NovelToon NovelToon
My Secret Wife

My Secret Wife

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Perjodohan
Popularitas:79.2M
Nilai: 4.9
Nama Author: Almaira

Persahabatan dua generasi.

Antara seorang pemuda dengan seorang kakek tua pensiunan pegawai negeri.

Lucunya, sang kakek tidak mengetahui bahwa sahabatnya sebenarnya seorang CEO dari perusahaan terkenal.

Persahabatan yang telah terjalin beberapa tahu itu sangat terjalin erat hingga akhirnya, di penghujung akhir hayatnya, sang kakek meminta sahabatnya untuk menikahi cucu satu satunya.

Akankah sang CEO akan menuruti permintaan sahabatnya untuk menikahi cucunya yang ternyata adalah sekretaris yang bekerja dengannya..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Almaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kakek..

"Berhenti mengatakan aku tidak boleh ikut campur, kamu adalah istriku sekarang, masalah kamu adalah masalahku juga.." Devan setengah marah, berkata sambil memegang kedua pundak Asha.

Asha kaget, dia tidak menyangka Devan akan marah.

Devan melihat Martin.

"Berapa hutangnya..?" Tanya Devan tegas.

"600juta.." Jawab Martin masih dengan senyum meledek.

"Berikan nomor rekening kalian,saya akan segera mentransfernya.."

Semuanya terlihat kaget, terutama Martin dan anak buahnya.

Sementara Asha hanya menunduk, tentu saja Devan akan dengan mudah membayar berapa pun uang yang mereka minta, karena Asha tahu persis siapa Devan, seorang CEO muda dan kaya raya.

"Kamu yakin..?" Tanya Martin masih tak percaya.

"Saya akan bayar 650 juta, tapi setelah itu, jangan mengganggu istri saya dan keluarganya lagi.."

Martin segera mengangguk.

Salah seorang pengawalnya memberikan Devan sebuah nomor rekening.

Dengan segera Devan mengambil ponsel di kantongnya, beberapa saat dia terlihat sibuk memainkan ponselnya.

"Sudah saya transfer.." Devan memperlihatkan layar ponsel kepada Martin.

Martin menatap layar itu dengan lekat, hingga akhirnya dia tersenyum puas.

"Baiklah..kalau begitu sekarang saya mempercayai kalau kalian memang sudah menikah.."

"Terima kasih..dan saya berjanji tidak akan mengganggu istri anda dan keluarganya lagi.." Martin menepuk pundak Devan beberapa kali.

Devan menepis tangan Martin di pundaknya.

"Kamu tahu, saya bisa melakukan sesuatu kepada kalian jika kalian masih mengganggu istri saya lagi.."

"Kami tahu..kamu tenang saja, baiklah..kami permisi.."

Martin pergi dengan tersenyum lebar diikuti oleh dua orang pengawalnya.

Yana dan Firman seolah masih tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi, dengan mudahnya lelaki yang baru menikahi Asha itu menyelesaikan semua hutang yang telah bertahun-tahun lamanya membayangi keluarga Asha.

Yana dan Firman melihat Devan, berpikir bahwa keputusan kakek untuk menikahkan Asha dengannya sangat tepat, karena ternyata sahabat kakek itu bukan orang biasa, dia pemuda yang selain tampan juga kaya raya.

Sedangkan Asha, dia duduk sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya, perasaan malu pada Devan tidak terkira adanya, membuat dirinya menangis terisak.

Entah apa yang dipikirkan Devan kepada kakek dan dirinya kini, mungkinkah kini Devan berpikir kalau dirinya dimanfaatkan.

Rupanya Devan mengetahui perasaan Asha, dia menghampiri Asha dan duduk di sampingnya.

Mengetahui Devan telah duduk di sampingnya, Asha menghapus air matanya.

perlahan dia melihat Devan.

"Saya akan membayar semuanya.."

"Saya berjanji.. walaupun tidak bisa membayar secara tunai, saya akan mencicilnya kepada anda.."

Devan mengerutkan keningnya.

"Apa maksud kamu..? Saya tidak meminta kamu untuk membayarnya.."

"Biarkan saya membayarnya, saya mohon, setidaknya biarkan saya mencoba untuk membayarnya walaupun dengan dicicil.."

Devan tersenyum melihat wajah cantik Asha yang terlihat salah tingkah.

"Baiklah.. terserah kamu.." Jawab Devan pelan, masih dengan menatap Asha lekat.

Tiba-tiba ponsel Devan berbunyi.

Tertulis nama Angela di layar.

Selintas Asha melihatnya, Devan melihat Asha, dan segera berdiri dan menjauh dari Asha untuk mengangkat panggilan tunangannya.

Angela. Nama tunangan Pak Devan, wanita yang sempat mencemburui dirinya karena menjadi sekretaris tunangannya, kini dirinya bukan hanya sekretaris Devan tapi bahkan sudah menjadi istrinya, apa yang akan dilakukan wanita itu jika mengetahuinya, Asha tidak bisa membayangkannya.

"Saya harus pergi.." Devan menghampiri Asha.

"Tolong terus kabari saya mengenai perkembangan kondisi kakek.." Pinta Devan.

Asha mengangguk.

Devan berpamitan kepada Yana dan Firman.

Kemudian pergi meninggalkan mereka semua.

Yana menghampiri Asha.

"Siapa dia sebenarnya..?" Tanya Yana tidak bisa menahan rasa penasarannya.

Asha melihat Yana.

"Dia..dia direktur di perusahaan tempat aku bekerja.."

Yana dan Firman membelalakkan matanya.

"Jadi maksudmu, teman yang selalu kakek temui itu adalah seorang pemilik perusahaan..?"

Asha mengangguk.

"Jadi maksudmu, sekarang kamu adalah istri dari seorang direktur..?" Yana terlihat senang.

Asha terdiam tidak menjawab.

"Kamu beruntung sekali Asha, mulai sekarang hidupmu akan berubah..." Yana dengan sumringah memeluk Asha beberapa kali.

Asha tidak merasa senang, karena kenyataannya tidak akan semudah itu.

Asha kembali membayangkan wanita itu, Angela.

Devan pasti pergi dengan terburu-buru barusan karena akan bertemu dengan tunangannya itu, Asha yang setiap hari melihat wanita itu datang ke kantor mengetahui persis bila mereka saling mencintai, Asha tidak ingin jadi perusak hubungan diantara keduanya, mengingat dirinya menikah dengan Devan hanya karena permintaan kakek, maka seandainya kalau kakek tiada, dia ingin segera memutuskan pernikahan ini.

Ya. Asha telah membuat keputusan, dirinya akan meminta pak Devan untuk menceraikannya seandainya kakek pergi nanti.

Tiba tiba.

Asha melihat Dokter dan beberapa perawat berlarian kearah ruangan kakek, Asha dan juga Yana serta Firman berdiri mencari tahu apa yang terjadi.

Asha hampir saja masuk ke dalam, namun perawat menyuruhnya keluar, selintas Asha melihat kakeknya sedang diberikan pertolongan.

Dan akhirnya Asha mendengar bunyi panjang dan nyaring.

Asha tahu apa yang terjadi, dia jatuh terkulai ke lantai.

Kakeknya telah tiada.

***

Setelah dimandikan di rumah sakit itu, jenazah kakeknya dibawa kerumah mereka sejenak, membiarkan para tetangga dan kerabat untuk melayat dan mensholati jenazah almarhum.

Untung saja ada Bang Firman dan Mbak Yana yang mengurus semuanya, sementara Asha yang sedih dan terguncang tidak bisa melakukan apapun.

Asha tidak berniat untuk menghubungi Devan, karena dia tidak mau mengganggunya jikalau sekarang Devan sedang bersama dengan tunangannya. Asha berpikir sudah cukup merepotkan Devan, membuatnya membayar hutang-hutang keluarganya saja sudah membuat dirinya malu, apalagi kalau dia juga yang harus mengurus semua biaya rumah sakit dan pemulasaraan kakeknya.

Sebelum magrib, akhirnya jenazah kakek dikebumikan, dengan dihantarkan oleh tetangga dan kerabat.

Kini tinggallah Asha yang menangis terisak di depan pusara kakeknya, dengan ditemani oleh Yana, Asha serasa enggan meninggalkan pusara sang kakek.

Setelah dibujuk, akhirnya Asha mau kembali pulang dengan dipapah oleh Yana dan suaminya.

Malam hari.

Acara tahlilan kakeknya diselenggarakan di masjid oleh kaum pria karena itu dia memilih untuk mendoakan dan mengaji dirumah saja bersama mbak Yana.

"Asha..apa perlu mbak menginap disini.. menemani kamu..?"

"Tidak usah mbak..mbak pulang saja, mbak pasti capek setelah seharian ini banyak membantu saya.." Asha memeluk Yana.

"Baiklah mbak akan pulang, tapi kalau kamu butuh sesuatu, kamu telepon mbak ya.."

Asha mengangguk.

"Terima kasih banyak mbak.."

Mereka saling berpelukan.

"Yang tabah ya..mbak tahu kamu kuat.."

Mereka keluar berbarengan, Mbak Yana turun sedangkan Asha naik ke lantai atas, menuju ke kamarnya.

Sesampainya di atap, Asha duduk diatas kursi santai, air matanya kembali mengalir, seakan hanya itu yang bisa dilakukannya kini. Menangis dan menangis lagi.

Mengeluarkan secarik kertas di kantong bajunya, melihat rincian biaya rumah sakit dan pemulasaraan jenazah yang belum dibayar.

Asha mendesah, untung saja pihak rumah sakit berbaik hati dengan memberi Asha tempo tiga hari untuk membayar, walaupun sampai sekarang dia tidak tahu dimana akan mendapatkan uang sebanyak itu.

Sementara uang simpanannya sudah habis untuk biaya pemakaman dan lainnya tadi siang.

Asha kembali mendesah sambil menutup wajahnya dengan tangan.

"Kenapa kamu tidak mengabari aku..?" Terdengar suara laki laki mengagetkan Asha.

Asha melihat Devan telah berada didepannya.

1
Sabaku No Gaara
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
pikir tdi bnran jetua gangster ...
Sabaku No Gaara
s7 pak!!!
Sabaku No Gaara
doyan boss!!!
Sabaku No Gaara
ahhh...kirain cerai beneran ...untung aja gk terjadi
Sabaku No Gaara
ahhh ...sdh negthink dah .. syukur gk
Sabaku No Gaara
denaaaaa ⚘utuk mu
Sabaku No Gaara
semangat nando...bunga dr bayikk
Sabaku No Gaara
Luar biasa
Ratnasihite
inikah rasanya cinta😍🥰
Raras Istivania
Lumayan
Raras Istivania
Kecewa
A&R
bagus
sya mil
Ga pernah failed klo bikin ceritaa. Bagus bagus semuuaa. Semangat terus menuliss😍😍😍😍
sya mil
Siap laksanakan booss
sya mil
Ya ampun tiap baca mesam mesem sendri. Kek org gila🤣
sya mil
Satukan kekuatan kalian, Nando Dena!!!
sya mil
Nando, cubit boleh? GMZ IH
sya mil
Hidup NANDOOOO🔥🔥🔥🔥🔥
Erna Yunita
kabur aja nando.... nanti takutnya jadi sambalado 😅😅😅😅😅😅😅
Erna Yunita
Fighting
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!