"Mencintaimu dengan Tulus: Kisah Cinta LDR"
Matara Vega Sakti dan Sherina Ayesha Wicaksono, dua mahasiswa semester satu yang menjalin cinta di tengah jarak. Mereka berbagi impian, harapan, dan tawa. Namun, ketika Sherina pulang ke Indonesia untuk liburan semester, perasaan cemburu Vega mulai menggerogoti hubungan mereka.
Konflik memuncak ketika Vega menemukan Sherina dekat dengan teman lamanya. Kesalahpahaman dan kecurigaan membuat hubungan mereka goyah. Apakah cinta mereka cukup kuat untuk menahan badai?
Di tengah kebimbangan dan kesulitan, Vega dan Sherina harus memilih antara memperbaiki hubungan atau berpisah. Akankah mereka menemukan jalan kembali ke pelukan each other?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Taurus girls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
LYS Halaman 27
Malam tiba.
Dua mobil hitam berhenti diarea parkir pantai. Vega, Wasa, Suzu, Supra, Vario, Satria dan Eria keluar dari mobil tersebut. Begitu turun dari mobil, Vega tertegun melihat suasana pantai yang indah telah dihias sedemikian rupa.
Ada beberapa tenda yang sudah tersedia, api unggun yang telah menyala, dan dekor sederhana namun terkesan wow seperti akan ada acara spesial dipantai ini.
Vega menatap Wasa. "Wa, sepertinya disini akan ada acara penting kita pindah tempat saja," kata Vega, dia takut jika kedatangannya dan teman-teman akan mengganggu acara tersebut.
Wasa merangkul Vega dengan ekspresi santai. "Justru aku dan teman-teman mengajakmu ke sini karena kami ingin menghadiri acara spesial ini." katanya.
Vega terkejut. "Memangnya acara siapa yang kita datangi ini?" tanya Vega, dia penasaran dan benar-benar tidak tahu hal ini karena tidak ada yang memberitahunya.
Vario, Supra, Satria, Eria, dan Suzu saling bertatapan mereka sama-sama menahan tersenyum supaya Vega tidak curiga.
"Adalah Veg, nanti kamu juga akan tahu sendiri. Btw... Kita keluarkan semua yang sudah kita bawa." kata Vario, dia mulai mengeluarkan gitar beberapa camilan dan minuman kaleng.
Semuanya bekerja sama mengeluarkan barang bawaan, beberapa camilan dan minuman. Terkecuali Vega, dia justru terlihat bingung dan mendadak bodoh sendirian.
"Ada acara apa sebenarnya? Jika kita menghadiri acara spesial seseorang sudah dipastikan ada makanan dong. Lalu apa ini? Mereka masih saja membawa camilan dan minuman kaleng? Bahkan mereka membawa gitar segala? Aneh." batin Vega.
"Sini aku bantu." kata Vega, dia menghadang Eria yang membawa satu kantong kresek besar berisi jajanan ringan dari dalam mobil.
Tapi, tiba-tiba Suzu merebutnya dari tangan Vega. "Biar aku saja, kamu tidak perlu membantu dan Anda dipersilahkan duduk manis saja, oke?" kata Suzu, dia tersenyum dengan kedua alis dinaik turunkan.
Eria tertawa kecil melihat ekspresi wajah Suzu lalu pergi menyusul Satria yang sedang menata camilan dan minuman.
Sementara itu, Vega menatap Suzu dengan wajah semakin bingung. Ada apa dengan Suzu kenapa dia terlihat aneh.
"Vega!" teriak Wasa, dia sudah ada disisi tenda dan Vega yang tak ingin mengambil pusing segera menghampiri Wasa.
"Veg, nih! Kamu pegang gitarnya menyumbang lagu." Wasa mengulurkan gitar miliknya pada Vega.
"Menyumbang lagu? Memangnya ini acara apa?" tanya Vega, setelah menerima gitar milik Wasa.
"Disini akan ada acara pertunangan sahabat lamaku. Dia memintamu untuk menyanyikan sebuah lagu. Sudah cepat sana nyanyinya duduk didekor." kata Wasa menunjuk dimana dekor terletak.
Vega semakin bingung tetapi tetap menuruti apa kata Wasa. Perlahan Vega mendekati dekor tersebut dan duduk dikursi yang mirip kursi pelaminan. Vega memetik satu persatu senar gitar dengan perlahan, mencari irama yang pas.
Sementara itu, Sherina dan Ari tiba dipantai. Mereka melihat Wasa dan Vega juga teman yang lain sudah ada disana.
Wasa tersenyum dan menghampiri Sherina dan Ari. "Terima kasih sudah datang, Sherina. Vega sudah menunggumu dan kamu membawa cincinnya kan?" tanya Wasa.
Karena waktu di warung seblak Nabila, Wasa sudah memberitahu bahwa Sherina harus membawa cincin pertunangan yang sempat Vega lempar.
Sherina mengangguk. "Tentu saja."
Wasa tersenyum. "Bagus."
Sherina berjalan menuju Vega. Bertepatan dengan Vega yang memejam dan mulai memetik senar gitar.
"Ku mencintaimu tulus dari hati
Ku menyayangimu selalu
Jangan pernah pergi jauh dari hati
Sungguh hati ini tak mampu
Melihat kau pergi jauh dari hati
Sungguh hati ini tak mampu
Mengapa kau pergi meninggalkan hati
Sungguh hati ini tak sanggup
Ku ingin engkau mengerti
Apa yang ku rasakan saat ini
Kembalilah padaku saat ini
Sungguh ku tak mampu bila tiada kau disini
Jangan kau pergi lagi dari hati
Sungguh ku tak sanggup hidup tanpa kau disisi
Ku ingin engkau mengerti
Apa yang ku rasakan saat ini" ~ Vega.
"Kembalilah padaku saat ini
Sungguh ku tak mampu bila tiada kau disini
Jangan kau pergi lagi dari hati
Sungguh ku tak sanggup hidup tanpa kau disisi" ~ Sherina.
"Vega, aku ingin berbicara denganmu," kata Sherina, dengan suara yang lembut.
Vega terlihat terkejut, melihat Sherina tiba-tiba ada didepannya. "Sherina, kamu?"
"Ya, aku datang dan ingin meminta maaf padamu," Sherina mengambil napas dalam-dalam dan memulai berbicara. "Vega, aku tahu kamu marah dan merasa sakit hati karena aku bersama Ari. Tapi, aku ingin kamu tahu bahwa aku tidak pernah mencintai Ari. Aku dan dia hanya teman."
Vega terlihat terkejut, tapi dia tidak berbicara.
Sherina melanjutkan berbicara. "Vega, aku masih mencintaimu dan ingin memperbaiki hubungan kita. Aku tahu kita telah membuat kesalahan, tapi aku ingin kita bisa memaafkan dan melupakan kesalahan itu."
Vega terlihat sedih, tapi dia tidak menolak. "Aku masih mencintaimu juga, Sherina. Tapi, aku tidak tahu apakah aku masih pantas untukmu atau tidak setelah semua yang aku lakukan padamu."
Sherina tersenyum. "Aku mengerti, Vega. Tapi Aku sudah memaafkanmu, di sini aku juga bersalah. Aku ingin kita bisa membangun hubungan kita lagi. Aku ingin kita bisa memaafkan dan melupakan kesalahan kita. Aku ingin kita bisa memulai hubungan kita lagi dari awal, dengan lebih kuat dan lebih baik."
Vega tersenyum. "Terima kasih telah memaafkan aku, Sherina. Aku bahagia kamu masih mau bersamaku.
Sherina mengangguk. "Sekali lagi aku minta maaf padamu, Vega." kata Sherina, sambil menatap wajah tampan Vega.
Vega tersenyum bahagia, menarik tubuh mungil Sherina ke dalam pelukan. "Aku juga minta maaf padamu, Sherina. Aku mengaku salah dan aku sadar aku sangatlah egois. Jujur saja aku tidak bisa tanpamu, aku tidak ingin kehilanganmu. Aku berharap kamu adalah cinta pertama dan terakhirku."
Saat keduanya tengah berpelukan tiba-tiba Vega merasa bahunya di sentuh. Vega melepas pelukan pada Sherina. Dan ternyata Wasa lah yang menyentuhnya.
"Aku memiliki sesuatu yang perlu kamu dengar Veg," kata Wasa, merogoh ponsel dan memutar rekaman yang Wasa ambil waktu bertemu Sherina di warung Seblak Nabila.
Semua pembicaraan terdengar jelas, apalagi saat Wasa bertanya tentang hubungan Sherina dan Ari, di sana dengan jelas Ari menjawab bahwa mereka tidak memiliki hubungan apapun, mereka hanya murni sebagai teman.
"Maafkan aku, Sherina. Aku aku terlalu mencurigaimu," kata Vega, setelah mendengar rekaman itu sampai selesai.
"Dan aku ingin meminta maaf pada kalian berdua, tanpa disengaja kehadiranku telah membuat pertunangan kalian terundur." Ari yang sejak tadi hanya diam dan melihat Bagaimana Sherina dan Vega sama-sama memiliki cinta yang besar akhirnya bersuara.
Vega menepuk bahu Ari. "Maafkan diriku juga."