka, Xin Lian harus mencari cara untuk bertahan hidup, menjaga rahasianya, dan menghadapi dunia yang jauh lebih berbahaya daripada yang pernah dia bayangkan.
"Bukan hanya kebohongan yang bisa membunuh—tapi juga kebenaran yang kau ungkap."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Seojinni_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33 - Pilihan Yang Menentukan
Begitu mereka melangkah masuk, suasana dalam klan ini terasa berbeda dari dunia luar. Kabut tipis menyelimuti tanah, dan pepohonan tua yang menjulang tinggi menciptakan bayangan yang bergerak seiring hembusan angin dingin.
Xin Lian mengusap lengannya, bergidik. “Tempat macam apa ini? Kenapa rasanya seperti masuk ke alam baka?”
Xiao Chuan menelan ludahnya. “Klan Xuanming sudah ada sejak ribuan tahun lalu, tapi mereka jarang berhubungan dengan dunia luar. Hanya sedikit orang yang pernah masuk dan keluar dari sini.”
Sebelum mereka sempat melangkah lebih jauh, suara derit gerbang tertutup menggema di belakang mereka.
Di depan, berdiri seorang lelaki tua berjubah hitam dengan rambut putih panjang yang tergerai. Matanya tajam, memancarkan wibawa yang tak terbantahkan.
Zhuang Yan, yang biasanya santai, sedikit menyipitkan mata.
Lelaki tua itu menatap mereka satu per satu, lalu tersenyum tipis. “Akhirnya, kalian datang juga.”
Xin Lian langsung curiga. “Tunggu dulu, siapa kau? Kenapa bicaramu seperti sudah menunggu kami?”
Lelaki itu tertawa pelan. “Bai Xue. Ketua Klan Xuanming.”
Xiao Chuan menegang. Bai Xue, legenda hidup dari klan kutukan tertua?
Xin Lian menghela napas dalam. “Kau tahu siapa kami?”
Bai Xue tersenyum, tetapi tatapannya tajam. “Bukan hanya tahu, aku juga tahu siapa kalian dulu.”
Xin Lian merasa ada yang menusuk pikirannya. Siapa mereka dulu?
Bai Xue melanjutkan, “Gadis kecil, kau dan pria di sampingmu terikat oleh sesuatu yang lebih kuat dari sekadar kebetulan. Begitu pula pria di belakangmu.”
Mata Xin Lian membesar. “Maksudmu, Zhuang Yan?”
Bai Xue hanya menatap Zhuang Yan lama, seolah mengamatinya lebih dalam. “Aku tak tahu siapa kau sebenarnya, tapi aku tahu kau bukan orang biasa.”
Zhuang Yan tersenyum tipis. “Itu pujian, Ketua Bai?”
“Lebih kepada pengingat,” jawab Bai Xue santai.
Xin Lian menepuk bahu Xiao Chuan. “Oi, kita tadi mau daftar jadi murid, kan? Tapi kalau sudah bertemu ketuanya langsung, kenapa tidak sekalian minta bantu hilangkan kutukan Tianlan?”
Bai Xue tertawa kecil. “Aku hanya bisa memberikan saran, tetapi kau yang harus melakukannya.”
Xin Lian mengernyit. “Kenapa aku?”
Bai Xue menatapnya dalam. “Karena kau dan pria itu terikat oleh kutukan hidup mati.”
Xin Lian terdiam. “Sejak kapan?”
Bai Xue tersenyum tipis. “Sejak lama…”
Jantung Xin Lian berdetak lebih cepat. Ia mengingat mimpi-mimpi samar yang terus menghantuinya, fragmen masa lalu yang tak bisa ia pahami sepenuhnya.
Tianlan, yang sejak tadi diam, akhirnya berbicara. “Jika memang begitu, apakah ada cara untuk menghilangkan kutukan ini?”
Bai Xue menghela napas. “Ada… tapi semua bergantung pada pilihan kalian.”
***
BAi Xue melangkah pelan di depan, memimpin mereka melewati jalanan batu yang dipenuhi lumut dan pepohonan tua yang menjulang tinggi. Di kejauhan, terdengar suara gemericik air, tapi suasana tetap sunyi, seolah dunia luar tak dapat menjamah tempat ini.
Xin Lian melirik sekeliling, perasaan tidak nyaman menjalari tubuhnya. "Tempat ini benar-benar terasa seperti alam baka," gumamnya pelan.
Xiao Chuan yang berjalan di sampingnya menelan ludah. "Klan Xuanming memang selalu memiliki aura yang menyeramkan…"
Setelah berjalan beberapa saat, mereka tiba di sebuah bangunan kayu tua dengan ukiran rumit di pintunya. Bai Xue mendorong pintu dengan satu tangan, dan ruangan di dalamnya langsung terasa lebih hangat daripada luar.
"Masuklah," ucapnya santai.
Mereka semua melangkah ke dalam. Ruangan itu dipenuhi rak-rak kayu berisi gulungan kitab dan artefak kuno. Sebuah meja kayu besar terletak di tengah, dengan lampu minyak yang menyala redup di atasnya. Bai Xue duduk dengan santai, tangannya terlipat di atas meja.
Tianlan berdiri tegak di dekat pintu, tatapannya tajam. "Jadi, apa metode yang bisa menghilangkan kutukan ini?"
Bai Xue menatap mereka satu per satu, lalu tersenyum kecil. "Ada beberapa cara. Tapi tidak ada yang mudah, dan semuanya memiliki konsekuensi."
Ia mengangkat satu jari.
"Pertama," katanya, "kalian bisa memilih Kultivasi Ganda. Metode ini mengharuskan kalian berbagi energi kehidupan melalui penyatuan tubuh dan jiwa. Namun, karena kutukan ini berasal dari ikatan yang lebih dalam, kultivasi ganda biasa tidak akan cukup. Kalian harus benar-benar membuka hati dan menerima satu sama lain tanpa ada penolakan sekecil apa pun. Jika salah satu dari kalian ragu, maka kutukan justru akan semakin kuat dan bisa membahayakan nyawa."
Xin Lian tersedak. "Tunggu... maksudmu, benar-benar harus..."
Bai Xue tersenyum penuh arti. "Ya, bukan sekadar berbagi energi, tetapi menyatukan jiwa sepenuhnya."
Xin Lian melirik Tianlan, yang tetap tenang, tetapi ada sedikit ketegangan dalam rahangnya.
Bai Xue mengangkat jari kedua.
"Kedua," katanya, "ada metode Pengorbanan Jantung. Salah satu dari kalian bisa memberikan sebagian jantungnya untuk menggantikan bagian yang dikutuk. Namun, karena kutukan ini telah berakar dalam, metode ini bisa berisiko besar. Yang memberikan jantungnya mungkin kehilangan sebagian jiwanya dan mengalami dampak yang tidak bisa dipulihkan."
Xin Lian langsung merasa ngeri. "Maksudmu... jantungnya akan dibelah?"
Bai Xue mengangguk perlahan. "Ya. Tapi jika dilakukan dengan benar, itu bisa menyelamatkan Tianlan sepenuhnya."
Xiao Chuan tampak pucat. "Kedengarannya seperti bunuh diri."
Bai Xue mengangkat jari ketiga.
"Ketiga," suaranya terdengar lebih serius, "adalah Menghadapi Asal Kutukan. Kutukan ini bukan hanya masalah tubuh, tetapi juga berasal dari jiwa yang tertahan. Jika kalian bisa menemukan sumbernya—baik dalam kehidupan ini maupun kehidupan sebelumnya—dan menyelesaikan urusan yang tertinggal, kutukan mungkin akan hilang dengan sendirinya."
Xin Lian menyipitkan mata. "Jadi kami harus mencari tahu asal mula kutukan ini? Tapi bagaimana caranya?"
Bai Xue tersenyum samar. "Itulah bagian tersulit. Jawabannya mungkin ada di dalam ingatan kalian sendiri. Atau..." Ia melirik Zhuang Yan, "di dalam seseorang yang mungkin sudah lebih tahu daripada yang kalian kira."
Zhuang Yan tetap tersenyum tenang, tetapi matanya sedikit menyipit.
Bai Xue mengangkat jari keempat.
"Keempat," katanya, "adalah metode paling ekstrem. Menyegel Kutukan dengan Darah Kaisar."
Semua orang langsung menegang.
"Dar—Darah Kaisar?" Xiao Chuan tergagap.
Bai Xue mengangguk. "Darah keturunan naga memiliki kekuatan untuk menyegel energi jahat. Namun, Tianlan sendiri tidak bisa menggunakan darahnya, karena tubuhnya sudah terkontaminasi kutukan. Kalian membutuhkan darah Kaisar yang murni."
Xin Lian menatap Tianlan dengan penuh pertimbangan. "Jadi... apakah kita harus pergi ke istana dan meminta darah Kaisar?"
Bai Xue tersenyum. "Bukan hanya meminta. Darah Kaisar harus diberikan dengan kemauan sendiri, bukan diambil paksa. Jika tidak, segel tidak akan berfungsi dan malah memperburuk keadaan."
Semua orang terdiam.
Empat metode, empat pilihan.
Tak ada yang mudah, dan semua membawa risiko.
Tianlan menatap Bai Xue dengan ekspresi dingin. "Dari semua cara itu, mana yang paling mungkin berhasil?"
Bai Xue tersenyum samar. "Itu tergantung pada kalian. Apa yang paling sanggup kalian korbankan?"