Dirga. Dia adalah pemuda lupa ingatan yang tak pernah bermimpi menjadi pendekar. Tapi ternyata Dewata berpikiran lain, Dirga ditakdirkan menjadi penyelamat Bumi dari upaya bangsa Iblis yang menjadikan Bumi sebagai pusat kekuasaannya. Berbekal pusaka Naga Api yang turun dari dunia Naga, dia berkelana bersama Ratnasari memberantas aliran hitam sebelum melawan Raja Iblis.
Lalu bagaimana akhir kisah cintanya dengan Ratnasari? Apakah Dirga akan setia pada satu hati, ataukah ada hati lain yang akan dia singgahi? Baca kisah selengkapnya dalam cerita silat Nusantara, Pusaka Naga Api. ikuti kisah Dirga hanya ada di disni wkwk. kalau ada kesamaan atau tempat author minta maaf mungkin hanya sekedar sama aja cerita nya mungki tidak, ikuti kisahnya dirga
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fikri Anja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 15
"Cepat pergi dari hutan ini atau aku akan menghabisi kalian berdua!" bentak Sarwana. Suaranya yang menggelegar seolah menggedor jantung kedua pendekar itu.
Darmawisesa tentu tidak mau usahanya untuk mendapatkan pedang Naga Langit menjadi sia-sia, begitu juga dengan Kelana Jati.
Tapi yang menjadi masalah adalah, energi yang dimiliki kera besar itu bahkan masih lebih tinggi dari gabungan ilmu kanuragan keduanya sekalipun.
"Siapapun dia yang berani masuk lebih ke dalam lagi, maka harus berhadapan denganku. Aku tidak akan membiarkan siapapun membuat keonaran di dalam hutam ini!" ucap Sarwana menegaskan, sekaligus memberi ancaman.Sementara itu, Dirga yang sedang fokus dalam latihannya tiba-tiba dikejutkan dengan munculnya Naga besar yang semalam dia temui. Tidak dengan wajah bersahabat seperti semalam saat dia berpamitan untuk pergi.
Kedua bola mata Naga besar itu berwarna merah menyala memancarkan kemarahan yang sudah memuncak.
"Ternyata kau tidak pergi juga dari tempat ini! Latihan yang sedang kau lakukan sudah mengganggu istirahatku!" bentak Naga besar itu.
Dirga menatap Naga besar itu dengan penuh kebingungan. Dia merasa tidak mengganggu siapapun, sebab apa yang dia lakukan bahkan tidak menimbulkan suara sama sekali. Apalagi ketika berlatih dia menggunakan ilmu meringankan tubuh, jadi yang muncul hanya gerakan cepat tanpa menimbulkan suara.
"Sebelumnya aku minta maaf kalau latihanku di sini sudah mengganggumu, maka aku akan pergi dari sini," balasnya. Dia tidak ingin timbul perseteruan dengan Naga besar itu karena sudah bisa dipastikan dia akan babak belur, bahkan mungkin kematian bisa didapatnya.
"Enak saja kau mau pergi begitu saja setelah menggangguku! Kau harus mendapat hukuman berat!" sahut Naga besar itu.
Dirga menelan ludahnya. Dia tidak tahu harus berbuat apa untuk meredam kemarahan makhluk mengerikan itu. Melawan adalah salah satu opsi yang dimilikinya, tapi dengan apa? Bahkan hanya satu jurus saja yang baru dikuasainya, itupun belum sempurna betul.
Pemuda tampan itu memang memilki ilmu meringankan tubuh, tapi dia sendiri tidak yakin jika bisa mengimbangi kecepatan Naga besar tersebut.
Belum juga dia berkata untuk membela diri, Naga besar yang berjarak hanya 4 meter di depannya itu tiba-tiba menyabetkan ekornya yang panjang dengan begitu cepat. Dirga yang belum siap menerima serangan itu harus merelakan tubuhnya terkena hantaman keras di bahu kanannya.
Braaak!
"Aaaakh!"
Tubuh pemuda tampan itu meluncur deras ke samping dan bergulingan belasan kali di atas tanah berdebu. Pakaian dan tubuhnya yang basah karena keringat, harus dipenuhi noda debu yang menempel.
Dirga meringis menahan sakit dan panas yang mendera dadanya. Sebagai pemula yang baru belajar ilmu kanuragan, tentunya dia masih belum paham caranya menggunakan tenaga dalamnya untuk meredakan nyeri yang dirasakannya.
"Bangun! Jangan lemah jika kau mengaku seorang pendekar!" bentak Naga besar tersebut. Tubuhnya yang sebesar 3 kali gajah dewasa melesat cepat dan berhenti beberapa meter di depan Dirga.
Tidak mau dianggap lemah, Dirga bangkit berdiri. Sedikit darah terlihat mengalir di sudut bibirnya, menandakan ada luka dalam yang dideritanya.
"Aku tidak lemah!" bentaknya cukup keras.
Kedua bola matanya menatap tajam Naga besar yang sedang mencibirnya itu. Dia memasang kewaspadaan yang tinggi untuk mengantisipasi serangan yang akan dilakukan sosok makhluk Mitologi tersebut.
"Aku mau lihat sampai sejauh mana kau bertahan!" Baru juga Naga besar itu berkata, kembali ekornya melesat memberi serangan.
Dirga bukannya tidak mengetahui serangan yang mengarah kepadanya, tapi dia tidak kuasa untuk menghindar. Jalan satu-satunya yang bisa dia lakukan hanya menggunakan kedua tangannya untuk membuat pertahanan di depan dada.
Sambil memejamkan mata, Dirga menerima sabetan ekor naga yang mengenai kedua tangannya. Tapi ternyata pertahanan yang dia buat percuma saja, tubuhnya kembali terhempas ke belakang dan bergulingan di tanah.
Meskipun kali ini Dirga bisa menghindarkan luka dalam yang dideritanya, tapi ganti tangannya yang terasa begitu nyeri. Dia sebenarnya sudah menduga jika kekuatan Naga tersebut begitu besar dan sudah berusaha mengantisipasinya, tapi nyatanya apa yang dia dapatkan sama saja.
Belum bisanya dia memaksimalkan tenaga dalam yang dimilikinya membuat tubuhnya harus siap menerima siksaan yang dilakukan makhluk besar itu.
Kembali Naga besar itu melesat dan kali ini melayang 5 meter di atas tubuh Dirga yang masih tergeletak, "Bangun, Manusia lemah! Aku belum puas memberikanmu hukuman!" bentaknya.
Kembali ekor panjang Naga tersebut meluncur deras untuk menghajar tubuh Dirga. Tapi kali ini pemuda tampan itu berhasil mengantisipasi serangan cepat yang mengincar tubuhnya.
Dengan jejakan kakinya, tubuh pemuda tampan itu bergulingan cepat sejauh beberapa langkah, untuk meloloskan tubuhnya dari hajaran ekor naga yang bisa saja meremukkan tulang-tulangnya.
Blaaar!
Suara ledakan yang kuat akibat tanah yang terhajar ekor Naga terdengar kuat di telinga. Akibatnya, kubangan tanah yang lebar dan cukup dalam pun tercipta. Selain itu debu yang tebal mengepul tinggi secara tidak langsung menutupi pandangan Naga tersebut.Dirga memanfaatkan kesempatan baik itu untuk memberi serangan balik. Sudah terbiasanya dia berlompatan di atas pohon besar, membuatnya begitu ringan melompat tinggi ke atas dan mendarat di atas punggung Naga yang masih dalam keadaan melayang di angkasa.
"Akan kubuktikan jika aku bukan sosok yang lemah!" ucapnya sambil meletakkan telapak tangannya di leher Naga besar itu.
"Tapak Naga Perkasa!" Teriaknya keras seraya menghentakkan tenaga dalamnya terpusat pada telapak tangan kanannya.
Naga besar itu baru sadar jika Dirga sudah berada di atas punggungnya. Tepat setelah pemuda tampan itu berteriak mengeluarkan jurus yang sudah dikuasainya, dia berusaha menoleh untuk melihatnya. Tapi yang dia rasakan berikutnya adalah sebuah tekanan yang cukup kuat menghujam punggungnya.
Blaaar!
Ledakan keras terjadi di udara. Tubuh Dirga sampai terpental balik setelah terjadinya ledakan tersebut. Tubuhnya meluncur deras ke bawah dan hampir saja menghujam tanah dengan keras andai dia tidak berhasil menyeimbangkan tubuhnya.
Laju terbang Naga itu sendiri dibikin oleng akibat hajaran yang menerpa punggungnya.
Bukan karena kesakitan, tapi terlebih akibat rasa terkejut yang dirasakannya. Apalagi pemuda tampan itu menggunakan jurus yang berbau naga.
Makhluk besar itu kemudian melesat turun dan mendarat tidak jauh di depan Dirga. "Apa kau kira seranganmu yang lemah itu bisa menembus kulitku? Yang perlu kau tahu, jurus yang kau gunakan itu belum sempurna, Anak muda."
Dirga mengernyitkan dahinya. Dia bingung bagaimana Naga besar itu bisa mengetahui jika jurus yang digunakannya belum dia sempurnakan. Di lain sisi, dia juga bingung bagaimana harus melawan Naga besar itu jika jurus satu-satunya yang dikuasainya ternyata tidak berpengaruh sama sekali.
Kau tidak perlu terkejut, Anak muda. Jika kau sudah menyempurnakan jurus itu, paling tidak seranganmu akan bisa menembus kulitku," kata Naga tersebut. Tubuhnya menggeliat beberapa kali seolah memberi tahu jika dia masih baik-baik saja akibat serangan yang baru saja mengenai punggungnya. "Bersiaplah untuk menerima seranganku!"