NovelToon NovelToon
Dipaksa Menikahi Tuan Duda

Dipaksa Menikahi Tuan Duda

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen / Duda / Lari Saat Hamil / Penyesalan Suami / Pelakor jahat
Popularitas:18.7k
Nilai: 5
Nama Author: Ly_Nand

🌶Boleh Skip Part Boncabe🌶

Niat hati bekerja menjadi guru bimbel untuk menambah pendapatannya, justru Rini berada di situasi rumit yang membuatnya terjebak pada duda dingin yang juga dosen di kampusnya.

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
"ingat, pernikahan ini hanya demi Adam. jangan harap ada cinta atau pun hubungan suami istri yang sebenarnya." Kalimat menusuk dari suami yang baru dinikahinya seketika membuatnya kecewa.
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Meski tak dianggap bahkan kehadirannya seolah antara ada dan tiada dimata suaminya. Rini terus menjalankan tugasnya sebagai istri, kecuali hubungan ranjang.

Namun di suatu malam,

"Mas... tolong hentikan. Kamu sadar aku siapa?"
Pria itu terus menjamah seluruh tubuh Rini, bahkan semua pakain Rini telah disobek dan dibuang entah kemana.
"Aku tahu kamu istriku sekarang. Lakukan saja kewajibanmu untuk melayaniku" tak ada suara dengan kelembutan.
"Mash..." Rini merasakan sakit saat bagian intinya ditrobos.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ly_Nand, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

25. Merangkai Kebahagiaan

Rini mendudukkan dirinya di depan meja rias. Tangannya masih gemetar, namun ia mencoba menenangkan dirinya. Ia tidak ingin tersulut emosi dan berakhir tidak baik.

Rini memejamkan matanya dan berbicara pada diri sendiri "Huft... Sabar Rini. Ingat, Komunikasi. Ya, Komunikasi. Bicara baik-baik pada suamimu. Jangan emosi. Dinginkan kepalamu, Rini. Jangan negatif thinking."

Setelah lebih tenang, Rini melangkahkan kakinya untuk mengganti handuk kimono yang ia pakai dengan pakaian santai. Dilanjutkan dengan mengeringkan rambut dan menata rapi.

Ceklek

Pintu kamar mandi dibuka. Dean muncul dengan wajah segar dan penuh senyum seolah baru mendapat hadiah besar. Dengan hanya memakai handuk di pinggangnya dia berjalan santai mendekati sang istri yang sedang menyiapkan pakaian untuknya.

"Mas, hari ini mau pakai kaos santai saja kan?"

"Iya, sayang"

"Bajumu banyak sekali disini. Kamu sering menginap disini, Mas?" Ucap Rini sambil membuka almari untuk mencari pakaian suaminya.

"Gak juga, sayang. Cuman sesekali saja kalau sedang lelah dengan rutinitas dan ingin menenangkan diri. Kadang, hanya diam di balkon sambil memandangi sunset pantai sudah bisa menghibur."

"Mas Dean suka pantai?"

Dean mengangguk, "Ya, aku suka pantai." Ia mendekati istrinya dan merangkul dari belakang. "Tapi aku lebih suka kamu."

"Mas... Mas Dean belum pakai baju lho!" Rini berusaha melepaskan diri.

"He... Bentar, sayang. Mau charge energi dulu." Dean menyingkirkan rambut Rini dari tengkuk lehernya agar bisa bebas menjelajah dan menghisapnya.

"Mas... Kok dihisap lagi. Jadi makin banyak bekasnya. Tadi kan sudah di kamar mandi."

Dean tertawa renyah tanpa rasa bersalah, "Bagus, sayang. Aku suka kalau lihat hasil karyaku di tubuhmu. Jangan di tutupi."

"Kan, jadi seperti macan tutul."

"Tapi ini lebih cantik sayang. Nanti malam aku mau tambah lagi tandanya."

"Ya tuhan, sudah ah" Rini menyerahkan pakaian yang sudah ia siapkan.

"Pakaikan sayang, tanganku pegal tadi habis mandiin kamu." Dean tidak menyentuh pakaian yang disiapkan Rini.

"Mas Dean jangan aneh-aneh, Deh!"

"Gak ada yang aneh sayang. Tadi aku mandiin kamu, sekarang kamu yang bantu aku pakai baju."

"Ya tuhan, kenapa suamiku jadi bocah begini."

Dean terkekeh mendengar istrinya menggerutu. Tapi meski menggerutu, tapi istrinya itu penurut. Dean merasa hobi bermanja kepada istri bisa menjadi hal seru.

Dean membuka handuknya, membuat wajah Rini berpaling karena malu.

"Kenapa lihat ke arah lain, sayang?"

"Mas, kenapa dibuka sih?"

"Kan mau kamu pakaikan baju, jadi harus dibuka dong." Dean merasa lucu dengan ekspresi istrinya. "Sudah, tidak usah malu. Kamu akan terbiasa, sayang. Lagi pula ini bukan pertama kali kamu melihat aku begini."

Rini menarik nafas pelan, berusaha menenangkan degup jantungnya yang tak menentu. Ia ingin segera menyelesaikan ini dan menemui putra mereka.

Rini mulai dengan mengambil segitiga pengaman milik sang suami. Dengan tangan bergetar ia memakaian pada tubuh Dean. Lanjut dengan celana, kemudian kaos. Hingga akhirnya semua terpasang.

"Sudah, Mas" Rini lega karena berhasil menyelesaikan tugas dari suaminya.

"Terimakasih, sayang"

Dean mengecup puncak kepala istrinya. Rini tersenyum senang merasakan perlakuan hangat dari suaminya.

"Sayang, tadi jadi hubungi Mama?" Dean tiba-tiba ingat kalau mamanya tadi telfon.

"Belum, Mas. Itu... M.. Karena..." Rini takut salah berucap dan membuat mereka bertengkar lagi.

"Karena apa, sayang?"

Rini berjalan mengambil HP suaminya dan membuka pesan yang tadi ia lihat.

"Ini, Mas." Rini memperlihatkan pesan itu kepada suaminya.

Dean berdecak kesal, lalu memandang istrinya.

"Sayang, aku akan menjelaskan tentang ini. Tapi kamu memberi tahuku apa yang kamu pikirkan tentangku?"

Rini mengangguk "Jujur, Aku tidak yakin Mas Dean memiliki wanita lain di luar. Tapi di sisi hatiku, aku takut Mas Dean berhubungan dengan wanita lain karena aku tidak melayani kebutuhan batin Mas Dean. Aku belum bisa menjadi istri yang baik untuk mas Dean."

Dean menangkup wajah Rini. "Sayang, tidak ada yang bisa menggeser posisimu di hatiku. Kamu satu-satunya. Dan tentang wanita itu, dia wanita yang sama dengan kejadian beberapa hari yang lalu di kantor."

Rini terbelalak mendengar itu, karena ia masih ingat suaminya berkata bahwa wanita itu bukan siapa-siapa.

"Dia dulunya adalah partner kerjaku. Tapi karena dia tidak bisa profesional, aku memutuskan untuk berhenti kerjasama dengan perusahaannya. Aku tidak menyangka dia akan segila itu. Ini bukan pertama kalinya dia mengirim pesan seperti itu. Aku sudah block nomornya tapi dia selalu menghubungi degan nomor baru."

"Dia terobsesi padamu, Mas"

"Kamu benar."

"Ya sudah, kita keluar. Aku ngin melihat Adam." Rini menjeda sebentar, "nanti malam ceritakan apa yang terjadi di kantor waktu itu secara detail."

Dean menggandeng istrinya keluar menemui sang putra yabg ternyata sedang asyik menonton kartun.

"Hai sayang, sudah mandi?" Rini menyapa sang putra sambung.

"Sudah, Ma. Adam juga sudah wangi."

Rini diduk disamping Adam dan mencium pipinya "Iya, benar. Anak Mama sudah wangi"

Adam tersenyum senang mendengar pujian Mamanya.

"Papa gak dicium juga, Ma? Papa kan sudah wangi." celetuk Dean.

"Papa tadi kan sudah sama Mama terus, sekarang Mama sama Adam" Adam memeluk Rini berusaha menguasainya.

Dean menggoda Adam dengan ikut memeluk Rini. "Mama kan istrinya, Papa. Jadi, Mama itu milik Papa, bukan milik Adam."

"Jangan, Papa. Gantian, Adam juga mau sama Mama."

"Tapi Papa masih mau sama Mama juga. Papa kan masih mau kangen-kangenan dengan Mama."

Rini yang di himpit dua lelaki yang disayanginya hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya. Bagaimana bisa dua laki-laki berbeda generasi ini berebut untuk memeluknya.

"Papa... Adam mau sama Mama dulu."

"Baiklah, tapi ada syaratnya" Senyum licik Dean dapat dilihat Rini.

"Nanti Malam, Adam tidur di kamar sendiri. Tidak boleh di kamar Mama."

Rini menoleh pada suaminya dan menatapnya sambil melotot.

"Jangan melotot sayang. Aku jadi ingin memakanmu lagi." bisik Dean di telingan istrinya.

Rini mencubit gemas pinggang suaminya.

"Aduh, sayang. Kenapa dicubit?" Dean memanyunkan bibirnya.

"Ha..." Adam tertawa melihat tingkah Papanya "Pasti Papa nakal, makanya Mama cubit"

"Iya, sayang Papa nakal. Ayo kita gelitiki Papa bersama." Rini mengedipkan mata kepada sang putra.

"Ayo, Mama!" Adam berteriak antusias.

"Tidak, sayang, jangan." Dean langsung berlari menghindar. Melihatnya, Rini dan Adam mengejar Dean yang berlari di sekitar ruang tengah.

Mereka saling berkejaran dan tertawa bersama seraya menikmati rasa bahagia. Kebahagiaan yang lama hilang sejak terungkapnya penghianatan dari orang yang dicinta dan dipercaya.

"Pengkhianatan melukai, tapi diam di masa lalu melumpuhkan. Lepaskan, bukan karena lupa… tapi karena kamu layak diselamatkan oleh masa depan." Dean Prayoga Ardhana.

1
Yoon niimaa
Luar biasa
partini
good
Reni Anjarwani
lanjut thor
partini
partner kerja ,,?
bukan partner ranjang ?
ok ok kalau ketemu face to face ga sengaja kamu berani to the point langsung ngmng ke dia jangan lagi lagi berbuat seperti itu
good job ra
Reni Anjarwani
lanjut thor
Rita Murwanti
kasian bgt si Rini Dean kesambet apaan sich thor
Rita Murwanti
Dien kenapa thor kesambet ya
partini
Rin jangan diem Bae atuh,,langsung tanya ma suami biar clear
jangan Kya rea di Pendem sendiri nangis sendiri Weh ,jangan myek2 jadi wanita be strong
Rita Murwanti
lanjut thor semangat ya
Reni Anjarwani
lanjut
Rita Murwanti
bab awal okey
Keisha Alindya
berat mana sama rindu yg siap di tanggung Dilan Mel? /Facepalm/
Mimi Rifani
lanjut
Keisha Alindya
bagus thor
lanjut /Good/
Keisha Alindya
mampir thor
kelihatannya bagus
Ly_Nand: terimakasih😊👍
Boleh kasih masuka juga kok!
Biar othornya bisa evaluasi untuk karya selanjutnya.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!