Ema harus membayar setimpal dengan apa yang di lakukan oleh bosnya untuk menyelamatkan dua adiknya dari orang tua yang Toxic
Gadis itu berpikir jika dia hanya perlu bekerja lebih keras di perusahaan Grey namun salah pria itu mengincar hal lain dari gadis itu
.
.
Grey tertarik pada Ema gadis sederhana dengan mental kuat, namun latar belakang pria itu membuat dia tidak bisa meresmikan hubungannya menjadikan Ema sebagai kekasih gelapnya
Pria itu harus menikah dengan perempuan sempurna juga
.
.
Bagaimana keputusan Grey? sedangkan Ema yang sudah tersudut oleh keluarga tunangan Grey hingga gadis tu memutuskan akan pergi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon natural, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hobby baru Grey
Untuk pertama kalinya Ema memasuki kantor dengan hills meski tidak terlalu tinggi, tetap saja gadis itu merasa tidak nyaman
Tampilannya yang jauh berbeda dari pada biasanya membuat beberapa orang hampir tidak mengenalnya, bahkan Sebastian berdiri untuk beberapa saat di depan gadis itu
"Ema...?". Panggil Sebastian memastikannya, saat gadis itu menoleh barulah dia yakin "jadi ini benar-benar kau? Cantik sekali"
"Pak Bastian... Selamat pagi". Ucap gadis itu sedikit gugup karena Sebastian memperhatikannya sangat detail
Nah kalo begini kan cantiknya kelihatan, huh siapa yang mengajarinya tampilan seperti ini buat gugup saja. "umh apa nanti malam kau ada waktu?"
"ya pak, saya mau menjaga adik-adik saya juga mengerjakan tugas tambahan nantinya".
"oh begitu... ". Sebastian tidak berani lanjut perkataan nya "katakan saja jika kau punya waktu luang"
"Baik".
Beberapa orang memperhatikan gadis itu dengan seksama bahkan banyak beberapa pria yang melirik pandang pada gadis muda itu
Membuat hati seorang biduan di sana terasa terbakar, ya Inez menatap gadis muda yang tidak jauh darinya dengan dengki
"Ema kau di panggil atasan untuk menyampaikan laporan". Agung di samping gadis itu menatapnya sesaat "wah kau tampil lebih baik dari pada sebelumnya Ema". puji pria tua itu
"Terimakasih pak, saya pergi dulu"
"Ya pergilah".
Tidak ku sangka jika akan sangat berpengaruh seperti ini, aku bahkan seperti diawasi saja. Batin gadis itu memasuki lift menuju ruangan Grey
*****
"Grey apakah tahu jika Ema benar-benar merubah tampilan nya aku melihatnya kemarin di mall dengan temannya". Neon memberi sebuah dokumen pada Grey sambil berbincang
Grey hanya melirik sebentar pada Neon seperti kurang tertarik dengan apa yang di katakan pria itu. "oh"
Ketukan pintu di sana membuat mereka teralih dengan seorang gadis cantik yang masuk kedalam
Ema mengenakan blus dengan pita indah di lehernya, juga rpk span selutut yang tampak seiras dengan atasannya
Meski tubuh Ema sedikit kurus tapi itu tidak membuat kadar kecantikannya menurun di tambah mata bulatnya yang kini dihias membuatnya tampak lebih indah
"Benarkan kata ku, kau tidak bisa mengejeknya lagi Grey". Ucap Neon
"Menyingkir lah!". kesal Grey dia menatap Ema terpesona dengan penampilan gadis itu
Pandangan Grey pun selalu tertuju pada mata bulat itu, hal pertama yang membuat Grey selalu terkesan dan tidak bisa lewat dari tatapannya
Sementara Ema kini tampil lebih percaya diri, Grey tidak lagi mencemoohnya sebagai orang jelek dia bisa bekerja lebih nyaman akhirnya
"ini adalah laporan bulan ini pak... Seperti yang saya jelaskan tadi, kemungkinan suply bulan depan akan berpengaruh besar untuk project yang akan datang dengan perusahaan XX"
"Benar ..." Gadis ini kenapa pintar begini, padahal aku ingin sekali mengejeknya ini menjadi tidak menyenangkan
"Kalau begitu saya permisi pak"
"mau kemana? Duduk!"
Bukannya sudah selesai ya? Apalagi yang dia inginkan. Batin Ema merasa tidak enak, padahal dia sudah senang kala tidak ada makian dari mulut pria itu lagi "Apa ada yang anda butuhkan"
"....". Grey masih diam wajahnya menunjukan raut kesal, entah apa yang ada di benak pria itu
Neon yang menatap mereka dari sofa dan bersantai dengan buah-buahan dia dekatnya pria itu menikmati pemandangan itu
Antara Grey yang kesal karena tidak mendapat hiburan dan juga Ema yang bingung kenapa dia di tahan di sana
Ya Neon menyadari sejak awal kalau Grey belakangan ini memiliki hobi baru yaitu mengganggu gadis muda pintar di kantornya. Ema
"Sampai kapan Grey akan menahan gadis itu di sana, ini sudah memasuki jam makan siang pasti mereka sudah lapar...". Gumam Neon menarik ponselnya memesan makanan dari sana ."sebaiknya Ema makan di sini juga, Grey pasti akan sangat lahap jika gadis itu makan bersama dengannya"
Ema gadis muda yang kini bingung dengan sikap tuannya masih terdiam di hadapan Grey entah apa yang di lakukan pria itu hingga menahan dirinya
"Pak...."
Tu...Tut.... . Ponsel Ema berdering gadis itu menyimpan ponselnya di saku roknya
Ada notifikasi dari sahabatnya dan kampus disana, pengumuman pergantian semester akan dimulai Ema akan harus mengubah kelasnya menjadi kelas karyawan dengan itu dia masih bekerja
"Apa ponsel mu harus seburuk itu?". Grey meletakan dokumen di tangannya lalu menatap tajam gadis di depannya
"a..apa?". Gadis itu bingung. Kenapa semua yang ku miliki terlihat buruk di mata anda
"apa itu?... Karet? Kau mengareti ponsel mu!?"
"umh iya... Ini karena lemnya sudah tidak kuat"
Wajah Grey berubah menjadi kesal dan terkesan mengejek, dan ya pria itu mulai mengomel mengenai barang pribadi gadis itu
Neon di sisi seberang mendengarkan ocehan pria itu sambil menyanggah kepalanya menggunakan bantal. Wah dia sudah menemukan cela lainnya aku yakin dia tidak akan berhenti sebelum gadis itu menangis . Neon tertawa kecil melihat dua orang di sana
Pertengkaran kecil pun tidak terhindarkan Ema sudah susah payah membeli ponsel itu dari hasil dagangannya dulu dan sekarang pria didepan nya menghina hasil kerja kerasnya
"Memang kenapa kalau ponsel saya jelek, toh saya yang memakainya". Jelas Ema
"Sudah ku katakan berapa kali kalau standar hidup mu itu sangat menghina perusahaan ku!". Kesal Grey lagi "benda itu juga membuat mata ku sakit, seperti sampah saja!"
"kalau begitu anda tidak perlu melihatnya, saya tidak akan menunjukan nya lagi dihadapan anda". Ema menyembunyikan ponselnya kembali kesaku. Enak saja dia pikir gampang apa beli-beli barang barus
"Ganti ponsel mu!".
Ema terdiam ponselnya masih bisa di pakai dan lagi jika dia membeli ponsel baru sekarang gajinya mungkin tidak akan cukup untuk membiayai kebutuhan sehari-hari mereka
"tidak mau? Kau melawan perintah ku?"
"saya akan menggantinya tapi tidak sekarang".
"Ganti sekarang". Perintah Grey tidak ingin perlawanan tapi Ema yang sudah muak kini berani dia menentang pria itu dengan diamnya membuat Grey merasa jengkel
"kau tidak mendengarkan ku Ema! kau mau ku pecat? Kau selalu melawan perintah ku .... Bla...bla". Pria itu mulai mengomel hingga membuat hati gadis itu kembali sakit dan merasa terhina atas perbuatan Grey
"hiks...".
Gadis itu terisak pelan hingga Neon kini kembali menengahi kedua orang itu "hentikan Grey, dia punya alasan kenapa melakukan ini... Uangnya pasti sudah habis untuk mengubah penampilan iya kan Ema..."
Gadis itu mengangguk pelan "nah lihat kan, jangan terlalu memaksanya Grey lagipula tidak baik mengejar duniawi jika hal sederhana membuat nyaman"
"Diam kau Neon!".
"Aku tidak ingin melihat benda buruk itu lagi, paling lambat sebelum bertemu kolega!"
Minggu depan Ema akan ikut dalam sebuah project baru mereka dan banyak orang yang akan mereka temui
"ba..baik".Kesal sekali dia pikir semua ini semudah yang dia pikirkan apa?
Pesanan Neon sudah sampai pria itu mengatakan dua kotak makanan ke meja Grey dan seperti saat-saat sebelumnya Grey makan dengan lahap ketika di depan Ema
Neon yang memilih untuk terpisah hanya bisa tersenyum menatap dua insan itu karena dia sudah mendapat kan sesuatu yang baru
Grey memiliki ketertarikan pada gadis di depannya
novel ini itu sangat menarik. aku suka bgt sama novel ini
semangat kak buat episode selanjutnya
baca juga novel aku judul nya istri kecil tuan mafia /Smile//Smile/