NovelToon NovelToon
Kekejaman Suamiku

Kekejaman Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Mafia / Cinta Paksa / Penyesalan Suami / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:119.4k
Nilai: 5
Nama Author: Rania Alifah

"Siapkan dirimu! Aku akan kembali menyiksamu malam ini!" Stevan mengucapkan itu sembari melangkah menuju pintu untuk keluar.

"Aku tidak bisa melayanimu malam ini hingga sepuluh hari ke depan Stevan Jafer Dirgantara!"

Langkah pria itu terhenti saat mendengar Bulan dengan lantang mengatakan itu. Stevan berbalik memutar tubuhnya menatap Bulan dengan tatapan penuh tanya.

"Apa kau bilang? Katakan sekali lagi!" dingin dan tegas pertanyaan Stevan membuat Bulan tertawa di dalam hatinya.

"Ya! Aku tidak bisa melayanimu sampai sepuluh hari kedepan! Kau dengar itu Tuan Stevan?" ucapnya lagi dengan jelas.

Plaaakkk...

Bukan bertanya, Stevan justru melayangkan tangan ke pipi mulus Bulan hingga membuat wajahnya menoleh ke kanan sampai darah segar keluar dari sudut bibirnya. Bulan mengusap darah itu dan mendongak menatap pria yang ada dihadapannya dengan tatapan kebencian.

Bagaimana kisah selanjutnya?
kita simak yuk ceritanya di karya => Kekejaman Suamiku.
By: Miss Ra.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rania Alifah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 2

"Lepaskan aku! Aku harus menolong ayahku! Lepas!" Bulan terus memberontak dengan isak tangisnya berusaha melepaskan diri dari cengkraman anak buah Stevan tapi tidak bisa ia lakukan karena cengkraman itu sangat kuat.

"DIAAAM..."

Dor!

Stevan kembali menembak ke sembarang arah dan membuat Bulan terdiam dengan berlutut karena dirinya sudah sangat takut padanya.

"Dengar pak Ezra! Kau harus menikahkan aku dengan putrimu yang cantik ini! Jika tidak maka aku akan mengirim mu ke neraka!"

Bulan benar-benar tidak tega melihat posisi orang tuanya saat ini. Sedangkan Ayah Ezra juga tidak ingin putrinya mempunyai suami yang sangat berbahaya seperti Stevan.

Stevan kemudian melangkah mendekati Ayah Ezra dan berlutut dihadapannya. Namun mama Almira memeluk suaminya itu dengan air mata yang terus membasahi wajahnya. Stevan menaruh pistol di kepala Ayah Ezra dan hal itu semakin membuat Bulan berontak.

"Jangan! Lepaskan orangtuaku!"

"Kau ingin aku melepaskannya,?" tanya Stevan menoleh menatap Bulan yang masih di tahan oleh anak buahnya.

"Aku mohon lepaskan Ayah dan Ibuku."

Bulan menangkup kedua tangannya memohon karena sudah tak sanggup berdiri, dia berlutut dengan isak tangis kesedihan melihat orangtuanya diperlakukan kejam oleh Stevan. Sedangkan pria muda kejam itu yang melihat Bulan sudah pasrah hanya tersenyum miring.

"Jika kau ingin aku melepaskan orangtuamu, maka kau harus menikah denganku!"

Bulan menganggukkan kepalanya masih dengan tangisanya. Terpaksa ia menyetujui permintaan Stevan dari pada ia harus melihat Ayah dan Ibunya mati ditangan pria kejam seperti Stevan.

"Bagus! Ini yang aku mau!" ujar Stevan lalu berjalan menghampiri Bulan yang sudah duduk dilantai.

Stevan berdiri di depan Bulan dan menatap anak buahnya yang ditugaskan untuk menjaga Bulan agar tidak menyentuh orangtuanya lagi.

"Bawa dia! Kita akan menikah dirumahku!"

Sesuai perintah, anak buah Stevan menyeret Bulan membawanya masuk ke dalam mobil dan membawanya pergi menuju rumah Stevan. Namun Ayah Ezra hanya bisa berontak tapi tidak bisa berdiri melawan Stevan karena pria itu selalu menggunakan senjatanya untuk membuat musuhnya lumpuh.

"Stevan! Hentikan! Jangan kau bawa putriku! Aku tidak sudi mempunyai menantu sepertimu!"

"Ha..ha..ha..ha.."

Dor!

"Aaa... Ayaaah..."

Stevan tertawa lebar kembali menembak kaki kiri Ayah Ezra jika beliau kembali melayangkan protes padanya. Dia kembali melangkah mendekati Ayah Ezra dan berlutut dihadapan nya dengan senyuman menyeringai.

"Dengar baik-baik pak Ezra, aku tidak akan bicara menggunakan bibirku! Sekali lagi kau melarang aku menikahi putrimu? Sudah dipastikan nyawamu akan hilang setelah ini,!"

Setelah mengucapkan itu, Stevan kembali berdiri dan melangkah meninggalkan kedua orangtua Bulan yang masih tak berdaya dilantai. Tapi baru beberapa langkah, Stevan kembali berbalik dan kembali bicara dengan Ayah Ezra.

"Oh iya, obati dulu luka dikakimu! Besok akan ada anak buahku datang menjemputmu untuk menikahkan aku dengan calon istriku!" sambung Stevan dan kali ini langkahnya benar-benar pergi meninggalkan orangtua Bulan dengan tangisan disana.

"Bulan, maafkan ayah tidak bisa menjagamu nak. Maafkan ayah Bulan. Hiks..hiks..hiks.."

"Ayah... Anak kita Yah..."

Keduanya saling berpelukan melepas kepergian Bulan yang dibawa pergi oleh Stevan dirumahnya. Ayah Ezra dan mama Almira kini hanya bisa pasrah dengan kenyataan ini.

*

*

*

Esok harinya, jam sepuluh pagi tepatnya dirumah Stevan. Sudah banyak orang disana, para penghulu yang sudah di ancam untuk menikahkan Stevan dan Bulan pun juga sudah berada disana.

Ayah Ezra dan mama Almira duduk di kursi sebagai wali nikah dari putrinya. Kepala Ayah Ezra dan mama Almira juga penghulu dan para saksi pun di todong pistol agar tidak berontak bahkan menolak.

*

Kini ijab kabul telah usai, pernikahan antara Stevan dan Bulan sudah terjadi. Dengan bekal mengancam penghulu yang ia bawa kerumahnya, kini Bulan sudah sah menjadi istrinya dan tercatat di negara.

Selesai itu, Stevan menyuruh anak buah nya untuk menyeret kedua orangtua Bulan pergi dari rumahnya. Dia tak mengijinkan orang tua Bulan bertemu lebih dulu setelah pernikahan. Karena baginya, Bulan sudah menjadi miliknya saat ini. Dan tidak akan mengijinkan siapapun untuk menemuinya.

*Flashback Off*

Setelah malam panas membara yang Stevan lakukan untuk menyiksa Bulan diatas ranjang, kini Bulan bangun dari tidurnya. Seperti pagi sebelumnya, dia akan bangun dalam keadaan berantakan dengan rambut yang sudah acak-acakan juga luka lebam di sekujur tubuhnya karena sabetan pecut dari Stevan sebelum menyiksa nya diatas ranjang.

"Ya Allah, kapan semua ini akan berakhir? Aku sudah tidak sanggup lagi ya Allah!" Bulan meneteskan air matanya meratapi nasib yang sangat kejam baginya.

Bulan menutupi tubuhnya dengan selimut, kakinya menuruni kasur dengan perlahan dan berjalan menuju kamar mandi. Dia berjalan meringis kesakitan karena merasakan sakit, perih juga ngilu jika Stevan telah menyiksanya diatas ranjang.

Selesai mandi, Bulan memakai gamis dan cadarnya bersiap untuk keluar dari kamar karena perutnya sudah sangat lapar. Sejak semalam dia belum makan karena Stevan tak mengijinkannya keluar jika sudah ingin bersama nya dikamar.

"Perutku lapar sekali.."

Bertepatan dengan itu, ada yang mengetuk pintu kamarnya dan Bulan segera membukanya dengan cepat.

"Selamat pagi Nona Bulan, ini sarapannya."

Pelayan membawakan nampan berisi makanan untuk Bulan. Sesuai perintah Stevan, para pelayan membuatkan makanan untuk istrinya agar Bulan tidak bisa keluar dari kamarnya.

"Terimakasih, tapi aku bisa turun ke bawah jika ingin makan." sahut Bulan dengan senyuman dibalik cadar.

"Maaf, ini sesuai perintah dari Tuan Stevan."

Mendengar itu Bulan hanya bisa pasrah. Dia membiarkan pelayan itu masuk dan menaruh nampan itu diatas meja.

Di tempat lain, tepatnya di Perusahaan Dirgantara Group. Stevan terus memantau Bulan dari cctv yang ia pasang tanpa sepengetahuan Bulan dikamarnya. Dia tersenyum sinis melihat gerak-gerik Bulan disana.

Namun, Boy tanpa mengetuk pintu lebih dulu masuk ke ruangan Stevan untuk memberitahukan bahwa meeting akan segera dimulai.

"Tuan Stevan, meeting akan dimulai."

Stevan mengangguk dan menutup layar laptopnya kemudian berjalan menuju ruang meeting.

*

Dirumah Stevan, Bulan keluar dari kamarnya dan melangkah menuruni tangga. Pelayan yang melihat Bulan keluar pun berlarian menghampirinya agar Nona mudanya tidak bisa kemana-mana. Bulan yang tahu akan hal itu pun mencoba mengalihkan perhatian para pelayan.

"Em aku masih lapar, bisa tolong buatkan aku makanan,?" tanya Bulan pada ketiga pelayan itu.

"Baik Nona, anda ingin dibuatkan apa,?"

"Apa saja, yang penting bisa membuat perutku kenyang."

Sesuai perintah, para pelayan membuatkan makanan untuk Nona mudanya. Bulan kemudian duduk di sofa ingin menonton tv sambil menunggu makanannya matang. Kedua pelayan pun memasak dan satu pelayan memantau Bulan di sampingnya.

Bulan yang merasa risih mendongakkan kepalanya menatap pelayan itu dan menyuruhnya mengambilkan sesuatu untuknya.

"Bisa aku minta tolong padamu?" tanya Bulan pada pelayan disampingnya.

"Silahkan Nona."

"Tolong ambilkan aku minum, aku ingin orange jus."

Perintah Bulan diangguki oleh pelayan itu. Setelah melihat pelayan itu pergi, Bulan berdiri melangkah menuju pintu. Dia berjalan layaknya pencuri yang akan mengambil sesuatu dirumah itu.

Dia terus berjalan mencari celah pintu yang terbuka. Bulan sudah tidak sanggup berada disana, dia ingin pergi dari kehidupan Stevan. Bulan tidak sabar ingin menemui orangtuanya karena sudah sangat merindukan mereka.

Bulan terus melangkah dengan sedikit menunduk melihat sekitar agar tidak ada yang melihatnya. Setelah berhasil keluar hampir menuju gerbang, dia menegapkan tubuhnya dan akan berlari sekencangnya untuk pergi dari sana.

Baru saja melangkahkan kakinya untuk berlari, Bulan membulatkan matanya. Langkah nya terhenti dan tubuhnya bergetar karena saat ini Stevan ada dihadapannya berdiri di ambang pintu gerbang.

"Mau kemana istriku yang cantik,?"

DEG

Jantung Bulan berdetak lebih cepat, kedua kalinya dia akan kabur dan dua kali juga dia ketahuan suaminya. Setelah ini sudah bisa dipastikan hukuman apa yang akan dia dapat jika sampai ketahuan akan kabur untuk yang kedua kalinya.

...****************...

1
Ma Em
Selamat ya Boy, Mentari untuk pernikahannya semoga berbahagia langgeng pernikahannya dan cepat diberi momongan.
Siti Zaid
Pak boy yang sabar deh..kejab aja lagi..lepas sah aja..boleh terus on😁
Miss Ra: /Joyful//Joyful//Joyful/
total 1 replies
bibi
cap xip cup
resia
klo sangat cinta hrs di jg boy gak blh DP dlu ya nnti saja stlh sah bru di DP n cicil he he he
꧁۝༒𝑨𝒇𝒚𝒂꧂™
idih boy benar2 tuh diciumi Mentari dihadapan Steven wkwkwkwkw
Miss Ra: /Joyful//Facepalm/
total 1 replies
꧁۝༒𝑨𝒇𝒚𝒂꧂™
terima saja Mentari
꧁۝༒𝑨𝒇𝒚𝒂꧂™
maaf ya thor kk afya sibuk dgn rl tp nggak lupa utk meneruskan membaca karya kamu. cuma telat dikit ya
Miss Ra: iyaa gpp kak...

/Kiss/
total 1 replies
resia
sangat senang bucin nya pria kaku gak ada lawan
Puji Hastuti
Steven manis sekali
Wiwik Emy
lbh romantis LG dong stev
꧁۝༒𝑨𝒇𝒚𝒂꧂™
keinginan boy sllu dipersetujui oleh Steven
Siti Zaid
semoga berbahagia steven dan bulan selamanya..lanjut lagi author..
Rini Maryani
lanjut steven n bulan semangat thooor
Rini Maryani
lanjut boy n mentari semangat thooor
resia
begitulah pria kaku mentari dia gak akan peka
Siti Zaid
Jangan rakus sangat pak boy..yang penting jabat tangan tok penghulu dulu..dah sah baru on😁
Miss Ra: /Facepalm//Joyful//Joyful/

udah diujung tanduk
total 1 replies
Wiwik Emy
lanjut thor
Rini Maryani
lanjut mas boy n mentari selamat ya
bibi
lanjut
resia
karya yg sangat bagus alur cerita nya tertata rapi dan pas 👍
Miss Ra: trimakasih ratingnya kakak

/Chuckle//Kiss/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!