kesabaran yang di lakukan seorang istri untuk suaminya, yang gemar bermain wanita, bahkan di saat dirinya baru melahirkan!.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Intan Gemilang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
"KEPULANGAN ADIT"
tak sadar aku pun tertidur begitu nyenyak nya.
hingga sebuah tangan dengan lembut nya membangun kan ku.
saat ku buka mata ini, alangkah terkejutnya ternyata Adit yang membangunkan ku.
"Udah magrib, kata orang tua pamali tidur di jam segini" ucap nya sangat lembut.
"emm, iya iya"
aku pun mengucek mataku, yang terasa masih berat dan duduk di tepi ranjang.
"Kamu pasti cape ya, tadi habis kedatangan teman teman kamu? sampai ketiduran gini"
" eemm iya cuma cape dikit aja"
" maaf ya, aku tidak bantuin kamu" ucap nya sambil menunduk dan nampak muram.
"emm iya gak apa apa kok"
"Aku baru pulang dari rumah bapak, pas lihat lampu sama pintu terbuka aku kaget, kirain kamu kenapa kenapa? tapi ternyata kamu lagi tidur" ucap nya panjang lebar.
"Iya"
aku memang sedikit kecapean, bukan hanya masak untuk menjamu teman teman ku tapi juga harus membereskan kembali rumah.
sampai aku tak sadar, aku ketiduran dalam ke adaan pintu depan terbuka lebar. dan lampu juga tidak di nyalakan.
bahkan suara adzan pun aku tak tahu, untung saja tidak ada orang jahat yang masuk. kalau sampai kejadian. ya ampun entah sudah jadi apa aku ini.
"aku tadi ada bawa ikan, lumayan besar. mau aku masakin buat kamu?" lagi lagi dia bertanya dengan lembut nya.
"eemm boleh, tapi nanti saja aku masih kenyang" jawab ku, yang sedikit berbohong.
jujur saja, aku merasa lapar. apalagi sehabis beres beres yang lumayan menguras tenaga.
"ya udah kamu bersih bersih aja dulu, cuci muka biar segar atau mau aku masakin air hangat buat mandi?" tanya Adit.
ya ampun, manusia macam apa dia ini? mengapa dia sebegitu baiknya memperlakukan ku.
apa mungkin dia memang baik pada semua orang, sampai ayah ku mau dia jadi menantunya?
tapi kenapa? se olah olah semua nampak baik baik saja di matanya? padahal selama ini aku bersikap kurang baik padanya.
" gak usah, aku mandi pakai air dingin saja" jawab ku
"ya udah, bentar lagi isya aku mau siap siap ke mushola" ucapnya
aku pun hanya mengangguk,
dia pun bangkit dan pergi keluar kamar,
terdengar suara gemercik air di kamar mandi
mungkin dia sudah mulai bersiap,
aku pun bangun, dan pergi ke lemari untuk mengambil baju tidur ku.
tak lama dia keluar dari kamar nya, dan sudah rapih dengan Koko dan Sarung yang ia kenakan.
"Aku ke mushola dulu ya" ucap nya saat melihat aku keluar dari kamar.
aku pun hanya mengangguk, dan melihat pintu depan ia tutup. aku pun berjalan ke kamar mandi dan segera mandi.
bangun tidur membuat ku merasa gerah,
guyuran air dingin benar benar membuat ku segar. rasanya air ini menembus pori pori kulit ku.
sekitar 15 menit aku pun selesai mandi, dan berjalan kembali ke kamar ku.
aku pun merapikan rambut dan baju,lekas ku lihat ponsel ku.
baterai nya kurang dari 20% aku pun men charger ponsel ku di atas meja hias, tak lama terdengar Adit sudah pulang.
aku masih dalam kegiatan ku, memakai pelembab malam hari.
dan adit nampak terdengar sibuk di dapur.
entah apa yang dia lakukan,.
tak lama ia keluar rumah,
aku pun penasaran dengan apa yang dia lakukan, akhirnya ku putuskan untuk mengintip nya.
saat ku lihat, ternyata dia tengah menyalakan api. entah apa yang akan dia perbuat.
rasa penasaran ku pun makin membesar, akhirnya aku berjalan ke depan dan nampak ia tengah menyalakan api dalam pembakaran.
sepertinya dia akan membakar sesuatu?
"Mau apa kamu" tanya ku.
" eh ini Tar, ikan yang tadi dari bapak, biar aku bakar saja ya sepertinya lebih enak" jawab nya antusias.
"Memang ikan nya besar?"
"Lumayan besar, nanti kita makan ya, kamu pasti belum makan" ucap nya lagi.
aku hanya mengangguk, dan melihat ia bekerja, sekita 5 menit arang pun mulai menyala.
dia masuk ke dalam dan nampak membuka kulkas.
ku lirik dari pintu depan, nampak nya ia sedang membumbui ikan itu.
aku pun lanjut melihat arang yang sudah jadi bara api.
tak lama dia pun keluar dengan ikan yang dia bawa.
benar saja, ikan yang dia bawa lumayan besar. ikan bandeng dengan ukuran sekitar 2kg sudah bersih dan di lumuri bumbu.
benar yang dia bilang, akan sangat enak jika di bakar.
dia pun menaruh ikan di atas pembakaran, dan mulai mengibaskan kipas untuk mengatur suhu panas nya.
sekitar 5 menit dia pun membalik ikan nya,
bagian yang sudah di bakar. dia olesi dengan kecap.
aku pun teringat, bahwa tidak ada nasi, bukan nya nasi yang tadi ku masak sudah habis.
aku pun berjalan menuju dapur, dan segera melihat magic com.
ternyata sudah ada nasi di dalam nya.
aku menggaruk kepala ku yang tidak gatal, kapan Adit masak nasi?
aku pun berjalan kembali ke depan, dan bertanya pasal nasi.
"Kamu kapan masak nasi?" tanya ku.
"Oh tadi, pas mau sholat isya aku sempatkan masak nasi" jawab nya.
ya ampun, kenapa dia begitu mandiri, bahkan setelah menikah dia masih bisa melakukan semua sendiri kali ini aku mulai merasa malu.
"Eemm maaf ya, kamu sampai masak nasi sendiri" ucap ku canggung.
nampak Adit melirik ke arah ku, dan dia nampak memandang ku.
"Gak apa apa Tar, kita kan teman" jawab nya sambil tersenyum.
"eemm teman?"
"Iya, aku juga mau jadi teman kamu? kata ayah Roni juga dulu teman kamu, sebelum jadi pacar kamu" jawab nya.
aku hanya diam, tak terasa ku ukir sedikit senyum di sudut bibir ku.
nampak Adit memperhatikan nya, dan membalas senyum ku.
dia melanjutkan kegiatan nya, dan aku terus memperhatikan nya.
setelah beberapa saat, ikan bakar pun sudah matang.
Adit menaruh ikan itu di atas nampan, karna memang ukuran nya yang lumayan besar.
dia mematikan bara api dengan menyiram kan air, dan kami pun masuk ke dalam. dia menyimpan ikan itu di atas karpet di ruang tengah.
aku berinisiatif untuk membawa nasi dan piring, namun upaya ku sia sia. Adit sudah datang dengan tempat nasi dan piring.
"Kamu tunggu saja di sini" ucap nya.
aku pun duduk, nampak dia pergi lagi ke dapur dan terlihat ia mengeluarkan cabai dari kulkas aku pun menghampirinya.
"Kamu mau bikin apa?" tanya ku yang penasaran.
"Aku mau buat sambal mentah, pasti tambah enak" jawab nya sambil senyum.
"Biar aku saja yang buat"
"Tidak usah, sudah kamu duduk saja biar aku yang layani kamu kali ini, tadi kan kamu sudah cape"
aku pun berjalan kembali ke depan, dan duduk di tepi jendela. nampak dari sini dia tengah mengulek sambal nya.
siapa nama BPK adinda..
gercep la Tar....
gemes aqu...
iya iya saja..
nuruttt aj ma Adit
kasian kamu Tarii..m
jgn berat2 la konfliknya,Thor
hidup ini sdh sulit ..
terbuka lah terima lah dgn ikhlas