NovelToon NovelToon
Cinta Ugal Ugalan Mas Kades

Cinta Ugal Ugalan Mas Kades

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Dokter Genius / Cinta pada Pandangan Pertama / Suami ideal / Istri ideal
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Fernanda Syafira

Arunika Nrityabhumi adalah gadis cantik berusia dua puluh tujuh tahun. Ia berprofesi sebagai dokter di salah satu rumah sakit besar yang ada di kotanya.
Gadis cantik itu sedang di paksa menikah oleh papanya melalu perjodohan yang di buat oleh sang papa. Akhirnya, ia pun memilih untuk melakukan tugas pengabdian di sebuah desa terpencil untuk menghindari perjodohan itu.
Abimanyu Rakasiwi adalah seorang pria tampan berusia dua puluh delapan tahun yang digadang - gadang menjadi penerus kepala desa yang masih menganut sistem trah atau keturunan. Ia sendiri adalah pria yang cerdas, santun dan ramah. Abi, sempat bekerja di kota sebelum diminta pulang oleh keluarganya guna meneruskan jabatan bapaknya sebagai Kepala Desa.
Bagaimana interaksi antara Abi dan Runi?
Akankah keduanya menjalin hubungan spesial?
Bisakah Runi menghindari perjodohan dan mampukah Abi mengemban tugas turun temurun yang di wariskan padanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fernanda Syafira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

18. Mas Kepo!

Hiruk pikuk kesibukan di rumah Runi sudah terlihat dari jam enam pagi. Runi sendiri baru selesai berdandan dengan MUA yang sudah di sewa mama Hanum.

"Dek, si Mas belum sampe?" Tanya mama Hanum.

"Lagi di jalan katanya, Ma. Baru Runi telfon." Jawab Runi.

"Kenapa, Dek, Ma?" tanya papa Aryo.

"Itu, Mas Abi kok belum sampe? Katanya apartemennya gak jauh dari sini." Kata mama Hanum.

"Udah di telfon belum, dek?" Tanya papa Aryo.

"Udah, pa. Mas Abi bilang lagi di jalan." Jawab Runi.

"Dek, kok uangnya di transfer balik?" Tanya papa Aryo.

"Oh iya, Runi lupa mau bilang. Kemarin Mas yang bayarin semuanya." Jawab Runi.

"Haa? Serius kamu, dek?" Kaget mama Hanum yang hampir memekik.

"Ih, mama kenapa teriak, sih? Iya, Mas Abi yang bayarin. Gak percaya banget. Tabungan Runi belum sebanyak itu, ma." Jawab Runi.

"Tuh, Pa. Di bayarin calon mantu!" Celetuk Bayu yang ikut nimbrung di kamar Runi.

"Kenapa jadi pada ngumpul di sini, sih? Mama Papa, itu yang mau ikut ngiringin abang udah pada dateng." Cicit Runi.

"Iya, bawel!" Jawab mama Hanum sembari keluar dari kamar Runi bersama papa Aryo dan Bayu.

"Dek, calon donatur tetapmu udah dateng tuh! Ajak sarapan, sana." Kata Bayu yang menyembulkan kepala dari balik pintu.

"Iyaa." Jawab Runi sembari melangkah keluar dari kamarnya.

Pandangan Abi terpaku kala melihat Runi berjalan menuju ke ruang tamu, dimana ia sedang duduk di sana bersama beberapa kerabat laki - laki Runi.

"Mas Abi..." Panggil Runi dengan isyarat bibir. Ia melambaikan tangannya, meminta pria itu menghampirinya.

Abi yang mengerti, berpamitan pada kerabat Runi sebelum menghampiri gadisnya.

"Maa syaa Allah, cantiknya." Puji Abi. Ia meraih tangan Runi dan melingkarkan gelang emas di sana.

"Eeh, Mas? Gebrakan apa lagi ini? Bikin jantung dar der dor aja." Runi terkejut.

"Biar kamu gak hilang." Jawab Abi santai.

"Dih, bisa - bisanya. Kalau sampai aku hilang, berati kamu yang nyulik, Mas." Gurau Runi.

"Mau Mas culik?" tanya Abi.

"Gak ah, lebih enak yang baik - baik." Jawab Runi.

"Tuh, tau!. Ck! gemes mau narik hidungmu, kok takut makeupnya gogrok (Rontok)" Kekeh Abi.

"Jangan macem - macem ya, Mas. Tak cokot (gigit) nanti." Jawab Runi.

"Gimana, suka?" Tanya Abi sembari mengangkat tangan Runi.

"Suka, cantik gelangnya, Mas." jawab Runi.

"Hmm, kayak kamu. Cantik!" Goda Abi.

"Abang yang mau nikah, kok ini orang berdua malah lamaran di sini." Ledek Bayu yang sempat melihat Abi memakaikan gelang di tangan Runi.

"Apaan sih, bang!" Kata Runi yang tersipu malu.

"Mas, sarapan dulu yuk?" Ajak Runi.

"Kamu udah sarapan?" Tanya Abi yang mendapat gelengan dari Runi.

"Barengan saja, dek. Mas lagi males makan." Pinta Abi.

"Kenapa males? Sakit ya ini?" Runi menekan perut bagian atas Abi.

"Iya, dek." Jawab Abi.

"Tuh, karna Mas gak teratur makannya. Aku ambilin obat dulu, baru sarapan. Kalo gak gitu nanti mual." Kata Runi yang kemudian masuk ke kamarnya.

Tak lama, Runi sudah keluar lagi dengan membawa obat sirup dalam kemasan saset.

Ia pun segera memberikannya pada Abi.

"Ck! Mas kok tambah ganteng sih pake baju ini!" Ujar Runi dengan nada kesal.

"Kok kamu malah kesal lho, dek?" Tanya Abi.

"Habis Mas jadi makin ganteng!" Jawab Runi.

"Salah Mas? Mas namung manut, njenengan sing milih niki kagem kulo, dek ayu. (Mas cuma nurut, kamu yang memilikan ini untuk mas, dek ayu.)" Abi membela diri.

"Tetep salah Mas! Kenapa kok ganteng dari sananya!" keukeuh Runi.

"Duh Gusti ingkang Agung. Kulo nyuwun sabar sing katah! (Duh Tuhan yang agung. Aku minta sabar yang banyak!)" Kata Abi sembari mengusap dadanya, tentu saja itu membuat Runi tertawa.

****************

Rombongan keluarga Bayu berangkat tepat pukul delapan pagi. Tak butuh waktu lama, perjalanan hanya di tempuh dengan waktu kurang dari tiga puluh menit dengan kondisi mengemudi santai.

Abi dan Runi turun dari mobil milik Abi. Keduanya tampak sangat serasi. Hampir semua netra memandang ke arah Abi dan Runi yang berjalan bersisian di belakang Bayu dan mama papanya.

"Sini, Mas saja yang bawa " Abi mengambil alih kotak akrilik yabg berisi satu set perhiasan yang akan di jadikan mahar oleh Bayu.

Runi kemudian melingkarkan tangannya pada lengan Abi.

"Biar pada tau, kalo Mas - Mas ini udah ada yang punya. Abisnya Mas mencolok banget, gantengnya." Kata Runi posesif.

"Mas, lihat tuh. Cewek - cewek pada lihatin Mas." Imbuh Runi.

"Nikahin aja Bi. Dari pada cerewet gitu!" Kata Bayu. Ia menengok ke arah adiknya yang sedikit berisik.

"Ih, abang! Fokus aja, nanti lupa nama lengkap kak Tiara waktu ijab qobul." Goda Runi.

"Kamu berisik sih!" Sergah Bayu.

"Abang, adek, kenapa sih?" Tegur mama Hanum yang membuat keduanya langsung kicep.

"Yang sabar to, dek." Nasihat Abi yang berbisik pada Runi.

"Aku udah sabar, soleha, tegar dan nerima gini loh, Mas." Jawab Runi.

"Njih, sayangku yang paling sholeha." Kata Abi.

Rombongan mulai masuk ke dalam tenda acara. Runi dan Abi mengambil tempat duduk di tempat khusus keluarga inti. Disana pun kakak dan juga adik dari mempelai wanita sudah menunggu.

"Maa syaa Allah Runi. Lama gak ketemu, kapan sampe?" Sambut kakak kandung dari mempelai wanita.

"Kemarin siang, mbak. Mana baby Jeno?" Tanya Runi.

"Sama nanny nya itu, di dalam rumah." Jawab si wanita.

"Kak Runi, bawa calon nih?" Kini giliran adik dari mempelai wanita menggodanya.

"In syaa Allah. Doain aja." Jawab Runi sambil tertawa.

Mereka bertiga tampak mengobrol akrab. Begitu pula dengan Abi, si soccial buterfly yang langsung akrab dengan kakak ipar mempelai wanita.

Acara demi acara berlangsung. Mereka semua melewatinya dengan khidmat walaupun Abi sempat beberapa kali terganggu karena pekerjaannya, hingga ia memutuskan untuk menonaktifkan kedua ponselnya.

"Kenapa kok di matiin hapenya, Mas? Nanti kalau ada telfon penting gimana?" Tanya Runi.

"Biarin saja, dek. Mas sudah bilang kalau lagi ada acara tapi masih tetep aja nelfonin. Padahal ada Adit di sana yang bisa bantu menghandle." Jawab Abi sedikit kesal.

Runi sendiri hanya bisa mengusap - usap punggung tangan Abi untuk menenangkan. Sengaja tak berbicara agar tak merusak mood Abi.

"Kenapa liatin Mas kayak gitu?" Tanya Abi.

"Selalu terpesona tiap lihat, Mas." Jawab Runi.

"Ketempelan apa lagi, pacar Mas ini?" Tanya Abi pada Runi.

"Ketempelan Abimanyu." Jawab Runi sambil tertawa, tawa yang menular pada Abi.

"Mas kasih papa apaan sih, kok cepet banget luluhnya?" Tanya Runi. Ia sedang memandang kedua orang tuanya yang berada di atas puade menemani Bayu.

"Gak Mas kasih apa - apa lah, dek. Mas imbangin saja obrolan papa. Katamu, papa kan suka mengobrol." Jawab Abi.

"Papa itu pengetahuannya luas. Dia suka bercerita tentang pengalamannya. Ilmu politik papa ngerti, masalah tata negara beliau mengerti, pokoknya hampir semua aspek, papa itu paham. Lumayan lah dek, nambah ilmu pengetahuan Mas juga." Lanjut Abi.

"Kalau Mas ngerti, berarti pengetahuan Mas gak kalah dong di banding papa?" Runi mengambil kesimpulan.

"Gimana, ya? Bisa iya, bisa juga enggak. Ibaratnya, kalau Mas hanya tau kulitnya, tapi papa tau dari kulit sampai isinya. Beliau itu sudah banyak pengalaman, sudah makan asam garam duluan." Jawab Abi bijak.

"Papa, mama ada bicara apa sama kamu, Dek?" Tanya Abi.

"Yeee, Mas kepo!" Ledek Runi.

1
Syakira
saya suka dengan cerita nya
Kiran Kiran
Gemesin!
Giselle Bustamante
Siapin tisu buat nangis 😭
Gadislpg: Gak bikin banyak air mata kok, kak ✌
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!