Season1
Dita merupakan gadis cantik yang selalu di kucilkan keluarga nya, di saat pesta ulang tahun saudari tirinya bernama Sheila menjebaknya dengan mencampurkan obat perangsang di minuman Dita.
Nathan, seorang Ceo tampan yang banyak di kagumi oleh kaum hawa. Nathan yang menderita mysophobia yang alergi jika di dekati oleh wanita maupun di sentuh.
Sahabat nya bernama Daniel prihatin akan phobia Nathan hingga nekat memberi obat dan menyewa seorang pemuas nafsu.
Season ke 2
Menceritakan kehidupan dan perjalanan cinta dari twins L. Al yang gila dengan pekerjaan dan juga perfeksionis, sementara El kebalikan dari itu.
Lea, adik dari twins L yang sangat manja dengan IQ standar. Dia sangat mengagumi wajah pria yang berparas tampan, hingga banyak pria yang salah paham dengannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon erma _roviko, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
Di sepanjang perjalanan, Dita merasa dongkol dan juga kesal seraya mengumpat Nathan dengan sumpah serapah.
"Dasar pria sombong, aku kan sudah meminta maaf, dan aku tidak salah sepenuhnya karena ketidaksengajaan aku berharap agar tidak bertemu dengannya lagi, " batin Dita.
"Maaf nona, kita sudah sampai tujuan, " ucap sang supir taksi membuyarkan pikiran Dita.
"Eh, aku tidak sadar jika telah sampai. Ini uangnya pak, terimakasih, " ucap Dita menyerahkan uang dan turun dari mobil.
"Sama-sama, " sahut pak supir dengan tersenyum ramah.
Dita melangkahkan kaki menuju butik, memasuki ruangannya dengan raut wajah yang dongkol. Nurma melihat dengan jelas dan mengikuti sahabatnya itu, "itu muka belum di setrika ya? "
"Aku lagi badmood, keluarlah! " usir Dita.
"Emangnya aku kucing? main usir-usir aja. Cerita dong, muka kusut gitu kenapa? " ujar Nurma yang tidak menghiraukan ucapan Dita.
"Aku kesal sama pria sombong itu, " ketus nya.
"Pria sombong? siapa? apa dia tampan? " cerocos Nurma.
" Dia pria jelek, dia anak dari pak Wijaya pelanggan kita. "
"Kamu beruntung banget bisa ketemu dengan anak dari keluarga terkaya di kota ini? kabar yang aku dengar ya, anak dari Wijaya bernama Nathan itu seorang Ceo, berkharisma, dan banyak di gilai oleh kaum hawa, dan nilai plus nya, wajah yang sangat tampan, " penuturan dari Nurma membuat bibir Dita semakin mengerucut.
"Pergilah, aku tidak ingin mendengar tentang pria sombong itu. "
"Yaya baiklah, di sini kau bos nya. " Dita melihat punggung Nurma yang menghilang dari balik pintu.
Di sisi lain
Bara mengajak twins L menikmati kebersamaan mereka dengan bermain Timezone, Al dan El bermain dengan wajah yang sangat bahagia, bagaimana tidak! mereka selalu memenangkan permainan.
Bara yang sedikit bosan menunggu twins L dari kejauhan sembari menggoda beberapa wanita cantik dengan menebar senyuman pamungkas nya.
Setelah 30 menit bermain, Bara melihat twins L yang kesusahan membawa barang-barang hasil bermain game hingga tercecer.
"Wah.. wah apa hari ini kalian memborong semua mainan? " goda Bara.
"Berhentilah menggoda kami, bantu bawakan semua barang ini. Papa tau, badan ku yang kecil ini tidak bisa menganggkat semuanya, " keluh El membuat Bara mendengus kesal.
"Apakah permainan kalian menyenangkan? " ucap Bara basa basi.
"Sangat, tapi aku tidak suka lihat pak pitak itu, " gerutu Al.
"Pak pitak? " Bara mengerutkan keningnya.
"Bapak-bapak yang kepalanya botak di tengah, pemilik game itu, " sahut El.
"Apa yang di lakukan nya? "
"Kami hanya bermain, tapi pak pitak melarangnya. Dia mengatakan akan rugi jika kami terus memainkan game di sana, " jawab Al dan di angguki oleh El.
"Papa tau, mereka itu curang! mereka menyelipkan chip di ring permainan bola basket itu. Jika kita melemparnya tidak akan masuk, dan di dalam bola basket juga ada chip yang membuatnya bertolak belakang hingga sangat sulit untuk bola masuk ke ring, " kata El.
"Lupakan saja! apa kalian lapar? ku harap kalian lapar " Bara mengajak Al dan El ke restoran dan memesan makanan beberapa menu andalan restoran juga beberapa cemilan manis.
Tidak ada obrolan saat pesanan datang, yang terdengar hanya dentingan sendok dan juga garpu, Bara dan twins L menikmati santapan di atas meja.
"Papa ingin ke toilet dulu, kalian jangan kemana-mana dan makanlah dengan tenang, " ucap Bara yang tergesa-gesa.
Bara yang pergi ke toilet tak sengaja meninggalkan ponselnya, membuat twins L merencanakan sesuatu,
El dan Al saling menatap.
"Apa kau tau apa yang aku pikirkan Al?" ucap El dengan tersenyum smirk.
"Ck, aku sudah tau sebelum kau memikirkannya, " balas Al.
Al memasukkan program buatannya kedalam ponsel Bara, dan El menyamarkan suaranya dari program itu. Dia menelpon seakan-akan itu adalah Bara. El melihat begitu banyak koleksi teman kencan Bara, hanya menggelengkan kepala.
El menelfon mereka dan meminta para wanita teman kencan Bara memakai Pakaian berwarna merah untuk menemuinya di restoran. Setelah cukup puas dengan semua itu, Al menghapus jejek yang telah di buat oleh El dan meletakkan kembali ponsel itu seperti semula.
Tak lama, Bara datang dengan perasaan lega, setelah menahannya beberapa saat. Bara melihat twins L yang sangat tenang sembari menyuapi cake ke mulut mereka.
"Ayolah, kita harus pulang. "
"Tidak, kami ingin es krim, " ucap Al.
"Kalian sudah makan dan juga mengemil, ayo kita pulang, " ajak Bara.
"Ayolah Pa, kami ingin es krim. Ibu selalu melarang kami memakannya, " ucap mereka kompak dan menunjukkan puppy eyes membuat Bara menjadi tidak tega.
"Kenapa mereka menatap ku begitu? mereka sangat menggemaskan. Oh tuhan, semoga Dita tidak mengetahuinya atau aku akan di gantung, " Batin Bara.
"Baik, tapi setelah itu kita akan pulang. "
"Janji, " jawab Twins L dengan serempak.
Di saat Bara membeli es krim, tiba-tiba dia merasakan pundak nya di tepuk Dengan pelan, Bara berbalik dan melihat Jenni yang memaka dress berwarna merah.
"Hai!" sapa jenni dengan tersenyum.
"Jenni, kau di sini? "
"Of course, karena kau ada di sini. " Jenni mengikuti Bara dan ikutan bergabung, jenni tersenyum ramah terhadap twins L.
"Wah kalian sangat tampan, siapa nama mu? " tanya Jenni yang duduk di sebelah Al dan menoel pipi nya dengan gemas.
"Singkirkan tangan mu dari wajah Al, " ucap El dengan raut wajah dingin.
"Eh, nama nya Al. Nama yang sangat bagus. Kau sangat menggemaskan, andai aku melihat versi dewasa kalian, aku akan jadi penggemar berat kalian, " ujar Jenni yang tak menghiraukan ucapan El.
Tak lama kemudian, seorang wanita memakai atasan berwarna merah dan rok di atas lutut menghampiri Bara.
"Hai, baby."
Bara mengenali suara itu dan berbalik untuk keasal suara "Naumi" ucap Bara menelan saliva dengan susah.
"Bagaimana penampilan ku? " ujar Naumi yang berputar.
"Perfect, " balas Bara menatap sang kekasih kedua dengan kagum, membuat Jenni terbakar cemburu.
"Honey, aku datang, " ucap seorang wanita memakai celana jeans dan baju blouse menghampiri Bara dengan senyuman yang terukir di wajahnya yang cantik.
Bara sekarang benar-benar kalap, melihat teman kencannya datang dengan memakai pakaian merah. Bara menatap mereka satu persatu dengan keringat di dahinya.
"Alexa? kau di sini juga?" tanya Bara.
" Kenapa? apa tidak boleh? " ketus Alexa dan melirik Jenni dan Naumi sinis.
"Bukan begitu, tapi kenapa kalian datang bersamaan?"
"Apa maksudmu dengan ucapan itu?" ujar Jenni bertolak pinggang.
Bara yang sungguh di buat pusing dengan kehadiran kekasih nya menatap twins L dengan tajam, sementara yang di tatap hanya memasang raut wajah tanpa dosa.
"Ck, aku yakin ini ulah anak monster itu. Heh, tunggu hukuman dari Papa kalian yang tampan ini, " batin Bara.