NovelToon NovelToon
Istri Rahasia Presma (Presiden Mahasiswa)

Istri Rahasia Presma (Presiden Mahasiswa)

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti / Pernikahan Kilat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Paksa / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Enemy to Lovers
Popularitas:629.1k
Nilai: 5
Nama Author: Desy Puspita

Maksud hati merayakan bridal shower sebagai pelepasan masa lajang bersama teman-temannya menjelang hari pernikahan, Aruni justru terjebak dalam jurang petaka.

Cita-citanya untuk menjalani mahligai impian bersama pria mapan dan dewasa yang telah dipilihkan kedua orang tuanya musnah pasca melewati malam panjang bersama Rajendra, calon adik ipar sekaligus presiden mahasiswa yang tak lebih dari sampah di matanya.

.

.

"Kamu boleh meminta apapun, kecuali perceraian, Aruni." ~ Rajendra Baihaqi

Follow Ig : desh_puspita

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy Puspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 09 - Minta Cerai?

Aruni meneguk salivanya susah payah, sungguh dia tak menduga bahwa Rajendra mendengar apa yang dia ucapkan tadi siang.

Benar kata Mommy-nya, dan salah Aruni tidak percaya. Kini, dia justru terjebak di persimpangan dilema, hendak bagaimana? Berlagak santai meski gugup setengah mati lantaran dia tak ubahnya tengah tertangkap basah? Atau, pura-pura bodoh saja?

"Nggak mungkin, kalau pura-pura bodoh makin ketahuan jadi ...." Aruni membatin, dia tengah mengatur strategi agar tidak terlihat begitu memalukan di mata Rajendra.

"Ah, iya-iya, tidak punya banyak seperti yang dituduhkan, tapi tetap punya 'kan?" tanya Aruni bertopang dagu, berusaha untuk terlihat berani meski sebenarnya dia gugup.

Sejenak terdiam, Rajendra kemudian mengangguk pelan, "Tapi tidak sebanyak itu."

"Terus?"

"Hanya tiga seingatku," ucapnya begitu santai. Jelas-jelas itu adalah sebuah pengakuan, dan sukses membuat Aruni mencebikkan bibirnya.

"Dasar ... tetap saja banyak intinya!!"

"Iya, tapi tidak di mana-mana seperti yang kamu ceritakan pada Mommy," ucap Rajendra lembut, lebih tepatnya seakan tak bertenaga dan dia masih terlihat amat lelah.

Aruni memutar bola matanya malas, pengakuan playboy cap kaki tiga ini benar-benar tak dapat diterima akal.

"Eh, aku penasaran deh."

"Penasaran soal apa?"

"Itu." Aruni memperbaiki posisi duduknya, memasuki mode serius karena memang dia ingin tahu kebenarannya.

Sedari dulu dia penasaran akan satu hal tentang Rajendra. "Ehm punya pacar tiga sekaligus gimana cara jalaninnya?"

Dengan wajah bingung, Aruni bertanya karena sedari rumor tentang Rajendra yang digadang-gadangkan sebagai penakluk perempuan.

Tak sedikit yang mengatakan bahwa Rajendra pacaran dengan banyak perempuan tanpa ada adegan labrak melabrak, padahal orang-orangnya ada di kampus semua.

Hanya berbeda fakultas dan tahun masuknya saja. Rata-rata adik tingkat, tidak ada yang sebaya karena rata-rata mahasiswi seusianya sudah lulus semua.

"Ya tinggal jalani saja, kenapa bingung?"

"Tentu saja bingung, punya pacar satu saja ribet, kamunya tiga ... bagi waktunya gimana?" Pertanyaan Aruni mulai bervariasi, dan hal itu sama sekali tidak dia sadari.

Murni terjadi begitu saja, lolos dari bibirnya dan Aruni seolah nyaman membicarakan masalah privasi Rajendra yang mungkin tidak dia anggap penting awalnya.

Tak segera menjawab, Rajendra hanya menghela napas panjang. Seolah tengah mempertimbangkan apa pertanyaan semacam ini perlu dijawab atau tidak.

Jika yang bertanya adalah orang lain, mungkin Rajendra akan dengan tegas menolak dengan kata-kata It's not your business.

Namun, berbeda dengan Aruni yang saat ini sudah berstatus sebagai istri, Rajendra merasa perlu bicara.

"Sebenarnya, aku tidak pernah membagi waktu untuk mereka."

"Lalu?" Kening Aruni berkerut, penasaran sekali rasanya.

Rajendra dengan penuh percaya diri, menjawab pertanyaan Aruni dengan santainya. "Mereka yang berunding secara mandiri."

"What?"

"Iya, jadi aku hanya menunggu siapa di antara mereka yang datang padaku."

"Iwh? Serius begitu?" Aruni terkejut, 21 tahun dia hidup baru pertama kali dia mendengar gaya pacaran seaneh itu.

Bagaimana bisa perempuannya yang sedamai itu, saling berbagi tanpa adanya pertengkaran.

Padahal, teman-temannya yang juga pacaran sangat anti dengan perselingkuhan, bisa-bisanya Rajendra punya banyak, tapi akur.

"Iya, kamu kenapa?"

"Aneh saja, apa mereka tidak ada perasaan cemburu?"

"Entahlah, aku tidak pernah bertanya," jawabnya lagi dan benar-benar terkesan brengshek di mata Aruni.

Mendapati fakta baru tentang Rajendra dalam menjalin hubungan dengan lawan jenisnya, Aruni mendadak takut.

Pikirannya telah melalang buana entah ke mana, jauh sekali sampai terbesit pikiran bahwa suatu saat Rajendra akan melakukan poligami.

"Amit-amit, kok bisa ada orang begitu sih," gumamnya pelan, nyaris seperti bisikan dan saat ini, Aruni agak sedikit menarik diri dari jangkauan sang suami.

Tubuhnya sedikit bersandar, dan wajah Aruni tampak frustrasi. Sedikit menyesal juga telah coba-coba bertanya, tak dia sangka bahwa rasa penasarannya akan berubah menjadi rasa takut yang tak tergambarkan dalam hidupnya.

Dan, rasa takutnya dapat ditangkap dengan jelas oleh mata Rajendra. "Kamu kenapa? Keberatan aku punya pacar kah?"

"Tidak," sahut Aruni cepat, sebisa mungkin dia bersikap biasa saja dan tidak ingin terlihat memusingkan cinta segiempat Rajendra.

"Yakin?"

"Iya."

Tak lagi ada pertanyaan serius, Rajendra kembali mengangguk mantap. "Baguslah, berarti tidak ada masalah."

.

.

"Baguslah, berarti tidak ada masalah."

Betapa menyebalkannya ucapan Rajendra beberapa saat lalu. Saking muaknya, Aruni sampai menenangkan diri beberapa saat di luar.

"Bisa-bisanya dia bilang begitu," gumam Aruni sembari menatap tajam ke pintu ruang rawat Rajendra.

Jujur saja dia katakan, penyesalan karena telah membahas kisah percintaan Rajendra itu sangat amat nyata.

Sebenarnya bukan sakit hati ataupun cemburu, hanya sebal saja. "Gi-la, baru jadi presiden mahasiswa sudah pacar tiga ... ntar kalau jadi pejabat negara mau berapa pacarnya? Dua belas lusin kah?"

Masih berlarut-larut tentang jumlah pacar Rajendra yang tidak masuk di akalnya.

Aruni mengusap kasar wajahnya, sembari sesekali menghela napas panjang.

Apa yang terlintas di otaknya mulai serius, kata-kata orang terdahulu yang menegaskan bahwa penggila wanita tidak pantas dijadikan suami mulai menjadi momok terbesar saat ini.

Andai Rajendra bukan siapa-siapa baginya, dia tidak peduli. Namun, saat ini pria itu adalah suaminya dan wajar saja Aruni bingung tentu saja.

"Aduh, aku harus gimana? Apa minta cerai saja ya? Tapi kan belum 24 jam, masa sud-"

"Hei!!"

Tepukan tepat di pundaknya seketika membuat ucapan Aruni berhenti. Dia menoleh, dan matanya berbinar tatkala sosok yang begitu familiar berdiri di belakangnya.

"Om Dewa?"

"Kamu kenapa di luar?"

"Bosen di dalem, cari angin dulu," ucap Aruni beralasan, padahal jelas-jelas dia keluar lantaran sebal perkara tiga pacar Rajendra.

"Hem, mau es krim nggak?"

"Mau." Aruni mengangguk, kebetulan saat ini dia benar-benar butuh sesuatu untuk menaikkan suasana hatinya.

"Vanilla 'kan?"

"Iya."

Dewangga yang memang datang untuk menghampiri Aruni ikut duduk di kursi tunggu tanpa berniat masuk ke ruang rawat Rajendra.

"Om nggak masuk?" Aruni bertanya dengan bibir sedikit belepotan itu.

"Di sini saja."

"Aih? Kan yang sakit di dalam," ucapnya tampak bingung dengan respon super cuek dan terkesan ogah-ogahan dari Rajendra.

"Aku datang bukan buat nyamperin yang sakit, tapi yang jaga."

"Ah makasih, memang cuma Om Dewa yang peduli sama aku."

Dramatis sekali, Dewangga yang mendengar ucapannya sampai tertawa kecil. "Drama banget jadi perempuan, sana masuk lagi ... jangan di luar, nanti malah kamu yang sakit."

"Memangnya Om mau ke mana?"

"Kepo," sahutnya super singkat dan segera bangkit berdiri.

"Is nyebelin, terus gimana? Om beneran nggak mau masuk? Kan temennya?"

Pria itu menggeleng sembari melayangkan tatapan tak terbaca ke arah Aruni. "Titip salam saja."

"Baiklah kalau begitu." Tanpa berniat merayu, Aruni hanya mengangguk saja.

Sedikit banyak dia tahu, Rajendra dan Dewangga berteman cukup dekat dulunya, hanya saja akhir-akhir ini mereka tidak pernah lagi bersama, entah karena masalah pribadi atau karena Dewangga sudah sibuk dengan dunianya sebagai calon pemimpin yang sedang ditempah papanya.

"Ehm, Aruni ...." Langkahnya terhenti, seolah ada yang ingin disampaikan saat ini.

"Ya Om?"

"Kalau badjingan itu sampai menyakitimu, bilang ya ... jangan diam saja."

.

.

- To Be Continued -

1
Yuliana Purnomo
hahahaha gak slah lagi Runi,,,jin nya disamping kamu tuuuh
Yuliana Purnomo
😊😊😊 Rajendra deg degan gak tuuh
Sri e One
Makin seru pasangan Jendra - Runi 👍👍👍😍
Sri Ariyanti
hmmm lanjut up nya thor. Tks
Attaya Zahro
Dengar kata² Rajendra Q kok jadi sedih ya 🥺🥺
gathem Toro
ahhh ternyata lama juga cinta terpendamnya Rajendra buat aruni yaaaa
pardan m fadilah
gak mungkin numpuk dong ....malah d tungguin up nya
☠ᵏᵋᶜᶟҼɳσᵇᵃˢᵉ
kudu permisi dulu ijin ya Run klo gak Meu dihajar🤭
☠ᵏᵋᶜᶟҼɳσᵇᵃˢᵉ
saking penasarannya, Runi searching tanda mimpi ditium/Facepalm/
☠ᵏᵋᶜᶟҼɳσᵇᵃˢᵉ
lah emang bukan mimpi itu Run,tapi suamimu yg nyuri tiuman/Facepalm//Facepalm/
*💞 𝘍𝘭𝘰𝘸𝘦𝘳𝘴 💞*
kasih pencerahan nya kak Des manggil Rajendra enak nya apa..banyak banget panggilan nya Rajen, Jendra, Raj atau apalah..😭
☠ᵏᵋᶜᶟҼɳσᵇᵃˢᵉ
wwkkk yg dikira makhluk aneh nyium bibirmu itu suamimu, Run 🤣
☠ᵏᵋᶜᶟҼɳσᵇᵃˢᵉ
berusaha bersikap kalem takut ketahuan mencuri ciuman padahal jantungmu dag dig dug tak karuan 🤭
☠ᵏᵋᶜᶟҼɳσᵇᵃˢᵉ
sekarang pencuri hati lambat Laun mah jadi pencuri hatinya Aruni
☠ᵏᵋᶜᶟҼɳσᵇᵃˢᵉ
wwkkk nyuri kecupan padahal istri sendiri 🤭
Yulia Widarti
sakit banget dngar kata² Rajendra
Yulia Widarti
anggap mimpi aja Runi 😍
Yulia Widarti
dan aku yakin, saat itu jga Aruni sudah jatuh cinta pada pandangan pertama sm km Rajendra.
Yulia Widarti
tdk cuma kamu yg beruntung Rajendra, Aruni juga bruntung mmiliki suami yg mencintainya bgitu dlam
Herman Lim
nah kan betul klo aruni yg jadi perang sengit antara ranjendra sama dewanga
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!