Rini terpaksa harus menikah dengan seorang pria koma demi menyelamatkan anaknya yang di sekap oleh ibu tirinya, namun siapa sangka jika pria tersebut adalah seorang yang dulu menghamilinya. Bagaimana kisah Rini selanjutnya???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Its Zahra CHAN Gacha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kondisi Caca Yang Sebenarnya
Reynold tampak berlari mengejar Rini, hingga ia tak sengaja menabrak Carlen.
*Buugghh!
Hampir saja Carlen jatuh dari kursi rodanya jika kedua bodyguardnya tidak segera menahannya.
"Maaf!" seketika raut wajah Reynold berubah saat mengetahui pria yang ditabraknya adalah atasannya.
"Maaf Tuan," ucapnya lagi
"Apa yang kamu lakukan di sini, bukankah aku menyuruhmu untuk mencari tahu tentang dokter Hanggarini!" seru Carlen
"Maaf Tuan, tadi saya bertemu dengannya tapi dia seperti mengabaikan aku, makannya aku diam-diam mengikutinya," jawab Reynold
Seketika Carlen langsung menoleh ke belakang.
Ia sudah tak melihat dokter yang mirip dengan istrinya itu.
"Sudahlah sebaiknya kita kembali ke kantor, ada banyak hal yang ingin aku tanyakan padamu," ucap Carlen
"Baik," Reynold langsung mendorong kursi roda Carlen menuju keluar rumah sakit.
Selama perjalanan Ia terus bertanya tentang istrinya kepada Reynold.
"Istri anda adalah seorang yang memiliki kemampuan untuk menyembuhkan segala jenis patah tulang, hampir sama seperti dokter ortopedi. Hanya saja ia tidak memiliki sertifikat. Keahliannya bersifat otodidak apalagi nyonya Rini tidak mengenyam pendidikan tinggi di universitas. Karena kemampuannya ia bahkan bisa menyembuhkan anda dari koma," terang Reynold
"Yang benar saja, mana mungkin seorang biasa bisa menyembuhkan penyakit ku. Jangan bilang kalau ia sebenarnya adalah seorang dokter," sahut Carlen
"Tidak mungkin Tuan, saya sudah menyelidiki kalau Nyonya Rini tidak pernah mengenyam pendidikan di Universitas," sahut Reynold
********
Malam semakin larut, Rini tampak merebahkan tubuhnya di tempat duduknya. Wanita itu terlihat begitu lelah setelah seharian merawat puluhan pasien.
"Dokter, sebaiknya anda istirahat dan pulang," ucap seorang perawat
"Aku tidak bisa pulang hari ini karena aku sudah minta izin mertuaku untuk menginap di rumah ku," jawab Rini
"Jadi anda ingin menginap di sini?"
"Yes, oh iya aku minta tolong sama kamu untuk mencari tahu nomor telepon dokter yang merawat putriku, apa kamu sudah mendapatkannya?" tanya Rini
"Namanya dokter Aries Setiawan dia bertugas di rumah sakit Medika internasional," jawab sang perawat kemudian memberikan kartu nama kepada Rini
"Ok, thanks a lot Nat,"
"Sama-sama dok,"
Meskipun ia sangat lelah, namun Rini ingin menemui sang dokter. Ia pun menghubungi pria itu dan membuat janji untuk bertemu di sebuah kafe.
Setelah selesai berganti pakaian, Rini pun meluncur ke sebuah kafe di kawasan Jakarta Selatan.
Wanita itu tampak elegan dengan menggunakan gaun panjang tanpa lengan dengan warna hitam.
Ia pun mencari tempat duduk untuk menunggu sang dokter. Cukup lama ia menunggu hingga membuatnya nyaris tertidur. Ia pun langsung melambaikan tangannya saat melihat sang dokter.
"Selamat malam Dok," sapa Rini
"Malam, apa kamu orang tua dari Marsya Aulia Yusuf?"
"Benar sekali dok, perkenalkan saya Rini, ibunya Caca," jawabnya sumringah
"Ok," jawab sang dokter kemudian segera duduk
Rini sedikit canggung saat harus memulai untuk bertanya tentang Kondisi putrinya.
"Jadi anda ini ibunya??" dokter Aries dengan wajah ragu
"Iya, memang selama ini saya tidak pernah mendampingi anak saya saat berobat, karena ibu saya mengambil hak asuh putri saya sejak dia bayi," jawab Rini berkaca-kaca
"Ok,"
"Jadi tolong jelaskan padaku bagaimana kondisi putriku secara detail, karena terakhir aku tahu dia mengidap leukimia stadium akhir,"
Dokter Aries pun menceritakan kepada Arini tentang penyakit yang di derita sang putri dengan detail.
"Sebenarnya penyakit yang di derita Caca itu bukan leukimia, dia menderita penyakit langka karena faktor genetik, atau dengan kata lain. Penyakit ini adalah penyakit turunan dari orang tuanya, bisa dari sang ayah atau anda selaku ibunya," dokter Aries kemudian menceritakan lebih lanjut kondisi yang dialami oleh Caca.
"Jadi di dalam otak putri anda terdapat tiga benjolan yang menganggu sistem otak dan ini bisa jadi bom waktu yang kapan saja bisa meledak dan membuat putri anda tewas. Sebenarnya sudah lama juga nyonya Widya tidak membawa Caca untuk mengontrol penyakitnya. Hampir satu tahun, jadi saya tidak tahu lagi perkembangan putri anda,"
Rini benar-benar terkejut mendengar pengakuan dokter Aries. Dia bahkan semakin nelangsa saat mengetahui jika Widya jarang menebus obat untuk putrinya.
"Kenapa ibu tega melakukan semua ini, padahal aku selalu memberikan semua uang yang ia minta setiap bulannya," Rini terlihat begitu shock dan sedih setelah melihat obat-obatan yang dikonsumsi oleh putrinya.
"Usianya hanya bisa bertahan sampai tiga tahun," ucap sang dokter sebelum pergi
Tangisan Rini seketika pecah saat mendengar ucapan terakhir sang dokter.
"Haruskan aku mencari tahu siapa pria itu, jika benar Caca mengidap penyakit genetik maka itu penyakit yang diturunkan oleh pria yang menghamili ku,_"
Rini pun membuka ponselnya dan menghubungi seseorang. Ia menghubungi pihak hotel tempat ia menginap delapan tahun silam. Tentu saja Rini hendak mencari tahu tentang pria yang menghabiskan malam bersamanya waktu itu.
Selesai mendapatkan informasi dari pihak hotel ia pun memutuskan untuk pulang.
Namun sialnya saat ia hendak bangun dari duduknya ia melihat Carlen sudah berada di depannya.
"Apa yang kau lakukan di sini, bukankah seharusnya kamu bersama putrimu di rumah, kenapa malah keluyuran ke kafe malam-malam seperti ini!" cibir pria itu dengan wajah juteknya
"Bukan urusan mu," jawab Rini acuh
Wanita itu segera mengambil tas kecilnya dan bergegas pergi. Namun Carlen segera menarik lengannya hingga ia pun menghentikan langkahnya.
"Apa lagi!" seru Rini dengan wajah judes menatap nyalang sang suami
"Ingat sekarang kau menyandang nama Nyonya Carlen Wibisono, jadi semua tindak tanduk mu selalu diawasi. Jangan sampai kau membuat malu nama keluarga Wibisono,"
Rini tersenyum getir menatap Carlen yang terlihat begitu menyebalkan. Wanita itu tak habis pikir kenapa ia begitu mengaturnya.
"Dengar ya Tuan Wibisono, pernikahan kita itu hanya pernikahan kontrak bukan pernikahan sungguhan, lagipula sebentar lagi kita juga akan bercerai jadi jangan terlalu mengatur ku!" sahut Rini
"Tapi sekarang kamu adalah istriku jadi kamu harus patuh dan mendengarkan ucapan ku,"
"Ok siap komandan!" seru Rini kemudian memberi hormat kepadanya
"Dasar wanita gila!" gerutu Carlen
"Oh iya, kalai sudah tidak ada lagi yang ingin di sampaikan aku pamit pulang dulu, bye!" ucap Rini kemudian membalikkan badannya
"Tunggu!" seru Carlen
"Apa lagi??" tanya Rini dengan wajah manja
"Kalau kamu ingin menemui kekasihmu sebaiknya jangan di tempat umum seperti ini, karena aku tidak mau ada awak media yang memanfaatkan hubungan kalian untuk menjatuhkan keluarga Wibisono,"
"Ok aku mengerti, lain kali aku akan mengajaknya bertemu di hotel saja?" sahut Rini membuat Carlen seketika melotot kearahnya
"Kamu!!" serunya
"Sorry," jawab Rini
Wanita itu mengerlingkan matanya kearah sang suaminya kemudian memutar tubuhnya. Namun baru saja ia melangkahkan kakinya kedua bodyguard Carlen langsung membekapnya dan membawanya.