NovelToon NovelToon
I Am A Perfect

I Am A Perfect

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Perjodohan / Romansa-Teen angst
Popularitas:708.7k
Nilai: 5
Nama Author: dewi wahyuningsih

Pemahaman yang salah mengenai seorang anak, pada akhirnya akan membuat hati anak terluka, dan memilih jalannya sendiri untuk bahagia.
Bahkan parahnya, seorang anak harus merasa jika rumah yang ia tinggali, lama kelamaan berubah menjadi neraka baginya.

Seorang gadis bernama Mirelia, hidup di keluarga yang semuanya adalah seorang pengusaha meski bukan pengusaha yang sukses. Ayahnya memiliki beberapa toko bangunan yang lumayan terkenal, juga selalu mendapatkan omset yang jauh dari cukup. Ibunya adalah penjual kue kering online yamg juga sudah banyak memiliki langganan, bahkan ada beberapa selebriti yang memesan kue darinya. Kakaknya juga seorang gadis yang cantik, juga sangat membantu perkembangan toko sang Ayah.

Mirelia? Gadis itu hanya mengisi peran sebagai anak yang manja. Bahagiakah? Tidak! Dia ingin melakukan banyak hal yang bisa membuat orang tuanya bangga, tapi sialnya dia selalu saja gagal dalam meraih usahanya.

Suatu ketika, seorang pria datang dengan tujuan untuk dijodohkan dengan Mirelia, tapi masalahnya adalah, sang kakak nampak jatuh hati tanpa bisa disadari Mirelia lebih cepat.

Akankah laki-laki itu mengubah hidup Mirelia? Ataukah dia akan menjadi pasangan kakaknya?

Lalu, bagaimana Mirelia menemukan kebahagiannya? Bagaimana Mirelia bisa menunjukkan sesuatu yang mampu membuat orang tak lagi menganggapnya manja?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi wahyuningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

As you want

Mire terdiam menatap pilu peralatan melukisnya yang hancur karena Ayahnya. Tidak tahu bagaimana Ayahnya bisa menyadari jika dia menyembunyikan di kolong tempat tidur, tapi tidak ada gunanya juga mencari tahu tentang itu, toh semua peralatan melukisnya sudah hancur di injak-injak oleh Ayahnya.

" Kenapa Ayah melakukan ini? " Mire menatap Ayahnya dengan tatapan kecewa yang snagat luar biasa.

" Kenapa?! Ini semua gara-gara cita-cita bodohmu, Ayah dan Ibumu terus saja bertengkar, pada akhirnya Ibumu pingsan! "

Pandangan mata Mire nampak tak fokus karena khawatir bagaimana keadaan Ibunya.

" Bagaimana keadaan Ibu? "

" Ibu sudah sadar, tapi saranku jangan menemui Ibu dulu, karena takutnya akan memicu Ayah dan Ibu bertengkar lagi. " Ucap Derel yang juga ada di kamar Mire menyaksikan bagaimana bringas nya Ayah mereka menghancurkan peralatan lukis milik Mire.

" Percuma saja memberi tahu anak tidak tahu di untung ini, selain mengadu pada Ibunya, bermanja-manja, mana mungkin dia bisa memahami perkataan mu? " Ayah mendelik marah seakan semua hal buruk terjadi karena ulah Mire yang tidak mau bergabung di jalan yang sama dengannya.

Sedih? Iya, tentu aja, padahal dia hanya ingin dimengerti dan mendapatkan dukungan untuk semua hal yang ia sukai selama itu positif. Tapi mengapa dia harus di tuntut mengerti keinginan keluarga di saat tidak ada satupun yang mau mengerti dirinya? Kenapa dia di didik seolah-olah dia harus hidup seorang diri tanpa keluarga? Dia akui dia memang manja dan sangat suka bergelayut kepada Ayah dan Ibunya, tapi bukankah ini sudah berhenti sejak beberapa bulan lalu? Kenapa masih saja salah? Haruskah dia bergabung di jalan yang tidak sehati dengannya? Siapkah dia melalui hari-hari tanpa bisa memiliki semangat untuk berpura-lura bahagia lagi?

Sudah cukup, dan dia tidak ingin lagi memikirkan hal-hal tidak pasti yang akan terjadi di masa depannya nanti.

" Jadi, Ayah mau aku bagaimana sekarang? Katakan apa saja yang harus aku lakukan agar Ayah, Ibu, kakak dan semua orang merasa bahagia? " Tanya Mire tanpa ekspresi meski tangannya mengepal kuat dan gemetar.

" Turuti semua kata-kataku jika kau ingin bahagia, fokus dengan jurusan bisnis yang sedang kau jalani, dan bantu kakakmu agar kau bisa belajar dengan baik bagaimana caranya berbisnis, karena pada akhirnya kau yang akan bahagia. " Ujar sang Ayah masih dengan tatapan tajam.

" Aku akan melakukan semua itu agar kalian semua bahagia, tidak usah janjikan kebahagiaan untukku, karena kebahagiaanku tidaklah penting. " Ujar Mire mengabaikan bagaimana ekspresi sang Ayah juga Derel.

" Sekarang, bisa biarkan aku istirahat? Bisakah Ayah dan kakak pergi? " Pinta Mire.

" Baiklah, aku akan membantu membereskan kamarmu. " Ujar Derel yang akan segera membungkuk demi memungut peralatan melukis Mire yang sudah hancur.

" Jangan sentuh! "

Derel dan Ayah mengeryit menatap Mire yang seolah tengah marah saat mencegah Derel.

" Barang-barang itu bisa saja melukai jari-jari kakak, jadi biarkan saja aku yang melakukannya. "

" Mire, tidak apa-apa, kalau ku bantu kan akan lebih cepat selesai, dan kau juga cepat cepat bisa istirahat kan? " Derel tersenyum seraya menjalankan tangannya.

" Kakak, biarkan aku saja yang melakukannya. Pergilah, aku ingin membereskan kamarku sendiri. "

Derel terdiam sesaat, lalu bangkit dan menatap Mire yang masih tak menunjukkan ekspresi apapun.

" Kau yakin? "

" Iya, aku sangat yakin. Jadi pergi saja, aku bisa melakukannya sendiri. "

Derel menatap sang Ayah meminta pendapat, dan Ayah langsung mengangguk setuju.

" Mire, maafkan Ayah yang kasar belakangan ini, sungguh Ayah sangat menyayangimu, jadi Ayah hanya ingin yang terbaik untukmu. " Ucap sang Ayah di balik punggung putrinya yang kini tengah mulai memasuki kamar. Meski ingin sekali memeluk Mire, nyatanya dia tidak sanggup karena merasa bersalah dengan apa yang dia lakukan, terlebih dia juga mulai sadar jika dia sudah melampiaskan kemarahannya kepada Mire karena istrinya yang pingsan.

Mire terdiam tak ingin menjawab, dia mulai berjongkok memungut satu persatu peralatan melukisnya. Air matanya luruh, jatuh tak tertahankan meski bibirnya tak mengeluarkan suara. Rasa sakit saat pialanya hancur saja belum sembuh, tapi sekarang alat melukisnya yang hancur.

" Mire, perlukah Ayah membantumu? "

Mire terdiam sesaat, menyeka air matanya sebelum menoleh ke arah Ayahnya.

" Tidak perlu. "

Hal yang sudah Ayah hancurkan, jangan coba untuk membantuku merapihkan lagi, Karena itu berarti Ayah akan terus mengingatkanku dengan apa yang terjadi hari ini. Dan lagi, cukup kaki Ayah yang sudah menapak di alat melukis ku, jangan lagi ada tangan Ayah.

Ayah Luan sudah tak lagi bisa berkata-kata, dia terus menatap punggung putrinya dengan perasaan bersalah, tidak tahu memang akan jadi seperti apa Mire di masa depan, hanya saja dia ingin Mire terjun di dunia yang tidak akan mudah membuatnya kesulitan ekonomi.

Hari terus berganti, dan Mire menepati ucapannya dengan fokus berkuliah, lalu setelah pulang kuliah dia akan datang ke toko untuk membantu kakaknya. Awalnya memang Mire kesulitan hingga tidak jarang sang kakak menegurnya mulai dari pelan, hingga membentak. Tapi mau bagaimana lagi? Biarpun sudah berusaha sekuat dan sebisa mungkin nyatanya dia memang tidak menyukai pekerjaan itu.

" Mire, besok adalah hari pertunanganmu, apa kau sudah benar-benar yakin? " Derel menatap wajah sang adik yang masih aja diam tak banyak bicara beberapa hari belakangan ini.

" Iya. "

Derel sontak terdiam, dia kembali menatap ke samping jendela kaca taksi yang mereka tumpangi untuk menuju rumah.

Semakin sunyi, itulah yang terjadi dirumah itu semenjak Mire menjadi pendiam dan itu bukan hanya dirasakan oleh keluarganya saja, bahkan Ibu Lastri dan dua karyawan Ibunya juga menyampaikan hal yang sama. Suasana jadi sangat hening, padahal dulu Mire akan menyapa Ibu Lastri dan yang lainya dengan gaya ramahnya, bermanja-manja dan seolah menghidupkan suasana rumah.

" Non Mire ibarat lilin di ruangan gelap, tapi sekarang dia berubah sangat pendiam, bahkan jauh lebih pendiam dari Non Derel. " Ujar temannya Ibu Lastri yang juga bekerja sebagai karyawan Ibu Ana.

Ibu Lastri mencuri pandang sebentar ke arah keluarga Pak Luan yang sedang makan siang, lalu menghela nafas dalam-dalam.

" Pak Luan, dan non Derel akan pulang untuk makan siang bersama Ibu Ana dan Mire setiap harinya, aku juga sering kesal dengan suamiku yang terlalu galak dengan putraku, lalu membandingkan perlakuan pak Luan terhadap non Mire, tapi aku tidak menyangka kalau pada akhirnya pak Luan akan menjadi seperti suamiku juga. "

" Lihat non Mire, dia beberapa hari ini terlihat tertekan dan tidak ceria sama sekali, apa dia tidak bahagia akan bertunangan, atau dia tertekan dengan perlakuan keluarganya? "

Ibu Lastri menghela lagi nafasnya.

" Tidak tahu, yang jelas nanti ada saatnya juga menyesal. Sudahlah, jangan membicarakan orang lagi, ayo lanjutkan mengepak kue. "

Bersambung

1
Neng Alifa
biarin sih anak menjalani hidupnya sndiri. gk melenceng juga
Neng Alifa
jadi versi terbaik dirimu sndiri
Neng Alifa
anak saya 3 . saya membebasan cita" mereka mau jdi apa asalkn bnr dan sebagai ortu saya hanya mengarahkan saja.
Jopiterreincaley
Luar biasa
tutiana
luar biasa
Novi Ananta
Luar biasa
Indah Lestari
novelnya keren bangetttss,,, bahasa yang di gunakan juga mudah dipahami, tidak bertele-tele, jalan ceritanya juga bagus. bikin mewek, bikin senyum, bikin nangis juga... love u thorrrr.
martina melati
kalo anak gk terjerumus dg hal2 negatif hargai donk, ayah... ktimbang anak main hp terus kerjaanny (gaming) iy kalo coding...
martina melati
astaga ... koq ada y ayah spt gitu... gk murah lho beli kuas ato cat air, cat arkelic buat melukis... cryoon,spidol jg mahal aplg kanvas...
martina melati: saya dulu jg hobi melukis, ikut lomba jg tp gk pernah menang... sampe semifinal gugur... banyak yg lebih unggul mlukis/Joyful/
total 1 replies
martina melati
iy enak ice cream... nih baca novel sambil jilat ice cream /Drool/
Rochma Wati
Luar biasa
martina melati
iy s7 thor.... kadang bakat anak berbeda dg sodarany...
martina melati
iy betul...
Khairul Azam
ini bapak sama derel ini sama sama gendeng nya, klo dia takut mere seperti ibunya itu bukan salah mereka tp krn salah pak luan sama ibu ana
Khairul Azam
nangis aku 🤭
Putri Windasari
utk k2 kali nya aq baca inj..
udh tau jln ceritanya,tapi tetep aja meweek,,sumpaah banjir air mata gue thor..aq tau gimna sakit ny mire,krn aq jg merasakan apa yg dia rasakan 😭
Paulina Marlin
aduh air mata ku
Paulina Marlin
novel mu bikin aku nangis .nyata dengan kehidupan sehari hsri
Uba Muhammad Al-varo
sungguh sangat menyakitkan banget Mire 😭🤧😭🤧😭🤧
Uba Muhammad Al-varo
kakak Author, ceritanya Mire sungguh sangat ironis dan menyedihkan,Mire,,,,,, 😭🤧😭🤧😭🤧
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!