season 1
Zahira, gadis cantik berhijab itu di haruskan menikah dengan Abimanyu, bos dingin dan sombong. Putra dari Tuan Alex, orang yang memberikan suntikan dana kepada perusahaan ayahnya.
"Sebaiknya kita bekerja sama untuk membahagiakan orang tua kita. Aku mempunyai kekasih." (Bima)
"Aku akan menikah denganmu dan mencari ridho Allah SWT, aku akan mencoba merebut hatimu"(Zahira)
Season 2
Khalista dan Andika terpaksa menikah karena sebuah Misi. Pada akhirnya suatu kecelakaan membuat khalista hilang ingatan.
Mampukah Andika membuat istrinya jatuh cinta, jika dalam ingatan khalista Andika adalah orang yang menjengkelkan dan menyebalkan sedunia? 😀
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sokhibah El-Jannata, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 9 Bertemu lagi
Di Koridor rumah sakit, Zahira terlihat lelah..Deren duduk tepat disamping kakaknya. Sedangkan Herlina sejak tadi pamit menuju mushola dekat rumah sakit. Khalista juga keluar sebentar mencari camilan untuk Zahira.
"Kakak makan dulu, sejak tadi kau belum makan, jangan biarkan dirimu sakit, "
Deren mengarahkan sesuap nasi ke mulut Zahira, Zahira menoleh dan menggelengkan kepalanya.Deren tersenyum dan terus saja memajukan suapannya, mau tak mau Zahira membuka mulutnya,. dan mengunyah makanannya.
"Maafkan kakak Deren, kakak jadi menyusahkanmu. "
"Tidak masalah kak, yang terpenting kakak tidak bersedih, kita cari solusi nya bersama. "
"Terimakasih Deren, walaupun bukan saudara kandung kau tetap menyayangi kakak mu ini."
Deren menarik kakak nya dalam dekap hangatnya, Zahira menangis sesenggukan membuat kemeja Deren basah karna Air matanya.
"Sampai kapanpun kau adalah kak Zahiraku. kau Adalah kakak ku. "
"Kakak akan melakukan hal yang terbaik, kakak akan membahagiakan ayah dan ibu, kakak janji ,Deren."
Deren terdiam, dia tau bagaimana perasaan kakaknya saat ini. Deren melepas pelukannya kemudian menatap wajah Zahira.
"Kakak orang yang kuat, Allah swt akan selalu ada untuk kakak. "
Zahira tersenyum tipis. dilihatnya sang ibu sudah berjalan menuju kearahnya dan Deren duduk.
"Ibu sudah selesai,, gantian kakak yang harus Sholat dahulu Deren. "
Deren mengangguk pelan. Zahira melenggang pergi,dia meraih ponsel didalam tasnya kemudian menyusuri koridor rumah sakit menuju kearah mushola.
"Zahira.....!"
Suara itu menghentikan langkah Zahira, Zahira menoleh, dilihatnya 3 orang didepannya mencoba mengingat siapa mereka. Namun, tak ada bayangan tentang mereka di otak nya.
"Selamat Malam om, tante dan .. "
" Aqila kakak,,, namaku Aqila. "
Sahut Aqila ditengah pertanyaan Zahira, Zahira tersenyum melihat gadis cantik yang memperkenalkan namanya Aqila itu. Kemudian mencium tangan laki-laki dan perempuan paruh baya didepannya.
"Bagaimana keadaan Ayahmu, Nak?"
Tanya perempuan paruh baya yang kini memeluk hangat tubuhnya.
" Ayah masih belum sadarkan diri tante."
Setelah saling melepaskan pelukannya, Zahira menatap 3 orang didepannya secara bergantian.
"Om dan tante rekan bisnis ayah?,mari saya antarkan keruangan ayah."
Mereka tersenyum. Melihat betapa hangat dan santun calon menantunya ini.
"Kau mau kemana, Nak?,lanjutkan saja aktifitasmu kami bisa menuju kesana bertiga! "
Mendengar suara penuh kasih itu Zahira terenyuh,hatinya kini seakan merasakan kehangatan yang sesungguhnya.
"Kalau begitu, saya pamit dulu Om, Tante,, saya mau Sholat dahulu. "
"Iya, Sayang.Kami menjenguk ayahmu dulu ya,,, selamat beribadah cantik."
Zahira segera melenggang pergi setelah memastikan rekan bisnis ayahnya menemukan kamar rawat ayahnya. Dering hp membuatnya tak fokus berjalan. Sehingga Zahira melewatkan satu anak tangga yang membutnya terkejut dan hampir saja terpeleset. Namun,tangan kokoh berhasil menahan tubuhnya, bola mata mereka saling bertemu, sedetik kemudian Zahira segera bangkit kemudian memperbaiki hijab yang sedikit berantakan, kemudian berdiri didepan lelaki itu.
"Selamat malam Nona, Zahira."
Sapa lelaki itu, sorot matanya tajam membuat Zahira tertunduk malu.
"Selamat malam Tuan Abimanyu, terimakasih atas pertolongan Anda"
ucap Zahira halus, Bima hanya tersenyum sinis.
"Kita harus bicara Nona, Zahira! "
Zahira mendongak, menatap kearah Bima yang memang jauh lebih tinggi darinya.
"Apa yang harus dibicarakan Tuan Bima, bukankah saya sudah tidak ada urusan dengan Anda!"
Jawab Zahira santai, Bima terlihat jengkel.Tak ada seorang pun yang berani melawannya, tetapi gadis didepannya ini seolah menancapkan bendera perang kepadanya.
"Kita masih ada urusan sebelum hutangmu benar-benar lunas Nona,Zahira!"
"Bukankah saya sudah berjanji akan melunasinya Tuan Bima? "
"Lantas apa kau tidak yakin?Bahkan orang tuamu sakit-sakitan nona, apa kau yakin akan bisa melunasinya?"
"Apa anda kesini hanya untuk menghina saya Tuan Bima?, jika itu tujuan Anda, silakan Anda tinggalkan tempat ini Tuan Bima, "
Ucap Zahira penuh dengan penekanan.
"Jika kau mau urusan kita cepat selesai.maka, ikuti aku. "
Ucap Bima penuh Ancaman, Bima melenggang pergi,namun Zahira masih saja berdiri di tempat.
"Apa kau tak mau urusan kita cepat selesai,Nona?"
Teriak Bima, menoleh kearah Zahira yang sudah jauh tertinggal dibelakang nya. Saat itu khalista mengetahui jika Zahira tidak baik baik saja, dia mengetahui bagaimana seseorang itu meneriaki Zahira dengan lantang. Khalista bermaksud mengikuti Zahira. Namun, sebuah tangan kokoh menariknya, seakan menyuruhnya untuk membiarkan mereka berdua.