NovelToon NovelToon
Exchange The Dead Bahasa Indonesia

Exchange The Dead Bahasa Indonesia

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Sistem
Popularitas:399
Nilai: 5
Nama Author: Dewa Leluhur

Muak seluruh semesta saling membunuh dalam pertikaian yang baru, aku kehilangan adikku dan menjadi raja iblis pertama kematian adikku menciptakan luka dalam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewa Leluhur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Flower Zinnia

Noah baru saja akan membuka portal menuju dimensi berikutnya ketika dia merasakan kehadiran energi asing yang familiar. Sebelum dia sempat bereaksi, sebuah kilatan keperakan melesat menembus udara.

"LERA!"

Teriakan Noah memecah keheningan, tapi terlambat. Pedang Agroname telah menembus tubuh adiknya dari belakang. Di ujung pedang itu, Arata berdiri dengan senyum dingin yang mengerikan.

"Maaf aku terlambat untuk pertunjukan utama," Arata berkata, memutar pedangnya perlahan. "Tapi kurasa masih ada waktu untuk epilog yang menarik."

Lera terbatuk, darah menetes dari sudut bibirnya. Exiriazurna-nya — jiwa murni yang selama ini menjadi sumber kekuatannya — mulai bereaksi dengan Agroname, menciptakan resonansi yang mengerikan.

"Kakak..." Lera berbisik lemah, tubuhnya mulai bercahaya dengan energi yang tidak stabil.

Noah bergerak secepat kilat, menangkap tubuh Lera sebelum jatuh. Dia bisa merasakan bagaimana Exiriazurna adiknya mulai tercabik oleh kekuatan Agroname — pedang kuno yang dirancang khusus untuk menghancurkan esensi jiwa.

"Bertahanlah," Noah menggeram, mencoba menyalurkan energinya untuk menstabilkan kondisi Lera. Tapi dia tahu ini berbeda dari luka biasa. Agroname tidak hanya melukai fisik, tapi juga mengoyak inti jiwa.

"Percuma," Arata tertawa kecil. "Agroname dirancang untuk memburu jiwa-jiwa murni seperti adikmu. Exiriazurna-nya akan hancur perlahan-lahan, dan dengan itu, seluruh keberadaannya."

Noah menatap Arata dengan kebencian yang belum pernah dia rasakan sebelumnya. Venuszirad di tangannya beresonansi, merespon amarahnya dengan gelombang energi kehancuran yang menggetarkan udara.

"Kau..." Noah bangkit perlahan, tapi sentuhan lemah Lera menghentikannya.

"Jangan, kak..." Lera berbisik. "Jangan biarkan... kebencian menguasaimu... seperti Alnaturyu..."

Air mata Noah jatuh saat dia melihat cahaya di mata adiknya mulai meredup. Exiriazurna Lera mulai memecah menjadi serpihan-serpihan cahaya yang melayang ke udara.

"Aku tidak mau pergi..." Lera terisak pelan. "Masih banyak tempat yang ingin kukunjungi bersamamu..."

"Tidak," Noah menggeleng keras, memeluk tubuh adiknya yang semakin ringan. "Kau tidak akan pergi ke mana-mana. Aku baru saja mendapatkan kekuatan ini. Aku pasti bisa—"

"Kakak," Lera tersenyum lemah, mengangkat tangannya untuk menyentuh wajah Noah. "Terima kasih... sudah menjadi kakak terbaik..."

Tubuh Lera mulai transparan, Exiriazurna-nya hampir sepenuhnya hancur. Noah bisa merasakan bagaimana keberadaan adiknya perlahan menghilang dari dimensi ini.

"Lera..." suara Noah bergetar. "Kumohon..."

"Berjanjilah..." Lera berbisik, suaranya nyaris tak terdengar. "Berjanjilah untuk tetap... menjadi Noah yang kukenal... Noah yang selalu... mencari keseimbangan dan berteman baik dengan temanku Enah..."

Dengan kata-kata terakhir itu, tubuh Lera sepenuhnya berubah menjadi serpihan cahaya yang melayang ke udara. Exiriazurna-nya hancur berkeping-keping, meninggalkan Noah yang berlutut dengan tangan kosong.

Arata mengamati pemandangan itu dengan ekspresi puas. "Mengerikan kau tidak bisa menyelamatkan nya, sekarang setelah gangguan kecil ini selesai—"

Kata-katanya terhenti ketika merasakan perubahan di udara. Energi yang mengalir dari tubuh Noah berbeda dari sebelumnya — lebih gelap, lebih berbahaya.

"Gangguan kecil?" suara Noah terdengar asing bahkan di telinganya sendiri. Dia bangkit perlahan, dan tanah di sekitarnya mulai retak. "Kau menyebut nyawa adikku... gangguan kecil?"

Venuszirad di tangannya beresonansi dengan intensitas yang belum pernah terlihat sebelumnya energi yang jauh lebih murni. Energi kehancuran murni mulai mengalir dari pedang itu, bercampur dengan kekuatan dewata Noah yang kini dipenuhi amarah.

"Oh?" Arata mengambil kuda-kuda, Agroname berkilau di tangannya. "Apa ini? Sang pembawa keseimbangan akhirnya kehilangan kendali?"

Noah tidak menjawab. Matanya yang biasanya keemasan kini berubah menjadi hitam pekat dengan cincin api putih di tengahnya. Di tangannya, Venuszirad mulai berubah bentuk, merespon perubahan di hati pemegangnya.

"Tidak bisa dimaafkan kau Arata!"

Suara Noah menggelegar, membuat udara bergetar. Tanah di sekitarnya hancur seketika, menciptakan kawah raksasa yang terus melebar. Venuszirad di tangannya kini memancarkan aura hitam kemerahan yang belum pernah terlihat sebelumnya — manifestasi dari amarah dan duka yang tak terbendung.

Arata, yang tadinya tersenyum congkak, mulai merasakan sesuatu yang tidak biasa. Energi yang menguar dari Noah berbeda dari yang dia perhitungkan. Ini bukan lagi kekuatan seorang kandidat Dewa Utama — ini adalah sesuatu yang jauh lebih purba, lebih mengerikan.

"Kau..." Noah melangkah maju, dan setiap langkahnya membuat realitas di sekitarnya hancur hebat. "Berani-beraninya..."

Serangan pertama Noah begitu cepat hingga Arata nyaris tidak bisa melihatnya. Venuszirad menghantam tubuh dengan kekuatan yang membuat sayatan hebat yang melukai esensial inti jiwa. Gelombang energi dari benturan itu menghancurkan bebatuan di sekitar mereka menjadi debu.

"Tunggu—" Arata mencoba membalas, tapi Noah sudah menghilang dari pandangan.

"[Chara Eiz Geina]!"

Dalam sekejap, Noah muncul di berbagai titik secara bersamaan, setiap bayangannya mengayunkan Venuszirad dengan presisi mematikan. Arata berusaha menangkis, tapi serangan datang terlalu banyak, terlalu cepat.

"Argh!" Arata menjerit ketika salah satu tebasan merobek bahunya. Darah mengucur, tapi bukan itu yang membuatnya takut. Ada sesuatu dalam energi Noah yang terasa... tidak. Seolah keseimbangan alam semesta sendiri mulai goyah.

"[Laciore]!"

Noah mengangkat Venuszirad tinggi-tinggi, dan realitas di sekitar mereka mulai pecah seperti kaca. Dari retakan-retakan itu, energi kehancuran murni mengalir keluar, menciptakan badai yang mengoyak segalanya.

Arata merasakan ketakutan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya. Tubuhnya gemetar tanpa bisa dia kendalikan. Ini bukan pertarungan yang bisa dia menangkan — bahkan bukan pertarungan yang bisa dia selamat darinya.

"Matilah." Noah mengangkat tangannya, dan lingkaran-lingkaran sihir raksasa muncul di langit.

"TIDAK!" Arata berteriak panik. Dengan gerakan putus asa, dia menghunuskan Agroname ke tanah. "[Emergency Art: Dimensional Escape]!"

Portal dimensional terbuka di bawah kaki Arata, dan tanpa pikir panjang, dia melompat masuk. Ketakutan telah sepenuhnya menguasainya — ketakutan akan kekuatan yang bahkan dia sendiri tidak pahami.

"PENGECUT!" Noah menerjang, tapi terlambat. Portal sudah menutup, menelan Arata ke dimensi entah berantah.

Noah berdiri di tengah kehancuran 100 Dimensi akibat semua kekuatan dari Venuszirad, napasnya memburu. Perlahan, cahaya di matanya mulai meredup, kembali ke warna aslinya. Venuszirad berhenti bergetar, seolah ikut menenangkan diri.

"Lera..." Noah berbisik, jatuh berlutut. Air matanya jatuh, bercampur dengan debu kehancuran. "Maafkan aku... Aku gagal menepati janji terakhirmu..."

Angin berhembus pelan, membawa serta serpihan-serpihan cahaya terakhir dari Exiriazurna Lera. Di kejauhan, struktur dimensi lain dengan yang lain saling bertubrukan, menciptakan hujan bebatuan yang sangat mengerikan.

Noah bangkit perlahan, matanya menatap horizon. Dia tahu Arata masih hidup di suatu tempat, bersembunyi dalam ketakutan. Dan selama pembunuh adiknya masih bernapas, dia tidak akan berhenti mencari.

Tapi kali ini akan berbeda. Demi Lera, demi janjinya, dia harus menemukan cara untuk memburu Arata tanpa kehilangan dirinya sendiri dalam kegelapan. Karena itulah yang Lera inginkan — seorang kakak yang tetap menjaga keseimbangan, bahkan dalam dendamnya.

"Tunggu aku, Arata," Noah berbisik, menggenggam erat Venuszirad. "Kita akan bertemu lagi. Dan saat itu tiba... aku akan membuat perhitungan dengan caraku sendiri."

1
Fastandfurious
Gemesin banget nih karakternya, bikin baper!
Leluhur: tidak ada karakter menggemaskan kaka
total 1 replies
yeqi_378
Gila PPnya cakep bangeeet, cepetan thor update lagi please!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!