CINTA TULUS EMBUN

Embun yang sedang meringkuk di atas tempat tidur terkejut tiba-tiba ada yang menyentuh dirinya.

" Mas "

" Iya. Ini aku "

" Mas kenapa disini? " Tanya embun dingin.

" Maafkan aku " Lirih afkar

" Maaf aku salah, aku sudah menyakiti perasaan kamu. Jujur saja aku cukup terkejut ketika mendengar kamu hamil " Afkar menundukkan kepalanya.

Embun langsung mengambil posisi duduk " Kenapa mas sampai berfikir jika aku mengandung anak pria lain? Padahal jelas-jelas suamiku hanya mas " Ucap embun.

" Walaupun mas tidak pernah ada di rumah, walaupun mas tidak pernah adil tapi aku tetap setia menunggu mas datang. Pernikahan bukan untuk mainan mas " Lanjut embun menatap kearah luar.

Afkar masih menundukkan kepalanya " Adikku mati suri. Makanya aku terkejut ketika mendengar kamu hamil "

" Mati suri, ko bisa? Waktu itu masih hidup dan tidak ada tanda-tanda mati suri " Kaget embun

" Aku tidak tau, aku juga bingung "

Pria mana yang tidak prustasi ketika adiknya tidak bisa hidup padahal awalnya semuanya baik-baik saja.

Afkar sudah berobat di dalam negeri bahkan sampai luar negri namun hasilnya nihil. Dokter dokter itu tidak bisa menyembuhkan penyakitnya afkar.

Embun terdiam menatap kedua mata suaminya dengan lekat.

Embun mencoba mempercayai afkar walaupun dalam hatinya embun tidak percaya sama sekali dengan apa yang di katakan afkar.

" Tapi ini benar-benar anak mu mas. walaupun mas menyangkal nya tapi ini benar-benar anakmu! Aku tidak pernah main dengan pria lain, walaupun aku menginginkan sentuhan mas tapi aku tidak mau merusak rumah tanggaku hanya karena nafsu " Ucap embun jujur.

Setiap wanita pasti membutuhkan sentuhan hangat dari suaminya, apa lagi semenjak hamil hormon embun begitu tinggi.

Afkar melihat kedua mata embun, mencari kebenaran disana " Beri aku waktu untuk menerima anak ini, semua ini tidak mudah untukku " Kata afkar " Dengan keadaan aku yang seperti ini, apa aku bisa mempercayai ucapanmu " Lanjut afkar.

Embun tidak ingin memaksa afkar untuk menerima kehamilannya, mungkin afkar memang butuh waktu untuk menerima kehamilan embun.

Tapi sampai kapan pun embun akan buktikan jika anak yang di kandung nya ini adalah anak afkar.

" Aku pergi dulu. Jaga diri kamu baik-baik " Ucap afkar yang langsung pergi meninggalkan embun.

Melihat punggung suaminya hampir menghilang, embun langsung berdiri dan mengejar suaminya.

" Mas " Panggil embun

" Ada apa? "

Embun berjalan kearah sang suami, embun memberanikan diri untuk mencium bibir Afkar. Ciuman itu Begitu lembut dan amatir.

" Embun apa yang kamu lakukan " Sanggah afkar.

" Aku ingin membuktikan jika adik mas baik-baik saja " Ucap embun membawa afkar kembali kedalam kamar.

Embun yakin jika adik afkar baik-baik saja. Jika tidak baik mana mungkin embun bisa hamil anak afkar.

" Mungkin sentuhan aku masih amatir tapi hanya hanya ingin mencobanya "

Embun membuka pakaian yang melekat di tubuh, satu persatu mulai terlepas. embun berjalan kearah sang suami tanpa menggunakan sehelai benangpun.

Perut yang terlihat sedikit menonjol membuat embun semakin seksi di mata afkar.

Afkar hanya bisa diam membiarkan embun melakukan apapun yang embun mau. Toh pada akhirnya adiknya tidak akan hidup dan semua yang di lakukan oleh embun akan sia-sia.

Sentuhan demi sentuhan embun berikan, siapa sangka jika sentuhan amatir embun bisa membuat adik afkar berdiri.

Afkar sampai tidak percaya setelah sekian lama akhirnya adiknya mau bangun dari mati suri.

" Apa ini yang di namakan mati suri? " Tanya Embun dengan nada suara yang lembut.

" Aku tidak tau kalo dia.. "

Tidak bisa menahannya lagi, afkar langsung mengambil kendali " Biar aku yang mengambil kendali" Ucap afkar.

#SKIP.

Setelah permainan panjang akhirnya mereka sampai di puncak nirwana, ini pertama kalinya afkar bermain setelah sekian lama tidak merasakan nikmatnya surga dunia.

" Terimakasih.. Kamu sudah membuat adikku bangun " Kata Afkar memeluk embun.

" Jadi, apa mas percaya jika anak ini adalah anak mas? " Tanya embun.

Afkar terdiam sebentar lalu mengangguk " Sekarang aku percaya, sepertinya adikku menang tidak ingin di sentuh oleh wanita lain dan hanya ingin di sentuh oleh kamu " Ucap afkar

Embun tersenyum mendengar jawaban dari afkar. Embun senang karena afkar mau menerima anak ini walaupun awalnya afkar tidak mau mengakuinya.

" Kita akan makan malam di rumah utama, aku akan memberitahu kedua orang tuaku soal kehamilan ini " Kata afkar.

" Eum.. " Jawab embun

" Apa kamu tidak senang? " Tanya afkar

" Mas.. Bolehkan aku meminta sesuatu kepadamu? "

" Katakan "

" Cintai aku, anggap aku sebagai mana aku adalah istri mu mas.. Aku tidak ingin menjalani rumah tangga tanpa adanya kasih sayang. "

" Bagaimana denganmu? " Tanya Afkar.

" Sedari awal aku sudah membuka hatiku untuk mu mas, aku tidak ingin menjadi istri yang durhaka kepada suami " Embun menatap suaminya.

" Jadi apa kamu sudah memiliki perasaan kepadaku? "

" Eum.. Aku menyukai mas sangat lama tapi mas tidak pernah menganggap aku ada. Jangankan di cintai oleh mas, mas saja tidak pernah datang kesini " Jujur embun " Mas bilang akan adil. Tapi mas ingkar janji "

Afkar membuang nafasnya pelan " Maafkan aku, embun. Aku benar-benar minta maaf karena tidak berpelaku adil kepadamu. Selama ini aku sedang fokus mengobati adikku "

" Mulai sekarang aku tidak akan pernah mengabaikan kamu lagi, aku janji akan sering datang untuk menjenguk kamu dan juga anak kita " Lanjut afkar mencium kening embun dengan lembut.

Berobat sampai luar negri taunya obatnya hanya ada di embun, tau begitu mungkin sedari awal afkar akan datang kepada embun.

Hanya karena cinta buta membuat afkar lupa dengan embun. Istri pertamanya.

Hari semakin siang, afkar membuatkan makanan untuk mereka santap.

Afkar ingin memulai hidup baru dengan embun, membuka hatinya dan menata rumah tangganya kembali bersama embun. Apa lagi sebentar lagi akan menjadi seorang ayah.

Dengan telaten afkar menyuapi embun, sikap manis afkar membuat embun nyaman.

Perhatikan yang selama ini tidak pernah di dapat, akhirnya embun dapatkan juga. Semua ini berkat kesabaran dan berkat Doa yang sering embun panjatkan.

" Mas, mas juga makan. jangan hanya aku " Kata embun

" Iya embun " Jawab afkar langsung memakan makanannya dengan sendok yang sama dengan embun.

Embun hampir kaget namun seketika rasa kaget itu hilang ketika afkar kembali mencium bibirnya dengan lembut.

" Adikku bangun lagi " Bisik afkar.

" Ko bisa? Kita kan lagi makan " Ucap embun.

" Gak tau, mungkin rindu ingin menjenguk anak kita " Balas afkar.

Afkar membawa tangan istrinya kedalam sangkar afkar. Adik afkar berdiri dengan tegak di saat sedang makan siang.

Mau tidak mau akhirnya embun harus melayani suaminya.