zoyya seorang gadis remaja berusia 22 tahun hidupnya hanya di penuhi dengan pekerjaan tidak memikirkan cinta baginya uang nomor satu, Zoyya bisa di bilang gadis badgril, bar bar dan memiliki netra tajam.
tetapi takdir berkata lain dia meninggal karna tertabrak saat ingin menyelamatkan anak kecil sehingga dia sendiri yang menjadi korban.
bukanya masuk ke syurga jiwanya malah nyasar ke dalam tubuh seorang antagonis yaitu Ziara putri Wijaya.
Ziara seorang gadis yang masih duduk di bangku SMA yang hobinya mengejar ngejar tunangan nya.
Ziara selalu membully orang yang berani mendekati tunangan nya itu hingga hidup nya tidak jauh dari adik kandungnya yang membuat Ziara di benci oleh keluarganya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hnfhh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
Saat ini jam sudah menunjukan pukul 8 malam, ziara kazen dan Doni mereka makan malam bersama dengan keluarga Bexter.
Kenzo dan Alvaro mereka merengek seperti anak kecil mereka ingin kembali bersekolah karna ingin menjaga adik nya itu.
Sedangkan Kazen dia sudah memberitahukan semuanya tentang siapa dirinya, ziara mengerti.
Akhirnya Gionathan dan Nazziya mengiyakan keinginan kedua putranya itu.
...----------------...
Saat ini ziara sedang dalam perjalanan pulang menuju kediaman Wijaya, di dalam mobil kazen tidak lepas mengelus halus rambut ziara yang sedang tertidur.
Kazen tidak akan kembali bersekolah karna sudah ada kedua kakak nya yang akan membantu menjaga gadisnya itu, dia pun harus segera kembali ke perusahaan nya.
Setelah satu jam perjalanan kini mereka sudah sampai di kediaman Wijaya, ziara terbangun saat Kazen menepuk pelan bahu ziara.
"selamat beristirahat sayang" ucap Kazen yang saat ini sudah mengantar ziara sampai depan pintu.
"selamat beristirahat kembali sayang" bisik ziara membuat pipi Kazen bersemu merah, ziara terkekeh melihat Kazen yang tersipu.
Cup..
Kazen mengecup kening ziara, ziara tersenyum manis lalu dia memasuki rumahnya dan Kazen kembali ke mobil nya.
Lalu Kazen pergi setelah melihat ziara masuk ke dalam rumahnya.
...----------------...
"Dari mana saja nak, kenapa baru pulang?" tanya Alice yang melihat ziara sedang berjalan menaiki tangga.
"Dari luar" ucapnya datar, Alice merasakan sakit di dadanya melihat putrinya yang acuh.
Ziara kembali melangkah kan kakinya meninggalkan Alice yang sedang berdiri diam menatap nya dengan sendu.
...----------------...
Sedangkan di kamar kecil ada seorang gadis yang terlihat sedang menangis, rambut yang acak acakan, mata yang sembab dan bekas darah nya pun masih terlihat belum mengering menyedihkan bukan?
"ini semua gara gara Lo ziara"ucapnya dengan sorot mata penuh kebencian.
Silla masih berada di kediaman Wijaya, Aldo menarik semua fasilitas yang di berikan Levi pada Silla, Aldo tidak ingin melepaskan Silla sebelum dia merasakan apa yang di rasakan oleh ziara saat itu.
...----------------...
Jam Sudah menunjukan pukul set 7 pagi.
"mau apa kamu?"tanya Levi saat melihat Silla yang akan duduk di hadapan nya.
"sarapan pa" ucapnya dengan menunduk.
"siapa yang suruh kamu duduk disitu?" tanya nya lagi, Silla hanya menggelengkan kepalanya.
"kamu sarapan di dapur saja" ucap Levi.
Silla menatap Levi dan Alice dengan sendu, sedangkan vano dan aldo mereka acuh, hatinya sakit kini tidak ada tatapan kasih sayang lagi untuk Silla, dia berjalan menuju dapur.
Di ujung tangga ziara hanya tersenyum sinis melihat Silla yang menyedihkan, Silla menatap ziara dengan penuh kebencian.
"kamu ga sarapan dulu nak" tanya Alice saat ziara berjalan melewati mereka, ziara hanya menatap nya sekilas.
"dek ga sarapan dulu?" tanya aldo.
"ngga bang tadi udah sarapan lontong kari." jawabnya, sedangkan Levi Alice dan Vano menatap sendu ziara.
'apa dia sangat marah? Maafin papa ya nak'
'maafin Abang dek'
'maafin mama sayang'
"gue duluan ya bang" pamitnya pada Aldo.
"baiklah hati hati dek" ucap Aldo dan di angguki oleh ziara.
Ziara berjalan keluar rumah, sedangkan mereka hanya bisa diam tak berani bertanya lagi, mereka tidak ingin mendapatkan kebencian dari putri nya itu.
"saya selesai" ucap Aldo, lalu dia segera pergi ke kampus.
"ma pa, aku berangkat" Vano pun bergegas pergi.
Tak lama kemudian Silla ikut pamit tetapi Silla di abaikan oleh Alice dan levi, dia berjalan ke luar rumah.
"Abang Silla bareng Abang ya" ucapnya sedangkan Vano langsung menatap nya sinis.
"ga Sudi, Lo naik aja angkutan umum" ucap Vano, lalu dia segera pergi meninggalkan Silla.
Silla berjalan dan segera pergi mencari angkutan umum, akhirnya dia menaiki angkutan umum menuju sekolahnya.
Sedangkan ziara dia sudah berada di parkiran SMA Mahardika, dia membawa motor nya dengan kecepatan tinggi.
Ziara tidak langsung menuju kelasnya, dia menunggu kedua abangnya yang akan memulai sekolah hari ini, tak lama kemudian Vano dan teman temannya datang, mereka memarkirkan motornya di samping motor ziara, Vano dan teman temannya menghampiri ziara.
"dek Abang minta maaf, maaf Abang udah sering nyakitin kamu" ucap Vano dengan menunduk ziara hanya menatap nya datar
"hm" ziara hanya berdehem.
"maafin Abang dek" ucapnya dia menatap ziara dengan sendu.
"ckck sekarang baru minta maaf" ucapnya sinis.
"Abang janji Abang gakan ngulangin lagi dek, maafin Abang ya" ucap Vano matanya sudah berkaca kaca ziara hanya mendelik.
"ya gue maafin-" ucapnya belum beres tetapi dia langsung di peluk oleh Vano.
"makasih dek, Abang janji Abang akan jadi Abang yang baik." ucapnya.
"gue belum selesai ngomong" ucap ziara sembari mendorong Vano.
"gue maafin Lo tapi Lo jangan ganggu gue lagi" ucap ziara, hati Vano sakit saat mendengar nya tetapi Vano juga tidak ingin di benci oleh adiknya itu dia mengangguk paham.
Sedangkan izzar dan Haidar hanya bisa diam mereka tau bahwa mereka sudah keterlaluan terhadap ziara.
Brum
Brum
Dua motor sport memasuki kawasan SMA Mahardika, para siswa yang sedang berjalan dan berada di halaman sekolah itu seketika jadi heboh.
Anjir murid pindahan lagi nih kayanya
gila sekolah kita banyak orang orang kaya ya
Wah most wanted kita bertambah anjir
Masih banyak kata kata yang di keluarkan para siswa itu, dua motor sport itu melaju dan memarkirkan motor nya sejajar dengan motor ziara, Sedangkan ziara hanya mendelik.
Kenzo dan Alvaro membuka helm nya masing masing para siswi heboh kembali karna melihat dua pemuda tampan itu.
"gini banget jadi orang ganteng ya" celetuk Alvaro yang mendapat kan tatapan dingin dari Kenzo.
Sedangkan Kenzo matanya mencari cari sosok gadis yang sudah kembali menghangatkan keluarga nya itu, lalu Kenzo tersenyum dan segera turun dari motor nya di ikuti oleh Alvaro.
"kenapa belum masuk?" tanya Kenzo yang kini sudah berada di hadapan ziara.
"bareng" ucapnya, lalu Kenzo tersenyum dan mengacak ngacak rambut ziara.
"ishhh jangan di berantakin juga ah" ucap ziara dengan memanyunkan bibirnya, sedangkan Alvaro dan Kenzo gemas melihat adiknya itu.
"haha baiklah maaf" ucap Kenzo dia merapikan kembali rambut ziara.
Sedangkan Vano dan teman temannya heran melihat keakraban ziara dan kedua pemuda itu.
"Lo tau mereka siapa van?" tanya Ivan, Vano hanya menggelengkan kepalanya.
"akrab banget ya" ucap Ilman di angguki oleh Ivan.
Sedangkan Haidar dia tersenyum sinis lalu dia berjalan menghampiri ziara.
"Lo gak ada bedanya sama si Silla murahan" ucap Haidar sinis, sedangkan ziara hanya mengerutkan keningnya.
"Lo ga berhasil dapetin tuan muda Franklyn dan sekarang Lo deketin anak baru haha murahan banget" ucap Haidar.
"Haidar jaga ucapan Lo" ucap Vano tak terima, sebenarnya Vano bertanya tanya siapa pemuda itu tetapi Vano tidak ingin gegabah lagi.
Sedangkan Kenzo dan Vano mengepalkan tangannya mereka ingin sekali menghajar Haidar tetapi mereka di tahan oleh ziara.
"Lo jangan buta Vano" ucap Haidar pada Vano sedangkan Vano tidak menggubris nya.
"Dar Lo kenapa sih nyari masalah terus sama si ziara harus nya lo dapetin maaf dari dia" ucap Ivan yang sudah kesal dengan tingkah temannya itu.
"maaf? Tadinya gue mau minta tapi setelah apa yang gue liat ternyata dia sama aja sama kaya si Silla" ucap nya sinis.
"udah nge bacot nya?" ucap ziara datar, sedangkan Haidar dia mengepalkan tangannya, dengan cepat dan tanpa di sadari Haidar menendang perut ziara sehingga ziara tersungkur ke belakang, membuat semua orang terkejut.
"Adek" teriak kedua kakak nya itu mereka segera membantu ziara.
"Haidar anj*Ng" teriak Vano dia langsung melayangkan pukulan pada Haidar.
para siswa ikut terkejut mereka berkerumun di halaman parkiran, Ivan Ilman dan izzar segera memisahkan Vano.
"vano, sadar Lo bisa aja kelepasan" ucap Ivan yang kini sedang menahan Vano, sedangkan izzar membawa Haidar meninggalkan parkiran.
"dek ayo ke rumah sakit" ucap Alvaro.
"ayo dek kita ke rumah sakit Abang takut kamu kenapa kenapa" ucap Kenzo.
Kedua kakak nya itu sangat panik sedangkan sang empu hanya terkekeh melihat kehebohan kedua kakak nya itu.
"aku gapapa bang ga terlalu sakit juga kok" ucap ziara dengan terkekeh.
"huft" mereka menghembuskan nafas kasarnya.
ziara menatap Vano yang masih dalam keadaan emosi lalu dia menghampiri Vano dan memegang bahu Vano.
"gue gapapa, sekarang Lo mending masuk ke kelas" ucap ziara, Vano tersadar dan menatapnya dengan sendu.
"serius gapapa?maafin Abang dek hiks" Vano menangis membuat para siswa yang sedang melihat itu terkejut seorang Vano bisa menangis dan meminta maaf pada ziara.
"ckck iya gue maafin udah sana mending Lo masuk kelas, van bawa dia" ucap ziara dan menyuruh Ilman dan Ivan untuk membawa Vano.
"Bubar ngapain Lo semua malah nonton" ucap Ivan yang melihat para siswa yang sedang melihat keributan itu.
Para siswa pun bubar, Vano di bawa oleh Ilman dan Ivan kini menyisakan ziara Kenzo dan Alvaro.
"coba aja kamu ga nahan Abang dek udah Abang hajar tuh orang" ucap Alvaro kesal karna ziara menahan nya agar mereka tidak membuat masalah.
"udah gapapa, yu masuk" ucapnya lalu mereka bertiga pun berjalan meninggalkan area parkiran.
'semua ini gara gara Lo, liat aja gue akan membalas semua ini sialan' batin seseorang.
Makasih buat kalian yang udah stay:)