NovelToon NovelToon
Terjebak Perjodohan Dengan Sang Casanova

Terjebak Perjodohan Dengan Sang Casanova

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Sudah Terbit / Perjodohan / Cintamanis
Popularitas:105.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: Vie

🎉Bebas Promo


Diharapkan bijak dalam memilih bacaan sesuai umur ya🤗🤗🤗


Seks bagi seorang Satria bukanlah hal yang tabu, tapi menikah? Tak pernah sedikitpun terlintas di benaknya akan menjalin komitmen dengan seorang wanita dalam sebuah ikatan pernikahan.

Dia yang selalu memandang rendah derajat perempuan harus dihadapkan dengan kenyataan pahit bahwa dirinya telah dijodohkan dengan cucu dari sabahat kakeknya.

Akankah pernikahan harmonis yang diimpikan semua pasangan akan terwujud di kehidupan pernikahannya kelak?

Ini bukanlah cerita CEO kejam, dingin, dan mencintai dalam diam, karena ini adalah sebuah cerita cinta yang manis dengan Ektra Bumbu Komedi.

Heppy Reading... 🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Fitting Baju Pengantin

Sejak hari dimana Pras mengungkapkan perasaannya, Kimy sudah tidak pernah lagi ikut bergabung bersama teman-temannya untuk mengisi live music di kafe Gery, begitu juga dengan Pras, dia bahkan seperti hilang, tak tahu dimana keberadaannya. Semua kontaknya sudah tidak bisa dihubungi, akun media sosialnya pun tak aktif. Berbagai cara Kimy lakukan untuk menghubunginya, sekadar memberitahu kebenaran yang terjadi, antara dirinya dengan Satria, tapi semua sia-sia, Pras tak menghilangkan jejak. 

Siang itu, adalah hari yang begitu terik, membuat Kimy harus menyipitkan matanya saat harus keluar dari kantor. 

"Cepetan!" seru Satria dari dalam mobil. 

Dengan langkah malas dan bibir mengerucut, Kimy masuk ke dalam mobil si Calon Suami yang akan mengantarkannya ke butik, tempat dirinya memesan baju pengantin. "Fitting lagi, fitting lagi, bosen. Lagian ibu kemana sih, pake nyuruh Kakak nganterin aku? Berasa kayak anak kecil akunya, kemana-mana dianterin." Kimy bersungut-sungut. "Mereka lupa apa, kalau aku selalu bawa senjata?"

"Bisa gak bahas senjata gak sih? Gue masih trauma setelah kejadian itu." Satria bergidik.

"Emang sebelumnya Kakak gak pernah pegang senjata?"

Satria langsung menyeringai. "Sering lah."

"Kakak punya senjata juga?" Kimy penasaran. 

Satria mengangguk, masih dengan seringai yang tak Kimy ketahui maksudnya. "Bisa dibilang begitu."

"Kakak bisa juga pakenya? Kok waktu kemaren Kakak pucet gitu pas pegang senjata aku?" Kimy mencibir, sebab dia bisa membedakan mana orang yang terbiasa memegang senjata api, dengan orang yang tak terbiasa memegangnya. 

"Tadi sebelum turun dari ruangan gue, gue pegang senjata gue."

"Bohong!"

"Beneran!"

"Sumpah?"

"Yaelah ini Si Bocil, kagak percayaan amat sih."

"Sekarang Kakak bawa senjata Kakak?" selidik Kimy, masih dengan raut wajah tak percaya. 

"Kemana-mana juga gue selalu bawa!"

"Mana aku mau liat!" tantang Kimy. 

"Noh, tinggal lu buka aja sletingnya!" Sambil melirik kearah pangkal pahanya. 

"Dasar otak mesum!" Kimy memukul-mukul lengan Satria yang tengah menyetir. 

"Lah ini senjata paling ampuh tau. Apalah arti ketampanan tingkat Dewa, kalau gak punya senjata. Pasti cowok itu punya julukan, 'Si Lontong Letoy', ya kan?"

"DIEEEEM!" Kimy menutup kedua telinganya. 

"Elu jadi gak mau liat senjata gue?" Satria seperti tak ingin menghentikan godaannya. 

Kini Kimy ikut merapatkan matanya, dia terus menggeleng-gelengkan kepala dengan tangan yang masih menutupi kedua telinga, enggan mendengar ocehan mesum calon suaminya. 

"Cil, nih gua kasih DP, nih. Gue sekarang lagi banyak-banyak nyari pahala, jadi gue lagi baik hati mau ngasih liat senjata gue. Bukannya tadi elu penasaran!"

Kimy masih di posisi yang sama. 

"Cil, cepet buka matanya! Elah, tadi ngebet pengen liat."

"Kakak bisa berenti gak sih, jangan godain aku terus?" Wajah Kimy yang seputih susu tiba-tiba terasa panas saat ia membayangkan yang tidak semestinya ia bayangkan. 

Si Calon Suami Mesum nan Sableng itu malah terbahak-bahak melihat wajah putih Kimy berubah warna menjadi sangat merah, tepat saat itu, mobil yang Satria kendarai berhenti di parkiran sebuah butik terkenal tempat Kimy memesan gaun pengantinnya. 

"Udah nyampe Cil!"

Perlahan Kimy membuka matanya, setelah merasa aman, Kimy mulai membuka matanya dengan sempurna. 

"Ayo turun! Apa elu masih penasaran sama bentuk senjata gue?" Si Pria Mesum terus menggoda calon perempuan yang nanti penakluk hatinya. 

"Mesum!" Kimy langsung membuka pintu mobil, tapi ternyata si empunya mobil belum membukakan kunci mobilnya. "Kakak bukain! Ih nyebelin banget sih. Ih nangis nih aku nih." Sebuah ancaman yang membuat Satria semakin terbahak-bahak. Aneh memang. Pria itu seperti tak ada kenyangnya menggoda Kimy. 

Kimy buru-buru berlari masuk ke dalam butik, tak memperdulikan calon suaminya yang masih terkekeh saat melihatnya. Ternyata ibu yang tadi bilang tak bisa menemaninya ke butik, juga ada disana, dia duduk sambil memangku cangkir tehnya. 

"Kamu lama banget!" Wajah Dina langsung terlihat kesal melihat si Bungsu. Pasalnya sudah hampir satu jam Dina menunggu mereka. 

"Siang Tante! Eh, Ibu." Satria menyalami dengan sopan calon ibu mertuanya. 

"Kalian darimana dulu sih? Kok lama amat?" Kini tatapan menghakimi ia berikan untuk si Calon Menantu. 

"Nunggu Kimy istirahat dulu, gak enak kalau harus izin di jam kantor. Lagipula, aku pikir Ibu gak ikut datang!" Satria memberi alasan, dan memang itu kenyataannya. 

"Tumbenan Kakak panggil nama aku dengan bener, biasanya panggil aku Cal-Cil, Cal-Cil aja. Dikira aku kancil apa ya?" sindir Kimy. "Apa pelatat-pelotot? Takut ya sama Ibu? Dikutuk jadi anak Soleh baru tau rasa kamu!" bentak Kimy, saat melihat Satria memelototinya.

"Udah-udah, jangan ribut melulu! Malu tuh sama para pegawai butik," Dina menunjuk para pegawai butik yang sedang memperhatikan ke arah mereka dengan matanya, atau lebih tepatnya, sedang memperhatikan pria tinggi dengan ciri khas garis wajah pria Eropa Barat yang memang mempesona. 

Dina mengakhiri perdebatan tak bermakna itu dengan menarik paksa putrinya untuk menjajal gaun pengantin yang sudah 90% rampung. 

Selama Kimy berganti pakaian, Dina menemani Satria mengobrol di ruang tunggu. Dina sengaja menyuruh Satria mengantarkan Kimy ke butik, karena selama ini Dina memperhatikan Satria sangat tidak terlihat bersemangat menyambut pernikahannya. 

"Kamu masih belum siap  jadi seorang suami?" tanya Dina yang kini memposisikan diri sebagai ibu dari seorang gadis yang akan menitipkan putrinya. 

"Ah, itu." Satria mengusap tengkuknya, entah karena apa. "Bukan begitu, aku hanya belum pantas untuk menjadi menantumu." Satria memaksakan senyumnya. Aura Dina membuatnya selalu berkecil hati.

"Berusahalah! Karena Kimy juga bukan perempuan sempurna yang layak dijadikan seorang istri, dia terlalu bodoh untuk ukuran perempuan yang cocok dijadikan istri. Masih terlalu kekanak-kanakan, dan Ibu harap kamu mau bersabar karena hal itu. Karena itu semua salah kami, kami yang terlalu memanjakannya, hingga sampai detik ini pun, kakeknya masih menganggapnya seperti bocah." Seperti biasa, wanita itu berbicara dengan sangat lembut tapi tak menghilangkan maksud dan tujuannya berbicara. 

"Aku tahu. Dia juga masih sering ngambek." Satria tersenyum saat mengingat kejahilannya hingga membuat Kimy menangis. 

"Ibu!" seru Kimy yang tengah berdiri di atas sebuah stand. 

Sejenak Satria terpukau, tapi saat mendengar rengekan gadis berkebaya putih itu, dia kembali tersadar. 

"Tuh kan kata aku juga, kain yang gold itu lebih matching sama gaunnya daripada warna silver ini. Ih, jadi kurang bersinar kan Bu," oceh Kimy, saat melihat tampilan tubuhnya di cermin. 

"Menurut kamu gimana?" Dina bertanya pada Sang Calon Mempelai Pria. 

"Oh, itu. Cantik." Satria gagal fokus. 

"Maksud Ibu, kainnya kira-kira lebih bagus yang mana, yang gold apa yang silver?" 

Sekali lagi, Satria mengusap tengkuknya saat berada di hadapan Dina. "Aku tidak mengerti urusan yang begitu, maaf!" jawab Satria. "Tapi apa gaunnya tidak terlalu terbuka? Itu kurang nyaman dipandang."

"Tuh kan, pendapat Ibu juga sama. Tapi noh si Jubedah yang keukeuh pengen model gitu, mau pamerin apa coba menurut dia?" cibir Dina ke arah Kimy yang juga sedang memasang wajah protesnya. 

Tapi berbarengan dengan itu, dering ponsel Dina berbunyi, membuatnya harus meminta izin dari tempat itu. 

Satria menghampiri calon istrinya, memperhatikan gaun pengantin bertabur swarovski yang membuatnya terkesan elegan namun tak menghilangkan kesan glamornya. 

"Ini, gaun pesenan elu?" 

"Iya, bagus kan?" Kimy masih menatap pantulan tubuhnya di cermin. 

"He'em!" Satria menyembunyikan kedua tangannya di saku, berusaha agar tidak menyentuh gadis berkebaya putih itu. Sebab, sejak hari dimana Kimy memeluknya, Satria selalu ingin mengulangi adegan itu, bahkan kini dia sedang menahan untuk tidak memeluk Kimy dari belakang. 

"Kakak harusnya belajar senyum dari sekarang, jadi waktu dipajang nanti, senyum Kakak jadi keliatan natural gitu, jadi hasil fotonya bagus." ucap bibir kecil berwarna kemerahan itu, membuat Satria semakin tak tahan berada di dekatnya.

Dia pun memilih mundur dan menjauh dari gadis cerewet yang terlihat masih betah mengagumi dirinya di cermin. Satria tak tahan, sepertinya karena sudah lama tak memanjakan dirinya dengan wanita malam, hasrat Satria jadi mudah terpancing, hanya dengan menatap wajah Kimy. 

"Kak, rambut aku nyangkut!" seru Kimy dengan kepala tengkleng ke kiri, sebab, rambutnya yang terurai menyangkut di payet-payet yang terbuat dari berlian yang ada di kebayanya. "Kakak! Cepetan tolongin! Nanti aku jadi sengklek."

Dengan dada yang masih bergemuruh, Satria menghampirinya. "Gara-gara elu nih Cil, Bumblebee jadi anak soleh, sekarang dia udah gak jajan sembarangan lagi," celetuk Satria, saat mengurai helai demi helai rambut yang tersangkut di kebaya Kimy. 

"Bumblebee soleh? Aku baru denger." Kimy tertawa membayangkan robot berwarna kuning itu memakai peci. "Aku jadi pengen liat Bumblebee pake sarung sama peci. Lucu kali ya!" Kimy terbahak-bahak dengan imajinasinya.

Sedangkan Satria sedang membayangkan senjatanya dibungkus sarung dan peci seperti ucapan Kimy tadi. Dia pun bergidik ngeri. Hal itu terlalu horor baginya. 

...Hayoooooo,,, siapa yang mikirin Bumblebee-nya Satria pake peci???...

...Otor enggak loh, ✌✌✌🤭🤭...

1
Siti solikah
😂😂😂😂
Siti solikah
akhirnya bobol juga
Siti solikah
gagal lagi
Siti solikah
ckck
Siti solikah
kasihan juga Bumblebee harus puasa lama
Siti solikah
makanya kimy mau aja diajak naik gunung turun lembah
Siti solikah
wkwk
Siti solikah
wah kikim nyium bang sat
Siti solikah
lapar atau haus bang sat
Siti solikah
sabar bee
Siti solikah
bee puasa dulu ya
Siti solikah
keren kimy dan satria
Siti solikah
bang sat main nyosor aja
Siti solikah
jangan2 ibunya satria
Siti solikah
lanjut
Siti solikah
bagus
Siti solikah
kikim kikim
Siti solikah
modus ya bang sat
Siti solikah
ckck ibu durhakim
Siti solikah
dasar kikim
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!