Warning!!
Bacaan Area dewasa 21+ , bijaklah dalam memilih bacaan...
Kirana adalah seorang mahasiswa akhir, dia membutuhkan biaya untuk mengerjakan skripsinya. Seorang teman memberinya sebuah pekerjaan sebagai guru les privat dari anak seorang konglomerat.
Kirana pikir anak yang akan di les privat adalah anak usia sekolah dasar, tapi ternyata anak usia tiga tahun. Dan lebih kagetnya lagi, ayah dari anak yang dia les privat adalah seorang duda tampan dan seksi.
Bagaimana Kirana menghadapi anak dan ayah itu? Apakah dia akan terjerat oleh pesona sang duda?
Yuk kita pantau terus perjalanan cinta Kirana dan sang duda..😊😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ummi asya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
09. Uang Kompensasi
Setelah Bryan pergi meninggalkan dirinya di ruang kerja Bryan, Laudya merasa kesal selalu di cueki oleh Bryan. Bryan memang selalu mengikuti permainan ciuman yang di mulai oleh Laudya, tapi tidak dengan keinginannya untuk bercinta.
Hingga jika, hasrat yang sudah di ubun-ubun Laudya lampiaskan pada orang sewaannya di hotel.
"Oke, siapkan dia di hotel seperti biasa. Aku ingin memuaskan diriku sendiri, tidak baik rasa gairah bercinta hilang begitu saja." kata Laudya di telepon pada seseorang.
Lalu dia meninggalkan rumah Bryan tanpa pamit padanya untuk pergi ke hotel menemui laki-laki sewaannya itu.
Sementara Bryan masuk ke dalam kamar anaknya Missel, memperhatikan Missel yang sedang asyik mendengarkan Kirana bercerita. Dia tersenyum senang melihat interaksi Missel dengan Kirana.
Kirana merasa ada yang memperhatikan di depan pintu, dia melihat ke arahnya. Bryan berdiri sambil bersedekap dan bersandar pada daun pintu sambil menatap Kirana datar.
Ada rasa kesal pada Kirana menatap Bryan, bisa-bisanya dia terjebak antara anak dan ayah itu.
Missel juga menoleh ke arah ayahnya dan dia beranjak berlari mendekat pada Bryan.
"Papi, lihat tante Kiran tadi cerita banyak buku cerita papi, Missel senang dengarnya." kata Missel dengan antusias.
"Benarkah?" tanya Bryan dengan senang hati.
"Iya papi." jawab Missel.
"Kalau begitu, Missel bobo siang dulu ya. Biar nanti papi bicara sama tante Kirana untuk tetap jadi guru privat Missel, bagaimana?"
"Iya papi, tapi bobo siangnya di temani tante Kiran ya?"
"Ya, boleh. Katakan saja sama tante Kirannya."
"Asyiiik!"
Missel lalu mendekat lagi pada Kirana yang masih diam di atas kasur Missel. Meski dia kesal, tapi jika menghadapi Missel rasanya tidak bisa menolak keinginan Missel.
"Tante, temani Missel bobo siang ya." pinta Missel.
"Eh, tapi tante mau ..." ucap Kirana ragu.
"Temani dia dulu sampai tidur, nanti kita bicarakan selanjutnya." kata Bryan memotong ucapan Kirana.
Kirana menarik nafas panjang, dia lalu mengangguk pada Missel. Kemudian Missel mengambil posisi berbaring dan menghadap Kirana. Kirana sendiri merasa aneh, kenapa Missel begitu dekat padanya.
"Setelah Missel tidur, kamu ke ruang kerjaku di lantai bawah." kata Bryan.
Dia lalu keluar dari kamar Missel dan menutup pintunya pelan agar Missel tidak terganggu dengan suara pintu di tutup.
_
Kirana mengetuk pintu ruangan kerja Bryan, dia mendengus kesal. Rasa kesalnya masih bercokol dalam hatinya.
Pintu pun terbuka, terlihat Bryan memakai kaos tidak seperti tadi masih memakai baju kemaja kerjanya. Bryan memakai kaos yang pas tubuhnya, membuat terlihat jelas lekukan bentuk atletisnya yang gagah.
Kirana menelan ludahnya, ternyata di balik baju kemeja itu terdapat tubuh seksi dan gagah.
"Masuklah, jangan berdiri di pintu saja." kata Bryan.
Dia melangkah duduk di sofa dan menghadap Kirana yang melangkah pelan menuju sofa di mana Bryan duduk.
Kirana menatap Bryan yang juga menatapnya, dia grogi sejenak lalu menguasai hatinya kembali. Kirana duduk di depan Bryan.
"Tuan, kenapa anda memecat saya?" tanya Kirana untuk menguasai hatinya kembali karena Bryan tidak juga berhenti menatapnya.
"Karena Missel yang memintanya." jawab Bryan santai.
"Tapi salah saya apa?"
"Kamu pergi begitu saja dari rumahku."
"Tapi tuan yang mengusirku, kenapa sekarang malah saya yang di salahkan?" tanya Kirana semakin kesal.
Bukannya meminta maaf, bahkan bicara yang enak di dengar malah menyalahkannya pergi dari rumahnya. Siapa yang mengusirnya saat itu?
Kirana mendengus sebal, tidak tahu harus bicara apa. Karena Bryan sepertinya tidak mau menanggapinya.
"Aku akan bayar gajimu yang di perusahaan itu selama kamu bekerja. Berikan nomor rekeningmu?"
"Tapi yang menggaji itu perusahaan, bukan anda tuan. Anda harus membayar gajiku yang tiga hari anda janjikan itu selama uji coba jadi guru les Missel." kata Kirana ketus.
"Oh, benarkah? Baiklah, berikan nomor rekeningmu. Saya akan transfer uangnya." kata Bryan lagi.
Kirana masih diam, dia masih kesal dengan sikap angkuh Bryan itu. Menatapnya tajam, tapi Bryan malah menatapnya balik dengan tatapan biasa saja.
"Cepat berikan nomor rekeningmu!" kata Bryan dengan keras.
Mau tidak mau Kirana mengeluarkan ponselnya dan memberikan nomor rekeningnya pada Bryan. Bryan menerima ponsel Kirana, dia membolak balikkan ponsel Kirana yang menurutnya itu sudah jadul.
"Ponsel begini masih di gunakan saja." kata Bryan.
"Itu sangat berharga buatku, anda jangan mengejekku. Saya tahu anda orang kaya, tapi bukan berarti bisa menghinaku." kata Kirana ketus.
Bryan tersenyum sinis, lalu dia pun melihat nomor rekening yang tertera di ponsel Kirana. Setelah selesai dia mengembalikan ponsel Kirana di meja.
"Sudah saya kirim ke rekeingmu, lihat saja jumlahnya. Itu pasti besar menurutmu." kata Bryan.
Kirana memgambil ponselnya, dia akan memeriksa rekeningnya melalui mbanking. Dan benar saja, di sana tertera sejumlah uang cukup besar bagi Kirana. Lima juta untuk bayaran tiga hari kerja jadi guru privat Missel. Dia tersenyum senang.
Bryan memperhatikan senyum senang Kirana yang mengembang, dia pun ikut tersenyum sinis. Perempuan jika melihat uang itu sama saja, pikir Bryan.
"Sekarang saya minta kamu jadi guru privat untuk anakku lagi. Lanjutkan pekerjaanmu sesuai jadwal yang pernah di buat." kata Bryan.
"Tapi, aku sudah bekerja di perusahaan kontraktor itu. Mana bisa jadi guru privat Missel lagi." ucap Kirana.
"Kamu lupa kalau kamu itu sudah di pecat?" kata Bryan mengingatkan Kirana kalau dia sudah di pecat.
"Itu karena anda saya di pecat, kenapa main pecat-pecat aja sih?"
"Karena kamu akan jadi guru privat Missel di sini, dia memintaku untuk membawamu kembali menjadi guru privat Missel. Kalau bukan karena anakku, untuk apa aku memecatmu dan membawamu kembali ke rumahku." kata Bryan tegas.
Kirana terdiam, dia masih menatap tajam pada Bryan. Keduanya saling menatap tajam, tidak tahu nanti tatapan itu akan berubah jadi cinta suatu saat nanti.
"Lalu, apa yang akan saya lakukan pada putri anda?"
"Lakukan seperti biasanya dan yang dia minta. Jika kamu bisa membuat putriku senang dan bahagia, gaji kamu akan saya tambahkan dua kali lipat dari ketentuan gaji yang akan kamu terima. Bagaimana?"
"Memang berapa nanti gajiku selama menjadi guru privat putri anda?" tanya Kirana.
Dia penasaran, berapa Bryan memberinya gaji sebulan selama jadi guru privat Missel. Yang tiga hari saja lima juta, jadi selama sebulan itu berapa ya? pikir Kirana.
"Tujuh juta sebulan." jawab Bryan.
"Apa? Tujuh juta?"
"Iya, kenapa? kamu keberatan?"
"Tapi, bukankah anda mentransfer uang lima juta untuk gajiku tiga hari itu. Kenapa sebulan jadi tujuh juta?" tanya Kirana heran.
Dia bukan gadis matre, tapi jika di bandingkan dengan tiga hari itu sangat jauh.
"Heh, kamu tidak mengerti kenapa saya memberimu lima juta. Itu sebagai kompensasi karena aku sudah mengusirmu dari rumahku waktu itu. Sebenarnya aku memberimu hanya tujuh ratus ribu dalam tiga hari itu, berhubung Missel memintaku lagi membawamu ke rumahku. Jadi aku bayar lima juta sebagai kompensasi salah paham waktu itu." kata Bryan dengan tegas dan dingin.
Kirana diam, dia seperti di hina karena ketidak mampuannya mendapatkan uang banyak.
"Jadi anda membeli rasa harga diriku dengan uang? Padahal dengan meminta maaf saja cukup. Tapi baiklah, itu aku terima karena memang saya membutuhkan uang untuk bayar kostanku yang menunggak. Terima kasih atas kompensasinya." kata Kirana dengan dingin.
Dia sebenarnya malu mengatakan itu, lagi pula harga dirinya di hargai terlalu murah oleh Bryan. Lebih murah mungkin dari pelacur kelas kakap, mungkin mereka akan membayar puluhan juta dalam semalam. Tapi Kirana, di bayar empat juta tiga ratus untuk pengusiran dirinya dan tuduhan yang tidak berdasar Bryan padanya.
Bryan kembali tersenyum sinis, dia lalu memberikan lembar kertas perjanjian untuk Kirana sebagai guru privat yang harus di lakukan oleh Kirana.
"Kamu boleh baca di kostanmu, besok bisa bicarakan lagi padaku. Karena saat ini saya mau pergi ke kantor." kata Bryan.
Dia lalu bangkit dari duduknya dan keluar dari ruangan kerjanya meninggalkan Kirana yang masih menatap lembar kertas berisi peraturan untuknya.
_
_
_
****************
bikin jengkel aja
bikin emosi
ga tau trimakasih
sama mantunya
ceburkan aja di sawah sekalian hehehe 😂😆😄👍🙏
gayanya aja bikin gemes sama Darno tlg di lanjutkan KK
tetap semangat author 👍💪💪💪