Awalnya aku percaya kalau cinta akan hadir ketika laki laki dan wanita terbiasa bersama. Namun, itu semua ternyata hanya khayalan yang kubaca dari novel novel romantis yang memenuhi kamar tidurku.
Nyatanya, bertetangga bahkan satu sekolah hingga kuliah, tidak membuatnya merasakan jatuh cinta sedikit saja padaku.
"Aku pergi karena aku yakin sudah ada seseorang untuk menjagamu selamanya," ucap Kimberly.
"Sebaiknya kita berdua tidak perlu bertemu lagi. Aku tidak ingin Viera terluka dan menderita karena melihatmu."
Secara bersamaan, Kimberly harus meninggalkan cinta dan kehilangan persahabatan. Namun, demi kebahagiaan mereka, yang adalah tanpa dirinya, ia akan melakukannya.
"Tak ada yang tersisa bagiku di sini, selamat tinggal."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PimCherry, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BELUM MELUPAKANNYA
"Kak, ini tugas yang kakak berikan kemarin. Maafkan aku, Kak. Kemarin kurang konsentrasi," Kimberly memberikan kertas yang berisi 10 kali tulisannya dan menyerahkannya pada Hanna.
"Sebenarnya aku tidak mau marah padamu. Lagipula tidak ada gunanya. Jika kamu ada masalah, sebaiknya segera kamu selesaikan. Jangan malah membuatnya menjadi masalah baru untukmu," ucap Hanna bijak.
"Terima kasih, Kak. Sekali lagi, aku minta maaf."
"Pergilah, nanti kamu terlambat masuk ke aula."
"Baik, Kak," Kimberly akhirnya keluar dari ruangan dan segera menuju ke aula. Ia tak ingin lagi mendapatkan hukuman seperti kemarin.
Hari ini, tempat duduk bisa kita pilih dengan bebas, tidak perlu sesuai dengan jurusan. Kimberly mencari kursi di paling belakang, alasannya cuma satu, agar dia tidak perlu melihat William dan Viera. Kimberly yakin mereka akan duduk bersebelahan lagi.
"Kim!"
Kimberly menoleh ke belakang dan mendapati bahwa William lah yang menepuk bahunya. Di sampingnya, tentu saja, ada Viera.
"Kamu nggak duduk di depan?" tanya William.
"Nggak. Aku mau di belakang aja. Jadi kalau aku harus ke toilet jadi lebih mudah dan tidak mengganggu orang," ucap Kimberly berbohong. Belakangan ini, ia jadi sering berbohong pada William. Dulu ia tak pernah melakukannya.
"Kamu sakit, huh?!" William memegang kening Kimberly dengan telapak tangannya.
"Tidak, aku tidak apa apa," Kimberly mengambil tangan William yang ada di keningnya, dan menepuk punggung tangan tersebut perlahan.
"Ayo kita cari tempat duduk, nanti kita nggak kebagian," Viera menarik tangan William untuk mengajaknya duduk di bagian depan.
Kimberly hanya bisa melihatnya menjauh. Kini ia tidak bisa bersebelahan lagi dengan William, hanya bisa menatap punggungnya saja.
Rasa cintanya tak berkurang sedikitpun. Kimberly menganggap bahwa ini hanyalah bagian dari kerikil kerikil yang harus ia lewati. Suatu hari nanti, ia akan bersama dengan William dan hidup bahagia.
"Kamu melamun lagi, hmm?" bisik Anthony yang kini duduk di sebelah Kimberly.
"Kakak pengawas."
Anthony memegang kepalanya sambil menggelengkannya sedikit.
"Namaku Anthony, bukan pengawas. Coba kamu sebut Anthony."
"Tidak Ah, aku panggil Kak Lee saja," ucap Kimberly sambil tersenyum, "Kakak kenapa duduk di sini?"
Kini Anthony yang tertawa, "Apa kamu tidak salah menanyakan itu?"
"Salah? Apa yang salah?" Kimberly tak mengerti.
Anthony memegang bahu Kimberly, kemudian menunjuk suatu papan yang bertuliskan 'Barisan Panitia'.
"Ya ampun!" teriak Kimberly, "Maaf, jangan hukum aku lagi ya," Kimberly melihat ke arah Anthony dan mengatupkan kedua telapak tangannya.
Ia langsung meraih tas nya dan berpindah beberapa baris ke depan. Anthony yang melihatnya hanya bisa tersenyum melihat kelakukan gadis itu.
"Seorang Anthony sedang tersenyum pada seorang gadis, sungguh di luar dugaan," ucap Hansel yang kini duduk di sebelahnya.
Anthony menoleh ke arah Hansel, tapi kembali dengan tatapan tajam yang biasanya.
"Tuh lihat kan, begitu ngeliat gue mukanya berubah, nggak ada senyum senyumnya. Dasar tega!" gerutu Hansel.
"Apa yang sedang kalian ributkan?" tiba tiba saja wajah Hanna berada di antara mereka berdua.
"Tuh si Aan, ngeliatin cewe aja bisa senyum senyum. Tapi begitu ngeliat gue, wajah bengisnya dipasang," keluh Hansel.
"Oya? Siapa gadis yang bisa meluluhkan hati seorang Anthony Lee?" tanya Hanna.
Anthony berdecak melihat tingkah kedua sahabatnya itu. Anthony, Hansel, Hanna sudah bersahabat sejak mereka SMA, dan seorang lagi yang pergi meninggalkan mereka karena kesalahpahaman.
"An, katakan padaku. Siapa gadis itu? Aku tidak ingin sahabatku berhubungan dengan gadis yang tidak benar," ucapnya.
Anthony tersenyum, "Kamu tidak akan mengatakan itu jika kamu tahu siapa kakaknya."
"Maksudmu?"
"King Harisson."
Nama yang disebutkan oleh Anthony seketika membuat Hansel dan Hanna terdiam. Mereka kembali teringat kejadian masa lalu yang membuat mereka berpisah karena kesalahpahaman.
"Aku permisi dulu," pamit Hanna.
Hansel dan Anthony hanya bisa memandang Hanna yang meninggalkan mereka.
"Ia masih belum melupakannya," ucap Hansel.
"Dan sepertinya tak akan bisa," lanjut Anthony.
*****
Saat waktunya makan siang, William kembali menghampiri Kimberly.
"Kamu sudah makan?" tanya William.
"Ini baru mau makan," jawab Kimberly.
"Makan bersama kami saja, daripada kamu sendirian di sini."
"Iya Kim. Makan bersama kami saja. Bukankah kita berteman," ucap Viera dengan lembut.
"Aku sedang tidak ingin kemana mana, aku masih mengantuk karena semalam kurang tidur karena harus mengerjakan tugas."
"Baiklah, kalau begitu kita akan makan bersama di sini," William mengambil kotak makan miliknya dan juga milik Viera, kemudian duduk bersama di hadapan Kimberly.
Viera menerima kotak makan tersebut, kemudian makan bersama dengan William.
"Ini, makanlah," Viera memberikan ayam dengan ukuran besar pada William.
"Kamu makan saja, aku juga ada," ucap William.
"Aku sedang tidak ingin ayam. Untukmu saja ya," ucap Viera sambil tersenyum.
Pada akhirnya, William menerima ayam tersebut dan memakannya dengan lahap. Sementara Kimberly yang duduk di hadapan mereka hanya bisa memandang mereka tanpa bisa berkata kata.
"Apa kalian sengaja makan bersama di depanku untuk memperlihatkan keromantisan kalian?" batin Kimberly.
"Kim, kamu harus makan yang banyak, supaya tidak sakit. Ingat, aku sangat menyayangimu, aku tak mau kalau kamu kenapa kenapa," ucap William sambil mengusap pucuk kepala Kimberly.
Ingin sekali Kimberly memeluk William saat ini karena perhatian yang ia berikan. Atau jangan jangan sebenarnya William menyukainya, hanya saja ia tak bisa menunjukkannya karena ada Viera yang selalu mendekatinya?
"Iya, aku tahu kamu menyayangiku. Kalau begitu, kamu harus membelikanku es krim," ucap Kimberly.
"Gampang, nanti aku antar ke rumahmu. 1 Troli," canda William.
"Aku tunggu!" Kimberly berusaha tersenyum dan tertawa agar tidak terlihat menyedihkan di hadapan temannya itu. Lagipula, ia belum tahu bagaimana perasaan William. William sendiri tak pernah mengenalkan Viera sebagai pacarnya, itu tandanya mereka belum jadian. Masih ada peluang untuknya.