Irene, Sebuah nama yang entah sejak kapan menjadi pemuas Presdir nya sendiri, Hidup hanya dengan ayah nya, Dan ibu nya adalah mantan Pelacur, Hingga akhir hayat nya terus di kucilkan dan di rendahkan.
Bahkan sampai pada kehidupan Irene sendiri, Dia sekolah dan kuliah dengan biaya nya sendiri, Sampai bisa menjadi sekertaris pribadi seorang pemilik perusahaan Terbesar di kota yang baru di datangi nya.
Namun nasib tidak adil pada nya, Dia terpaksa menjadi pemuas bagi dahaga birahi nya sang Presdir.
Dario Max Anderson.
Presdir sekaligus pemilik perusahaan besar, Yang sangat membenci yang nama nya wanita. Namun tetap menjerat wanita dengan berbagai pesona nya, Hingga dia memilih wanita bernama Irene untuk menjadi pemuas hasrat nya, Dan setiap kali dia menginginkan nya, Irene harus datang dan siap melayani diri nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tessa Amelia Wahyudi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sambutan
Max pulang dalam keadaan lelah, dia lelah sekali, Namun saat sampai di apartemen nya, Dia melihat ada kejutan di depan nya.
" Sambutan yang bagus, Siapkan air mandi ku! " Irene yang sejak tadi diam termenung menunggu Max pulang akhir nya tersadar.
Bahwa pria menyeramkan itu sudah kembali, Dan lihat betapa lelah nya dia.
" Kau tuli ya ? Apa aku harus melubangi telinga mu lagi baru kau mengerti ??" Irena pun langsung melaksanakan tugas nya.
Dia menyiapkan air mandi untuk Bos nya yang sangat luar biasa itu.
Luar biasa sekali memang, Tampang nya, Dan kata kata nya sangat luar biasa kejam nya.
Irene menyiapkan semua nya, Semua kebutuhan pria menyeramkan itu.
" Tuan, Air nya sudah siap. " Ucap Irene saat Melihat Tuan nya hanya duduk saja di ranjang yang akan menjadi tempat tidur nya juga nanti nya.
Tempat tidur panas mereka berdua selama Max menginginkan diri nya.
Bahkan Max masih mengenakan kaca mata kerja nya, Tampan ?
Sudah jelas dia tampan, Tapi sikap nya, Ya Tuhan...
Jika saja Irene memiliki keberanian ingin sekali dia menampar wajah itu, Bahkan jika dia bisa dia ingin mencakar nya.
Karena pria itu lah yang sudah membuat nya seperti ini.
Menjadi pemuas ranjang nya.
" Tuan---?" Max tidak memperdulikan Irene, Karena Max langsung menuju kamar mandi.
Dia sudah lelah, Dia juga banyak pikiran., Pekerjaan nya begitu menumpuk.
Max berendam di dalam bathup nya, Sambil menikmati apa yang di siapkan Irene untuk nya.
Red wine juga menemani malam nya, Malam nya yang melihat pusat kota dari tempat nya saat ini.
" Andai ibu ku tidak buruk, Mungkin hidup ku tidak akan seburuk ini !" Gumam nya sendiri, Tanpa dia tau bahwa Irene mendengar nya, Karena kamar mandi nya tidak di tutup, Starla hanya ingin menutup pintu nya, Bukan bermaksud menguping.
" Apa ibu nya seburuk itu ? Apakah ada ibu yang lebih buruk lagi di dunia ini selain ibu ku yang selalu di hakimi orang ?" Monolog nya pada diri nya sendiri.
Kedua anak manusia itu sama sama tenggelam dalam pikiran mereka.
Akan kan mereka bisa saling mengisi ? Eh ? Siapa yang memiliki pemikiran itu ?
Pemikiran yang sama sekali tidak terlintas di pikiran mereka.
Karena bosan menunggu Max, Irene lebih memilih membuka laptop nya, Dia mengerjakan pekerjaan nya, Lagi pula memang pekerjaan nya banyak, Dan pasti nya milik Max lebih banyak lagi.
" Tuan---" Irene yang melihat Max keluar dari kamar mandi langsung menghampiri nya.
Dia bersiap membantu pria itu, Namun Max langsung menepis tangan nya.
" Jangan sentuh aku !" Irene kaget.
Biasa nya pria ini yang selalu menyentuh nya lebih dulu dan ingin selalu di sentuh nya, Tapi kenapa kali ini tidak ?
Apa ini arti nya Max akan segera membuang nya ? Irene bisa terbebas dari Max ?
Jika iya maka Irene akan sangat meras bersyukur, Dia sangat berterima kasih pada tuhan yang masih menyayangi nya.
" Buatkan aku Makanan ! Aku tunggu di meja makan !" Baru saja pria ini menepis tangan nya, Tapi kini sudah berubah lagi dengan menyuruh nya.
" Di Sini tidak ada apa apa Tuan, Hanya telur dan roti saja, Dan beberapa buah yang tadi sempat saya beli. " Max menatap tajam pada Irene.
Jadi apa guna nya kartu yang di pegang wanita ini ? Apa hanya untuk pemanis dompet nya saja ??
" Aahh...Tuan sakit..." Lirih Irene saat tangan nya di cengkram kuat oleh Max.
Sorot mata nya menatap tajam pada mata sipit milik Irene yang sangat hitam itu.
Max langsung melepaskan cengkraman tangan nya, Dia seperti di tarik ke dalam bola mata hitam itu, Max tidak ingin itu terjadi pada nya.
Dia membenci bola mata hitam, Dia membenci nya.
Karena wanita yang memiliki bola mata hitam itu--???
" Aku membenci bola mata hitam mu !! Aku tidak menyukai nya ! Dan aku sangat membenci itu ! Aku membenci nya !!" Max langsung meninggalkan Irene yang di hempaskan nya di tempat tidur.
Entah kemana pergi nya pria itu, Tapi Irene tetap membuatkan makanan untuk pria itu.
Hanya ini yang bisa di buat nya, Nasi goreng saja,. Dengan telur dadar, Semoga saja pria itu menyukai nya.
Max datang ke meja makan dengan wajah menyeramkan nya, Dia tidak mengatakan hal apapun langsung duduk dan memakan makanan yang di buat Irene tanpa sepatah kata pun.
" Air minum nya Tuan..." Irene tetap melayani pria itu,.
Walau dia mendapatkan perlakuan kasar, Setidak nya dia melakukan pekerjaan nya dengan baik dan benar agar tidak mendapatkan siksaan lagi dan lagi.
Hanya itu yang di harapkan Irene.
Max mengambil gelas berisi air putih itu dan meminum nya.
Melihat Irene yang terus saja berdiri di dekat nya, Membuat Max menatap pada tubuh seksi wanita yang tengah mengenakan lingerie merah yang langsung membakar mata nya.
" Tuan --Hmmmph..." Max menarik tubuh Irene hingga duduk di pangkuan nya dan langsung ******* bibir nya dengan ganas.
Bahkan Max juga menekan tengkuk Irene untuk memperdalam ciuman nya.
Irene mulai terbuai dan membalas nya, Dengan berani dia melingkarkan kedua tangan nya di leher pria yang tengah mencium nya ini.
Kedua nya larut dalam kegiatan yang tengah mereka lakukan dan mereka Selami, Apalagi saat lidah Max membelit lidah Irene.
Tangan nya juga bekerja keras untuk menemukan sesuatu yang sejak tadi sudah di mainkan nya dari luar.
" Tuan...Hhhh...." Nafas Irene mulai memburu karena kegiatan mereka.
" Hhhmmphh..." Irene mulai terbuai, Keahlian tangan Max tidak perlu di ragukan lagi.
Dia langsung membuka kain tipis yang di kenakan Irene saat ini, dan lihat apa yang berada di depan mata nya saat ini.
Begitu menantang bagi nya, Tubuh Irene selalu membuat fantasi liar nya berkelana.
Luar biasa memang,.
" Tuan..." Irene meremmas rambut Max saat merasakan bibir tebal pria ini langsung menghisap dan mencecap setiap inti sari dari tubuh seksi nya.
Apalagi daging kembar yang tengah di nikmati pria itu membuat Irene semakin ikut berbuat dalam buaian semata ini.
Kedua nya sudah sama sama panas, Begitu pun Max, Dia sudah merasakan sesak di balik celana nya, Apalagi sejak tadi Irene tidak berhenti bergerak di atas nya karena cumbuan yang di lakukan Max pada Irene.
" Aahhh...Tuan..." Irene kaget saat dia di dudukan di meja makan begitu saja oleh Max.
" Tuan..." Irene semakin kaget saat Max menarik segitiga merah milik nya begitu saja tanpa permisi.
Permisi ? siapa Irene hingga membuat seorang Max Anderson harus permisi lebih dulu ?
" Aaahhh...Tuan...." Irene kaget saat merasakan aja yang memasuki bolu kukus milik nya, Sekuat tenaga Irene menahan diri nya untuk tidak mendesah karena apa yang di lakukan Max saat ini pada nya memang sangat luar biasa.
" Aku akan membuat mu membuka mata hingga kau tau siapa yang tengah mencumbu mu saat ini !" Max semakin melebarkan kedua sisi kaki Irene yang menahan tubuh nya di meja makan marmer mewah milik Max.
Apalagi Max membuat Irene terus saja mendesah dengan hebat karena perbuatan nya.
" Aahhhh...Tuan...." Irene kembali kaget saat Max merebahkan tubuh nya di atas meja makan begitu saja hingga terlentang di atas meja makan.
Beruntung tadi Irene sudah menyingkirkan piring kotor nya.
...🔥🔥🔥...