NovelToon NovelToon
Takdir Di Balik Dosa

Takdir Di Balik Dosa

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / One Night Stand / Hamil di luar nikah / Anak Yatim Piatu / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:26.5k
Nilai: 5
Nama Author: Nana 17 Oktober

Ziel, seorang CEO muda yang tegas dan dingin, memutuskan pertunangannya setelah menemukan bukti perselingkuhan Nika. Namun, Nika menolak menerima kenyataan dan dengan cara licik, ia menjerat Ziel dalam perangkapnya. Ziel berhasil melarikan diri, tetapi dalam perjalanan, efek obat yang diberikan Nika mulai bekerja, membuatnya kehilangan fokus dan menabrak pohon.

Di tengah malam yang kelam, Mandara, seorang gadis sederhana, menemukan Ziel dalam kondisi setengah sadar. Namun, momen yang seharusnya menjadi pertolongan berubah menjadi tragedi yang mengubah hidup Dara selamanya. Beberapa bulan kemudian, mereka bertemu kembali di kota, tetapi Ziel tidak mengenalinya.

Terikat oleh rahasia masa lalu, Dara yang kini mengandung anak Ziel terjebak dalam dilema. Haruskah ia menuntut tanggung jawab, atau tetap menyembunyikan kebenaran dari pria yang tak lagi mengingatnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana 17 Oktober, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

26. Dapet?

Dara turun dari mobil Ziel dengan langkah santai, sesekali merapikan tas kerjanya. Seperti yang sudah ia khawatirkan, beberapa karyawan langsung melirik dan berbisik-bisik saat melihatnya.

"Eh, itu Dara, ya?" bisik salah satu karyawan.

"Iya, dia asisten Tuan Ziel," jawab yang lain.

"Dia turun dari mobil Tuan Ziel? Aku nggak salah lihat, 'kan? Mereka berangkat bareng?" sahut yang lain nampak tak percaya dengan apa yang ia lihat.

Namun, perhatian mereka langsung teralihkan saat Ziel turun dari sisi lain mobil. Ziel, dengan ekspresi dinginnya yang khas, melangkah ke depan tanpa memerhatikan sekitar.

Dara pun segera berjalan di belakang Ziel, seperti bayang-bayang. Ia menjaga jarak, memastikan posisinya terlihat profesional sebagai bawahan. Sikap Ziel yang datar dan penuh wibawa membuat tak satu pun karyawan berpikiran macam-macam.

"Ya, wajar sih. Dara 'kan asistennya langsung," ujar salah satu karyawan dengan nada santai.

"Iya, apalagi Tuan Ziel tetap kayak biasa, datar dan kaku. Kalau ada apa-apa, pasti kelihatan," tambah yang lain.

Mereka lalu mengamati Dara yang melangkah dengan santai, bahkan sempat menyapa beberapa karyawan lain dengan senyumnya yang khas.

"Kalau Dara sih, nggak mungkin. Dia 'kan orangnya kocak tapi profesional. Kayaknya juga nggak tertarik sama Tuan Ziel," celetuk seorang wanita dari divisi lain.

"Iya. Tapi lucu juga, dia panggilnya 'Pak Bos', bukan 'Tuan Ziel' kayak kita semua."

"Ah, itu wajar, 'kan? Posisi dia beda. Mungkin itu cara mereka supaya lebih akrab aja dalam kerja."

Di dalam kantor, Ziel langsung masuk ke ruangannya tanpa menoleh ke Dara. Sementara itu, Dara melangkah ringan di belakang Ziel tiba-tiba berhenti.

Saat karyawan lain memandang dengan penasaran, Dara mendongak dan mengedipkan mata jenaka. "Apa, sih? Mau tanya nomor plat mobil Pak Bos? Maaf, nggak hafal," ujarnya dengan nada bercanda.

Beberapa orang tertawa kecil dan kembali bekerja. Interaksi mereka yang biasa membuat situasi kembali tenang. Tak ada kecurigaan yang berlebihan, hanya rasa heran bahwa Dara memang asisten yang sedikit "berbeda" dibandingkan karyawan lain.

Di dalam ruangannya, Ziel duduk di kursi kerja, mengamati layar komputernya. Ia sempat melirik pintu yang setengah terbuka, mendengar Dara bercanda di luar.

Ziel menghela napas ringan. "Setidaknya, dia tahu cara menjaga profesionalitas," gumamnya sebelum kembali fokus bekerja.

***

Pagi itu, ruang meeting sudah dipenuhi para karyawan yang bersiap mendengarkan presentasi mingguan. Ziel duduk di ujung meja, dengan ekspresi khasnya yang dingin dan serius. Dara, seperti biasa, duduk di sampingnya dengan sebuah laptop terbuka di depannya.

Presentasi dimulai dengan salah satu karyawan menyampaikan laporan, namun suasana terasa tegang seperti biasa. Ziel menyimak dengan tenang, hanya sesekali mengetuk-ngetukkan pena ke meja, yang entah kenapa membuat semua orang semakin gugup.

Dara, yang merasa suasana terlalu kaku, menyandarkan tubuhnya ke kursi dan berbisik pelan, tapi cukup terdengar. "Pak Bos, kalau saya jadi mereka, saya udah pingsan duluan. Wajah serius Pak Bos tuh, lebih serem dari film horor semalam."

Semua karyawan yang mendengar langsung terdiam, menahan tawa. Ziel melirik Dara dengan datar. "Dara, fokus."

"Fokus, Pak Bos!" jawab Dara dengan posisi duduk tegap, seperti seorang prajurit yang menerima perintah.

Saat karyawan lain melanjutkan presentasi, Dara diam-diam berbisik lagi, "Pak Bos, kalau saya tegang terus gini, kayaknya perlu beli es krim deh, biar adem. Mau nitip nggak?"

Ziel menahan napas, menutup mata sejenak. "Dara." Suaranya tegas, tapi tidak meninggikan nada.

"Saya diam, Pak Bos," jawab Dara cepat sambil memasang wajah pura-pura polos, membuat beberapa karyawan yang duduk jauh langsung menutup mulut, menahan tawa.

Setelah presentasi selesai, Ziel memberikan evaluasi dengan nada datarnya. Semua orang fokus mencatat arahan Ziel, tapi suasana tak lagi terlalu tegang seperti biasanya.

Ketika rapat selesai, Ziel memandangi Dara sebentar sebelum meninggalkan ruangan. "Dara, kita cek ulang laporan itu di ruangan kita."

"Siap, Pak Bos! Sekalian nitip es krim nggak, Bos?" Dara langsung berdiri, memasang senyum lebar.

Ziel menghela napas, lalu berbalik tanpa menjawab. Para karyawan yang melihat adegan itu tersenyum lega.

"Sekarang ruang meeting nggak lagi kayak ruang interogasi," bisik salah satu karyawan.

"Setuju, semua jadi lebih santai sejak ada Dara. Tapi anehnya, Tuan Ziel nggak marah-marah, ya?" timpal yang lain.

"Yah, Dara itu beda. Kocak, tapi kerjanya tetap profesional. Mungkin itu yang bikin Tuan Ziel tahan."

"Kamu benar. Semoga aja Dara bisa terus bertahan di sisi Tuan Ziel agar ruang meeting tidak tegang seperti sebelumnya."

Sementara itu, Dara menyusul Ziel ke ruangannya, sambil bergumam pelan, "Kalau nggak ada saya, suasana kantor ini udah jadi kayak kuburan, sih."

 ***

Siang itu, Dara keluar dari bilik toilet dengan santai, langkahnya ringan menuju wastafel. Ia berniat memperbaiki sedikit riasannya. Namun, tiba-tiba Nita, staf seniornya, masuk dengan langkah terburu-buru.

"Kak Nita, kok buru-buru banget? Mau maraton, ya?" tanya Dara sambil berkaca.

Nita menjawab sambil terus berjalan ke salah satu bilik, "Kayaknya aku dapet, Dar. Aduh, harus aku cek sebelum bocor! Panik aku!"

Dara hanya mengangguk santai, kembali sibuk dengan riasannya. Namun, saat mendengar kata “dapet”, wajahnya mendadak berubah. Ia mematung, seperti memproses sesuatu yang sudah lama ia lupakan.

“Dapet? Tamu bulanan?” gumamnya lirih, hampir tak terdengar.

Tiba-tiba tubuhnya terasa dingin. Dara memandangi pantulan dirinya di cermin dengan ekspresi tegang. Wajahnya mulai pucat seperti dikejar utang.

“Kapan terakhir aku dapet, ya? Sejak pindah ke kota ini... Oh Tuhan, aku belum dapet sama sekali! Terakhir itu...” Dara mulai menghitung mundur dengan jarinya, semakin gemetar setiap kali ia mengingat detailnya.

“Dua bulan! Sudah dua bulan! Mampus! Aku... aku nggak mungkin... hamil, 'kan?” batinnya berteriak panik.

Ia mencoba mengatur napas, tetapi kenangan akan kejadian di mobil, kejadian yang sangat ingin ia kubur dalam-dalam, muncul di benaknya seperti film horor.

“Hari itu terjadi di hari kesepuluh setelah haid terakhir... Ya Tuhan, ini... ini udah dua bulan lebih!” Wajah Dara semakin pucat, bibirnya bergetar.

“Enggak, Dara, tenang... Kamu cuma telat aja. Kamu pernah telat dua bulan, 'kan? Tapi... TAPI KENAPA SEKARANG TELATNYA PAS MOMENTNYA GINI?! Ya ampun, mampus aku!” Dara berusaha menenangkan diri, tapi pikirannya makin kacau.

Tiba-tiba, Nita keluar dari bilik toilet dengan wajah lega, menyelipkan pembalut di tas kecilnya. “Untung aja baru sedikit keluar. Untung udah siap pembalut dari kemarin," gumam Nita. Namun saat berjalan ke wastafel, ia melihat Dara yang masih berdiri di sana. "Eh, kamu kok masih di sini, Dar?”

Dara tersentak dari lamunannya, berusaha menyembunyikan kekacauan batinnya dengan tertawa sumbang. “Hahaha, iya, Kak. Lagi... uh, ngadem. Soalnya toilet di sini 'kan ber-AC, ya?”

Nita mengernyit, memerhatikan wajah Dara yang pucat seperti kertas kosong. “Dar, kamu kenapa? Mukamu pucat banget. Sakit, ya?”

Dara langsung mengibaskan tangan, tertawa lebih keras, meski terdengar seperti orang lagi ditahan polisi. “Ah, nggak kok, Kak! Cuma... cuma belum makan siang aja! Hehehe.” Padahal ia baru selesai makan siang.

Nita mengangguk pelan, meski wajahnya terlihat sedikit ragu. “Ya udah, kalau gitu kamu makan dulu, deh. Jangan sampe pingsan di kantor. Oke?”

Begitu Nita pergi, Dara memandang cermin lagi, menggigit bibirnya sendiri. “Ya Tuhan, Dara... Apa ini yang namanya karma instant delivery? Tapi... tapi aku nggak mau jadi pelanggan tetapnya, dong! PLEASE!” batinnya meratap sambil melangkah keluar toilet dengan kaki gemetar.

Sambil berjalan menuju ruangannya, Dara masih tenggelam dalam pikirannya sendiri. “Harus beli test pack... tapi kalau beneran hamil, gimana? Nggak, Dara, nggak usah panik dulu! Bisa aja cuma telat biasa... iya kan? IYA 'KAN?!” batinnya gaduh, hampir membuatnya salah belok ke pantry.

Begitu sampai di depan pintu ruangan Ziel, ia menarik napas panjang, berusaha mengendalikan ekspresi kacau di wajahnya. Tapi, ia ia masih kesulitan menata hatinya.

...🌸❤️🌸...

.

To be continued

1
Dwi Winarni Wina
pak boss dara itu lagi bingung gmn klo ketahuan hamidun pasti akan dipecat gmn mau kasih makan adiknya dan calon debay tidak bekerja nanti...

Semangat2 dara jgn punya pikiran mau menggugurkan kandunganmu itu
bayi itu tidak berdosa....

Seandainya suatu terbongkar dara hamidun sebaiknya jujur aja sm pak boss korban memperkosaan dara....

kasian jg jd dara hamil tidak tahu siapa pelakunya dan mau minta tanggungjawan sm siapa jg....

blm nanti omongan tmn2 Kantornya pd juling pasti dara hamil diluar nikah...

lanjut thor.....
Dwi Winarni Wina
Minta tanggungjawab sm pak bos aja itu yg sangat dingin dan datar itu....
Sabar dara anak itu titipan jaga dan rawat dia dan sayangi hrs menerima dgn ikhlas....

Pak bos seandainya tahu daralah perempuan yg dinodainya so pasti akan bertanggungjawab menikahinya...

Debay pgn dekat2 sm papanya dan papanya mengalami sindrom coudave....
phity
dara lgi bingung ziel...
Dwi Winarni Wina
Dara tidak fokus kerja ketakutan dirinya hamidun...
Dara testpack dulu membuktikan lg hamil gak....
Sabar ya dara hasil garis dua hrs terima dgn ikhlas dan pasti dara bingung mau minta tanggungjawab sm siapa pria yg menghamilinya wajahnya samar2 dan tidak jelas....
Heri Wibowo
beban Mandara ya gara-gara kamu Ziel.
Mrs.Riozelino Fernandez
noh orang nya serumah sama kamu Dara...tinggal jalan berapa langkah sampe deh...
Septya Tya
bingung jg ya jd dara mau curhat sama siapa mau cerita ke pak bos malah nnti di kira wanita gk bener apa lg di status data diri blm menikah tp kok hamil apa lg sblm tinggl bersama udh hamil,,, gmna gk frustasi lm2 si dara tp hny 1 yg bs nolong dara bukti anting yg ada di pak bos.
Anitha Ramto
Dara cerita yang sebenarnya sama Ziel...berani ga?kali Zie kasih solusi untuk nikahin kamu wkwkwkwkwk🤣
Mrs.Riozelino Fernandez
kk Othor Nana,cover nya ganti ya??
sama dengan cover novel sebelah??
sama2 update juga,kirain novelnya error gak tau nya liat judul beda...
maaf ya kk Thor🙏🏻
Mrs.Riozelino Fernandez: iya kk sama persis,
ikatan diatas kertas,karya kk othor Fajar Riyanti...kk Nana bisa cek...
🌠Naπa Kiarra🍁: Eh, sama kayak cover novel sebelah? Aku gtw, Kak.
Soalnya i yang ganti NT. Coba aku tanya dulu deh besok sama adminnya.
Btw kalau boleh tahu, novel yang judulnya apa yang sama covernya kayak ini, Kak? Bia aku nanti bilang sama adminnua.
total 2 replies
Hanima
👍👍
Sugiharti Rusli
lebih baik kamu coba cek sekarang kehamilan kamu sudah berapa Minggu ke dokter Dara,,,
abimasta
dara jujur aja sama ziel.siapa tau ziel.jadi ingat kejadian malam itu
Sri Hendrayani
jujur aja dara
Sry C'cipit Tea
dag... Dig..dug.... gmn ya selanjutnya.... smoga ziel peka n sadar...
Wiwi
makasih kak bs baca lg karya kakak yg sangat bagus ini ... trus berkarya yah Kak... sukses dan sehat....
🌠Naπa Kiarra🍁: Terima kasih KK 🤗🤗🙏🙏🙏🙏🙏
total 1 replies
Syavira Vira
💪💪👍🏻👍🙏
Hanima
lanjut Kak
Sri Hendrayani
kok jdi lucu dara ini
phity
aduuuu...kasian dara kan klo bgini thor,...fan pasti ini bakal berpengruh pd hari nya gk konsen gk semangat dan gk ceria, dmna mo cari laki2 yg sdh menanam benih itu
kaylla salsabella
semangat ya dara .....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!