kisah tentang kehidupan Kanaya yang terpaksa menjadi single mom ketika masih belia. Dia menjadi korban ambisi karyawan ibunya yang ingin menjebak ayah tirinya.
Kanaya terpaksa hidup terpisah dari orang tuanya, untuk menyembunyikan ketiga anak kembarnya. Ia berhasil hingga akhirnya menjadi istri seorang pengusaha sukses dan kaya raya.
Cobaan seakan tiada henti menerpanya, ketika ia sudah bahagia, hantaman terberat dalam hidupnya adalah ketika ia harus kehilangan salah satu putra tercintanya.
Bagaiamanakah Kanaya menjalani hidupnya??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arnesh Yadha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kelahiran dan Kehilangan
Setiap kali kay di vc sang mama pasti dia akan mencari tempat yang sekiranya tidak memperlihatkan seluruh tubuhnya. Dia tak ingin sang mama tau, apalagi saat ini mamanya juga tengah hamil juga. Entah ini bawaan kehamilannya atau apa, namun setiap kali memandang foto zio dia langsung bersemangat. Dia sengaja mencetak foto ketika ulang tahunnya yang ke-16 , saat itu tepat satu minggu setelah pernikahan mamanya , kedua orang itu memberikan kejutan dan di malam itu juga pak tomo jadi foto grapher dadakan untuk keluarga mereka. Walaupun ada rasa miris di hatinya namun semangatnya juga langsung tumbuh.
Usia kandungannya kini berjalan lima bulan, namun sudah seperti hamil delapan bulan jauh lebih besar dari perut mamanya yang sudah menginjak tujuh bulan. Hampir setiap senja dia akan menghabiskan waktunya dengan duduk dibalkon menatap indahnya langit dikala senja. Umi fatimah sudah tidak mengijinkan dia membantu pekerjaannya di resto lagi, beliau bilang kalau beliau tidak tega melihat kay yang nampak kepayahan karena kehamilannya.
Sebagai ibu asuhnya disana, umi fatimah sangat menjaga dan menyayangi kay dengan sepenuh hatinya. Bahkan tak jarang ,dia mengajak kay untuk bersama melantunkan ayat-ayat suci agar kay selalu dalam lindungannya. Diapun yang selalu menanyakan kali ini kay ngidam apa, tapi dia juga selalu bilang kalau kay ngidam berjumpa dengan ayah sang jabang bayi, tentu dia tak bisa mewujudkannya. Kay sangat dimanjakan oleh umi fatimah.
Kini kay sedang duduk dibalkon sambil melihat video yang dikirimkan mamanya. Acara syukuran tujuh bulanan yang diadakan sang mama nampak sangat meriah, nampak binar bahagia di wajah kedua orang tuanya. Baru kali ini kay kembali melihat wajah zio kembali, karena selama ini zio benar-benar menuruti keinginan kay untuk tidak menunjukkan dirinya dihadapan kay, meskipun ketika tantri melakukan vc sedang bersamanya pasti zio akan menghindar berusaha tidak nampak dikamera.
*
*
*
Seperti kehamilan sebelumnya, tantri harus bedrest sejak usia kandungannya lima bulan. Kali ini pun kembali dia hamil kembar. Zio sangat bahagia dengan kehamilan istrinya, bahkan dia sangat-sangat protektif menjaga istri dan calon anaknya.
" Sayang... Sudah ya, sekarang kamu harus istirahat, lihat kamu sudah kecapean kan karena acara tadi, "
" Gapapa mas... Orang aku ga capek kok.. Kan dari tadi aku duduk, ini juga cuman kirim vidio apa capek nya sih..?! "Ucap tantri sambil mengetik diponselnya, karena tadi kay bilang lagi sibuk ga bisa vc an sekarang.
" Mas..., aku tuh bosen tau kalau harus tidur terus.. "
" Ya kan tadi diacara , kamu tuh mondar mandir terus, aku ga mau kamu ga nurut apa kata dokter tiwi.. "Ucap zio menasehati istrinya
" Iya iya.. Ini aku istirahat sekarang, lagian juga kay katanya sibuk aku ga bisa liat wajahnya malam ini, padahal aku kangen tau.. " Ucapnya sambil memanyunkan bibirnya. Semenjak kepergian kay dan kehamilannya memang tantri menjadi seperti anaknya yang selalu manja, bahkan saat ngidampun semua yang diminta itu adalah apa yang disukai oleh kanaya kecil dulu. Diapun jadi sering merajuk hanya karena hal sepele.
Setelah tantri meletakkan HP nya, zio mulai mengelus perut buncit tantri, dengan lembut dia mengecupi permukaan perut tersebut.
" Sayaaang... Sehat-sehat ya kalian didalam sana, jangan bikin mama capek, appa akan bersabar menanti kalian lahir.. Muach.. Muach... Mmmmuuuaach.. "
" Udah mas.. Geli ah.. "
" Hehehehe... Aku suka gemes soalnya, sekarang pejamkan matamu dan tidur..!! "
Tak lama pun tantri terlelap.
Malam ini zio merasa ada yang aneh, tak seperti biasanya tiba-tiba dia ingin kekamar kanaya. Dia menepis perasaan itu, namun semakin dia tepis semakin besar rasanya hingga mendorongnya beranjak meninggalkan istrinya yang tengah terlelap. Dia membuka kamar itu, diapun menyalakan lampunya. Seperti tantri setiap kali rindu terhadap putrinya pasti dia akan berlama-lama disana memeluk boneka kesayangan putrinya dan memandang foto besara yang terpampang disana. Kali ini zio pun melakukan hal yang sama, dia memandang foto gadis itu yang tengah tersenyum cantik. Tak ada rasa lain dihati zio karena memang dia menyayangi gadis itu sebagai putrinya meskipun peristiwa kelam itu tak bisa ia lupakan.
Sejujurnya, zio hanya menuruti keinginan gadis itu untuk tidak menampakkan wajahnya maupun sengaja menghubunginya, namun rada rindu seorang ayah terhadap putrinya tak bisa ia pungkiri. Gadis yang sempat manja dan minta diantarkannya ketika kesekolah itupun membuatnya merasa kangen dengan sikap manjanya. Kadang dia akan mencuri pandang kearah layar handphone istrinya katika vc hanya untuk melepas rindunya tanpa harus terlihat wajahnya.
Kini dia menatap tajam kearah foto itu, tiba-tiba sebuah pikiran terlintas apakah kay juga hamil secara malam itu dia tidak menggunakan pengaman, kalau sampai hamil bagaimana jadinya. Apalagi kalau istrinya tau. Dia menghela nafas berat membayangkan jikalau kejadian malam itu terbongkar di hadapan istrinya.
Lamunannya seketika buyar ketika tiba-tiba ada yang memeluknya dari belakang,
" Eh.. Kenapa kamu bangun.. Hem.. " Ucap zio sambil mengusap lembut tangan istrinya yang merangkul perutnya.
" Aku terbangun dan melihat kau tak ada disampingku, lalu aku keluar melihat kamar ini terbuka dan akupun menemukan mu mas. "
Zio pun menghela nafas lalu berbalik dan mengecup puncak kepala istrinya.
" Kau merindukannya juga kan?! " Tanya tantri semakin mengeratkan pelukannya
" Ayah mana yang tak merindukan putrinya.. "
" Bagaimana kalau kita beri dia kejutan, kita kunjungi dia disana yuk mas,?"
" Mana boleh kamu melakukan perjalanan jauh sayang, kamu harus bedrest lho.. "
" Gapapa mas.. Nanti aku minta surat ijinnya, aku pengen lahiran disana mas, pasti kay seneng banget nanti liat adeknya"
" Aku ga yakin dokter ngijinin yang.. "
" Anggap aja aku ngidam mas.. " Pintanya
Dalam hati zio berkata, bahwa sama saja dengan dia melanggar janjinya pada kanaya, jika tak dituruti pasti tantri akan curiga.
Pagi harinya tantri pergi kerumah sakit diantarkan pak tomo, karena suaminya sedang ada meeting dengan klien dari London. Tantri sangat senang karena dia sudah membayangkan betapa senangnya putrinya nanti diberi kejutan olehnya. Diapun menuju ruangan dokter pratiwi untuk melakukan pemeriksaan karena tadi dia sudah mengabari tujuannya kepada dokter itu.
" Bagaimana wik ? , aku aman kan? "
" Hem.. Untuk bayimu aman tak ada masalah cuman yang jadi masalah itu keras kepalamu, heran aku kenapa dan bagaimana suamimu bisa menghadapinya?! "
" Ga usah ngledek.. Yang penting sekarang buatin ijinnya. "
" Kehamilanmu ini resti lho Tri, selain usiamu juga riwayat kehamilanmu itu lho, ingat kamu sudah dua kali keguguran bahkan saat hamil pertama juga satu janinmu luruh kan? "
" Pokoknya aku pengen lahiran disana walaupun sesar tak apa asalkan aku deket ama putriku" Ucapnya sambil cengengesan
" Iya-iya.. Ini surat ijinnya dan ini surat perjanjiannya, semua resiko kamu yang tanggung sendiri! "
" Idih sewot amat neng... Heheehe makasih ya dokter cantik, muach.. "
" Geli gua liat lo kayak anak lo aja, tapi ga cocok banget Tri hahahaahaha... "
Tantri pun keluar dengan bersemangat, saking senangnya dia tak melihat kalau didepan ruang igd ada brankar yang sedang didorong buru-buru menuju ruang oprasi, Tantri tersenggol salah seorang perawat yang ikut berlari, dia oleng dan berakhir jatuh tertelungkup dengan perutnya yang membentur lantai keras rumah sakit. Diapun menjerit merasakan sakit teramat sangat pada perutnya, beberapa orang perawat yang ada disana langsung membantunya, diapun dilarikan ke UGD.
Pak tomo segera menghubungi zio, dan zio pun bergegas kerumah sakit meninggalkan acara nya digantikan asisten pribadinya. Dia sangat panik mendengar kalau Tantri mengalami pendarahan. Sampai di rumah sakit zio bergegas menuju ruang UGD, nampak Tantri terbaring lemah sambil meringis menahan rasa sakit diperutnya, dokter tiwi langsung menghampirinya dan menjelaskan kondisi istrinya saat ini, zio pun segera menandatangani berkas persetujuan dan mengurus administrasi dibagiannya. Tantri dibawa ke ruang operasi.
Didepan ruang operasi zio mondar-mandir dan harap-harap cemas, sudah hampir satu jam namun operasi belum selesai juga. Kinanthi datang bersama suaminya. Kebetulan dia berada di jakarta, karena itulah dia menyusul putranya kerumah sakit. Melihat kedatangan mamanya zio pun luruh, dia menangis dalam dekapan mamanya, dia menjelaskan apa yang tadi dokter sampaikan. Walaupun selama ini dia dikenal tegas namun dihadapan ibunya dia tetap seorang anak yang butuh meluangkan keluh kesahnya.
" Kita berdoa aja zi semoga anakmu bisa diselamatkan begitupun istrimu. Mama sudah ikhlas menerima Tantri jadi jangan gunakan perdebatan dulu sebagai alasan, semua ini kehendakNya zi, jadi ga ada hubungan dengan pertikaian kita waktu itu" Ucap kinan menenangkan putranya.
" Sabar son, kamu pasti kuat! " Ucap daddynya
Dokterpun keluar, nampak raut sedih terpancar dari wajahnya. Dokterpun mengajak zio ke ruangannya, dia ingin menjelaskan secara pribadi kepada zio.
" Ma'af kan kami zi, kami gagal menyelamatkan putra dan putrimu. Benturan yang terjadi sangat keras dan itu menyebabkan rahim istrimu robek sehingga kedua bayimu mengalami benturan. Dan kami pun terpaksa harus mengangkat rahim istrimu karena robekan nya sangat parah. Kamu harus kuat zi, dan kondisi istrimu masih kritis akibat pendarahan pasca operasi tadi.. " Ucap dokter itu lemah
Zio tak berucap apapun, dia meninggalkan ruangan dokter itu dengan lesu. Mimpinya bermain bersama buah hatinya pupus. Dia menyesal kenapa lebih mementingkan bisnis daripada menemani istrinya. Dengan langkah gontai dia menuju kamar jenazah, dimana terdapat jasad kedua bayi kembarnya. Kinan mengikuti langkah putranya, diapun merasa sedih karena kedua cucunya tak bisa diselamatkan sementara menantunya kritis.
Tangis zio pun pecah memangku kedua buah hatinya yang tidak bernyawa lagi, wajah damai keduanya sangat mirip dengan kanaya terutama bayi perempuan nya. Kinan dan suaminya pun tak mampu membendung kesedihannya melihat kedua bayi dipelukan putranya. Kedua bayi itupun disemayamkan di pemakaman umum tepat disebelah makam Abimanyu. Naufal dan Nala nama yang dituliskan diatas nisan kedua bayi itu.
Usai menyemayamkan kedua buah hatinya, zio kembali kerumah sakit. Tantri dirawat di ruang ICU karena kondisinya dinyatakan koma. Zio masuk mengenakan baju steril, dia duduk disamping brankar lalu menggenggam tangan istrinya. Dia kembali menangis,
" Sayang maafkan aku... Mungkin ini teguran dan hukuman karena kelalaianku lepas dari tanggung jawab, akupun tak jujur padamu, ada sebuah rahasia yang aku tak mampu mengungkapnya... " Diapun kembali menangis dan mengecup tangan lemah istrinya.
*
*
*
Di apartementnya perasaan kay sangat tidak enak, dia terpikir akan mamanya. Entah kenapa bayangan mamanya muncul terus dalam pikirannya. Diapun menceritakan hal itu kepada umi fatimah. Dia mencoba menghubungi nomor mamanya namun tidak diangkat. Keemasannya makin bertambah ketika malam dimana biasanya sang mama melakukan vc sebelum tidur juga tidak dilakukan. Dia berusaha berpikir positif seperti apa yang dikatakan umi fatimah.
Keesokan paginya dia mencoba kembali menghubungi nomor mamanya kini malah tidak aktif diapun bingung, mau menghubungi appanya itu tidak mungkin, dia tidak mau menghubungi orang itu. Akhirnya dia menghubungi nomor pak tomo, dari sanalah dia tau kalo mamanya kini sedang koma di rumah sakit, dan kedua adiknya tak bisa diselamatkan. Diapun menjerit histeris,tepat ketika umi fatimah masuk hendak mengantarkan sarapan untuk kanaya. Umi pun segera memeluk dan menahan tubuh kanaya yang hendak merosot ke lantai, dia memapah kay duduk disofa sambil terus memeluknya. Kay menangis sejadi-jadinya dalam pelukan umi fatimah.
Kay menceritakan apa yang terjadi pada mamanya. Sebenarnya andai tadi umi tak masuk mungkin kay akan langsung ke bandara dan balik ke Indonesia. Untungnya umi tiba tepat waktu sehingga beliau menyadarkan keadaan kay saat ini. Kay pun akhirnya sadar kalau kehadirannya akan memperburuk keadaan.
*
*
*
Dua bulan berlalu, keadaan Tantri mulai membaik, dia sudah dipindahkan ke ruang rawat bukan di icu lagi. Dia memang belum sadar tapi menurut perkiraan dokter secepatnya dia akan sadar. Zio dengan telaten menjaga istrinya. Rasa cintanya yang besar membuatnya dengan sabar menunggui dan kadang dia yang membersihkan tubuh istrinya. Selama zio menemani istrinya kedua perusahaannya dijalankan oleh kedua asistennya, Aga dan Nero akhirnya memutuskan untuk menerima tawaran zio menjadi asistennya, sementara kepemimpinan ice dragon berada ditangan Marvel saudara kembar Aga.
Pergerakan jari Tantri membangunkan zio yang tengah tertidur dengan menundukkan kepalanya disamping istrinya. Dia merasakan tangan wanita itu membelainya, diapun mendongak dia melihat senyum terkembang dibibir pucat istrinya.
" Eh.. Kau sudah sadar sayang... Alhamdulillah... Apa kau haus? "
Tantri mengangguk pelan. Zio pun mengambilkan air dan membantu istrinya minum. Setelah itu dia memanggil dokter untuk memeriksa nya.
Setelah satu minggu Tantri pun sudah diijinkan pulang. Namun hingga sekarang dia belum tau kalau rahimnya telah diangkat. Tantri tak ingin langsung pulang, ia ingin mengunjungi makam anak kembarnya. Sampai disana diapun menangis diatas pusara nala dan Naufal dia merasa sedih karena gagal mempertahankan mereka.
" Sayang... Maafin mama ya, karena kecerobohan mama kalian jadi tak bisa berada dipelukan mama... "
" Sudahlah sayang... Mereka sudah tenang disana nemenin opanya. " Ucap zio menenangkan Tantri
"Mas... Hiks... Pasti kamu kecewa kan mas sama aku, hiks.. Kamu kecewa karena kelalaianku dan kecerobohan ku.. Hiks... Maafkan aku mas?! "
" Tenanglah... Kita masih punya kanaya, tenang ya... "
" Tapi... "
"Sstttt... Sudah kita pulang ya.. Kan kamu belum pulih... "
Selesai memanjatkan do'a untuk sikembar dan Abimanyu, mereka pun beranjak pulang
*
*
*
Setelah empat bulan berlalu, kini usia kandungan kay sudah memasuki bulan ke-9. Menurut dokter HPL nya sekitar dua minggu lagi. Hamil anak kembar memanglah sangat berat, apalagi ini kehamilan pertama dan jauh dari sang mama. Beruntunglah kanaya mendapatkan ibu asuh yang sangat baik dan perhatian. Selama dua bulan terakhir, umi fatimah tinggal bersama kanaya berikut dengan Monthy.
Setiap malam umi selalu menyempatkan diri memijit punggung dan kaki kanaya yang katanya terasa kaku, bahkan sesekali akan memijit lembut perut bagian bawahnya untuk merelaksasinya. Kay selalu merasa nyaman setelah dipijit bahkan dia akan langsung terlelap setelahnya. Kay tidak ingin melakukan cesar dia ingin lahiran normal, walaupun menurut dokter resikonya sangat tinggi, apalagi usia Kay yang masih 17 tahun.
Sedari pagi Kay sudah merasa tidak nyaman, perutnya mulai merasa mulas dan terkadang kram. Dia menuruti nasehat umi kalau dia merasa mulai mulas yang masih bisa ditahan lebih baik digunakan jalan-jalan kecil di sekeliling ranjang dulu, nanti kalau sudah semakin cepat durasinya maka segera kerumah sakit. Sambil mengusap lembut perutnya dia berjalan pelan menuju balkon. Seperti biasa dia akan memandangi langit senja yang sangat indah. Tiba-tiba dia merasakan cairan merembes lewat jalan lahirnya diapun menjerit tak berani bangkit dari tempatnya.
" Umiiii..... Tolong kay umiii...! "