seorang gadis bertemu dengan iblis dan di bawa ke dunia bawah,apakah ini takdir gadis tersebut?
hanya untuk umur 17 ke atas 👐🏻
(jangan lupa like and komen ya)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 永島良太, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 19
"A-ADA IBLIS!"
"PANGERAN ASMODEUS!!"
"PERGI! AYO PERGI!!"
liona tersenyum tipis, sangat tipis. Sebelum kegelapan melahap dirinya.
"Berani sekali menyentuh pengantinku."
Damon turun dengan sayapnya
lewat atap yang hancur. Matanya
merah menyala, aura kemarahan
menyelimuti tubuhnya.
Damon mengarahkan tangannya ke kerumunan vampir yang berlari.
BOM!!
Sebuah energi terlempar ke mereka lalu meledak, kerumunan itu terhempas kemana-mana.
Menapakkan kakinya di lantai, ia mendekati liona, menggendongnya penuh sayang.
Kembali mengepakkan sayapnya, terbang keluar bar.
Di luar, Damon terbang menjauh dan berhenti di langit cukup jauh, dia kembali mengarahkan satu tangannya ke bar besar.
Bola api yang terbentuk dari yang kecil perlahan membesar, dengan emosi yang luar biasa Damon melemparkan bola api tersebut.
DUARR!! BOM!!
Hancur, hingga wilayah di sekelilingnya yang tadinya pohon hancur menjadi tanah.
Hanya tersisa asap yang mengepul.
Damon menatap tempat itu dengan kilatan mata yang memancarkan emosi, tetapi wajahnya flat.
Sadar kondisi liona tidak baik-baik saja, Damon melesat cepat ke kastilnya.
***
Bola mata berwarna coklat muda itu terbuka perlahan, menyesuaikan dengan cahaya yang masuk.
Ceklek
Pintu merah maroon itu terbuka.
"Sayang!"
Damon mendekati kasur kingsize itu, meletakkan nampan makanan yang ia bawa ke nakas.
liona duduk bersandar di dashboard ranjang dibantu Damon.
"Pelan-pelan saja, sayang."
Setelahnya Damon ikut duduk di samping kiri liona.
"Damon? Shh!" Memegangi lehernya.
"Apakah sakit? Maafkan aku." Mengelus bahu liona sayang.
"Bukan salahmu."
"Salahku. Seharusnya tidak meninggalkanmu dengan 2 bocah rubah itu." Menundukkan kepalanya.
liona tersenyum tipis, sangat tipisss. Iblis di depannya mengkhawatirkan dia sekarang, itu lucu.
"Sudahlah, itu sudah berlalu. Yang terpenting aku bisa ada... disini... Eh? Bagaimana bisa aku disini?"
Damon mengangkat kepalanya, lalu tersenyum hingga matanya menyipit.
"Aku membawamu pulang."
"Lalu bagaimana dengan em... Bar itu?"
"Tidak perlu di pikirkan, mereka hanya vampir tidak berguna yang menyalahi aturan."
liona diam
"Apa ada bagian yang sakit lagi?"
"Leherku, sedikit.."
Usapan Damon naik ke pundak, menatap luka yang sudah di balut itu lama.
"Kamu kekurangan darah." Mengangkat kepalanya menatap liona.
"Ya, aku tau benar." Menutup mata.
Mendekati wajahnya ke leher liona, membuka perbannya.
"Akh! Apa yang- Damon!"
bibir Damon menempel tepat di luka gigitan vampir yang terlihat ada 2 lubang itu. Liona memejamkan mata, kerutan di dahinya tercetak jelas, merasakan nyeri dan geli bersamaan.
Tak lama, leher liona terasa seperti di aliri sesuatu. Hangat dan nyaman, kerutan di dahi liona memudar.
Damon menarik diri, membelai sudut bibirnya yang ada bekas kemerahan.
Mata liona terbuka, lehernya terasa lebih segar dan lega.
Meraba lehernya..
Tidak ada! Luka itu Hilang! Bersih! Mulus!
Kaget, liona menatap Damon.
"Hilang! Lukaku hilang! Bagaimana bisa?!"
"Aku memberinya sesuatu."
"Apa itu?"
"Darahku."
Mata liona membola.
"Apa?!"
"Iya, darahku. Kenapa sayang?"
"Jadi aku.. aku... Sudah menjadi iblis?!"
Damon terkekeh.
"Hahahaha! Tidak, babe!"
liona merona, malu.
"Sialan, berhenti tertawa!"
"Maaf! Haha! Huh...
Menetralkan nafasnya.
Menjadi iblis ada tahapannya, sayangkuuu."
"O-oh.. lalu, apa tidak apa-apa?"
"Tentu, kamu takdirku, pengantinku,Tak apa jika menyatukan darah kita."
Lagi-lagi liona merona. Sejak kapan dia malu di sebut-sebut seperti itu oleh Damon? Aneh!
"Jangan konyol, Damon."
"Kenapa? Lagipula itu benar. Kamu malu, ya?"
"Tidak!"
"Bilang saja 'ya.' "
"Tidak!"
"Ya! Ya! Ya!"
"Tidak! Tidak! Tidak!"
"Ya!!"
"TIDAK DAMON SIALANNN!"
BRAKK
"AMPUNNN"