Awalnya aku adalah seorang istri yang diperlakukan bagai Ratu. Hingga suatu saat, gelar Ratu itu lengser dariku. Suamiku datang lalu mengenalkan Ratu barunya. Kesedihan tak berhenti sampai disitu, aku terus disalahkan atas kesalahan ratu barunya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi wahyuningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 10
Jhon menatap sebuah bingkai photo berukuran besar sembari menegang segelas wine. Tak tahu apa yang harus dia katakan saat ini.
" Jhon? "
Suara wanita paruh baya yang tak lain adalah Ibunya Jhon. Wanita paruh baya dengan tubuh tinggi putih rambut coklat dan manik mata berwarna grey brown. Namanya adalah Sofia.
" Ibu? " Jhon bangkit dan memeluk erat tubuh Ibunya.
" Kenapa kau selalu menghabiskan waktu luang mu untuk minum? apa kau baik-baik saja? " Ibu mengurai pelukannya untuk menatap putranya yang sudah bertambah dewasa sekarang.
Jhon tersenyum lalu mencium pipi Ibu Sofia.
" Aku baik-baik saja, Ibu. "
Jhon menuntun Ibunya untuk duduk di sofa.
" Semenjak kau pulang dari Kuba, kau belum menemui Ibu. Apa yang lebih penting dari Ibu? " Ibu bertanya dengan wajah yang pura-pura sebal.
Jhon tersenyum lalu menggenggam jemari Ibunya. Jika Jhon begitu dingin terhadap orang lain, maka kebalikannya jika ada di depan Ibunya. Jhon akan menjadi pria hangat dan selau memperlakukan Ibunya seperti seorang ratu.
" Tidak akan ada yang bisa dibandingkan dengan Ibuku. "
Ibu Sofia tersenyum, wanita paruh baya itu benar-benar merasa bahagia, anaknya tumbuh menjadi pria yang hangat kepadanya. Tentu saja dia tahu, bagaimana Jhon memperlakukan orang lain. Tapi menurut Sofia, selama Jhon tidak merugikan orang lain itu tidak akan menjadi masalah baginya. Kebahagian Jhon adalah yaalng paling utama.
" Jhon, apa Lusiana tidak akan kembali? "
Jhon terdiam sesaat. Wanita yang dulu membuatnya jatuh hati lalu pergi begitu saja. Meski sakit saa mengingatnya, Jhon selalu menahan diri untuk tidak mencarinya. Dia yang pergi maka dia sudah memilih jalan hidupnya. Tidak ada yang perlu diharapakan dari wanita itu.
Jhon menatap manik mata Ibunya laku menggenggam kedua tangannya.
" Ibu, aku akan segera menikah. "
Ibu menatap Jhon lalu tertawa.
" Kau sedang menghibur Ibu? "
Jhon menggelengkan kepala dengan tatapan yang serius. " Aku serius, Ibu. "
Ibu menatap mata Jhon untuk mencari kebohongan disana. Nihil! dia benar-benar terlihat sangat jujur. Ibu Sofia menghela nafas lega lalu tersenyum menatap wajah putranya itu.
" Tentu saja Ibu akan setuju. "
" Tapi, keadaannya agak sedikit berbeda. "
Ibu Sofia mengerutkan dahinya. " Maksudnya? "
" Doa sedang hamil. "
Ibu Sofia menutup mulutnya karena terkejut. Dia tidak menyangka kalau putranya sudah menghamili seseorang tanpa sepengetahuannya. Melihat ekspresi Ibunya, Jhon tentu saja langsung menebak apa yang sedang dipikirkan Ibunya.
" Bukan aku Ayahnya, bu. "
Pernyataan Jhon kini semakin membuat Sofia bingung.
" Apa? lalu kenapa kau menikahinya kalau bayi itu bukan anakmu? "
Jhon menatap manik mata Ibunya. Dia tahu ini terdengar gila. Tapi, hanya dengan menjadi istrinya, Elia bisa melindungi bayinya. Lagi pula, adanya Elia akan membuat keluarga Dargo menyesali keputusan mereka. Dengan kata lain, Elia memiliki potensi untuk memporak porandakan keluarga Dargo yang ia benci itu.
" Bu, bayi di dalam perutnya adalah milik Hendrick. "
" Bagaimana bisa?! " Apalagi ini batin Ibu Sofia.
" Hendrick berselingkuh bu. Mantan istrinya sedang hamil, tapi mereka tetap menikahkan Hendrick dengan wanita selingkuhannya itu. Semua cukup rumit. Sekarang dia menuduh bahwa anak yang dikandung mantan istri Hendrick bukan anaknya, tapi kalau suatu hari mereka mengetahui yang sebenarnya, wanita itu akan kehilangan anaknya. "
Ibu Sofia nampak menghela nafas. Ia teringat dengan apa yang terjadi pada dirinya saat mengandung Jhon. Tidak ada satu pun dari keluarga Dargo yang memanusiakan nya. Hingga akhirnya, dia dan Ayahnya Jhon memilih untuk hengkang dari keluarga itu.
" Kau hanya ingin membantunya? atau kau memiliki niat lain? "
" Tidak tahu bagaimana aku bisa menjelaskannya pada Ibu. "
Ibu Sofia tersenyum lalu menangkup wajah Putranya.
" Apa dia cantik? "
Jhon nampak berpikir sesaat lalu mengangguk. Tentu saja Ibu Sofia tersenyum bahagia. Jhon bukanlah pria uang begitu memperhatikan wajah wanita. Tapi jika dia sampai menyadari wanita itu cantik, sudah bisa dipastikan jika Jhon pasti memperhatikan secara detail wanita itu.
" Bawa Ibu menemuinya, Jhon. "
Jhon mengangguk.
Tidak apa-apa nak, apapun keadaan wanita itu, asalkan membuatmu bahagia, Ibu juga akan bahagia.
***
" Kau yakin? "
Tanya Keyla sembari menatap Elia penuh tanya. Elia menjawabnya dengan beberapa kali anggukan. Iya, setelah semalaman berpikir, akhirnya Elia memutuskan untuk menerima tawaran dari Jhon. Memnag dia tidak tahu bagaimana nasibnya nanti. Tapi yang pasti, dia ingin menyelamatkan bayinya agar tidak direbut oleh keluarga Dargo. Masalah cinta atau tidaknya, Elia mengesampingkan hal itu. Toh laki-laki itu juga tidak memedulikan soal perasaan.
Keyla kembali menatap sahabat dekatnya itu. Dia sendiri juga tidak bisa melarang Elia, apapun yang Elia lakukan, dia hanya bisa mendukung Elia. Apalagi kali ini Elia melakukanya untuk bayinya.
" Tapi kau perlu mengenal pria itu dulu kan? "
Pertanyaan Keyla sukses membuat Elia tersenyum.
" Aku tidak pernah merasakan hal ini saat bersama Hendrick. Tapi entahlah, melihat caranya berjanji, aku yakin dia bukan tipe orang yang suka mengingkari janji. "
Elia kembali mengingat bagaimana cara Jhon memberikan janji. Meski terdengar tidak menyanggupi beberapa hal, tapi dengan wajah dingin penuh penekanan dan ketegasan, dia mampu mengiyakan janji yang ia yakini mampu untuk menepati.
" Apa pernikahan ini sejenis, pernikahan kontrak? "
Elia menggeleng.
" Lalu? "
Elia menghela nafasnya terlebih dahulu. " Kami tidak di zona itu. Tapai ada syarat yang dia berikan. "
" Syarat? " Keyla menatap bingung sahabatnya itu.
" Iya, tidak boleh bercerai, tidak ada yang boleh berselingkuh, aku bebas melakukan apapun. "
Keyla membulatkan matanya. Bagaimana ada orang yang menawari persyaratan menikah seromantis itu? padahal belum kenal lama kan?
" Syarat itu hanya untukmu? " Keyla bertanya masih dengan wajah tidak percaya.
" Tidak! syarat itu untuk kami berdua. "
Sebenarnya ada kelegaan di hati Elia saat mengatakan ini, setidaknya dia tidak akan dihianati lagi. Dan semoga saja itu benar. Terserah apa yang akan terjadi nanti, pokonya yang harus ia pikirkan adalah bayinya saat ini.
Ditengah- tengah perbincangan mereka, suara ketukan pintu membuyarkan suasana. Keyla bangkit untuk membuka pintu.
Keyla mengeryit bingung melihat seorang wanita paruh baya yang begitu cantik ada dihadapannya.
" Anda siapa? " Tanya Keyla bingung.
" Apa kau Elia? "
" Bukan. Elia ada didalam. "
" boleh bertemu? " Suara lembut dan parasnya yang cantik, benar-benar membuat Keyla tertegun.
" Bo boleh. "
Keyla mempersilahkan Ibu Sofia untuk masuk lalu memanggil Elia. Semoat kebingungan saat melihat Ibu Sofia, tapi dia tersenyum sembari menjabat tangan Ibu Sofia.
" Selamat siang, Bibi. " Sapa Elia.
Ibu Sofia tersenyum dan mengangguk. " Jadi kau Elia? "
" iya, lantas, Bibi siapa ya? "
Ibu Sofia kembali tersenyum. " Namaku Sofia. Aku Ibunya Jhon. "
Elia yang terkejut hanya bisa membulatkan mata karena tidak percaya.
" Maaf mengganggu harimu, Elia. "
Elia menggelengkan kepalanya. " Tidak apa-apa Bibi. Maaf karena tidak tahu Bibi akan datang, saya tidak menyiapkan apapun. "
Ibu Sofia meraih tangan Elia dan menatapnya.
Pantas saja, ternyata Elia benar-benar sangat cantik.
" Tida apa-apa, Elia. Mulai hari ini, kau harus membiasakan dirimu untuk memanggilku, Ibu. "
TBC