Istri Rahasia Presma (Presiden Mahasiswa)

Istri Rahasia Presma (Presiden Mahasiswa)

BAB 01 - Salah Kamar

"Widih, calon pengantin memang beda ya auranya ... makin keluar gitu."

"Thanks, Aliya, kamu sudah muji aku lebih dari tiga kali."

Gadis itu bersemu merah, telinganya serasa sudah panas lantaran mendengar pujian serupa. Auranya beda, makin menyala, cantik dan bahkan ada yang mengiranya melakukan sedikit operasi sejak rencana pernikahannya diumumkan.

Orang bilang, aura yang terpancar dari wajahnya disebabkan karena dirinya bahagia, dan itu benar adanya. Dijodohkan dengan seorang pria dewasa, mapan dan paham Agama sesuai dengan keinginannya adalah anugerah bagi seorang Aruni Giova Anderson.

Putri dari konglomerat ternama di ibu kota yang cukup terkenal dengan kekuasaannya sejak lama. Baru-baru ini, dia melangsungkan acara pertunangan dan mereka sama sekali tidak pacaran.

Tanpa pikir panjang, Aruni menerima perjodohan yang diatur Daddy-nya dengan seorang pria mapan sesuai kriterianya, Bagaskara Baihaqi.

Pria sempurna di mata Aruni, usia calon suaminya 31 tahun, dan menurut Aruni sangat pas meski ada beberapa yang bilang ketuaan.

Caranya memperlakukan Aruni selama beberapa bulan terakhir sangat baik, dan hal itulah yang membuat Aruni semakin yakin, bahkan terkesan tak sabar ingin segera sah menjadi istri dari pria itu.

Akan tetapi, sebelum menjalani acara pernikahan yang akan diadakan minggu depan, teman-temannya berinisiatif melaksanakan pesta pelepasan masa lajang.

Bahasa kerennya bridal shower, acara yang dilakukan oleh calon mempelai wanita bersama teman-teman atau sahabat dekatnya.

Sebagai tim hore di circle pertemanan Aruni nurut-nurut saja, ajakan Aliya dia terima tanpa protes sedikit saja.

"Oke ... ini fiks ya, jam delapan malam di Morison Hotels, kamar nomor 69." Aliya, ketua geng memberikan interupsi dan yang lain mengangguk patuh.

Tidak ada yang memberikan ide lain, karena semua biaya ditanggung Aliya, bisa dibilang dia yang punya hajat.

"Jam delapan?" tanya Aruni memastikan, khawatir salah dengar dan tidak ada yang salah.

"Iyap!! Khusus calon pengantinnya boleh lah telat-telat dikit ... tapi jangan terlalu ngaret juga," ucap Aliya dengan sedikit penegasan di sana.

"Eh, yang lain nggak boleh telat nih? Rumahku lumayan jauh soalnya." Dea, si centil yang berambut paling badai itu ikutan bicara.

Helaan napas Aliyah seolah sudah jadi jawaban, karena selama ini penyakit telat Dea sudah benar-benar tidak dapat disembuhkan. "Khusus buat Dea, datangnya jam tujuh aja biar nggak ada drama telat segala, okay?!!"

Penegasan Aliyah sontak membuat mereka yang di sana tergelak, terutama Anjani, mahasiswi dari fakultas ekonomi yang baru saja tergabung di circle mereka belum lama ini.

"Aku setuju, khusus Dea jadwalnya dimajuin ... doi suka ngaret soalnya."

Dea yang mendengar hanya mencebikkan bibir, tentu saja dia merasa semua ini menyebalkan. "Apasih, so asik banget si Anja."

"Yee, emang beneran asyik!! Tanya sama Runi, tuh."

Sadar bahwa dia akan menjadi pelemparan tanggung jawab, Aruni memilih mundur dan segera pamit undur diri.

Dia sudah berjanji pada Mommy-nya bahwa tidak akan begitu lama. Lagi pula yang dibahas sudah selesai dan Aruni sudah bisa menarik kesimpulannya.

Dibanding membuang-buang waktu yang tak berguna, akan lebih baik Aruni pulang cepat karena dia bertekad untuk lebih sering menghabiskan waktu bersama keluarga yang nanti mungkin tidak akan bisa dia kunjungi sesuka hatinya.

Maklum saja, Bagaskara adalah pria sibuk yang katanya akan membawa Aruni ke Sumatera Utara jika sudah menikah.

Kebetulan, Bagaskara sukses sebagai pengusaha di sana dan hanya pulang sesekali ke Jakarta untuk mendatangi kedua orang tuanya.

Menyaksikan hal itu, Aruni mulai berpikir bahwa nanti dia juga akan melakukan hal serupa.

Itulah mengapa, bagi Aruni, pertemuan bersama kedua orang tua sangatlah utama.

"Jalan, Pak," pinta Aruni begitu masuk ke mobil taksi yang baru saja dia hentikan beberapa waktu lalu.

Sengaja tidak pakai mobil sendiri, kebetulan lelah dan tengah ingin menikmati waktu bersantai sebelum nanti saya tenaganya akan terkuras di hari pengantin.

Sepanjang perjalanan, Aruni hanya menatap sekeliling tanpa melontarkan sepatah katapun pada supir taksi.

Padahal, biasanya dia cukup aktif dan banyak tanya, tapi hari ini berbeda dan lebih irit bicara.

Begitu melangkah masuk, Aruni menyentuh dada tatkala merasakan jantungnya berdenyut tanpa dia mengerti apa maknanya.

"Duh, kenapa perasaanku mendadak tidak enak ya?"

Untuk beberapa saat, Aruni mencoba terdiam demi bisa menenangkan dirinya. Masih berusaha berpikir positif, bahwa yang kini dia alami hanya gugup biasa.

"Ih, anak Mommy sudah pulang ... kok bentar, Sayang?" Suara itu, Zavia - Mommy-nya berusaha dan sukses menciptakan ketenangan di dalam diri Aruni.

Senyumnya terbit, dan kini perlahan mendekat. Tak lupa, Aruni mencium punggung tangan Mommy-nya. "Iya, cuma diskusi bentar kok, Mom."

"Diskusi? Diskusiin apa?"

"Ehm, Bridal Shower, Mom."

.

.

"Bridal Shower?" Kening Zavia berkerut tatkala Aruni menjelaskan tentang maksud dan tujuannya.

Tampak jelas bahwa wanita itu tak setuju dengan acara yang sebenarnya kurang penting baginya itu.

"Iya, Mom, aku nggak enak sama temen-temenku ... acaranya sudah diatur, masa mau dibatalin." Aruni memang tidak merengek ataupun memohon agar Zavia tidak melarangnya, tapi dari kata-kata yang dia lontarkan jelas sekali apa maknanya.

Sejenak berpikir, Zavia kemudian ngangguk pelan. "Iya sudah kalau begitu, tapi ...."

"Jangan khawatir, Mom, aku bisa jaga diri kok."

Begitu ucap Aruni, kata-kata yang juga mengandung makna sebuah janji dan jelas harus dia tepati.

Begitu malam menjelang, tanpa menunda-nunda Aruni bergegas mendatangi tempat yang sudah ditentukan.

Akses masuk sudah dia dapatkan dan karena waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam, Aruni bergegas melangkahkan kakinya.

Dia tampak terburu karena memang khawatir membuat Aliya murka. Maklum saja, mulut pedas Aliya tak ubahnya seperti petasan jika sudah bicara dan hal itulah yang membuat Aruni berusaha keras menghindari kemarahannya.

"Duh, kenapa waktunya cepet banget? Kamar 69 mana lagi? Dari tad- eh?" Omelan sekaligus langkah kaki Aruni terhenti tatkala mendapati pintu dengan nomor tertera, dan tampak sedikit terbuka.

Tanpa menaruh curiga, dan yakin seratus persen bahwa itu adalah kamar yang dituju, Aruni masuk saja.

Sementara itu, di sisi lain teman-temannya juga tengah bersiap-siap untuk menyambut kedatangannya.

"Eh, itu bukan sih?"

"Mana?" Dea mengintip tak sabar, dia yang tadi dikhawatirkan akan telat nyatanya datang paling awal.

"It- aduh bukan ternyata ...." Anjani tampak putus asa, dia mulai bosan menunggu karena yang ditunggu tidak datang juga.

Mereka bertiga saling menatap, sementara Dea sudah siap dengan balon pink di tangannya. "Duh, apa mungkin Aruni dilarang ya?"

"Enggak mungkin, aku sendiri yang minta izin lagi sama Tante Zavia kok," aku Aliya berusaha menenangkan keduanya.

Akan tetapi, Anjani dan Dea yang tak ubahnya bak ulat sagu mana bisa tenang. "Kalau memang iya, terus kenapa dia belum datang juga? Lihat, udah jam sembilan loh, Al ... sementara kita tahu, Aruni tu paling on-time di antara kita-kita."

Aliya tampak berpikir, kemudian berinisiatif menghubungi Zavia demi memastikan kembali, barang kali memang benar Aruni tidak diberikan izin.

Dea dan Anjani tampak sabar menunggu, tapi ekspresi wajah Aliya cukup menegangkan. Hingga, ketika sambungan telepon berakhir, keduanya tampak tak sabar akan kejelasan tentang Aruni.

"Gimana? Memang nggak diiziin?"

"No, lebih buruk dari itu."

"Apa?" tanya Dea mengerjap pelan, jelas saja dia bingung.

Aliyah menghela napas panjang, juga agak kasar. "Aruni bahkan sudah pergi dari satu jam lalu, dan seharusnya dia sudah ada di sini, bersama kita."

"Terus? Ke mana dia? Apa mungkin salah kamar, Al?"

"Salah kamar?!"

.

.

- To Be Continued -

Terpopuler

Comments

yanahana

yanahana

Assalamu'alaikum ka Desy dan para readers setianya ka Desy.. gimana kabarnya kalian.. sebelumnya aku mau minta maaf ke ka Desy karena baru sempet mampir lagi di karya kk setelah lumayan lama ga nongol karena kesibukan IRT yang ga ada habisnya (maaf jadi curhat 😁)mdh2n ka Desy masih inget sama aku..inshaa Allah aku usahain buat stay lagi di karya2 ka Desy yg di Ntuun ini..walaupun agak kaget ko sekarang banyak bgtt iklan'nya ya 🙈🙏🏻😁..mdh2n ka Desy sehat selalu agar bisa terus berkarya dan menghibur banyak orang 🥰🥰🥰

2025-04-26

0

🎀𝔸ᥣᥙᥒᥲ🎀

🎀𝔸ᥣᥙᥒᥲ🎀

69 sama 96 hampir sama, apa ada konspirasi sebelumnya ya,, bisa² baru satu bab udah menaruh curiga🤣🤣 kak Desh apa ada cerita sebelummya,,

2025-04-14

10

Istrinya Orang

Istrinya Orang

maaf baru nongol Thor menjak jarang up aku jg jadi malas cek NT,,pas td liat di Ig ternyata SDH ada yg baru..langsung cuus deh dimari

2025-04-17

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 01 - Salah Kamar
2 BAB 02 - Kompensasi
3 BAB 03 - Nikahi atau Mati!!
4 BAB 04 - Menantu Terbuang ~
5 BAB 05 - Dia Suamimu ~
6 BAB 06 - Oma Approved ~
7 BAB 07 - Sedikit Tentang Rajendra Baihaqi
8 BAB 08 - Tidak Punya Pacar
9 BAB 09 - Minta Cerai?
10 BAB 10 - Seranjang (Lagi)
11 BAB 11 - Kamu Malu?
12 BAB 12 - Karma Istri Ngeyel
13 BAB 13 - Putus?
14 BAB 14 - Never!!
15 BAB 15 - Belum Cemburu
16 BAB 16 - Seperti Simpanan
17 BAB 17 - Tertangkap (Basah)
18 BAB 18 - Aku Sudah Menikah
19 BAB 19 - Dia Milikmu, Sepenuhnya.
20 BAB 20 - Sedikit Perhatian
21 BAB 21 - First Hug
22 BAB 22 - Si Ganteng Milik Oma
23 BAB 23 - Langsung dari Pusatnya
24 BAB 24 - Pulang!!
25 BAB 25 - Galak Sekali ~
26 BAB 26 - Dibalik Nama Oma
27 BAB 27 - Sedikit (Lagi) Tentang Rajendra
28 BAB 28 - (Sedikit) Centil
29 BAB 29 - Perfect ~
30 BAB 30 - Balas Dendam Rajendra
31 BAB 31 - Cocok Buanget!!
32 BAB 32 - Bukan Pilihanmu
33 BAB 33 - Rajendra Baihaqi Lengkapnya ~
34 BAB 34 - Gadis yang Sama
35 BAB 35 - Nyaris Sempurna
36 BAB 36 - Terima Kasih Tuhan ~
37 BAB 37 - (Bukan) Mimpi
38 BAB 38 - Kamu Jin-nya?
39 BAB 39 - Masalah (Rumah) Tangga
40 BAB 40 - Bertaut
41 BAB 41 - Masing-masing Saja
42 BAB 42 - Makin Jelas (Cemburunya)
43 BAB 43 - Most Important
44 BAB 44 - Maaf, Aku Lancang ~
45 BAB 45 - Pengakuan (Sebenarnya)
46 BAB 46 - Crazy Of You
47 BAB 47 - Bukan Motivasi Biasa
48 BAB 48 - Kehangatan di Ujung Malam
49 BAB 49 - Perkara Ninu-Ninu
50 BAB 50 - Butterfly Era
51 BAB 51 - Lilte Bunny
52 BAB 52 - Selesai
53 BAB 53 - Belum Diukur
54 BAB 54 - Kamu Mau (Bayinya)?
55 BAB 55 - Udah Nggak Mood ~
56 BAB 56 - Mulai Terbelenggu (Rindu)
57 BAB 57 - Setangkai Mawar Putih
58 BAB 58 - Sangat Maniez
59 BAB 59 - Terbakar Api (Cemburu)
60 BAB 60 - Awal (Petaka)
61 BAB 61 - Go Public
62 BAB 62 - Terima kasih, dan Maaf ~
63 BAB 63 - Sehat-Sehat ya, Cantik ~
64 BAB 64 - Kita Usahakan (Rumah Itu)
65 BAB 65 - Jadi Galak ~
66 BAB 66 - Sangat-Sangat Sayang ~
67 BAB 67 - Kamu Orangnya ~
68 BAB 68 - Geli Segeli-Gelinya ~
69 BAB 69 - Cinta dan Benci : Beda Tipis
70 BAB 70 - Bukan Menantu Biasa
71 BAB 71 - Bukan Bocah
72 BAB 72 - Janggal
73 BAB 73 - Banyak Bisanya ~
74 BAB 74 - ACC!!!
75 BAB 75 - Dia Sempurna
76 BAB 76 - Pura-Pura Bodoh ~
77 BAB 77 - Pernikahan Seberat Itu?
78 BAB 78 - (Bukan) Rayuan Gombal
79 BAB 79 - Pijat Plus-Plus?
80 BAB 80 - Playboy Cupu
81 BAB 81 - Atur Saja, Kakak Panitianya
82 BAB 82 - Banyak Mau ~
83 BAB 83 - (Sedikit) Curiga ~
84 BAB 84 - Petunjuk/Fakta?
85 BAB 85 - Masih Berusaha
86 BAB 86 - Selamanya Untukmu
87 BAB 87 - Kesenjangan Akhlak ~
88 BAB 88 - Menggatal
89 BAB 89 - Mimpi (Buruk)
90 BAB 90 - Kapan Menyentuhku?
91 BAB 91 - (Hanya) Bunga Tidur
92 BAB 92 - Ngedate Katanya ~
93 BAB 93 - Sedang Bir4hi?
94 BAB 94 - Kamar 96
95 BAB 95 - Bukan Tutorial Biasa
96 BAB 96 - Kita Sudah Menikah
97 BAB 97 - Penantian : Sepadan
98 BAB 98 - Buruan!!
99 BAB 99 - Yakin Nggak Salah?
100 BAB 100 - I Promise You, Aruni
101 BAB 101 - Life After MP
102 BAB 102 - Sakitnya (Beda)
103 BAB 103 - Lumpuh?
104 BAB 104 - Oversize
105 BAB 105 - Bukan Legenda Biasa
106 Promo Karya : Mak Comblang!
107 BAB 106 - Sayang (Dikit)
108 BAB 107 - Ngidam?
109 BAB 108 - Siluman Kera
110 BAB 109 - Film Romantis (Katanya)
111 BAB 110 - Kita Bisa Romantis
112 Promo Karya - Cinta Rahasia Sang CEO
113 BAB 111 - Berakhir dengan Istighfar
114 BAB 112 - Tidak Beres
115 BAB 113 - Sedikit Hukuman
116 BAB 114 - Fakta Mengejutkan
117 BAB 115 - Jalanmu Aneh
118 BAB 116 - Yang Nikah-Nikah Aja ~
119 BAB 117 - Padam Sebelum Terbakar
120 BAB 118 - Tidak Tahu Tempat
121 BAB 119 - Nyaris Gila
122 BAB 120 - Nggak Lucu
123 BAB 121 - Sedikit Trauma
124 BAB 122 - Tentang Takdir
125 BAB 123 - Long Time No See
126 BAB 124 - Petaka yang Sebenarnya
127 BAB 125 - Jalan Tengah
128 BAB 126 - Hilal Kebebasan
129 BAB 127 - Ancaman Maut
130 BAB 128 - Ancaman Maut Another Version
131 BAB 129 - Secara Kekeluargaan?
132 BAB 130 - Tidak Tahu Malu
133 BAB 131 - UUD ~
134 BAB 132 - Salah Sasaran
135 BAB 133 - Simulasi Bulan Madu
136 BAB 134 - Tak Sesuai Rencana ~
137 BAB 135 - Istri Semata Wayang
138 BAB 136 - Kabar Tak Terduga
139 BAB 137 - Melahap Impian
140 BAB 138 - Pulang
141 BAB 139 - Api yang Lain?
142 BAB 140 - Fiks Dia Pelakunya
143 BAB 141 - Manusia Bodoh
144 BAB 142 - Waktu Akan Menjawab
145 BAB 143 - Jadi Tukang Parkir
146 BAB 144 - Merendahkan Ego
147 BAB 145 - Selesai
148 BAB 146 - Menuntut Tanggung Jawab
Episodes

Updated 148 Episodes

1
BAB 01 - Salah Kamar
2
BAB 02 - Kompensasi
3
BAB 03 - Nikahi atau Mati!!
4
BAB 04 - Menantu Terbuang ~
5
BAB 05 - Dia Suamimu ~
6
BAB 06 - Oma Approved ~
7
BAB 07 - Sedikit Tentang Rajendra Baihaqi
8
BAB 08 - Tidak Punya Pacar
9
BAB 09 - Minta Cerai?
10
BAB 10 - Seranjang (Lagi)
11
BAB 11 - Kamu Malu?
12
BAB 12 - Karma Istri Ngeyel
13
BAB 13 - Putus?
14
BAB 14 - Never!!
15
BAB 15 - Belum Cemburu
16
BAB 16 - Seperti Simpanan
17
BAB 17 - Tertangkap (Basah)
18
BAB 18 - Aku Sudah Menikah
19
BAB 19 - Dia Milikmu, Sepenuhnya.
20
BAB 20 - Sedikit Perhatian
21
BAB 21 - First Hug
22
BAB 22 - Si Ganteng Milik Oma
23
BAB 23 - Langsung dari Pusatnya
24
BAB 24 - Pulang!!
25
BAB 25 - Galak Sekali ~
26
BAB 26 - Dibalik Nama Oma
27
BAB 27 - Sedikit (Lagi) Tentang Rajendra
28
BAB 28 - (Sedikit) Centil
29
BAB 29 - Perfect ~
30
BAB 30 - Balas Dendam Rajendra
31
BAB 31 - Cocok Buanget!!
32
BAB 32 - Bukan Pilihanmu
33
BAB 33 - Rajendra Baihaqi Lengkapnya ~
34
BAB 34 - Gadis yang Sama
35
BAB 35 - Nyaris Sempurna
36
BAB 36 - Terima Kasih Tuhan ~
37
BAB 37 - (Bukan) Mimpi
38
BAB 38 - Kamu Jin-nya?
39
BAB 39 - Masalah (Rumah) Tangga
40
BAB 40 - Bertaut
41
BAB 41 - Masing-masing Saja
42
BAB 42 - Makin Jelas (Cemburunya)
43
BAB 43 - Most Important
44
BAB 44 - Maaf, Aku Lancang ~
45
BAB 45 - Pengakuan (Sebenarnya)
46
BAB 46 - Crazy Of You
47
BAB 47 - Bukan Motivasi Biasa
48
BAB 48 - Kehangatan di Ujung Malam
49
BAB 49 - Perkara Ninu-Ninu
50
BAB 50 - Butterfly Era
51
BAB 51 - Lilte Bunny
52
BAB 52 - Selesai
53
BAB 53 - Belum Diukur
54
BAB 54 - Kamu Mau (Bayinya)?
55
BAB 55 - Udah Nggak Mood ~
56
BAB 56 - Mulai Terbelenggu (Rindu)
57
BAB 57 - Setangkai Mawar Putih
58
BAB 58 - Sangat Maniez
59
BAB 59 - Terbakar Api (Cemburu)
60
BAB 60 - Awal (Petaka)
61
BAB 61 - Go Public
62
BAB 62 - Terima kasih, dan Maaf ~
63
BAB 63 - Sehat-Sehat ya, Cantik ~
64
BAB 64 - Kita Usahakan (Rumah Itu)
65
BAB 65 - Jadi Galak ~
66
BAB 66 - Sangat-Sangat Sayang ~
67
BAB 67 - Kamu Orangnya ~
68
BAB 68 - Geli Segeli-Gelinya ~
69
BAB 69 - Cinta dan Benci : Beda Tipis
70
BAB 70 - Bukan Menantu Biasa
71
BAB 71 - Bukan Bocah
72
BAB 72 - Janggal
73
BAB 73 - Banyak Bisanya ~
74
BAB 74 - ACC!!!
75
BAB 75 - Dia Sempurna
76
BAB 76 - Pura-Pura Bodoh ~
77
BAB 77 - Pernikahan Seberat Itu?
78
BAB 78 - (Bukan) Rayuan Gombal
79
BAB 79 - Pijat Plus-Plus?
80
BAB 80 - Playboy Cupu
81
BAB 81 - Atur Saja, Kakak Panitianya
82
BAB 82 - Banyak Mau ~
83
BAB 83 - (Sedikit) Curiga ~
84
BAB 84 - Petunjuk/Fakta?
85
BAB 85 - Masih Berusaha
86
BAB 86 - Selamanya Untukmu
87
BAB 87 - Kesenjangan Akhlak ~
88
BAB 88 - Menggatal
89
BAB 89 - Mimpi (Buruk)
90
BAB 90 - Kapan Menyentuhku?
91
BAB 91 - (Hanya) Bunga Tidur
92
BAB 92 - Ngedate Katanya ~
93
BAB 93 - Sedang Bir4hi?
94
BAB 94 - Kamar 96
95
BAB 95 - Bukan Tutorial Biasa
96
BAB 96 - Kita Sudah Menikah
97
BAB 97 - Penantian : Sepadan
98
BAB 98 - Buruan!!
99
BAB 99 - Yakin Nggak Salah?
100
BAB 100 - I Promise You, Aruni
101
BAB 101 - Life After MP
102
BAB 102 - Sakitnya (Beda)
103
BAB 103 - Lumpuh?
104
BAB 104 - Oversize
105
BAB 105 - Bukan Legenda Biasa
106
Promo Karya : Mak Comblang!
107
BAB 106 - Sayang (Dikit)
108
BAB 107 - Ngidam?
109
BAB 108 - Siluman Kera
110
BAB 109 - Film Romantis (Katanya)
111
BAB 110 - Kita Bisa Romantis
112
Promo Karya - Cinta Rahasia Sang CEO
113
BAB 111 - Berakhir dengan Istighfar
114
BAB 112 - Tidak Beres
115
BAB 113 - Sedikit Hukuman
116
BAB 114 - Fakta Mengejutkan
117
BAB 115 - Jalanmu Aneh
118
BAB 116 - Yang Nikah-Nikah Aja ~
119
BAB 117 - Padam Sebelum Terbakar
120
BAB 118 - Tidak Tahu Tempat
121
BAB 119 - Nyaris Gila
122
BAB 120 - Nggak Lucu
123
BAB 121 - Sedikit Trauma
124
BAB 122 - Tentang Takdir
125
BAB 123 - Long Time No See
126
BAB 124 - Petaka yang Sebenarnya
127
BAB 125 - Jalan Tengah
128
BAB 126 - Hilal Kebebasan
129
BAB 127 - Ancaman Maut
130
BAB 128 - Ancaman Maut Another Version
131
BAB 129 - Secara Kekeluargaan?
132
BAB 130 - Tidak Tahu Malu
133
BAB 131 - UUD ~
134
BAB 132 - Salah Sasaran
135
BAB 133 - Simulasi Bulan Madu
136
BAB 134 - Tak Sesuai Rencana ~
137
BAB 135 - Istri Semata Wayang
138
BAB 136 - Kabar Tak Terduga
139
BAB 137 - Melahap Impian
140
BAB 138 - Pulang
141
BAB 139 - Api yang Lain?
142
BAB 140 - Fiks Dia Pelakunya
143
BAB 141 - Manusia Bodoh
144
BAB 142 - Waktu Akan Menjawab
145
BAB 143 - Jadi Tukang Parkir
146
BAB 144 - Merendahkan Ego
147
BAB 145 - Selesai
148
BAB 146 - Menuntut Tanggung Jawab

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!