NovelToon NovelToon
Ancient Slayer

Ancient Slayer

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Misteri / Fantasi Timur / Kebangkitan pecundang / Epik Petualangan
Popularitas:118k
Nilai: 5
Nama Author: Wahyu Kusuma

Full Remake, New Edition 🔥🔥

Ini adalah perjalanan Iramura Tenzo, seorang pejuang yang dipanggil ke dunia baru sebagai seorang pahlawan untuk mengalahkan raja iblis.

Namun, dia gugur dalam suatu insiden yang memilukan dan dinyatakan sebagai pahlawan yang gugur sebelum selesai melaksanakan tugasnya.

Akan tetapi dia tidak sepenuhnya gugur.

Bertahun-tahun kemudian, ia kembali muncul, menginjak kembali daratan dengan membawa banyak misteri melebihi pedang dan sihir.

Ia memulai lagi perjalanan baru dengan sebuah identitas baru mengarungi daratan sekali lagi.

Akankah kali ini dia masih memegang sumpahnya sebagai seorang pahlawan atau mempunyai tujuan lain?

Ini adalah kisah tentang jatuhnya seorang pahlawan, bangkitnya seorang legenda, dan perang yang akan mengguncang dunia.

Cerita epik akan ditulis kembali dan dituangkan ke dalam kisah ini. Saksikan Petualangan dari Iramura Tenzo menuju ke jalur puncak dunia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wahyu Kusuma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 35 Ruang Boss Dungeon

Suasana di dalam Dungeon yang luas dan kelam terasa lebih sunyi dari biasanya. Cahaya redup dari kristal-kristal alami yang menempel di dinding gua hanya cukup untuk memberikan sedikit penerangan, memantulkan warna kebiruan yang dingin ke seluruh ruangan.

Di tengah tempat itu, dua sosok duduk diam—mereka tak bergerak, tak berbicara. Mereka adalah Tenzo dan Ramez.

Lestinar mengamati mereka dari kejauhan, sesekali melirik ke arah Ramez yang tampak membatu, matanya tertutup rapat, napasnya begitu dalam. Sementara di hadapannya, Tenzo berdiri tegap, kedua telapak tangannya menempel di tubuh muridnya.

Namun, yang membuat Lestinar merasa gelisah adalah sesuatu yang tak terlihat oleh mata.

Aura mereka menyatu.

Udara di sekitar mereka terasa lebih berat, lebih padat, seperti mengandung kekuatan tak kasat mata yang berputar liar. Lestinar mengerutkan alis, lalu menarik napas panjang. Ia membiarkan tubuhnya bersandar di atas salah satu monster panggilannya—sesosok makhluk berbulu tebal mirip domba, yang kini meringkuk di sampingnya dengan tenang.

Namun pikirannya terus bekerja.

[Tenzo… siapa sebenarnya dia?]

Ia mendengar banyak desas-desus tentangnya—seorang petualang peringkat F, tidak menonjol, tidak dikenal.

Tapi kenyataan yang ia saksikan berbeda jauh dari rumor itu.

[Seorang petualang peringkat F?

Tapi kenapa petualang peringkat B seperti Ramez justru menjadi muridnya?]

Matanya menyipit, mengingat kembali momen-momen aneh yang ia alami selama perjalanan ini.

[Aku sudah beberapa kali merasakan auranya… dan itu bukan aura biasa.]

Satu kali, ketika mereka berhadapan dengan segerombolan monster kelas tinggi, ia sempat melihat sesuatu—sebuah tekanan tak kasat mata yang seketika menundukkan makhluk-makhluk buas itu.

[Monster panggilanku pun bisa merasakannya.

Dia memperingatkanku… bahwa Tenzo adalah seseorang yang berbahaya.]

[Tapi jika dia benar-benar sekuat itu…

Apakah dia setara dengan petualang tingkat S?]

Ia mencoba mengingat teknik yang digunakan Tenzo saat ini.

[Cara dia menerobos batas kekuatan seseorang… Rasanya aku pernah mendengar teknik ini… tapi di mana ya…?]

Lestinar menghela napas. Ia menatap langit-langit gua yang tinggi dan gelap, cahaya dari kristal-kristal biru berkelap-kelip di antara stalaktit yang menjulang seperti taring raksasa.

[Memang benar kata ayahku… Dunia ini dihuni oleh orang-orang yang berada di luar nalar.]

Pelan-pelan, kelopak matanya mulai tertutup, mencoba merilekskan pikirannya.

Namun saat itu juga—

DUARRR!

SEBUAH GELOMBANG ENERGI MELEDAK.

Gua bergetar.

Kristal-kristal di dinding retak.

Udara mendadak menjadi panas, seperti ada badai energi yang meledak dari satu titik pusat.

Lestinar langsung terlonjak bangun.

Matanya membelalak lebar.

Nafasnya tercekat.

[Energi ini…?!]

Ia menoleh cepat ke arah sumbernya.

Dan di sanalah ia melihatnya.

Sumber energi asing yang meluap-luap itu…

BERASAL DARI RAMEZ.

Tubuh Ramez bergetar hebat, seolah tidak mampu menahan kekuatan yang mengalir liar di dalamnya. Urat-urat di lengannya menegang, kulitnya berkeringat dingin. Semburat cahaya biru keluar dari pori-porinya, seperti api tak kasat mata yang membakar dari dalam.

Dan kemudian—

"AAAAAGGHHH!!"

Sebuah jeritan memilukan menggema di seluruh ruangan.

Tanah bergetar.

Angin bertiup kencang, membentuk pusaran energi di sekeliling Ramez.

Lestinar berlari ke arah mereka, hampir tersandung karena tekanan yang begitu kuat.

"Astaga! Apa-apaan ini?! Kenapa tiba-tiba energi Mana sebesar ini keluar dari tubuhnya?!"

Mata Lestinar bergetar, menyaksikan bagaimana gelombang kekuatan yang tidak terkendali itu terus membesar.

[Apakah ini yang dimaksud Tenzo dengan menerobos batas kemampuan seseorang?!]

Selama ini, ia tidak pernah melihat teknik seperti ini. Sebagai seorang tamer sihir, Lestinar bisa merasakan energi Mana seseorang dengan sangat akurat. Yang saat ini ia rasakan dari Ramez…

[Energi Mananya…

Terlalu besar.]

Sesuatu yang tidak seharusnya dimiliki seseorang dalam waktu singkat.

Teknik Tenzo… benar-benar di luar nalar.

Kemudian—

Perlahan, kejang-kejang Ramez mulai mereda. Napasnya masih terengah-engah, tapi badai energi yang meluap kini mulai menghilang.

Ia membuka matanya.

Ramez diam di tempatnya.

Namun sorot matanya berbeda. Matanya memancarkan ketajaman yang belum pernah ia miliki sebelumnya. Pelan-pelan, ia menatap telapak tangannya sendiri, merasakan sensasi aliran Mana yang jauh lebih deras daripada sebelumnya.

"Ini…?"

Ia menggerakkan jarinya perlahan, dan dalam sekejap, percikan energi muncul di sekelilingnya, seperti bintang kecil yang berkelap-kelip.

"Apakah kekuatanku telah meningkat…?"

"Aku dapat merasakan aliran Mana dalam diriku sangat melimpah…"

"Dan tubuhku… terasa berbeda…"

Tenzo, yang sejak tadi diam, kini berjalan ke arahnya.

"Bagaimana, Ramez?"

"Bisakah kau merasakan perubahan dalam dirimu?"

"Jika iya, itu berarti kau telah berhasil menerobos batas kemampuanmu."

"Mulai sekarang, kau bisa berkembang lebih cepat."

Mata Ramez membesar, ekspresinya penuh emosi yang tak tertahankan.

Dan dalam sekejap—

Ia membungkuk, memeluk kaki Tenzo, dan mulai menangis.

"Tuan Tenzo…!!"

"Terima kasih…!! Huaaaa!!"

"Aku tidak tahu harus membalasnya dengan apa lagi…!!"

Tenzo menatap muridnya yang kini menangis bahagia. Sesaat, sebuah kenangan lama berputar dalam benaknya.

[Dulu… aku juga pernah seperti ini…

Dulu… aku juga sendirian, mencari jalan tanpa arah.]

Ia tersenyum kecil.

Lalu, ia menepuk kepala Ramez.

"Baiklah, sekarang… mari kita pergi untuk menguji perkembanganmu."

Lestinar menatapnya dengan bingung.

"Menguji…?"

Tenzo meliriknya dan berkata,

"Kamu juga, Lestinar. Aku akan mengujimu juga."

Tanpa menjelaskan lebih lanjut, Tenzo berbalik dan melangkah. Ramez dan Lestinar saling berpandangan, lalu mengikuti di belakangnya. Perjalanan menuju ujian selanjutnya pun dimulai.

***

Beberapa saat berlalu setelah perjalanan panjang mereka. Udara di dalam Dungeon terasa semakin berat, seakan-akan dinding-dindingnya semakin mendekat. Lestinar merasa kakinya semakin berat setiap langkah yang dia ambil. Akhirnya, mereka berhenti di depan sebuah pintu gerbang besar yang tersembunyi di balik bayang-bayang gua.

Pintu itu sangat berbeda.

Dinding di sekitarnya tampak lebih tua dari yang lainnya, dengan lumut hijau pekat yang menempel pada celah-celah batu yang retak. Lestinar memfokuskan pandangannya pada pintu yang tampaknya begitu misterius. Ada sesuatu yang familiar tentang pintu itu yang membuatnya merinding, tetapi tidak bisa ia ingat dengan pasti.

[Pintu ini… aku rasa aku sudah pernah melihatnya sebelumnya.]

Lestinar bergumam pelan pada dirinya sendiri, merasa ketegangan yang semakin menggelayuti dirinya. Kenapa pintu ini terasa begitu dikenal?

Tenzo, yang sudah berada di depan pintu, mengeluarkan suaranya yang tenang namun penuh kekuatan.

"Tempat pengujian kalian ada di balik pintu ini."

Dengan gerakan yang penuh kehati-hatian, Tenzo meletakkan kedua telapak tangannya pada pintu. Pintu itu seketika terasa hidup, seolah-olah merespons sentuhan Tenzo dengan gemuruh pelan yang berasal dari dalam batu.

Kemudian—

Tenzo mendorong pintu itu.

Begitu pintu terbuka, sebuah aura yang mencekam langsung meledak keluar dari balik pintu, menerjang tubuh mereka dengan kekuatan luar biasa.

Lestinar hampir saja terjatuh karena tekanan udara yang begitu berat. Panas dan dingin menyatu menjadi satu dalam aura yang berputar liar di sekitar mereka. Rasanya seperti ada keberadaan yang mengintai mereka, menatap mereka dengan kebencian yang hampir bisa dirasakan di udara.

“A-Aura ini…”

Lestinar tertegun sejenak, lalu melihat ke dalam ruangan dengan penuh kewaspadaan.

Dan begitu dia melihat apa yang ada di balik pintu, matanya terbelalak lebar. Keringat dingin mulai menetes di pelipisnya saat dia mulai mengingat sesuatu.

[Pantas saja aku merasa tempat ini familiar…]

Hatinya berdegup kencang. Tanpa disadari, rasa takut langsung menghampirinya.

[Tempat pengujian ini... adalah ruang bos Dungeon.]

Lestinar semakin sadar dengan tujuan asli Tenzo, yang kini semakin jelas di matanya. Tenzo bermain licik.

[Apakah dia ingin mengakali dengan memberikan pengujian agar sekalian bisa menutup Dungeon ini?]

Lestinar merasa marah dan cemas sekaligus. Kini, semuanya terasa jelas—Tenzo tidak memberi mereka pilihan lain selain terjebak dalam pengujian berbahaya ini.

[Betapa liciknya dia...]

Di sisi lain, Tenzo mendengar gerakan di belakangnya dan merasa sesuatu yang tak biasa. Saat dia berbalik, matanya bertemu dengan tatapan Lestinar yang penuh kebencian.

“Ada apa dengan wajahmu itu?”

Tenzo merasa gelisah untuk pertama kalinya. Namun, dengan senyuman tipis, dia hanya mengabaikan tatapan Lestinar dan melangkah masuk lebih jauh ke dalam ruang bos.

Saat mereka masuk, pemandangan yang terbentang di hadapan mereka begitu mengejutkan. Di tengah ruangan, berdiri dua sosok raksasa yang penuh kekuatan jahat.

Raja Goblin dan Ratu Goblin, dua makhluk besar yang tampak garang, menatap mereka dengan mata menyala merah. Tubuh mereka tegap, dipenuhi dengan otot-otot kasar yang menonjol, dan perisai besar yang mereka bawa tampak seperti batu hitam yang keras.

Lestinar tidak bisa menahan diri.

“Raja dan Ratu Goblin?! Apa-apaan ini?! Kenapa dari semua musuh, harus mereka?!”

Suaranya penuh keputusasaan. Dia merasa tubuhnya gemetar, hampir tidak bisa mempercayai apa yang ia lihat. Sebuah perasaan berat menekan dadanya.

Lestinar dengan cepat menghampiri Tenzo, wajahnya pucat dan penuh kekhawatiran.

“Tuan Tenzo, ini buruk! Kita harus kembali dan melaporkan hal ini ke Serikat! Kita membutuhkan party besar untuk menghadapi mereka!”

Namun, Tenzo hanya tersenyum dengan tenang.

“Tidak, kita akan terus berlanjut. Mereka berdua adalah pengujian yang aku maksud. Jadi aku tidak mau merusak rencana ini dengan kembali ke Serikat.”

Lestinar segera bertanya, “Jadi, apa kamu sedari awal memang tahu tentang bos Dungeon ini dan sengaja menjadikan mereka sebagai pengujian?”

Tenzo menganggukkan kepalanya dengan bangga.

“Waw, darimana kamu tahu soal hal itu. Padahal aku merencanakannya sendiri tanpa memberitahu kalian. Apa kamu ini seorang jenius?”

Lestinar terdiam sejenak, wajahnya semakin memerah karena marah.

“Jenius matamu! Kalau kita melawan mereka bersamaan, kita bisa mati!”

Namun, Tenzo hanya tertawa dengan santai, seolah-olah tak ada yang perlu dikhawatirkan.

“Hahaha, kita tidak tahu jika tidak mencobanya. Coba kamu lihat Ramez, seharusnya kamu bersemangat seperti dia.”

Dia menunjuk ke arah Ramez.

Lestinar menoleh, dan matanya langsung tertuju pada Ramez yang tampaknya penuh semangat. Energi yang meluap-luap dari tubuhnya membuatnya terlihat seolah-olah dia siap untuk bertarung tanpa rasa takut.

[Ahhh~ tamatlah aku, pikir Lestinar, ternyata aku terjebak di antara orang-orang gila.]

1
angin kelana
lanjutkan
angin kelana
up lg
F~~
lanjut
F~~
Wkwkwkwk mampus kamu Diomas, bohong di depan ketua guild
F~~
lanjut
angin kelana
up
angin kelana
lanjuuuuut..
F~~
Mantap next lgi Thor
F~~
Diomas Diomas, udah cari masalah duluan, berbohong lagi. Kena deh
angin kelana
lanjut tambahin upnya..
angin kelana
lanjut up
F~~
lanjuttttt
angin kelana
lannutkan sisi misteriusnya...
angin kelana
siap lanjutkan thorrrr....
F~~
hehe, gas lanjut lagi Thor
angin kelana
lanjut up lg..
angin kelana
tambah up othor baiiikk...
angin kelana
lanjut
‎‎‎‎Wahyu Kusuma
Aduhai lupa buat atur jadwal UP-nya😅
F~~
up up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!