Genre : TimeTravel, Action, Adventure
Mo Lian. Seorang Kultivator terkuat di Alam Semesta.
Saat ia hendak naik ke Alam Selestial, Dao menolaknya karena di dalam hatinya terdapat penyesalan besar. Akhirnya pun Dao mengirimkannya kembali ke masa sekolahnya saat berusia 18 tahun.
"Kali ini aku harus berkultivasi secara perlahan sembari membalaskan semua dendam yang ada! Hingga tidak lagi meninggalkan penyesalan maupun rasa bersalah, yang mana dapat membangun iblis hati!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PenaKertas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 16 : Memberikan Dua Talisman
Mo Lian dibawa oleh Ibunya ke dapur, meninggalkan Mo Fefei dengan Yun Ning di ruang tamu. "Lian'er. Katakan pada Ibu, dari mana kau mendapatkan uang untuk membeli pakaian mewah ini? Ibu tahu uang yang Ibu kirimkan tidak akan cukup untuk membeli ini semua," ucap Su Jingmei seraya menunjuk beberapa lipat baju di sampingnya.
Mo Lian tersenyum lembut, ia mengeluarkan telepon genggamnya dan memperlihatkan pesan yang tertulis di dalamnya.
Seketika Su Jingmei tersentak dan terkejut seperti saat pertama kali Mo Fefei melihat pesan itu. Meski Su Jingmei sudah sangat sering melihat uang sejumlah itu, bahkan seratus kali lipat pun juga sudah pernah melihatnya. Namun ini pertama kalinya dalam kurun waktu 12 tahun lamanya.
"Ini adalah pemberian dari murid-murid ku," jelas singkat Mo Lian.
Mo Lian terdiam sejenak, kemudian melanjutkan perkataannya, "Ngomong-ngomong, kedatanganku ke sini untuk membawa Ibu tinggal di Kota Chengdu."
"Lian'er—" Su Jingmei hendak menyanggah perkataan Mo Lian namun terhenti saat Mo Lian kembali memeluknya.
"Oke, Bu? Aku tidak ingin melihat Ibu sendirian di sini. Ibu tidak perlu khawatir lagi tentang uang, biarkan aku yang mencarinya ... tapi jika Ibu merasa tidak nyaman, Ibu bisa menggunakan uangku sebagai modal membuat perusahaan. Dulu Ibu merupakan wanita terpandang, Ratu Bisnis." Mo Lian memeluk Ibunya dengan erat.
Su Jingmei terdiam sejenak, ia menghirup napas panjang kemudian menghembuskannya perlahan. "Baiklah. Tapi bisakah kau melepaskan Ibu. Dulu kau tidak terlalu suka memeluk Ibumu, sekarang kenapa? Apakah Lian'er memiliki masalah?" tanyanya dengan mengusap punggung Mo Lian.
Mo Lian hanya diam tak menjawabnya. Ia tidak dapat menjawabnya mengapa perilakunya sangat berubah, bagaimanapun Mo Lian telah melalui kehidupan yang sangat menyakitkan, dan harus menjalani hidup kesendirian selama seribu tahun lamanya.
Mo Lian melepaskan pelukannya dan kemudian membantu Ibunya menyiapkan makanan sederhana, lalu setelah selesai memasak, ia membawanya ke meja makan.
Di meja makan telah duduk dua orang wanita berbeda usia, yang sepertinya telah akrab satu sama lain meski baru bertemu beberapa jam.
Mereka memakan semua makanan yang ada di atas meja. Meski Yun Ning merupakan artis kelas atas, namun ia tidak mempermasalahkan memakan makanan rumahan yang sederhana.
Setelah semua makanan telah disantap habis. Mo Fefei pergi ke belakang untuk membantu Su Jingmei. Sedangkan untuk Mo Lian dan Yun Ning, mereka berdua pergi ke ruang tamu.
"Jadi. Apa yang diinginkan Yun Ning, artis terkenal di Kota Hanzhong ini? Setahuku Keluarga Yun berasal dari Kota Xi'an, Ibukota Provinsi Shaanxi." Mo Lian menatap tajam kearah Yun Ning.
Yun Ning terdiam dan kemudian senyum pahit bisa terlihat terukir di wajah cantiknya. Ia menghirup napas dalam-dalam kemudian menghembuskannya perlahan. "Kakekku mengalami sakit parah, yang bahkan dokter pun tidak dapat menyembuhkannya. Kemudian aku mendengar kabar jika di Kota Hanzhong ini ada Tabib sakti yang dapat menyembuhkan penyakit apapun, jadi aku datang ke sini berharap dapat bertemu dengannya," ucapnya tertunduk lesu dengan suara pelan.
Mo Lian merogoh jaket bagian dalamnya, ia mengeluarkan dua kertas kuning lusuh dengan tulisan berwarna merah. "Jika kakek mu mengidap penyakit biasa yang dokter dapat mengetahuinya, maka kau gunakan yang ini," ucapnya meletakkan kertas kuning yang tak lain adalah Talisman Penyembuh di atas meja.
"Jika penyakitnya tidak dapat didiagnosa oleh dokter, dan wajahnya menghitam beserta vitalitas kehidupannya berkurang. Maka kau gunakan ini, cara menggunakannya hanya perlu meletakkannya di atas dada, kemudian katakan 'Aktfi'." Mo Lian melanjutkan perkataannya seraya meletakkan Talisman Pengusir Roh Jahat.
Yun Ning melihat kedua keras itu, kemudian mendongakkan kepalanya menatap wajah Mo Lian. "Apakah ini benar-benar berfungsi?" tanyanya seraya melambaikan dua kertas di udara.
Mo Lian menyandarkan tubuhnya di sofa. "Ini karena kau bersikap baik dengan adikku, maka aku berikan dua benda itu secara gratis. Jika tidak, bahkan jika kau memohon pun tidak akan ku berikan padamu," jawabnya dengan mata terpejam.
Masih dengan wajah lesu, Yun Ning menyimpan dua Talisman itu ke dalam tas kecil yang dibawahnya. "Terimakasih," ucapnya menundukkan kepala.
Mo Lian melambaikan tangannya pelan. "Tidak perlu berterimakasih," jawabnya acuh tak acuh.
Bagaimana bisa pria di depanku ini mengabaikan ku, aku adalah Yun Ning, artis terkenal di seluruh daratan China. Tapi pria di depanku ini tidak memandangku sebagai artis, melainkan pengganggu. Tunggu saja! Aku pasti akan membuatmu jatuh cinta padaku! batin Yun Ning penuh tekad.
Mo Lian tersenyum kecil menatap wajah Yu Ning, ia tahu apa yang dipikirkan oleh Yun Ning. Pasalnya Mo Lian sudah sering mengalami ini saat berada di Galaxy Pusat, banyak sekali dewi-dewi cantik bersujud di hadapannya untuk menjadi Permaisurinya, bahkan selir pun tak masalah.
"Karena kau telah menerima dua Talisman itu. Seharusnya urusanmu di Kota Hanzhong telah selesai, kau bisa pergi, di sana adalah pintu kelua—" Mo Lian berkata seraya menunjuk jarinya pada pintu keluar, namun belum sempat menyelesaikan perkataannya, ucapannya terpotong karena Ibunya datang.
"Lian'er. Jangan seperti itu, kau tidak boleh mengusir calon menantu Ibu." Su Jingmei datang dengan membawa beberapa cemilan.
Yun Ning tersenyum lembut pada Su Jingmei, kemudian melirik Mo Lian dengan sudut bibir dinaikkannya.
Melihat ini, Mo Lian hanya dapat menggelengkan kepalanya pelan dengan tangan menyentuh dahi. Ia beranjak dari tempatnya duduk, kemudian keluar ruangan menuju halaman depan.
Di halaman rumahnya terlihat lima pengawal berbadan besar tengah berdiri menjaga pintu keluar, dan lainnya sedang menjaga beberapa mobil lainnya yang terparkir di depan halaman.
Para pengawal yang menjaga halaman menolehkan kepalanya saat melihat Mo Lian keluar. Mereka tidak lagi bertindak tidak sopan seperti sebelumnya, mereka kini sedikit menunduk memandang hormat Mo Lian.
Bahkan pengawal yang sebelumnya berselisih dengan Mo Lian pun menundukkan kepalanya, kemudian mundur beberapa langkah menjauh. Pengawal itu merasakan tekanan kuat yang berasal dari dalam tubuh Mo Lian, yang bahkan lebih kuat dari kakek Yun Ning, majikan mereka.
Mo Lian berjalan terus hingga menemukan batu besar di tepi sungai, yang ukurannya tidak lebih besar dari batu di tepi Danau Teratai. "Sekarang kultivasiku telah berada di Fase Mendalam tahap Akhir, harusnya menghancurkan batu ini sangatlah mudah."
Mo Lian memposisikan kuda-kuda kakinya, kemudian memukulkan tinjunya yang telah diselimuti energi qi kuat dengan cahaya biru terang pada batu.
Boom! Duarr!
Batu besar bergetar saat terkena pukulan Mo Lian, kemudian meledak begitu saja menjadi potongan-potongan kecil yang menyebar ke segala arah.
Mo Lian tersenyum puas saat melihat batu yang hancur, dengan ini pembalasannya pada Keluarga Long, Fang, Tang, Su, dan Mo tidak akan lama lagi. Meski sebenarnya idealnya untuk membalas dendam adalah di Ranah Inti Perak, namun dengan Fase Lautan Ilahi pun ia dapat membalaskan dendamnya. Hanya saja dengan melakukan penyamaran, agar tidak diketahui oleh penegak hukum yang sangat merepotkan.
Dari kejauhan, dua pengawal yang mengikuti Mo Lian terdiam dengan mata terbelalak lebar dan rahang yang hampir terjauh ke tanah. Mereka berdua tidak berharap seorang pemuda yang sepertinya masih bersekolah memiliki kekuatan sebesar ini, mereka berdua bahkan yakin jika Kepala Keluarga Yun tidak dapat bertahan untuk beberapa detik jika berhadapan dengan Mo Lian.
Mo Lian tersenyum tipis saat ada yang mengamatinya dari kejauhan, ia sendiri memang dengan sengaja membiarkan para pengawal itu mengikutinya dan menyaksikan kekuatannya.
"Percobaan hari ini cukup sampai disini." Mo Lian menepuk-nepuk pakaiannya yang telah kotor karena terkena beberapa debu dari serpihan batu besar dan tanah.
Dua pengawal berlari menjauh dengan terburu-buru saat melihat Mo Lian telah selesai berlatih .
Beberapa menit kemudian, Mo Lian kembali ke rumahnya. Ia melihat pengawal berdiri tegak lurus dengan pandangan hormat saat melihat kedatangannya.
Mo Lian menggelengkan kepalanya pelan kemudian berjalan memasuki rumahnya, di dalam rumah masih terlihat Yun Ning tengah berbicara dengan Ibu dan Adiknya. Melihat ini, Mo Lian hanya diam dan berjalan memasuki kamarnya, berharap untuk tidak dihentikan.
Namun sayang, baru saja ia masuk ke dalam rumah. Su Jingmei, Ibunya menghentikan langkah kaki Mo Lian. "Lian'er. Kau jangan pergi, kau harus bersikap sopan dengan tamu. Terlebih lagi dia adalah pacarmu."
"Ibu. Dia bukan paca—" Mo Lian hendak menyangkal perkataan Ibunya, namun terpotong karena Yun Ning menggandeng tangan kirinya.
"Benar kata Ibu. Kau harus bersikap sopan padaku, jangan perlakukan pacarmu seperti tidak ada." Yun Ning menyandarkan kepalanya di pindah Mo Lian.
"Hei! Kita baru bertemu beberapa jam, dan siapa yang kau panggil 'Pacar' dasar sialan!" umpat Mo Lian di telinga Yun Ning.
Yun Ning mendongakkan kepalanya menatap wajah Mo Lian. Ia tersenyum lembut kemudian menjawab, "Hehehe. Ayolah, anggap saja ini sebagai rasa terimakasih atas pemberian dua Talisman yang kau berikan tadi, sekaligus hadiah dariku. Jarang-jarang kau bisa digandeng oleh Yun Ning," ujarnya mengedipkan sebelah matanya.
Hadiah? Ini adalah siksaan bagiku, dasar wanita sialan! Inilah yang membuatku malas berhubungan dengan wanita saat berada di Galaxy Pusat. Tapi berbeda halnya jika dia Fi Hongyan, Guruku yang teramat cantik. Mo Lian membatin kesal.
Mo Lian mengehela napas pasrah, kemudian duduk di sofa sebelah Yun Ning, dan mengobrol kecil bersama keluarganya.
...
***
*Bersambung...