Clarisa hanya bisa menyesal setelah diceraikan oleh Arga, suaminya yang dua tahun ini menikahinya karena sebuah perjodohan.
Arga yang sudah berusaha mencintai Risa sepenuh hati sudah tidak tahan dengan sikap Risa yang susah di atur, keras kepala, kekanakan dan suka menghamburkan uang. Bahkan Risa masih sering pergi bersama teman-temannya ke club malam untuk berpesta.
Tapi setelah resmi bercerai, Risa baru tau kalau dia sedang mengandung anak dari Arga. Penyesalan tinggallah penyesalan saat Risa mengetahui Arga sudah menikah lagi dengan mantan pacarnya setelah menceraikan Risa.
"Mama, apa Papa nggak sayang sama Tiara? Kok Papa nggak pernah pulang?"
"Bukannya tidak sayang sama kamu Tiara. Tapi Papa sudah bahagia dengan keluarganya!" Risa hanya bisa menjawab pertanyaan anaknya di dalam hati.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi.santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pulang
"Dari mana kamu Fatma?" Lusi yang baru saja datang tidak menemukan Fatma di kamar cucunya.
"Aku baru saja menemui Risa Bu!"
Lusi tampak terkejut karena Fatma benar-benar menemui Fatma setelah Lusi menceritakan jika anak Risa dan Arga begitu mirip dengan Andita dan Lusi percaya jika Ara adalah cucunya.
"Kenapa kamu ke sana?" Lusi mendadak takut jika Fatma bicara yang tidak-tidak pada Risa.
Entah kemana perginya kebencian Lusi pada Risa selama ini. Sejak melihat anak yang Arga klaim sebagai anak itu, rasa benci Lusi menghilang begitu saja.
"Aku hanya menyapa Bu, tidak ada yang lain"
"Ya sudah, ayo lekas bereskan barang-barang Keysha. Tadi perawat bilang administrasinya sudah selesai dan Keysha bisa pulang"
"Iya Bu"
Fatma lekas membereskan barang-barang milik Keysha. Setelah tiga hari di rawat, Keysha sudah membaik saat ini, jadi dia sudah di perbolehkan pulang.
"Papa mana Ma?" Keysha tampak cemberut karena sejak pagi tidak melihat Arga sama sekali.
"Papa lagi kerja sayang, nanti Papa pasti jemput Keysha!"
Sebenarnya Fatma juga tidak tau di mana Arga. Tadi dia kira bisa menemukan Arga di ruangan Risa setelah sejak pagi tadi dia tidak melihat suaminya sama sekali.
Sementara Lusi, dia terdiam dengan pikirannya sendiri. Melihat Keysha yang sedang mencari Arga tentu saja dia tidak tega. Tapi ketika dia mengingat Ara yang sedang sakit parah, dia semakin tidak tega.
Semalaman Lusi merenung, memikirkan kesalahannya selama ini. Karena keegoisannya, dia membiarkan cucunya hidup tanpa kasih sayang seorang Ayah selama lima tahun.
"Keysha, kamu harus terbiasa tanpa Papa mu. Papa kamu harus bekerja dan mengurus hal yang lain. Di sini kan sudah ada Mama dan juga Oma!" Ucap Lusi dengan lembut sembari mengusap pucuk kepala Keysha.
"Apa maksud Ibu?!!" Fatma tampaknya menangkap sesuatu yang lain dari ucapan Ibu mertuanya.
"Ibu mau memaksa Keysha untuk terbiasa dengan waktu Mas Arga yang akan terbagi untuk anaknya yang lain?"
"Bukan begitu maksud Ibu!"
"Tolong Bu, aku tidak masalah kalau memang Mas Arga mengurus anaknya itu. Tapi aku tidak mau kalau sampai kedatangan mereka justru membuat Keysha sedih"
"Jangan khawatirkan tentang itu. Arga pasti bisa mengambil keputusan dengan baik!"
Fatma mengernyitkan dahinya, dia heran dengan Ibu mertuanya yang tampak menyerahkan semua keputusan pada Arga. Sungguh hal yang langka karena biasanya, Lusi yang selalu mengatur Arga.
"Maksud Ibu, kalau Mas Arga meminta anaknya dari Risa, apa Ibu akan mendukungnya?"
"Jika itu yang terbaik, maka tidak ada salahnya!" Lusi memalingkan wajahnya karena tidak mau menatap Fatma yang kini menatapnya dengan aneh.
Fatma kembali terdiam, sepertinya ada yang aneh dengan mertuanya itu.
Sedangkan Arga baru saja tiba di ruangan Ara setelah beberapa waktu memilih pergi entah kemana. Dia merasa tak berguna sebagai seorang Ayah. Dia tidak bisa menyelamatkan anaknya sendiri. Begitupun dulu dengan Andita, Arga juga tidak bisa menyelamatkan adiknya di saat dia harapan satu-satunya karena Ayah mereka telah meninggal dunia.
"Papa" Lirih Ara dengan bibirnya yang bergetar begitu melihat kedatangan Arga.
"Hey sayangnya Papa kenapa sedih begini?" Arga langsung duduk di sisi ranjang Ara dan memeluk tubuh mungil putrinya itu.
"Ara kira, Papa pergi jauh lagi. Ara takut Papa nggak pulang lagi!"
"Papa nggak akan pergi jauh lagi sayang, tadi Papa cuma ada sedikit pekerjaan. Jadi jangan sedih lagi ya?" Arga mengusap punggung Ara dengan lembut.
"Mas, kenapa kamu ke sini?"
"Apa maksud kamu Risa? Memangnya kenapa kalau Mas ke sini?" Arga mengernyitkan keningnya karena pertanyaan dari Risa.
"Mas, aku tidak melarang mu untuk bertemu Ara. Tapi aku tidak mau kalau kamu terus-terusan di sini dan membuat Mbak Fatma salah paham. Kamu juga harus memikirkan Mbak Fatma dan anak kalian. Aku juga tidak mau kalau sampai ada yang berpikir aku memanfaatkan Ara untuk mendekati kamu lagi!" Risa tak sadar meluapkan apa yang ada di pikirannya sejak kedatangan Fatma yang membawa tuduhan seperti itu.
Tapi gemuruh di dalam dadanya karena tuduhan tak benar itu membuat hati Risa tak tenang. Bukan ini yang ia inginkan. Meski dia mencintai Arga, meski jauh di dalam lubuk hatinya yang paling dalam dia ingin Ara bersama Papanya, tapi tak pernah terlintas di pikirannya untuk masuk kembali ke dalam kehidupan Arga dengan cara seperti yang Fatma tuduhkan.
"Siapa yang bicara seperti itu Risa? Apa Ibu datang lagi ke sini, atau Fatma?"
Risa terlihat gelagapan ketika baru menyadari tentang ucapannya tadi.
"Tidak, tidak ada!" Risa langsung berbalik mengemas barang-narang milik Ara lagi.
Hari ini Ara juga telah diperbolehkan pulang oleh dokter.
"Papa ikut Ara pulang kan Pa?"
"Iya Papa i.."
"Papa harus kerja lagi Ara!" Risa langsung memotong ucapan Arga.
"Jadi Papa nggak mau ikut Ara?"
Risa kembali menoleh pada Ara ketika putrinya kembali menangis karena dia melarang Arga ikut dengan mereka.
"Rida please!" Ucap Arga dengan memohon.
"Ck" Risa berdecak kemudian kembali mengabaikan Arga dan itu Arga anggap sebagai persetujuan Ara.
"Iya Papa ikut Ara pulang"
"Beneran Papa?"
"Iya sayang" Arga tersenyum karena tangan Ara melingkar erat di pinggangnya.
Satu jam kemudian, Ara benar-benar di perbolehkan pulang. Gadis kecil itu terlihat bahagia berada di gendongan Papanya untuk pertama kali.
Risa yang berjalan satu langkah di belakang Arga tampak buru-buru menghapus air matanya karena merasa terharu dengan pemandangan yang ia lihat di depan matanya.
Sungguh, kebahagiaan putrinya sangatlah sederhana. Tapi baru saat ini Ara bisa mendapatkannya.
"Ara mau beli mainan nggak?"
"Mainan Pa?"
"Iya, nanti kita mampir beli mainan dulu ya?"
"Iya Papa, Ara mauuuu!" Ara tersenyum senang meski dengan wajahnya yang pucat.
"Mas nggak us.."
"Aku hanya ingin membahagiakan anak kita Risa. Jadi tolong, jangan melarang ku!"
Risa hanya bisa diam setelah itu, dia pun tak bisa melarang Arga apalagi di depan Ara seperti saat ini.
"Mas!!" Seseorang memanggil Arga ketika dia dan Risa menunggu pintu lift terbuka.
Arga dan Risa sama-sana menoleh ke sumber suara. Ternyata di sana ada Fatma dan juga Lusi bersama Keysha.
"PAPAA!!" Panggil Keysha dengan lantang karena melihat Arga tengah menggendong orang lain.
dan sudah saatnya Fatma merasakan dinginnya jeruji besi penjara 😎😎