Remake dari karya berjudul Emas yang belum lama di rilis dan karya teman penguasa berlengan satu yang sudah di drop.
Kisah seorang pria yang selalu di hina akibat dia hanya memiliki satu lengan. Dia di khianati istri yang sewaktu smp di tolongnya sampai mengorbankan lengannya. Mertua dan iparnya menganggap dia sampah karena dia sering di pecat karena kondisi nya.
Dia sempat berpikir mengakhiri hidupnya dan di tolong, dia mendapat lengan bionik karena kebetulan dan sempat mau di bunuh oleh selingkuhan istrinya, namun di saat kondisinya sudah kritis, lengan bionik nya malah menolongnya dan memberinya kekuatan untuk mengubah nasib. Bagaimanakah kisah perjalanan hidup baru nya ?
Genre : Fiksi, fantasi, drama, komedi, supranatural, psikologi, menantu terhina, urban.
100 % fiksi, murni karangan author. mohon like dan komen nya ya kalau berkenan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mobs Jinsei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 7
Beberapa saat kemudian, setelah di suruh turun dan merasa dirinya di ikat di kursi, “slep,” penutup kepala Marlon di buka, dia menoleh melihat sekitarnya, ternyata dia berada di sebuah gudang yang sepertinya sudah terbengkalai tidak dipakai lagi.
“Wah wah akhirnya ketemu juga, kemana aja kau selama sebulan ini hah ?”
Mendengar suara di depannya, Marlon menoleh perlahan, wajahnya yang semula takut langsung berubah menjadi geram melihat pria tampan yang memakai jas berdiri di depannya,
“Ternyata kamu dalangnya ya, mau apa kamu menculik ku seperti ini, kak Ditto,” jawab Marlon dengan suara berat dan menatap Ditto dengan tajam.
“Wah kenapa mata mu seperti itu ? jangan seram seram lah, aku kesini mau mengajak mu bicara baik baik,” balas Ditto.
“Tidak ada yang perlu di bicarakan kan,” tukas Marlon.
“Hahaha,”
“Duaaak,” tiba tiba Ditto menendang wajah Marlon sampai Marlon terjengkang kebelakang dan di tangkap oleh kedua pria bertubuh besar yang kembali mengembalikan kursinya.
“Crrr.”
Darah segar keluar dari hidung Marlon, namun matanya tetap menatap tajam ke arah Ditto di depannya. Ditto maju dan menarik kerah Marlon,
“Ceraikan Vania karena aku berniat menikahinya, sekarang juga kita urus,” ujar Ditto sambil tersenyum.
“Hah...apa tidak ada wanita lain yang bisa kamu ambil kak Ditto ? kenapa harus istri ku ?” tanya Marlon, walau dia sudah tidak menganggap Vania sebagai istri nya, tapi tidak mungkin dia membiarkan Ditto berbuat seenaknya.
“Hmm aku perlu akses ke ayahnya, sebenarnya aku tidak terlalu mencintainya, memang sih di ranjang dia sangat mahir sampai membuat ku sedikit ketagihan, tapi hanya itu hahaha,” ujar Ditto.
“Dasar kurang ajar, manusia bejat !” bentak Marlon penuh emosi.
Ditto berjalan ke belakang Marlon, dia melihat kemeja lengan kiri Marlon, berisi dan tidak kosong, “grep,” dia memegang lengan Marlon, “breek,” dia merobek lengan kemeja Marlon dan terlihatlah lengan bionik baru Marlon,
“Wuih....kamu dapat dari mana lengan ini, harganya kan ratusan juga, hebat juga kamu (berjalan lagi ke depan) jadi bagaimana ? setuju menceraikan Vania ?” tanya Ditto sambil tersenyum nyinyir.
“Tidak sudi....puiih,” Marlon menembakkan saliva nya ke wajah Ditto.
Ditto langsung mengambil sapu tangan dan membersihkan saliva Marlon yang bersarang di wajahnya, dia langsung bermain mata pada pria pria bertubuh besar sebagai isyarat untuk menghancurkan Marlon. Tanpa menunda lagi, para pria itu langsung memukuli, menendang dan menghantam Marlon yang terduduk di ikat di kursi tanpa belas kasihan.
Setelah beberapa saat, wajah Marlon sudah seluruhnya mengeluarkan darah dan tidak berbentuk, namun dia masih hidup dan bernafas, kemejanya sudah penuh dengan darah dan kepalanya tertunduk, Ditto maju dan menjambak rambut Marlon untuk mendongakkan wajahnya,
“Kamu ceraikan Vania atau tidak, hasilnya sama, Vania adalah milik ku, kalau kamu tidak dengan suka rela menceraikan Vania ketika masih hidup, maka akan ku buat Vania cerai mati,” uajr Ditto.
“Cuih,” dengan sisa tenaga nya, Marlon kembali melemparkan saliva nya ke wajah Ditto yang tepat di depannya.
Ditto langsung mundur dan sekali lagi membersihkan wajahnya, kemudian dia menjentikkan jarinya, dua orang pria bertubuh besar, memegang lengan bionik Marlon dan langsung menarik nya kuat kuat untuk melepasnya,
“Aaaaaaaaaaaah,”
Marlon berteriak miris karena rasa sakitnya sangat luar biasa, kedua pria itu terus berusaha mencabut lengan bionik Marlon, “krek,” sendi siku nya mulai merenggang dan membuat Marlon pingsan karena terlalu sakit, namun setelah beberapa saat, rupanya dua pria itu kelelahan dan tidak bisa mencabut lengannya. Beberapa pria kemudian mencobanya dan hasilnya pun sama.
“Sudahlah, bakar gudang ini, biarkan dia mati terbakar di sini, kita pergi,” ujar Ditto.
“Baik bos,” balas para pria bertubuh besar itu.
Mereka berjalan keluar dari gudang, “cluk...cluk,” terdengar mereka menuangkan sesuatu di dekat Marlon dan “bwoooosh,” api besar pun menyala di sekitar Marlon yang duduk di dalam. Ditto dan seluruh pria bertubuh besar keluar dari gudang kemudian menutup pintunya, meninggalkan Marlon yang pingsan di dalam gudang.
Api semakin merambat mendekati tubuh Marlon, celana Marlon mulai terbakar dan merembet ke atas, situasi sudah sangat genting bagi Marlon yang saat ini sedang dalam keadaan pingsan. Namun tiba tiba, keajaiban terjadi, “bwuuuung,” sebuah pelindung kasat mata berwujud setengah lingkaran yang entah dari mana asal nya, mengurung Marlon.
Lengan bionik Marlon tiba tiba mengeluarkan cahaya biru terang yang sangat menyilaukan, bagian yang rusak dan hampir terputus akibat di tarik paksa, mulai tersusun dan terpasang kembali yang nampak lebih kuat juga rapi. “Ctas,” tali yang mengikat Marlon terlepas karena putus, tubuh Marlon yang saat ini dalam keadaan pingsan, melayang ke atas.
Cahaya terang berwarna biru menyelimuti tubuh Marlon, luka luka di sekujur tubuh Marlon mulai sembuh, kemudian lengan bionik mengeluarkan ribuan sinar laser yang nampak seperti sulur pohon beringin, kemudian meliuk liuk bagai ular yang bertumpuk tumpuk, masuk ke dalam pangkal lengan kiri Marlon.
Terlihat lengan bionik itu seperti menjahit dirinya dengan pangkal lengan Marlon dan menyambung seluruh saraf di pangal lengan nya dengan laser yang nampak seperti sulur. Proses penyambungan berlangsung cukup lama dengan kondisi tubuh Marlon yang pingsan melayang di udara. Setelah selesai, tubuh Marlon turun perlahan dan duduk kembali di kursi.
“Ugh,”
Marlon terbangun, dia merasakan ada hawa panas di sekitar nya yang membuat peluhnya jatuh bercucuran dengan deras, dia membuka matanya dan matanya langsung membulat ketika melihat dirinya di kelilingi api,
“A – apa ini...api...kebakaran,” teriak Marlon.
Tapi Marlon yang semula panik, tiba tiba sadar kalau api sama sekali tidak mendekat kepada dirinya, seperti ada pelindung kasat mata yang melindungi areal di sekitar dirinya,
“Kok bisa ?” tanya nya heran.
[Cuit.]
“Bwuuung,” sebuah layar hologram besar muncul di atas lengannya, Marlon menoleh dan kaget melihat bentuk lengannya. Saat ini, lengan bionik nya tidak nampak seperti kerangka manusia melainkan seperti sebuah lengan manusia namun terbuat dari besi dengan banyak lampu berkedip di atasnya, lengannya nampak seperti lengan robot dari masa depan yang biasa muncul di film sci fi.
Marlon mengangkat lengannya dan melihat tangannya, dia merasakan sensasi baru yang belum pernah dia rasakan, tangan bionik nya memiliki indra perasa yang membuatnya seperti tangan manusia sungguhan, selain itu dia bisa dengan mudah menggerakkannya seperti menggerakkan tangan kanan nya yang dia angkat juga sebagai perbandingan.
“Apa yang terjadi pada lengan ku ? kenapa bentuknya berubah ?” tanya Marlon.
Barulah dia sadar ada layar terbuka di atas lengannya, isi layarnya adalah sebuah kalimat pertanyaan yang harus dia jawab,
[Activate assistant ?] [Yes] [No]
Marlon menggerakkan tangan kanan nya hendak menekan YES, namun tiba tiba layar itu menghilang sebelum tangannya menyentuh layarnya.
[Terima kasih sudah mengaktifkan assistant, nama saya Aisha atau singkatan dari Artificial Intelligence System Helper Assistant.]
Tiba tiba terdengar suara wanita digital yang kaku seperti robot di kepala Marlon dan tentu saja membuat Marlon menjadi sangat bingung.
“Si...siapa ?” tanya Marlon terbata.
[Saya Aisha atau Artificial Intelligence System Helper Assistant, saya akan mendampingi tuan dan membantu tuan dalam penggunaan lengan bionik tipe TR – 1000 – VX.]
“Ke...kenapa kamu bicara di kepala ku ?” tanya Marlon.
[Saya berada di lengan anda tuan, bukan di kepala anda.]
“Tolong jelaskan,” ujar Marlon.
[Baik....activate navigation system.]
Tiba tiba muncul beberapa layar di mata Marlon seperti sedang memakai dan berada di dalam helm super canggih milik iron man yang ada di dalam movie. Di sebelah kanan atas ada sebuah layar yang menampilkan peta tiga dimensi, di kanan bawah ada sebuah layar menampilkan isi dari dimensional storage di lengan nya, di kiri atas ada sebuah layar berisi hasil analisa setiap benda atau manusia yang di lihat Marlon.
Di kiri bawah, ada sebuah layar hologram kecil yang menampilkan daftar fungsi lengan atau tutorial cara penggunaan nya. Ada beberapa perintah yang bisa di berikan pada lengan bionik nya,
*************************************************************
Command list :
- Camouflage (menyamarkan lengan bionik menjadi lengan manusia).
- Barrier on / off (menyalakan dan mematikan pelindung).
- Combat mode (menyalakan mode bela diri untuk seluruh tubuh).
- Shoot (menembakkan projectile).
- Mapping (membuka / menutup layar map).
- Dimensional storage (membuka / menutup layar dimensional storage).
- Analyze (membuka / menutup layar analisa).
- Time (membuka / menutup layar waktu).
- Interface (membuka / menutup layar interface).
*************************************************************
Setelah itu, di bagian tengah atas, ada sebuah layar kecil yang menampilkan waktu dan tanggal seperti pada smartphone dan terakhir bagian tengah bawah ada sebuah layar berisi pengaturan interface, dengan kata lain layar layar yang saat ini di lihat Marlon di matanya, bisa di matikan dan bisa di tampilkan sesuai kehendak dan kebutuhan Marlon.
Aisha menjelaskan semua fungsi dan tujuan nya kepada Marlon yang mau tidak mau harus menerimanya walau masih setengah percaya, namun api yang mengelilingi pelindungnya benar benar nyata dan terasa panas nya dan terasa sangat nyata.
“Benar benar tidak bisa di percaya, tapi terima kasih Aisha, kalau tidak ada kamu, aku pasti mati,” ujar Marlon dalam kepalanya.
[Sama sama tuan, senang bisa membantu.]