Zara Salsabila, seorang gadis cantik dan juga pekerja keras. Diusianya yang menginjak dua puluh lima tahun dirinya sudah menjabat sebagai sekretaris CEO. Dia begitu dikagumi oleh banyak pria dan juga wanita yang menjadikan dia sebagai sosok idola. Prestasi yang begitu membanggakan tetapi tidak dengan perjalanan cintanya.
Justru dirinya dikhianati oleh sahabat baiknya dan juga kekasihnya sendiri.
Lalu bagaimana kelanjutan kisahnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Niken Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 28
"Cieeee.....cie....cantik bener sih kak?" sindir Mika yang melihat aura-aura kebahagiaan terpancar dari wajah Zara.
"Apaan sih kamu dek, jangan ngeledekin kakak," ujar Zara sambil menutupi wajahnya.
"Ehemmm..yang mau jalan berdua neh. Wajahnya berseri banget tuh sampai merona kek gitu, cieeee...." seru mika yang juga ikut bahagia karena melihat Zara tampak bahagia malam ini.
"Jangan diledekin terus deh mika. Nanti aku nggak mau berangkat lho," balas Zara sambil pura-pura merajuk. Dia duduk di sofa ruang tamu berhadapan dengan keponakan Aven yang super jahil tersebut.
"Aku pastikan om Aven bakalan menggendong kak Zara dipundaknya yang kekar itu. Biar kek cerita di novel-novel gitu yang so sweet dan romantis abis," ujar mika tertawa senang membayangkan adegan seperti dalam novel romance yang selalu dia baca setiap malamnya di aplikasi online.
"Apaan sih kamu, mika, bacaan kamu dewasa banget dek," gerutu Zara tidak menyangka jika yang masih berusia delapan belas tahun itu membaca novel-novel romance untuk bacaan usia dua puluh satu plus tersebut.
"Hehehehe, kan so sweet banget ceritanya kak. Apalagi yang menceritakan kisah pengawal jatuh cinta dengan nona mudanya. Itu bagus banget lho kak," ucap mika dengan gemasnya.
"Hmmm...aku tahu sekarang ya kenapa kamu gencar mendekati asisten Dion. Jadi gegara terlalu terobsesi dengan itu novel makannya kamu pepet terus asisten Dion ya?" tanya Zara dengan mata memicing.
Mika menyembunyikan separuh wajahnya di bantal sofa. Dia tampak malu-malu mengakui perasaannya itu kepada Zara.
"Apakah aku salah kak, jika aku menyukai dia. Dia adalah cowok pertama yang membuat hatiku berdebar-debar tak menentu. Bahkan makan saja tak enak bila sehari saja aku tak melihatnya. Aku harus bagaimana kak untuk bisa dapatkan hati dan perhatian dari asisten Dion?" tanya mika dengan wajah memelas menatap ke arah Zara. .
Seketika Zara menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Dia juga bingung bagaimana cara memberitahu mika? Karena anak itu masih terlalu kecil untuk asisten Dion yang sudah seumuran dengan om nya. Dan apakah benar jika dia mengajari mika cara mendekati seorang cowok di usianya yang masih belia ini.
"Aku sampai bela-belain datang ke Indonesia hanya karena aku mencintainya. Dan aku tidak mau dijodohin dengan lelaki pilihan kedua orang tuaku. Tetapi sikapnya denganku begitu cuek kak. Aku sedih tahu nggak. Apakah ini yang namanya cinta bertepuk sebelah tangan?" keluh mika menjadi sedih dan Zara seketika langsung memeluk mika dan memberikannya ketenangan.
"Sabar mika, jangan berpikiran sejauh itu. Kamu itu masih sangat muda. Dan mungkin asisten Dion bukannya tidak menyukaimu tetapi gimana ya ngomongnya. Kamu harus mengerti posisi dia seperti apa mika. Tidak mudah bagi dia untuk bersikap di depan kamu mika. Selain jarak usia kalian yang jauh. Status sosial kalian juga berbeda. Tentu saja asisten Dion berpikir berkali-kali untuk bisa dekat dengan kamu. Mengerti?" ujar Zara memberikan pemahaman.
Mika mencerna ucapan Zara. Sepertinya permasalahan antara dia dan asisten Dion adalah perbedaan usia dan status sosial. Memang benar ucapan Zara tersebut. Mika mengerti sekarang kenapa asisten Dion selalu menciptakan jarak diantara keduanya.
"Percayalah mika, kalau jodoh tak akan kemana. Kalau kalian memang berjodoh, kalian juga pasti akan bersatu juga," ucap Zara memberikan semangat kepada mika.
Ceklek.
"Sayang sudah siap?" tanya Aven saat masuk ke dalam apartemennya.
......................
"Memang apa yang dia katakan?" tanya Aven sambil fokus menyetir.
Malam ini dia sendiri yang membawa mobil karena ingin mengajak Zara untuk makan malam. Entah kenapa sejak tadi Zara merasa gugup dengan ajakan Aven. Sejak kemarin malam adegan ciuman di mobil itu. Meski cuma ciuman di dahi saja ya. Akan tetapi cukup membuat Zara dag dig dug nggak keruan.
"Wah," Zara terperangah melihat lokasi restoran yang ada di depannya saat ini.
Klik.
"Ayo keluar," ajak Aven kemudian dia lebih dulu keluar untuk membukakan pintu lebih dulu kepada Zara.
"Terimakasih banyak bang," sahut Zara sambil menyelipkan anak rambut di telinganya.
Jujur saja Zara sangat gugup malam ini. Apalagi perlakuan Aven yang begitu manis kepadanya. Si kutub selatan yang mendadak berubah mencair seperti itu kepadanya.
"Silakan masuk tuan, nona," sambut pelayan restoran dengan sangat ramah.
Dia menunjukkan meja yang sudah dipesan oleh Aven sebelumnya. Zara melihat ke sekitarnya dan tampak sepi sekali restoran di sana. Apakah memang jarang yang datang ke tempat itu? Tanpa dia tahu bahwa restoran mewah itu sudah di booking oleh Aven hanya untuk makan malam romantis dengan Zara.
Pelayan menyajikan menu pembuka untuk tamu spesialnya malam ini. Tak hanya itu ada alunan musik yang romantis mengiringi dinner mereka. Zara sendiri untuk mengurangi kegugupan mencoba mengalihkan pandangan melihat sekeliling restoran yang begitu indah. Dia bisa melihat pemandangan malam kota dari sana.
Sedangkan Aven sedari tadi hanya senyum-senyum karena mengetahui jika kediaman Zara adalah bentuk kegugupan dari gadis tersebut. Sikapnya yang malu-malu itu membuat Aven merasa gemas saja dengan Zara. Aven menyentuh tangan Zara dan gadis itu sontak menoleh menatapnya.
"Kamu suka?" tanya Aven dengan sorot matanya yang dalam menatap Zara.
"I..iya bang," jawab Zara gemetaran.
"Jangan takut, memangnya Abang mau makan kamu apa?"
Uhuk.... uhukk.... uhukk....
Seketika Zara langsung tersedak mendengar ucapan Aven tersebut.
"Maaf...maaf sayang, Abang cuma bercanda," ucap Aven tersenyum melihat kepolosan Zara tersebut.
Zara memberengut kesal. Dia mengusap bibirnya dengan tisu akibat dia tersedak air minum gegara ucapan Aven yang cukup absurd.
"Malam ini ada yang ingin Abang katakan sama kamu," tiba-tiba saja Aven berlutut di depannya dan memegang erat jemari tangan kanan Zara.
Dan benar sepertinya apa yang dibayangkan oleh Zara tadi. Aven akan menembaknya malam ini.
"Zara Salsabila, maukah kamu menerima pria yang tidak sempurna ini. Aku duda, pernah mengalami kegagalan dalam berumah tangga. Aku pria yang jauh dari kata sempurna tetapi aku justru menginginkan gadis sepertimu yang buatku mampu menyempurnakan diriku. Aku ingin kita menjalin hubungan yang lebih serius. Dan aku akan segera memintamu kepada kedua orang tuamu. Malam ini maukah kamu menerima lamaran abang?" ungkap hati Aven sambil menyodorkan sekotak perhiasan dengan cincin bermatakan berlian ke hadapan Zara.
Hening.
Zara berkaca-kaca menatap Aven yang sedang melamarnya. Tanpa banyak bicara, Zara hanya menganggukkan kepalanya.
"Yes!!!!" teriak Aven bahagia dengan jawaban Zara.
Aven sudah harap-harap cemas dirinya ditolak karena respon yang diberikan Zara membuatnya tidak bisa menebak jalan pikiran gadis tersebut.
Aven memasangkan cincin tersebut ke jari manis tangan kanan Zara. Kemudian menarik lengan Zara dan memeluk kekasihnya itu dengan penuh sayang. Akhirnya malam ini mereka telah resmi menjalin sebuah hubungan.
Zara, kamu adalah kekasihku.
❤️❤️❤️
TBC