Vernando Permana. banyak orang yang memanggilnya Nando, seorang siswa yang dikenal berekspresi datar. namun banyak siswi-siswi yang mengidolakan nya, tidak ada seorang siswi manapun yang bisa menembus dinding hati beku nya Nando.
Sampai takdir yang mempertemukan dirinya dengan seorang gadis ceria bernama Monisha Listiani yang biasa dipanggil Mona, kisah hidup dan kisah cintanya berawal dari situ.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QUEENS RIA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PHB | 16. Si Hati Beku.
"Pantesan ada heboh-heboh apaan" Kata Nurul yang ikut memeriahkan sorakan siswa di sekolah. Nurul langsung berlari ke sumber suara ketika telinga nya mendengar suara sorakan menyebut nama pujaan hatinya.
"Tuh pacar kamu datang, urus sana" Protes Mona.
"Nah bener apa kata si miskin, mending kamu sama aku aja beb" Kata Nurul.
"Miskin?"
Mona terpancing emosi, dia berbicara seakan sedang mengeluarkan unek-unek kepada nya.
"Tolong ya untuk kamu yang sok cantik, jangan mentang-mentang kamu anak kepala sekolah, kamu bisa seenaknya merendahkan semua orang, kamu gak punya hak untuk itu, dari awal saya masuk ke sekolah ini kayak nya mulut kamu itu minta di sobek!"
"Beb aku di ledek beb, belain dong" Kata Nurul dengan bibir mengerucut sebal.
"Nyenyenye" Kata Mona sambil memberikan gestur bibir meledek.
Ia langsung pergi ke toilet untuk mengganti pakaian olahraga "Ayo Nov, buang waktu kita disini" Katanya.
Nando melirik sejenak kepergian Mona, lalu. balik lagi ke Nurul, Emosi nya kian hari kian meledak kalau ada di dekat Nurul.
"Puas?" Kata Nando dengan tatapan dingin.
Ia langsung pergi meninggalkan Nurul sendiri disana.
"Nando ish, tunggu!" Kata Nurul dengan gerakan frustasi mengejar Nando dari belakang.
Sambil berjalan dengan langkah cepat, Nurul terus berbicara kepada nya.
"Bingung saya bisa dapatin perhatian dari kamu, segala cara sudah saya lakukan untuk dapatin itu, kalau saya salah ya tegur!"
Dari pada berteriak melampiaskan kemarahan, pria itu memilih terus berjalan, cuek tanpa adanya jawaban yang berarti.
Sampai akhirnya pria itu berhenti untuk merampas ponsel milik Salsa.
"NANDO!" Salsa memekik ketika ponsel nya direbut oleh pria itu dengan paksa.
"Balikin" Kata Salsa kedua tangan nya menggapai-gapai di udara. Berusaha mengambil ponsel nya dari tangan Nando.
Dengan wajah yang sama sekali tak melunak, satu tangan Nando yang bebas, menunjuk lurus wajah salsa hanya untuk memperingati "Diam" Katanya dengan tatapan tajam.
Perkataan Nando membuat Salsa menciut, begitu juga dengan Nurul yang kini sedang mematung.
Mereka tak berani melawan ketika Nando sedang mengutak-atik ponsel Salsa.
Tak sulit untuk Nando menebak rencana jebakan dari Nurul yang sengaja merekam dirinya berdebat dengan Mona, niatnya sih ingin mengajak berkelahi.
Dari video itu nanti Nurul ada bukti untuk membuat Mona di keluarkan dari sekolah.
Sejak awal Nando sudah langsung peka, kalau ini akal-akalan dari sang cewek.
Suara rekaman dari video terekam jelas, karena Nurul memasang speaker bluetooth yang dia sembunyikan di saku baju.
Setelah menghapus, Nando tak kunjung berikan ponsel itu kepada Salsa.
"Saya banting aja ya ponsel ini sampe remuk?"
"Jangan Nando, please" Kata Salsa dengan wajah memelas ketika tangan Nando mulai terangkat dan siap membanting ponselnya.
"Do, jangan do, ponsel temen saya itu satu-satunya yang dia punya do" Timpal Nurul memegang tangan Nando yang sedang di masukan ke dalam saku celana.
Nando mendelik tajam, kalau tidak ada rencana yang dia miliki pasti tidak akan seperti ini.
"Kalian gak bisa kalau cuma di gertak, kalian semua benar-benar menguji kesabaran saya"
"Sudah saya peringatkan ke kalian biar enggak buat onar disekolah."
"Sekarang, tujuan kalian ini apa?"
"Biar murid baru itu dikeluarkan dari sekolah" Kata Salsa berkata jujur.
"Siapa yang nyuruh kamu?" Kata Nando dengan tatapan dingin.
"Nurul" Jawab Salsa.
Perkataan itu membuat Nando mengembalikan ponsel nya "Sana kamu pergi"
Nurul ikut pergi, tapi dicegah oleh Nando "Suruh siapa kamu pergi?" Katanya.
Nurul bertatapan dengan Nando dengan tajam, menghela nafas dan mengeluarkan semua unek-unek nya.
"Saya kaya gini juga gara-gara kamu do"
"Saya gak tau pakai cara gimana lagi biar dapat perhatian dari kamu Do! saya sayang sama kamu"
Nando hanya menoleh, melihat suguhan wajah sendu dari gadis itu yang siap menangis.
"Gausah cengeng, situ sudah besar"
Nurul menggeleng kepala "Kamu tau" Kata Nurul memberi jeda ucapan, sambil mengacungkan enam jari tangan nya.
"Dari enam tahun tepatnya saat kita masih SMP! Saya suka sama kamu, saya sampai mencari informasi tentang kamu sekolah dimana, saya bersikap manis kamu cuek, saya bersikap centil kamu juga cuek, saya bersikap baik kamu gak peduli, dan sekarang saya bersikap seonar ini buat dapat perhatian dari lu kamu!, karena kamu laki-laki pertama yang berani sentuh tubuh saya!"
"Dibilang saya gak pernah sentuh apa-apa dari kamu, kamu jangan halu!" Kata Nando dengan nada emosi.
"Brengsek ya emang kamu, intinya kalau saya salah kamu bisa bicara kan dengan baik, bimbing saya ke jalan yang benar" Kata Nurul dengan nada pelan.
Alih-alih ingin membuat Nando tersentuh, justru dia memiringkan sudut bibir "Kamu bukan anak TK yang perlu bimbingan penuh, kamu sudah dewasa yang seharusnya bisa memilih mana yang salah dan mana yang benar, bukan malah bersikap murahan seperti ini, dan saya sebagai teman masa kecil kamu kecewa sama perbuatan kamu yang sudah mengusik asrama saya selama sekolah" Kata Nando.
"Haha kamu selalu anggap saya murahan? kamu gak sadar betapa egois nya kamu nyuruh saya untuk jauhin cowok-cowok yang dekat sama saya, dan kamu sekarang sudah putus sama Novi sekarang ada cewek baru!"
"Sudahi omong kosong kamu Nur, saya sudah muak dengan tingkah kamu" Kata Nando.
"Saya sayang sama kamu do, saya cinta do!" Kata Nurul dengan dramatis, gadis itu sedang tidak me manipulatif, Ia mengungkapkan seluruh perasaan dan mengeluarkan unek-unek yang ia emban selama ini.
Suasana pinggir lapangan tiba-tiba sekali vibes nya mencekam. Mona sama Novia yang baru saja datang sampai tercengang ketika Nurul mengatakan cinta. Murid yang lain bahkan tertegun dan mematung.
"Seemosional ini kah gadis itu jatuh cinta kepada Nando?" Batin Mona.
"Kaya liat drama korea anjir" Kata Mona menyemburkan kata ke lawan bicara.
"Bagi saya itu sudah biasa Mon, jadi gak heran kalau Nur lagi drama." Jawab Novia.
Walau Nurul berkata apapun, hati Nando tetap membeku dan tidak peduli, sebelum Nando pergi, dia menjawab terlebih dahulu omongan Nurul barusan, bukan karena tersentuh tapi dia malah mematahkan hati gadis itu "Maaf, tapi saya gak sayang sama kamu"
Mona sampai membelalak menutup rahang dengan telapak tangan nya.
"Anjir aku kira mereka pacaran"