Seorang gadis bernama Sheritta yang bekerja di sebuah toko pastrynya bersama dengan kedua orang temannya yaitu Ethelia dan Vienna yang juga membantunya untuk membuka toko itu sampai akhirnya sekarang dapat berjalan dengan beberapa karyawan lainnya.
Ia menyadari pria yang lebih tua darinya 2 tahun yang merupakan langganan toko pastrynya itu ternyata adalah orang yang sama yang dulu pernah menyelamatkannya dari sebuah musibah.
Pria itu bekerja di perusahaan kosmetik yang di mana terdapat suatu rahasia yang selalu ditutup oleh perusahaan kosmetik yaitu portal yang berada di sebuah ruangan diskusi dipercaya pada zaman dulu portal itu selalu terbuka lebar dan tidak pernah tertutup.
Apakah isi dari portal itu? Bagaimana bisa terdapat portal rahasia di sana? Dan apakah kehidupannya Sheritta berubah total setelah kejadian aneh ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Carmellia Amoreia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CHAPTER 6 - UNEXPECTED
Saat di kantin pada jam 11 siang, Armelyn dan ketua divisi HRD yaitu Ethan sekalian memesan makan siang dan memilih tempat kosong untuk dapat makan. Setelah beberapa menit mengantri, akhirnya Armelyn membeli nasi katsu kari dan ketua divisi HRD itu membeli nasi goreng ke meja makan yang dituju.
Ketua divisi HRD itu terlihat bingung dan penasaran tentang semua yang terjadi karena menurutnya banyak hal magis yang tidak dibicarakan oleh orang-orang, ia pun menceritakan hal ini dengan Armelyn, “Kamu tahu tidak sih di sini janggal banget, apalagi ruangan diskusi di lantai 67 itu. Aku yakin rahasia pasti banyak disembunyikan dari dulu, tapi aku baru ngeh sekarang”
“Iyaa pak Ethan, emang sih aku juga merasa kayak gitu apalagi tentang ada portal ke dunia peri, kaget juga sih aku” jawab Armelyn dengan nada suara yang sedikit bergetar.
Setelah mendengar jawabannya Armelyn, Ethan pun menatap Armelyn sambil tersenyum lalu menjawabnya, "Kamu panggil kak aja, aku ngerasa ketuaan dipanggil pak. Umurku kan baru 27 tahun"
Armelyn pun lalu tertawa kecil setelah mendengar jawabannya Ethan dan setelah itu ia kembali melanjutkan makan siangnya.
Tak lama setelah Ethan mengatakan itu, tiba-tiba dari belakang Ethan muncul seorang bapak CEO yang secara tidak terduga berjalan mendekati meja mereka dan menaruh makanannya di samping meja Ethan dan menarik kursi yang ada di samping kanannya untuk duduk di sampingnya dan mulai makan siang.
Sesaat setelah Armelyn dan Ethan menyadari kehadirannya bapak CEO itu, mereka pun langsung menundukkan kepalanya ke bawah dan lanjut memakan makan siangnya mereka kembali. Lalu bapak CEO yang baru saja melihat hal itu di depan matanya pun tanpa berpikir panjang langsung nimbrung dengan percakapan mereka tanpa mereka ekspektasikan.
“Gimana maksudnya ada portal ke dunia peri?” tanya bapak CEO dengan tatapan penuh rasa penasaran ke arah Armelyn.
Sontak setelah Armelyn ditanya oleh bapak CEO itu, ia pun langsung merasa bahwa dirinya sedang diincar oleh bapak CEO itu karena telah ketahuan membaca buku novelnya yang ada di atas laptop bapak CEO saat itu. Ia pun langsung menundukkan kepalanya ke bawah dan menjawab dengan gelisah serta rasa bersalah, “Aku tidak sengaja baca novel itu pak, mohon maaf aku jadi tahu segalanya”
“Pantes saja tiba-tiba ada insiden terjadi hari ini, konon katanya jika ada orang lain yang membaca novel itu selain saya maka akan ada suatu musibah terjadi” jawab bapak CEO yang bernama bapak Rodrick itu sambil menyendok ke makanannya dan melanjutkan makan siangnya itu.
“Ga mungkin lah pak, siapa yang bilang?“ jawab Ethan secara tiba-tiba sambil menyendok nasi gorengnya.
“Oh iya Ethan, kalo bisa dalam akhir bulan depan sudah ada model kosmetik perusahaan kita. Jadi kamu harus segera membuka lowongan dan melakukan wawancara kepada calon model, karena saya yakin pasti banyak peminatnya” jawab bapak Rodrick dengan mengalihkan topik sambil menoleh ke arah Ethan.
“Siapp pak, oh iya cermin yang ada di ruangan bapak bukan bapak yang punya?” tanya Ethan penasaran sambil melepaskan sendok dari tangannya.
“Bukan, adik saya menitipkannya kepada saya karena selama adik saya sekolah, cerminnya selalu dipinjam oleh temannya namun niat temannya tidaklah baik, jadi adik saya dikutuk temannya sendiri agar energinya tetap terperangkap di dalam cermin itu”
Jawab bapak CEO itu dengan tersenyum sambil menatap Armelyn dan Ethan. Lalu ia melirik tangan kanan Armelyn yang sedang makan, dan terkejut karena ternyata anak gadis magang itu merupakan orang yang terpilih sama seperti sekretarisnya. Ia mengira bahwa orang terpilih itu hanya sekretarisnya dan seorang ketua divisi keuangan yang bernama Lithia.
Ia pun menyuruh Armelyn untuk pergi ke lantai 48 dan menemani ketua divisi keuangan yang bernama Lithia itu menghadiri rapat serta mencetak beberapa berkas dokumen penting yang akan diberikan olehnya di tempat fotokopi setelah makan siang ini berakhir. Armelyn pun mengiyakan semua perintah dari bapak CEO itu.
Tak lama kemudian, tiba-tiba ada suara ambulans yang mendekati kantor perusahaan itu. Hampir semua orang di sana bertanya-tanya apa yang terjadi. Di saat itu juga, Ethan tiba-tiba menyadari kalau ponselnya sedang bergetar di atas meja, ia pun mengangkat telepon itu setelah tahu bahwa yang menghubunginya pada saat itu adalah temannya yaitu ketua divisi desain grafis.
“Hallo Zayden, kenapa lagi?” tanya Ethan dengan santai sambil sedikit tersenyum.
“Ethan, pokoknya kamu harus nyusul kami ke RS. Di sini barusan terjadi penusukan ke Rashilla oleh bapak manajer umum itu” jawab ketua divisi desain grafis itu dengan wajah panik dan nada suara yang tidak bisa dikendalikan.
“HAHH” jawab Ethan dengan alis terangkat sambil menggigit bibir bagian bawahnya karena tegang lalu menatap Armelyn yang ada di depannya dengan serius. “Yang benar aja? Pantesan ada suara ambulans, baiklah aku akan segera menyusul” sambung Ethan sambil mengambil tasnya dengan terburu-buru, lalu mengakhiri panggilan telepon itu.
Ia pun pamit kepada bapak CEO perusahaan itu dan Armelyn bahwa ia akan pergi menyusul rekan kerjanya yang baru saja dibunuh. Bapak CEO itu dan Armelyn pun kaget mendengarnya, mereka pun mendoakan yang terbaik untuk Rashilla, ia juga mengabari bahwa ia akan menyusul agak malaman.
...***...
Saat di RS itu pada jam 12 siang, Celline dan Elio membawa Sheritta ke ruangannya kembali dan segera memanggil dokter. Tak lama kemudian, dokter masuk ke ruangan itu dan memasangkan infusnya kembali di tangan kirinya lalu ia melakukan beberapa prosedur untuk mengecek kesehatannya. Setelah semuanya aman, dokter itu pun memberitahu kalau ia pingsan hanya karena efek kelelahan selain itu Sheritta sudah boleh pulang besok, lalu ia segera kembali keluar dari ruangan itu.
Sebelum dokter itu benar-benar keluar dari ruangan itu, Celline lebih dulu memanggil dan menghampirinya untuk berterima kasih.
Tak lama setelah dokter itu keluar ruangan, tiba-tiba Sheritta sudah mulai sadar dan melihat ke sekitar. Lalu Elio yang menyadari itu pun menghampiri Sheritta dan berkata padanya kalau ia sudah boleh pulang besok.
Sheritta pun tersenyum lebar karena senang, Celline pun juga ikut menghampiri Sheritta dan mengucapkan selamat kepadanya karena besok sudah bisa pulang. Tiba-tiba Celline izin untuk pulang terlebih dahulu karena teringat kalau ia harus ke bandara untuk menjemput kedua orang tua nya yang baru saja selesai bekerja ke luar negeri.
“Ohh iya kalau begitu hati-hati ya Celline” kataku sambil tersenyum dan melambaikan tangan pada Celline.
“Kamu mau aku jemput pulang dulu kah? Baru kamu dari rumah bawa mobil buat jemput ortu kamu?” tanya Elio dengan penuh simpati karena kasihan harus panas-panasan di siang hari.
“Owhh bolehh, makasihh kak” jawab Celline mengiyakan.
Elio dan Celline pun pamit kepadaku dan mereka meninggalkanku sebentar di sini. Aku pun membuka ponselku dan mengecek pesan chat yang belum kubaca. Tiba-tiba terdapat chat baru beberapa menit lalu dari ibunya Miyura.
Ia menanyakan apakah aku bisa menjenguk anaknya yaitu Miyura karena ia baru dapat kabar dari RS jika anaknya koma sedangkan ibunya tidak bisa menjenguk karena lagi di luar kota. Ia juga mengabarkan kalau kakaknya Miyura sedang sibuk bekerja di kantor dan kemungkinan tidak akan sempat untuk datang menjenguk Miyura ke RS.
Kebetulan anaknya di rawat di RS yang sama denganku, tak lama kemudian saat aku ingin membalas pesan ibunya Miyura itu, aku teringat dengan apa yang aku saksikan sebelum akhirnya aku sadar setelah tertimpa lampu besar itu.
Ternyata ia adalah Miyura, temanku yang sama seperti yang aku lihat saat aku tidak sadar sehabis dari toko pastryku itu.
Aku pun langsung membalas pesan chat ibunya Miyura itu kalau aku akan segera menjenguknya karena aku sedang dirawat di RS yang sama. Ibunya Miyura itu pun langsung mengirimkan pesan terima kasih dan harapan padaku agar aku cepat sembuh juga tetap sehat selalu.
yuk mampir kenovel aku