Putri, seorang mahasiswa semester 3 dengan pribadi yang tenang dan lembut, menyimpan rahasia kecil.
ia bekerja paruh waktu sebagai pelayan di sebuah kafe. Namun, yang seharusnya menjadi tanda ketangguhan dan tanggung jawab, menjadi sumber perundungan. Teman-temannya membuat dugaan bahwa Putri bekerja karena kekurangan ekonomi.
Situasi memburuk ketika Fabian menyebarkan berita bohong bahwa dia dan Putri pernah tidur bersama, sebuah tuduhan yang sepenuhnya tidak berdasar. Berita ini seperti api di tengah hutan kering, seketika Dia harus menghadapi masalah yang serius.
Meski demikian, Putri tetap tangguh, menahan semua kepedihan dengan anggun. Namun, di tengah kegelapan ini, ada cahaya yang mulai muncul dari sosok Rafiy, siapakah Rafiy ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lovey Dovey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20
Keesokan Harinya, setelah malam yang mendebarkan itu
Haira merasa tidak enak badan hari ini
"Hueek 🤢 Huek... Mmh Hueek"
"Kamu kenapa baby?" Aza menghampiri Haira di wastafel
"Kamu tunggu aja disana, Nanti kamu jijik lagi''
"Kenapa harus jijik? Enggak kok, Sini aku bantu pijat" Aza memijat leher Haira berharap itu meredakan utahnya
"🤢 Hueek.."
"Aku buatin teh anget dulu ya"
...
"Masih Mual?" Aza yg baru saja keluar dari kamarnya dan sudah terlihat rapi kini menghampiri Haira yang sedang memasak
"Masih mual sih" Ucap Haira yang sedang memasak makanan untuk Aza
"Kalo gitu gak usah dilanjutin, biar aku aja yang masak, kamu istirahat aja" Aza memijat mijat pundak Haira
"Gak usah, sebentar lagi jadi kok, tunggu ya, aku siapin dulu" Haira mengambil piring dan menyajikan Nasi goreng yang telah ia masak.
Setelah itu mereka menuju ruang makan dan melahap sarapannya, Setelah selesai sarapan, Haira mengantarkan Aza ke depan pintu sebelum Aza berangkat kerja, dan Seperti biasanya Haira akan mencium tangan Aza dan Aza akan mencium Keningnya.
...
Haira merasa bosan dirumah, ia kepikiran untuk mengantarkan makanan pada Aza yang sedang bekerja, ia lalu memasak makanan kesukaan Aza dan kini ia sudah siap mengantarkannya, meskipun kadang rasa mualnya masih suka timbul tapi ia tetap bertekad untuk mengantarkannya sendiri
...
...
Haira Jalan kaki ke arah jalan raya dN ia menyegat taxi lewat dan saat ini sedang menuju ke kantor dimana Aza bekerja, tapi tiba tiba saja ia merasa aneh karena jalanannya terasa begitu asing, sepertinya kantornya nya tidak kesini arahnya..
"Excuse me Sir, it doesn't seem like this is the right direction?"
"Really? On the maps, the direction is correct ms"
"Ooh so.." Haira terlihat curiga terhadap sopir taxi ini
ia takut kalau sopir ini berniat tidak baik, ia pun mengambil hp di saku celananya dan mencoba menghubungi Aza tapi Aza tidak mengangkatnya, ia mencoba berkali kali menghubunginya tapi sama saja Aza tidak mengangkatnya, Haira lalu mengirim pesan dan mengirimkan lokasi terkininya pada Aza sebelum akhirnya ia sadar kalau taxi itu sudah berhenti dan sopir nya sudah turun
"Loh? Udah sampai? Tapi kok...." Ucapan Haira terpotong saat seseorang membuka pintu mobil lalu membungkam mulutnya, orang itu mengikat tangan Haira kebelakang dan ia dipaksa masuk ke sebuah rumah yang kosong oleh orang itu, Haira berniat berteriak tapi apa daya mulutnya telah dibungkam dan ia selalu memberontak saat dibawa paksa tapi tubuhnya begitu kecil dibanding orang itu.
Setelah sampai di suatu ruangan, Haira di dudukan di tepi tempat tidur dan Orang itu melepaskan kain yang membungkam mulut Haira
"Cause of this fabric, I can't see your sexy lips, so let me take it off" Ucap Orang itu saat melepaskannya
Saat sopir itu melepaskan topi dan maskernya, sungguh terkejut nya Haira melihat dia, ia tidak menyangka akan bertemu lagi dengan orang ink yang telah membuat namanya jelek
"Bian?" Kaget Haira yang masih duduk di tepi kasur dan tangannya masih terikat
"Hai honey, Miss me?" Ucap Orang itu yang tak lain adalah Sopir taxi online Haira tadi
Haira sangat terkejut melihat bian ada disini di Singapura, bagaimana dia bisa ada disini?
"Apa?Yaak, gimana kamu bisa ada disini, Bian Lepasin aku,"
"Hemm" Bian tersenyum
"Dimanapun kamu berada honey, aku pasti akan selalu disisimu" Bisik bian di telinga haira
"Heh Lepasin aku gak" Haira berusaha melepaskan ikatan itu
"Hueek 🤢" tapi Tiba-tiba mual haira kembali timbul
"Pregnant?" Tanya bian
Haira terbelalak matanya mendengar perkataan Bian, ia bahkan tidak kepikiran kesana, ia hanya mengira dirinya masuk angin saja
"Gak"
"Baguslah kalau gitu, aku bisa melakukannya dengan bebas tanpa memikirkan bayinya" Bian tiba tiba saja membalikkan badannya yang tadi menghadap Haira sekarang menghadap membelakangi Haira dan ia sedang melepaskan satu persatu kancing kemeja nya
"Apa Maksudmu? Apa yang mau kau lakukan Bian, lepasin akuu?" Haira yang masih mencoba melepaskan ikatan tangannya
"Ohh ayolah honey, aku kangen banget sama aku, kamu tau gak, aku nyariin kamu ke seluruh belahan di dunia ini, dan akhirnya aku ketemu kamu disini, Wajah cantikmu gak pernah berubah yaa dan tubuhmu itu.. " Bian berbalik kehadapan Haira dengan kancing kemeja yang sudah terlepas semua dan ia berusaha mengekspresikan bagaimana bentuk tubuh Haira dengan kedua tangannya
"Waahh, bagaimana tidak laki-laki seperti aku tidak tergoda melihatnya?" Bian kini sedang melepaskan pakaian atasnya hingga ia telanjang dada
"Heh, Jangan macem macem ya kamu bian, Aku dah punya Suami" Haira ketakukan melihat Bian yg begitu ambisius terhadap dirinya.
"Oh, Really? Aku gak peduli Honey, yang aku mau cuma kamu, Oh ya Gimana tuh rasanya nglakuin itu dengan suamimu? Gimana bentuk punya suamimu? Aku yakin itu gak sebesar punyaku." Bian Mendekatkan dirinya dengan wajah Haira dan Haira berusaha memundurkan badannya agar Bian tidak menyentuh bibir ataupun wajahnya
"Lepaskan aku BIAN, atau aku bakal teriak"
"Coba aja, gak akan ada yang denger" Bisik Bian di telinga Haira
Bian lalu melepaskan ikatan tangan Haira
"Aku harus membiarkanmu menyentuh dan merasakannya sehingga kamu bisa membandingkannya dengan milik suamimu" Bian meraih tangan Haira dan mencoba untuk mendekatkannya ke area sensitif nya tapi Haira menepisnya, dia menginjak kaki Bian hingga membuat Bian kesakitan lalu melepaskan tangan Haira
Haira berdiri lalu menuju pintu dan berusaha membuka pintu itu tapi pintu itu terkunci dan Bian telah bangkit ia menuju ke arah Haira dan Haira begitu ketakukan.
"Slow honey, jangan tergesa gesa, Suamimu belum memberikan benih untukmu, tenang aja aku akan menanamkannya dan ia akan menjadi benih yang sangat kalian tunggu kehadirannya" Bisik Bian yang saat ini menghadang badan Haira
"Suamiku bisa menanamkannya, dan menyingkirlah sebelum aku berbuat sesuatu"
"Ohoo, begitu ya? Buktinya kau belum hamil sampai sekarang?? Mau aku bantu untuk melepaskan nya?" Bian memegang pundak Haira dan berusaha melepaskan baju Haira tapi Haira menginjak kakinya lagi dan membuat Bian kesakitan
Haira berlari menjauh dari Bian ia tidak bisa pergi keluar dari sana, apa ia akan berakhir diperkosa oleh laki laki bejat itu, Haira begitu ketakutan ia memikirkan Aza
"Aza kamu dimana, tolong aku" Batin Haira
"Kenapa lari? Aku gak akan nyakitin kamu, mungkin hanya proses masuknya yang sakit tapi setelah itu kau akan merasakan kenikmatan" Bian menghampiri Haira yang berdiri di pojokan
"Jangan mendekat" Haira mencoba memperingati Bian
"Comen honey, aku udah gak tahan nih" Bian berusaha memegang dada Haira tapi Haira menepisnya ia tidak akan membiarkan laki laki manapun memegang punyanya selain suaminya Aza
"YA Jangan menyentuhku, tidak ada yang boleh menyentuhku kecuali suamiku hanya dia yang boleh menyentuhku" Haira menyilangkan kedua tangannya di dadanya
"Kau telah membuatku menunggu terlalu lama, dan telah mengulur ulur waktuku, Aku udah gak tahan, akan ku lepaskan semuanya dan kumasukan sekarang" Bian mencoba untuk melepaskan pakaian Haira
Haira ingat dia kan pernah diajari bela diri oleh Aza jadi dia mempraktek kan kemampuannya pada laki laki yang berusaha memperkosanya ini, ia meninju wajah Bian lalu meninju perutnya hingga membuat Bian kesakitan lalu ia meraih benda di meja sampingnya dan memukulkannya di kepala Bian hingga membuat Bian Jatuh karena sakit dan pusing
Haira mengambil kesempatan ini, ia lalu berlari ke arah jendela dan berusaha membukanya, setelah berhasil membuka jendela ia lalu lari dari sana, ia sungguh ketakutan, tidak disangka ternyata Bian mau memperkosanya, Bian telah bangkit dan kini sedang mengejar Haira, Sesekali Haira menengok ke belakang untuk mengetahu jarak Bian dengan dirinya, di tenga tengah Haira merasakan mualnya kembali, ia pun menepi dan berjongkok untuk mengeluarkan utahnya disana
"Hueek 🤢... 🤢 Hueek"
Bian Semakin dekat, Haira kemudian berdiri dan melanjutkan larinya, Kemudian ia menabrak seseorang
"sorry" Haira meminta maaf kepada cowok yang ia tabrak sambil membungkuk 90 derajat
"What's wrong?" Tanya cowok yang ia tabrak setelah melihat Haira seperti ketakutan
"Please Help Me" Haira kemudian memegang lengan orang itu
"There is someone who wants to rape me, help me please " Haira memohon kepada cowok itu agar menolongnya
"Who?" Tanya orang itu
"Him" Tunjuk Haira kepada Bian saat Bian sudah dekat berlari menuju kearahnya
Saat Bian sudah dekat, ia menghentikan larinya dan tepat berdiri di depan Haira dan orang yang Haira tabrak tadi
"Drop that Girl, Bro" Pinta Bian dengan lelah karena berlari sambil menunjuk Haira
""If I won't, then what?"?" Tegas cowok itu
"She's Mine, Hand her over to me, bro!" " Bian sambil menunjuk Haira yang sedang bersembunyi di belakang tubuh cowok itu
"Never"
"Ciihh" Bian meludah disamping
""Who the hell are you" Lanjut Bian
"You want this girl? Step over me first, bruh! "
"Get over here" Tantang Bian
Mereka berdua pun berantem, dan Haira disana berdiri ketakutan sambil menggigit tangan tangannya, dalam hatinya berharap kalau orang yang dia tabrak bisa menang melawan orang yang mau memperkosanya
***
.
.
.
.
.
.
Setelah Duel itu berakhir dan Bian telah babak belur, maka orang itu mengajak Haira ke taman terdekat dan Haira menurut
***
"Are u oke?" Tanya orang itu pada Haira yang kini sedang duduk di sebuah taman, Haira hanya mengangguk
"What's ur name?"
"Haira" Haira mengulurkan tangannya
"Beautiful Name"
Orang itu meraih uluran tangan Haira, lalu "And you?" saut Haira lagi saat tangan mereka sudah bersalaman
"Raihan Hafids arrozi, Call me Hafids"
"Oohh, Like Indonesian Name" Haira terkekeh
"Ooh, i'm Indonesian" Ucap Hafids
"Ooh really, me too"
"Ooh hai, wah gak nyangka bisa ketemu orang indo disini"
"Iyaa, aku juga, emm kamu kerja disini?" Tanya Haira
"Iya aku imigran, Udah 5 tahunan disini, aku kerja di pabrik disana tuh" Hafids menunjuk Pabrik tempat dia kerja yang tidak jauh dari situ dan masih keliatan bangunan nya
"Ooh deket ya"
"Yups"
"Oh ya, makasih ya udah nolongin aku tadi"
"Sama-sama"
"Oh ya,kok kamu bisa ada di daerah ini? Disini kan tempat orang-orang mabuk, judi, penggelapan uang,pesta seks dll" jelas Hafids
Haira lalu menceritakan apa yang terjadi dan Hafids mengangguk setiap mendengar cerita Haira
"Aku anterin pulang ya, Kamu kayaknya masih shock sama kejadian tadi" Ajak hafids
Haira menggigit bibir bawahnya menandakan dia ragu terhadap tawaran Hafids, ia takut kalau hafids ternyata sama saja kayak fabian yang mau memperkosa dia tadi, dan ia juga harus menjaga perasaan Aza, bagaimanapun sekarang ia statusnya istri orang dan mana mungkin ia pergi dengan laki laki lain?
Haira pun menggeleng memandakan ia tak mau diantar hafids, lalu ia mengecek HP nya dan ternyata Aza tidak mengirim pesan ataupun nelpon balik bahkan pesannya tadi belum dibaca, Haira berniat meminta Aza untuk menjemputnya tapi Hp Aza sepertinya masih off, dia takut pesen taxi online lagi, takut kejadian barusan terulang lagi, jadi mau gak mau dia harus menerima tawaran hafids yang mau mengantarkannya pulang
***