"Apa kurang dari ku, Mas? Kamu dengan tega nya berselingkuh dengan Winda" teriak Mora dengan penuh air mata.
"Kau tidak kurang apapun, sayang" lirih Aron dengan menatap manik mata Mora dengan sendu.
"Kau yang membawa ku kemari , kau yang berjanji akan memberi ku banyak kebahagian, tapi apa Mas? Kau mengkhianati ku dengan teman ku sendiri" tegas Mora.
"Pergilah dan ceraikan aku secepat nya" ucap Mora dengan penuh ketegasan.
DEG.
Aron langsung saja menatap Mora dengan tidak percaya. Wanita yang sangat di cintai nya kini tersakiti.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hnislstiwti., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
Setelah dirasa semua nya siap dan bahkan sudah banyak yang datang.
Acara syukuran pun di gelar dengan secara sederhana tetapi khidmat.
Tamu yang datang bukanlah dari kalangan atas atupun pengusaha, hanya warga sekitar saja yang hadir.
Acara syukuran tersebut hanya mengaji bersama setelah itu menikmati makanan kecil yang sudah di siapkan oleh pihak Panti.
Mora duduk di atas kursi sedangkan yang lainnya di bawah, karena kehamilannya yang sudah besar, jadi ia kesusahan saat akan duduk di bawah.
Semua orang turut serta dengan pengajian tersebut, termasuk Tuan dan Nyonya Widiatma.
Bahkan Tuan Darma memberikan snack dan uang pada para tamu acara tersebut dengan suka cita.
"*Ya Allah, Terimakasih atas kemurahan mu yang sudah mempertemukan aku kembali dengan Putri semata wayangku" batin Nyonya Hesti penuh syukur.
"Saya mohon, tunjukanlah kebenaran yang sesungguh nya dan kuatkanlah hati Putri ku selalu" batin Tuan Darma dengan berulang kali pengucapan*.
2 jam kemudian , acara tersebut sudah selesai dan para anak panti langsung menghambur mengambil makanan kecil yang sangat menggoda lidah nya.
"Kakak, aku bawakan ini untuk Kakak dan Babby" ucap Ze dengan memberikan piring yang berisi beberapa makanan.
"Wah terimakasih ya, Abang Ze" balas Mora menerima piring tersebut.
Ze menganggukan kepala dan pergi dari hadapan Mora setelah piring yang di bawa oleh nya di terima oleh sang Kakak, Mora.
"Sayang" panggil Aron dengan lembut.
"Ya, Mas?" ucap Mora tersenyum.
"Segeralah bersiap, karena kita akan pergi ke acara meeting dengan Tuan Darma dan beberapa perusahaan lainnya di Restoran, dan kali ini kamu harus ikut" jelas Aron dengan mengusap lembut kepala Mora.
Ehhh.
Mora kaget, jelas saja karena biasa nya dia tidak akan di ajak ke acara tersebut selain acara perusahaan Suami nya mengadakan pesta ulangtahun.
"Baiklah Mas, sebentar ya" balas Mora dengan tersenyum kecil.
"Sekalian kita pamit sama Ibu, nanti pulang nya langsung saja ke mansion kita" ucap Aron kembali dengan membantu sang Istri berdiri.
"Iya Mas" balas Mora menganggukan kepala nya.
Aron membiarkan Mora bersiap sendiri karena dia sudah siap dan ia sendiri memilih untuk berpamitan pada Ibu Panti saja.
Tuan Darma dan Nyonya Hesti sudah sejak tadi pulang, mereka juga akan bersiap untuk ke acara meeting tersebut.
Sebenar nya bukan hanya acara meeting saja, ini adalah acara pertemuan besar para pengusaha yang memang di gelar oleh pihak WidiatmaGroup.
Dan Aron tentu saja hadir, karena ia pengusaha dan pemilik perusahaan yang lumayan besar, Diamond Group adalah nama perusahaannya.
*
Setelah berpamitan , Aron langsung saja membawa Mora ke arah mobil yang sudah siap sejak tadi.
"Loh, kemana mobil Afnan?" tanya Mora bingung.
"Kedua sahabat mu sudah izin pulang sayang, mereka juga pasti akan menghadiri acara ini" jawab Aron lembut.
"Ah aku hampir lupa kalau mereka juga seorang CEO, hehe" ucap Mora dengan tawa kecil.
Aron menggelengkan kepala nya dan mengusap lembut kepala sang Istri yang terhalang hijab.
"Frans, jalan sekarang" ucap Aron pada Asistennya.
"Baik Tuan" balas Frans patuh.
Lalu Frans melajukan mobil nya dengan kecepatan sedang, ia tidak akan terburu-buru karena masih memiliki waktu yang cukup banyak.
"Ehemm, Mas" panggil Mora menatap Aron dengan mata sayu yang teduh.
Aron mengalihkan pandangan nya dari ponsel, ia menatap Istri nya.
"Kenapa sayang?" tanya Aron bingung.
"Apa kamu lupa, aku kan memesan makanan yang ada di Kota B, ah atau sudah ada di mansion?" ucap Mora dengan menundukan kepala nya.
Deg.
"Sial, aku lupa" batin Aron dengan kesal.
Aron menatap sang Istri dengan perasaan bersalah nya, ia bahkan sudah janji akan membawakan nya tetapi ia juga yang ingkari.
"Sayang, maaf maaf maaf ya Mas lupa" ucap Aron dengan memegang tangan Mora lembut.
Hah.
Terdengar helaan nafas Mora yang cukup kasar, bahkan Aron sampai meringis mendengar nya.
"Maaf ya" ucap Aron kembali.
Mora mengangkat wajah nya dan tersenyum manis pada Aron dengan gelengan kepala nya.
"Iya Mas tidak apa, aku juga sudah tidak ingin lagi kok" balas Mora lembut.
Lalu Mora mengalihkan pandangan nya ke arah luar jendela mobil setelah melepaskan genggaman tangan Aron.
Jujur saja Mora merasa sangat sesak, ia sudah sangat menunggu makanan tersebut dan bahkan ia sudah mengidam nya sejak lama.
"Gak apa ya Nak, mungkin nanti di Restoran ada lobster yang sama dengan di Kota B" batin Mora sambil tangannya mengusap lembut perut buncit nya.
Aron mengepalkan tangannya kuat, ia merasa sesak saat melihat sorot mata Mora yang terlihat kecewa.
Padahal, Mora hanya menginginkan makanan yang ada di Restoran Kota B dengan menu lobster jumbo yang di baluri saos tiram pedas.
"Sayang, maafkan Mas" lirih Aron dengan memeluk tubuh Mora.
"Sudahlah Mas, aku tidak apa kok dan aku juga sudah memaafkan kamu" balas Mora dengan sura lembut nya.
Aron tidak bergeming, ia terus saja memeluk tubuh Mora dan sesekali mengecup pucuk kepala Istri nya.
"Tuan, padahal itu hanya keinginan Nona yang sangat sederhana dan anda sampai melupakannya. Saya berharap anda tidak akan menyesal suatu saat ini" batin Frans dengan ekor mata yang melirik Tuan nya dari kaca depan.
Hingga kendaraan mereka berhenti tepat di area parkir Restoran yang sangat mewah.
"Tuan, Nyonya, kita sudah sampai" ucap Frans sopan.
"Ah iyaa Frans" balas Mora.
Lalu mereka keluar dari dalam mobil dan langsung saja masuk ke dalam Restoran tersebut.
Di dalam, sudah banyak para tamu yang hadir, bahkan Tuan dan Nyonya Widiatma pun sudan ada disana.
"Sayang, kamu nunggu dulu disini tidak apa?" tanya Aron saat menyuruh Mora menunggu nya di kursi yang berada di luar ruangan.
"Tidak apa, Mas" jawab Mora tersenyum kecil.
Frans langsung menundukan kepala nya dengan mengepalkan tangannya kuat, ia sungguh tidak punya kuasa untuk berbicara.
Aron langsung masuk ke dalam ruangan tempat acara berlangsung.
Sedangkan Mora, ia hanya tersenyum kecut saat melihat kepergian Suami nya.
"Huh sudahlah Mora, mungkin memang harus menunggu di luar saja" gumam Mora.
Ia lalu memesan minuman pada pelayan disana, Mora pindah duduk nya di pojok dan menghadap langsung ke arah jendela.
"Aku merasa kamu menyembunyikan sesuatu dari aku, Mas" batin Mora.
"Silahkan Nyonya" ucap pelayan dengan ramah.
"Boleh saya bertanya?" ucap Mora.
"Boleh Nona" jawab pelayan tersebut.
Mora lalu membuka ponsel nya dan menunjukan poto makanan yang sangat ia ingin makan.
"Apakah disini ada menu yang begini, Mbak?" tanya Mora penuh harap.
"Maaf Nona, menu tersebut hanya ada di Restoran X Kota B" jawab pelayan itu.
"Ohh begitu ya, yasudah terimakasih Mbak" ucap Mora lesu.
Pelayan tersebut menganggukan kepala dan pamit dari sana.
.
.
.