NovelToon NovelToon
Gadis Manja Yang Dibuang

Gadis Manja Yang Dibuang

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Fantasi Wanita / Putri asli/palsu
Popularitas:7.2k
Nilai: 5
Nama Author: Reinon

Siapa sangka putri tertua perdana menteri yang sangat disayang dan dimanja oleh perdana menteri malah membuat aib bagi keluarga Bai.

Bai Yu Jie, gadis manja yang dibuang oleh ayah kandungnya sendiri atas perbuatan yang tidak dia lakukan. Dalam keadaan kritis, Yu Jie menyimpan dendam.

"Aku akan membalas semua perbuatan kalian. Sabarlah untuk menunggu pembalasanku, ibu dan adikku tersayang."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reinon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 23

"Setiap masalah pasti ada jalan keluarnya. Adik tidak usah khawatir. Biar aku yang urus," jawab Yu Jie menenangkan.

Jika kakak ketiganya sudah bicara seperti itu meski penasaran Fang Ling hanya bisa menahan diri.

"Kalian lanjutkan lah berdiskusi, ibu akan ke dapur membuat camilan sore untuk kalian," sela Lian sambil berlalu.

"Baiklah, jika kakak ketiga sudah bicara seperti itu, Fang Ling yakin kakak pasti sudah memikirkan caranya. Kalau begitu aku ingin kembali ke kamar dulu," ucap Fang Ling.

"Jangan bilang kalau kau ingin menyalin tulisan!" seru Fang Hua.

"Hehehe, kakak kedua tahu saja apa yang akan aku lakukan. Aku sudah lama tidak menulis. Jadi jari-jariku sangat kaku," jawab Fang Ling sambil terkekeh.

"Oh, aku baru tahu adik ketiga suka menulis! Sejak kapan?" tanya Yu Jie.

Fang Ling malu-malu saat ditanya seperti itu. Masalahnya bakat menulis yang dia miliki bukan bakat menulis seperti kebanyakan orang. Gadis cantik itu menunduk, menyilangkan tangannya di balik badan lalu memainkan sebelah kaki menggesek permukaan tanah.

Yu Jie tersenyum melihat tingkah Fang Ling. Yu Jie tahu jika adik bungsunya bertingkah seperti itu artinya dia sedang melakukan kesalahan atau hal yang konyol.

"Fang Ling!" seru Fang Li yang tak sabar mendengar penjelasan adik bungsunya.

Fang Ling melepas tangan lalu menautkan kedua tangannya ke depan seolah meminta maaf.

"Kakak, ini hanya hobiku saja. Tidak akan aku gunakan untuk hal yang aneh-aneh," ucap Fang Ling.

"Ling'er, kakak pertama dan adik ketiga saja belum tahu hal yang kau lakukan, kau malah meminta maaf!" seru Fang Hua tersenyum geli.

"Memangnya apa yang dia lakukan?" tanya Yu Jie semakin penasaran.

Tidak tahan menunggu lebih lama lagi, Yu Jie berjalan mendekati adik bungsunya itu.

"Eh, kakak! Jangan pukul aku!" seru Fang Ling.

"Siapa yang akan memukulmu?" tanya Yu Jie penasaran.

"Hahaha! Ternyata seorang gadis nakal juga bisa takut," tawa Fang Li pecah melihat ketakutan Fang Ling.

"Memangnya apa yang kau buat?" tanya Fang Li penasaran.

"I-itu, aku hanya menyalin," jawab Fang Ling gugup.

"Menyalin apa?" desak Yu Jie.

"Me-menyalin ..." Fang Ling menarik napas dalam-dalam sebelum melanjutkan kalimatnya.

Yu Jie dan Fang Li menatap curiga pada adik bungsu mereka. Kedua gadis itu tidak sabar menunggu penjelasan Fang Ling.

"Aku menyalin tulisan alias meniru tulisan orang lain," ucap Fang Ling dengan satu tarikan napas.

Mata gadis itu terpejam, takut dimarahi kedua kakaknya.

"Hahaha! Hahaha!" Yu Jie dan Fang Li tertawa bersama.

Fang Ling membuka mata mendengar suara tawa kedua kakaknya.

"Eh, kenapa tertawa kak?" tanya Fang Ling bingung.

"Ling'er, kau kan cuma meniru bukan mencuri," jawab Yu Jie.

"Tapi kata kakak kedua, keahlianku itu tidak baik," ucap Fang Ling.

"Kenapa begitu?" tanya Fang Li.

Fang Hua menghela napas lelah, "Tentu saja keahliannya tidak baik. Kalian tidak tahu saja apa yang sudah dia lakukan."

Yu Jie menatap curiga lagi pada adik bungsunya.

"Dia pernah meniru lukisan tuan Tong yang terkenal itu hanya untuk disombongkan pada anak kepala desa," jelas Fang Hua.

"Hah! Apa?" teriak Yu Jie dan Fang Li bersama.

Kedua gadis itu tidak percaya dengan keahlian yang bisa dikatakan baik atau buruk untuk adik bungsunya itu. Baik, karena Fang Ling memiliki keahlian yang cukup unik. Buruk jika dia menjadikan keahliannya itu untuk hal yang tidak baik.

"Kakak, aku cuma sekali itu saja. Itu juga karena Anh Chi membuatku kesal setengah mati karena dia mengatai aku tidak memiliki hobi menarik seperti dia dan kedua temannya. Jadi, aku katakan saja kalau aku suka mengoleksi lukisan terkenal dari berbagai daerah," bela Fang Ling.

Yu Jie menepuk keningnya sendiri, tidak menyangka adik bungsunya itu mudah tersulut. Sedangkan, Fang Li geleng-geleng kepala. Fang Hua tersenyum melihat ekspresi kakak dan adiknya yang tak habis pikir.

"Setidaknya Ling'er kita memiliki bakat," Yu Jie mengalah.

Yu Jie tidak mau menampik bakat yang dimiliki adik bungsunya memang unik.

"Jika kau melakukan hal buruk di luar sana dengan bakat yang kau miliki maka aku tidak segan-segan mendisiplinkan mu!" tegas Fang Li.

"Ling'er, siapa saja yang mengetahui keahlianmu ini?" tanya Yu Jie.

"Di tambah kakak pertama dan kakak ketiga, hanya berempat saja," jawab Fang Ling sambil menghitung dengan jarinya.

"Siapa satu orang lagi?" tanya Fang Li.

"Tentu saja ibu," jawab Fang Ling bangga.

"Kenapa aku dan adik ketiga yang baru mengetahui bakatmu?" tanya Fang Li sedikit tidak terima karena terlambat mengetahui bakat adik bungsunya.

"Begini kak, dulu aku ingin membanggakan diri pada kakak pertama dan kakak ketiga akan keahlianku ini. Namun, saat itu kakak pertama sedang sibuk berlatih bela diri dan jarang pulang ke rumah. Sedangkan, kakak ketiga sibuk belajar tentang ilmu pengobatan. Jadi, kita jarang berinteraksi. Ibu bilang jangan mengganggu kedua kakak," jelas Fang Ling.

"Jadi, ibu tahu lebih dulu," jelas Yu Jie.

Fang Ling mengangguk, "Tapi ibu tidak tahu jika keahlianku ini adalah bakat yang luar biasa. Ibu pikir bakatku itu hanya meniru baisa saja. Seperti anak kecil yang sedang belajar menggambar dari tiruan gambar gurunya. Hanya saja gambar tiruan ku lebih baik."

"Ling'er, simpan keahlianmu ini. Aku tidak ingin orang lain berpikir macam-macam tentangmu," Fang Li menasihatinya adik bungsunya itu.

"Hmm, aku tahu kak. Aku juga tidak ingin dikatai sebagai seorang penipu atau pembohong," jawab Fang Ling.

"Syukurlah kau mengerti. Tapi, adik. Aku sangat salut padamu. Meski aku tidak memahami tentang lukisan, kau bisa dengan mudah meniru lukisan dari seorang terkenal. Tentu saja itu bukan hal yang mudah. Aku pernah melihat salah satu lukisan tuan Tong yang terpajang di sebuah toko obat di desa sebelah. Kalau aku tidak salah ingat, lukisan itu tentang seorang gadis yang menanti kekasihnya di ujung jembatan. Karya tuan Tong menurutku sederhana, tapi sulit untuk ditiru. Banyak goresan halus di sana. Jadi, jika ada yang bisa meniru lukisannya, menurutku sangat luar biasa," ucap Yu Jie.

"Terima kasih, kak," ucap Fang Ling senang.

"Permisi nona-nona muda," sela Chu Wan, pelayan utama nyonya Lin.

"Ada apa Chu Wan?" tanya Fang Hua.

Chu Wan tersenyum, "Nyonya meminta keempat nona untuk bersantai di pondok lama sambil menikmati suasana sore dengan camilan yang baru saja dibuat oleh nyonya," jawab Chu Wan.

"Kebetulan perutku lapar lagi," sela Fang Ling.

Fang Ling segera menghambur ke Chu Wan. Merangkul lengan pelayan wanita itu lalu beranjak pergi sebelum mendapat ocehan dari kakak pertama dan keduanya.

"Dasar, anak itu!" seru Fang Hua.

"Biarkan saja, kak," ucap Yu Jie.

"Ayo, kita susul sebelum dia menghabiskan semua camilan buatan ibu!" ajak Fang Li.

Yu Jie dan Fang Hua mengangguk setuju lalu melangkah bersama-sama menuju pondok lama.

"Nona pertama!" seru Li Jing yang baru saja memasuki halaman samping dan melihat ketiga nona mudanya hendak berlalu dari sana.

"Ada apa?" tanya Fang Li.

1
Sribundanya Gifran
haduh pingsan tah itu,knp
lanjut up lagi thor
Sribundanya Gifran
lanjut💪💪💪💪
Sribundanya Gifran
lanjut
Reinon
terima kasih kak Lala kusumah dan kak sribundanya Gifran...🥰🥰🥰
Lala Kusumah
tambah seruuuu nih, semangat sehat ya 💪💪😍
Sribundanya Gifran
lanjut up lagi thor
Lala Kusumah
lanjuuuuuuuuut
Sribundanya Gifran
lanjut
Sribundanya Gifran
lanjut💪💪💪💪
Sribundanya Gifran
lanjut
Sribundanya Gifran
yu jie selain medis juga pelajarilah beladiri tak mungkin terus mengandlkan li mei untuk perlindungan diri.....
lanjut up lagi thor
Chen Nadari
semangat upnya Thor
Chen Nadari
semangat upnya Thor /Rose//Rose//Rose//Rose//Rose/
Chen Nadari
semangat upny Thor /Rose//Rose//Rose//Rose//Rose/
Chen Nadari
double up Thor...seru nih/Heart//Heart//Heart//Heart//Heart//Heart//Heart/
Chen Nadari
luar biasa
Chen Nadari
lanjut Thor /Rose//Rose//Rose//Rose//Rose/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!