NovelToon NovelToon
The Warrior Queen

The Warrior Queen

Status: tamat
Genre:Tamat / Romansa Fantasi / Time Travel / Mengubah Takdir / Romansa / Fantasi Wanita
Popularitas:563.9k
Nilai: 4.9
Nama Author: Imelda Savitri

Setelah di hianati oleh rekan yang sangat dipercaya nya. Katrina mati mengenaskan ditembak oleh rekan sekaligus orang yang ia cintai. Namun ia mendapatkan kesempatan kedua, dimana ia bertransmigrasi dalam raga seorang Duchess yang gila cinta dan haus akan perhatian sang Duke membuatnya terpaksa hidup di dalam raga tipe wanita yang sangat ia benci.

Author mencoba membuat cerita bertema Transmigrasi seperti ini. Author harap para readers menyukainya. Terima kasih dan selamat membaca

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Imelda Savitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

10

"Aldoft, bahan apa saja yang masih tersisa? Dan kira-kira bisa bertahan untuk berapa lama?" Tanya Katrina dengan tegas.

"Kita masih memiliki beberapa roti, kacang-kacangan, garam, gula, minyak dan beberapa buah apel yang masih segar" Jelas Aldoft.

"Dan juga beberapa daging yang kita punya sudah membusuk bersamaan dengan sayur-sayuran dan beberapa buah nyonya" Timpalnya lagi.

Katrina tahu jika bahan makanan seperti daging, sayur dan buah tidak akan bisa bertahan lebih lama kecuali kita disini memiliki kulkas yang bisa menjaga kondisi ketiga bahan itu tetap segar.

"Apa kita tidak memiliki tempat penyimpan makanan yang bisa menjaga kondisi makanan kita tetap segar?" Tanya Katrina.

Aldoft tampak mengerutkan dahinya bersamaan dengan Simon yang nampak bingung juga.

"Maaf nyonya, kita tidak memiliki alat ajaib seperti itu" Ungkapnya.

"Hmm, baiklah. Aku ingin melihat langsung persediaan makanan yang kita punya" Ucap Katrina menghentikan aktifitas menjahitnya lalu mengajak Simon dan Aldoft kembali ke dapur.

Henry, Harrison dan Helena yang sudah bangun beranjak dan mengikuti ibunya ke dapur.

.

.

.

"D-Duchess. Apa anda tidak apa-apa pergi ke dapur? Di dapur banyak dipenuhi debu yang bisa membuat gaun anda kotor" Ucap Aldoft di sela-sela langkah mereka.

"Sudahlah kau diam saja, akulah yang ingin pergi kesana" Balas Katrina.

Sesampainya di dapur, seorang wanita tua seperti Simon nampak terkejut melihat kedatangan Duchess yang tiba-tiba.

"A-apa yang terjadi Aldoft? Mengapa Duchess bisa datang ke tempat seperti ini?" Tanya nya dengan berbisik ketika perlahan-lahan mendekati Aldoft.

"Aku juga tidak tahu, yang pasti Duchess sendirilah yang ingin datang kemari walau sudah ku peringatkan tadi. Sungguh, aku juga terkejut dan merasa seperti orang yang berada di hadapan kita saat ini bukanlah Duchess Luxio" Ucapnya pada wanita tua yang merupakan orang yang mengurus bagian dapur juga membantu sang koki.

"Aldoft, dimana semua bahannya?" Tanya Katrina.

Lalu aldoft berjalan mendekati sebuah lemari dan membukanya, disitu lah ia menyimpan semua roti yang sudah ia panggang.

"Ini adalah roti yang sudah saya panggang dan ini.."

Adolft menunjukkan sebuah kendi besar yang saat dibuka memperlihatkan banyak butiran tepung yang tersisa separuh tersimpan di dalam kendi itu.

"Ini tepung gandum yang masih kita miliki"

Disertai menunjukkan bahan-bahan lain seperti kacang-kacangan. Katrina menemukan banyak sekali kacang-kacangan yang tersimpan namun hanya ada dua jenis kacang yang ada disana yakni kacang tanah dan kacang hijau.

"K-kediaman Duke Ashley selalu memberikan kacang-kacangan yang banyak kemari setiap bulannya" Jelas Aldoft.

Ia juga bingung sebenarnya mengapa mereka selalu diberikan bahan makanan yang ini? Padahal kacang-kacangan tidak bisa dibuat apapun selain sebagai penghias makanan saja.

"Apa kau tahu apa saja yang bisa kau buat dari kacang-kacangan yang banyak ini Aldoft?" Tanya Katrina.

"Tidak nyonya. Maafkan diri saya yang tidak berguna ini nyonya" Jawab Aldoft dengan raut wajah menyesal akan ketidakmampuan nya.

Ia benar-benar tidak tahu makanan apa yang harus ia buat dari bahan kacang-kacangan ini.

"Mungkin... selama menunggu kedatangan bahan makanan lain di bulan selanjutnya maafkan saya yang hanya bisa memberikan anda makan roti yang keras ini setiap hari" Ungkapnya lagi dengan sedih.

"Kau bilang tadi jika kediaman Duke sudah tidak pernah membawakan bahan makanan lagi ke tempat ini selama tiga bulan berturut-turut" Ucap Katrina yang membuat bahu Aldoft merosot karena merasa putus asa.

"Hmm! Jadi kau berniat membuat kami semua mati kelaparan Duke?" Batin Katrina. "Jangan remehkan aku!" Batinnya lagi.

Kemudian Katrina mulai menggulung rambutnya hingga membentuk sanggul. Kemudian ia juga melipat lengan gaun nya yang panjang dan memakai celemek yang ada disana.

"D-Duchess, apa yang hendak anda lakukan?!"

Wanita tua bernama Amy itu tampak terkejut ketika tangan Duchess nya mulai mengambil kacang dengan sendok besar dari dalam tempat penyimpanan kacang-kacang tersebut.

"Kau tenang saja, aku ingin membuat sesuatu yang enak" Jawab Katrina, membuat Amy serasa mau pingsan, untungnya Adolf dengan cepat meraih kursi lalu mendudukkan Amy dengan cepat di kursi.

Katrina dengan cekatan mengambil kacang tanah, kemudian tangannya terulur mengambil wajan dan botol berisi kan minyak. Ia menuangkan sedikit minyak lalu memasukkan semua kacang tanah yang ia ambil beberapa bagian.

"Adolf, bisa tolong aku menghidupkan api? Aku tidak mengerti caranya" Tanya Katrina memandang ke arah Adolf yang sudah berkeringat dingin tidak tahan melihat Duchess nya yang membuang-buang tenaga dan memasak.

"B-baik nyonya" Jawab nya lalu mulai menghidupkan api.

Di zaman itu orang-orang masih menghidupkan api menggunakan cara manual, jadi tidak ada yang namanya kompor.

Setelah api hidup, Katrina dengan cepat menggoreng kacang tanah itu dengan cekatan, terlihat seperti seseorang yang sudah terbiasa memasak. Bahkan Aldoft dan Amy saja dibuat tertegun ketika melihat gerakan sang Duchess yang sejak lahir tidak pernah masuk ke dapur apalagi memasak.

Melihat buliran keringat yang ada di dahi Katrina. Harrison yang sejak tadi sudah nampak kagum melihat ibunya yang dengan telaten memasak membuatnya mendekat sembari membawa sapu tangan.

"Ibu, bisakah kau menunduk?"

Mendengar pertanyaan Harrison, Katrina menundukkan kepalanya dan barulah Harri mengelap keringat yang ada di dahi Katrina.

"Terima kasih Harri" Ucap Katrina dengan tersenyum.

"Ibu, biarkan aku membantu mu" Helena bergerak dan mendekati Katrina siap membantu sang ibu.

"A-aku juga, aku biasa membantu bagian dapur" Timpal Henry.

Amy yang melihat interaksi antara ibu dan ketiga anak nya yang tidak ia sangka-sangka, merasakan perasaan hangat yang timbul di dalam benaknya.

"Duchess, anda sudah sangat berubah. Semoga anda selalu diliputi kebahagiaan seperti ini" Batin Amy dengan tersenyum hangat tanpa disadari siapapun.

Ketiga anak kembar itu Katrina suruh untuk membelah bagian samping roti yang akan mereka makan.

"Simon, sebenarnya ada berapa jumlah orang yang ada disini?" Tanya Katrina di sela-sela menggoreng kacang.

"Dua belas orang nyonya" Jawab Simon.

"Sedikit juga ya" Gumam Katrina.

"Tidak heran sih, karena ini kan tempat pengasingan pastilah tidak banyak pekerja yang mau ikut ke tempat seperti ini" Pikir nya.

Setelah kacang sudah di goreng Katrina beralih bertanya pada Adolf apakah mereka punya alat untuk menghancurkan atau menumbuk kacang-kacang yang sudah ia goreng itu. Adolf pun mengeluarkan Pestle dan Mortar yang cukup besar, sangat pas ukurannya dengan yang Katrina butuhkan.

Lalu ia mulai memasukkan semua kacang yang telah ia goreng ke dalam Pestle, anggap saja namanya lesung yang terbuat dari batu. Lalu ia mulai menumbuk kacang itu dengan Mortar, alat untuk menumbuk kacang itu yang terbuat dari batu.

"ARGH!" Pekik Helena tiba-tiba di sertai ringisan darinya.

"A-ada apa?!" Katrina langsung mendekati anak perempuannya, dan ia melihat jika jari telunjuk Helena berdarah karena tak sengaja tersayat pisau waktu memotong roti. Katrina langsung meniup-niup luka yang ada di jari Helena.

Sontak Helena tertegun tidak menyangka jika ibunya akan memberikannya perlakuan seperti ini.

"Sudah lah, sebaiknya kau berhenti memotong roti itu lagi, lihatlah tangan mu sudah terluka. Henry, Harri sudah cukup. Itu sudah cukup untuk kita semua"

Tegas Katrina memarahi Helena lalu membuat Henry dan Harri berhenti membelah roti. Lagipula mereka sudah memotong cukup banyak, sekitar 14 roti yang sudah mereka belah.

"Baik bu" Respon Harrison.

1
Erlina Ibrik
Luar biasa
Savielda: makasih banyak kak penilaian nya🥰
total 1 replies
Widya
KEREN BANGETTT PLSSSS
Savielda: wah, makasih banyak kak untuk penilaian nya🥰
total 1 replies
KALIMAH LORO
baca cerita ini jd kaya lg lihat sinetron indosiar...
Savielda: ehehehe😅
total 1 replies
KALIMAH LORO
hadeuh...niat mau nyapa aja sampe abis beberapa paragrap ga sampe2.. terlalu lebay kata2nya.. alur ceritanya jadi kabur...

lu keknya lbh cocok jadi penyair drh thor.. memuakkan..
Savielda: Awokawokawok Makasih banget udah nyempetin baca dan kasih pendapat.

Aku ngerti banget sih, tiap orang itu punya selera yg beda" soal gaya nulis. Emang aku suka nulis dengan gaya yang agak mengalir dan kadang agak puitis...

mungkin nggak cocok buat semua orang, dan itu wajar banget. Tapi aku tetap apresiasi masukannya, siapa tahu bisa jadi bahan refleksi juga. Yang penting, tetap enjoy proses nulis dan belajar lagi.
total 1 replies
KALIMAH LORO
cerita yg terlalu puitis dan penuh drama jg jd ga enak di baca thor..terlalu lebay jadinya..muak..
KALIMAH LORO
halah..lebay...
Hariyanti
thanks buat ceritanya Thor 🥰🥰🤗
Savielda: iya, sama-sama kak. thanks juga karena udah baca dari awal sampai akhir
total 1 replies
Hariyanti
👍👍👍👍👍👍👍🥰
Hariyanti
👍👍👍👍🥰🥰🥰
Bunda Katrina
mantap
Savielda: terima kasih kak untuk penilaian nya
total 1 replies
Arisaa
suka banget sama ceritanya 🥺🥺🥺
Savielda: makasih banget buat penilaian nya kak
total 1 replies
Etty Rohaeti
hai Thor ditunggu karya barunya
Terima kasih
Savielda: sama-sama
total 1 replies
Nabila zaskia
Lumayan
Nabila zaskia
Kecewa
Susi Sundari
beuh cerita yg bagus banget.. alur crt yg apik.. kereun sukses Imelda.. 👏👏👏👍👍👍
Savielda: makasih banyak kak😋
total 1 replies
Betharia nadia
ga sabar nunggu karya yang lainnya☺.
Savielda: mau genre apa nih? Fantasy barat lagi atau modern, berlatar zaman sekarang?
total 1 replies
Serenarara
Kok nyawa wanita ga ada harganya Thor? /Sob/
Savielda: pemikiran orang-orang zaman dulu emang gitu kak, belom kebuka logikanya
total 1 replies
Ni Ketut Patmiari
Luar biasa
Herma Irwan
Makasih Thor , karya yg luar biasa 👍🙏
Savielda: makasih juga kak sudah baca sampai sini
total 1 replies
Ester Natalia
ditunggu kisah anak2 katrina kak
Savielda: heh🥹gak kepikiran sampe sana, tapi nanti ku coba bikin deh
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!