"kamu beneran sayang kan sama Kakak?"
"Iya kak" jawab Marsya
"Kalo gitu buktikan"
"Hah, gimana caranya?" Tanya Marsya kebingungan, bukankah selama ini Marsya sudah menunjukan rasa sayangnya itu padanya dari sikap, dan perhatiannya, apalagi yang kurang dari itu semua?
"Ayo kita lakukan itu" jawabnya sambil mengusap lembut pipi Marsya.
"Lakukan apa?" Tanya Marsya tidak mengerti dengan arah pembicaraan tunangannya itu.
"Berci*ta dengan Kakak."
"B-berci*ta? A-apa aku harus ngebuktiin dengan cara seperti itu?"
Tanya Marsya tergagap karena gugup dan sedikit takut mendengar pernyataan tunangannya.
"Ya, untuk membuktikan kalau kamu benar-benar sayang sama Kakak, kamu harus membuktikannya dengan cara memberikan apa yang selama ini kamu jaga"
Ucapnya merayu seraya terus mengelus pipi Marsya.
"T-tapi apa harus seperti itu? A-aku masih sekolah kalau kamu lupa, lagipula aku cuma mau ngasih itu ke suami aku nanti"
"Marsya sayang, jangan lupa, Kakak ini tunangan kamu, sekarang atau nanti sama saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rainy_day, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bukan om-om
Brumm brummm ckittt
Kalingga menghentikan motornya tepat di depan gerbang sekolah Marsya, terlihat beberapa siswa-siswi memperhatikan Marsya sambil mencibir, entah apa yang mereka bicarakan Marsya tidak memperdulikannya, Kalingga membantu Marsya untuk turun dari motor sportnya yang tinggi.
"Makasih ya Kak" ucap Marsya, Kalingga hanya menganggukkan kepalanya saja sambil menampilkan senyumnya yang tentu saja tidak terlihat karena dia memakai helm full face.
"Kakak langsung pulang ya" ucapnya.
"iyaaa, hati-hati dijalan Kak" ucap Marsya melambaikan tangannya kepada Kalingga yang mulai melajukan motornya.
Marsya melangkahkan kakinya untuk masuk ke area sekolah, dia melangkah menuju kantin terlebih dahulu untuk menghampiri teman-temannya yang sudah menunggu.
"Selamat pagi wahai rakyatku tercintaaa" ucap Marsya dengan sedikit meninggikan suara saat sudah sampai di hadapan teman-temannya sambil merentangkan kedua tangannya.
"cih, silimit pigi wihiy rikyitki tircintiii" ucap Azalea gadis cantik, dan tomboy, dia adalah salah satu teman baik Marsya. Dia juga sama seperti Marsya yang berasal dari kota Bandung dan terdampar di kota Jakarta.
"ppffttt hahaha kaga ada malunya emang ini bocah satu" ucap Oceanna, gadis cantik, tomboy dan paling dewasa diantara teman-temannya yang lain.
"sttt udah jangan pada berisik, makan dulu makan, nyarap, udah nyarap belom lu?" ucap Rania, gadis tomboy dan tengil, dengan cara bicaranya yang memiliki ciri khas Betawi. Dan ada juga Ruella, teman baik Marsya yang satu itu adalah gadis yang tomboy, tengil, dan badgirl, dia sedang merokok di pojok kantin bersama teman laki-lakinya.
Marsya memesan satu gelas teh hangat untuk meringankan rasa mulas di perutnya karena terkena udara dingin, lalu mendudukkan dirinya di tengah-tengah antara Rania dan Oceanna.
"Hallo girlss, selamat pagiiiii" ucap Hazel yang baru saja sampai di kantin.
"ini lagi bocah gila kedua" ucap Azalea memutar bola matanya malas.
"eh eh eh, lu tau gak?" ucap Hazel mendudukkan dirinya di samping Azalea.
"hmmm kata keramat untuk memulai suatu pergibahan" ucap Oceanna.
"biarin napa siiii gosip hangat nih baru mateng" ucap Hazel.
"kenapa sii gosip apaan?" ucap Rania sambil menyendokkan nasi uduk ke mulutnya.
"tadi gua denger dari anak-anak, katanya ada anak sekolah kita yang di anterin sekolah sama gadun pake motor sport" ucapnya sambil mencondongkan tubuhnya kearah depan.
Uhuk uhuk uhuk
Marsya tersedak saat mendengar ucapan Hazel, dan Oceanna yang berada di sebelah Marsya reflek menepuk-nepuk punggungnya.
"Kata siapa anjir?" ucap Marsya di sela-sela batuknya.
"gatau siapa, ga kenal, pokoknya banyak anak kelas lain pada ngomongin itu" ucapnya mengangkat bahu.
"bisa-bisanya anjir ke sekolah di anterin sama gadun" ucap Rania mencibir.
"tar dulu lu jangan asbun anjir, dia pada tau dari mana kalo itu gadun?" ucap Oceanna menggeplak lengan Rania.
"gatauu, katanya sih badannya gede kaya om-om" ucap Hazel acuh tak acuh lalu memesan satu porsi siomay.
"ya bisa aja dia Kakaknya kan, atau Bapaknya" ucap Azalea yang setuju dengan pendapat Oceanna.
"ekhmm itu gua kayaknya yang diomongin sama mereka" ucap Marsya seketika membuat teman-temannya menatap horor kearahnya.
"serius Sya, lu dianterin sama gadun?" ucap Rania dengan suara yang sedikit meninggi.
"sttt lu jangan asbun anjir, ntar kalo ada yang denger bisa salah paham" ucap Marsya, lalu dengan segala paksaan dari teman-temannya akhirnya Marsya pun menceritakan tentang Kalingga kepada mereka.
"haahhhh gua kira lu beneran ada main sama gabun" ucap Hazel menghela nafas pelan sambil menyandarkan tubuhnya pada kursi.
"gila aja, enggak lah, dia itu baru kelas 3 SMK, emang badannya aja boros, tingginya 180an lebih" ucap Marsya.
"ppfftt hahaha Sya berarti lu kalo lagi sama dia jadi Marsya and the bear ya" ucap Azalea yang disambut oleh tertawaan dari teman-temannya yang lain.
"hahahaha kata gua juga gitu Za" ucap Marsya di sela sela tawanya.
Setelah acara sarapan selesai Marsya dan teman-temannya gegas meninggalkan kantin dan memasuki kelas masing-masing, Marsya yang satu kelas dengan Hazel dan Rania, sedangkan Azalea, Oceanna, dan Ruella berada di kelas yang berbeda.
Kringgg kriiinggg
terdengar suara bel berbunyi dan tak lama guru yang akan mengajar pun memasuki kelas, pelajaran pertama adalah matematika, sehingga membuat otak kecil Marsya bekerja keras untuk berfikir, Marsya sendiri bukan termasuk dalam kategori siswa yang pintar, karena dia merupakan orang yang cukup sulit untuk mengingat sesuatu, membuat dia sulit dan sedikit memerlukan waktu untuk mencerna setiap mata pelajaran.
*****
Drrtttt drrttt drrttt
Marsya meraih ponselnya yang bergetar di dalam saku seragam sekolahnya, menampilkan pesan masuk dari Kalingga.
Kalingga :
kamu udah pulang?
Marsya :
sebentar lagi Kak, ada apa?
Kalingga :
Kakak jemput.
Marsya :
gausah kak, aku naik angkot aja
Kalingga :
Kakak udah di depan sekolah kamu.
'astagaaa nih orang, dia gatau aja gara-gara dia gua jadi di gosipin yang engga-engga, duh gimana ya, tapi kan lumayan juga kalo di jemput, gua gausah naek angkot, jalan kaki, panas-panasan, ck yaudahlah udah sampe sekolah juga orangnya' aku membatin.
Saat bel tanda pelajaran berakhir telah berbunyi Marsya gegas membereskan alat tulisnya dan memasukkannya ke dalam tas, lalu bersiap untuk pulang.
"woi bro, lu balik sama siapa? Bareng ga?" ucap Rania sambil merangkul pundak Marsya.
"dijemput gua sama si beruang" ucap Marsya
"Sya, lu dijemput dia lagi? Nanti kalo diomongin lagi sama anak-anak gimana?" ucap Hazel, dia ini teman baik Marsya yang sangat perhatian kepadanya, membuat Marsya menganggapnya seperti seorang Kakak untuknya.
"Yaaa gimana ya, biarin aja lah" ucap Marsya acuh tak acuh.
Mereka pun beriringan meninggalkan area sekolah, Marsya menghampiri Kalingga dan memperkenalkan Kalingga dengan teman-teman baiknya.
"oh wow, boleh juga Sya" ucap Rania berbisik pada Marsya saat melihat Kalingga membuka helm full face nya.
"apanya?" ucap Marsya tak mengerti kemana arah pembicaraan temannya itu.
"mukanya lah, ganteng, motornya juga bagus banget lagi anjir, mewah, orang kaya ya?" ucap Rania masih dengan berbisik kepada Marsya.
"ya gak tau, coba tanya sendiri ke orangnya, dia orang kaya apa bukan" ucap Marsya berbisik kepada Rania yang seketika langsung menahan tawanya yang akan meledak saat melihat temannya itu mengerucutkan bibirnya seperti donald bebek.
"ayok Marsya udah siang" ucap Kalingga memakai kembali helm full face nya dan membantu Marsya untuk menaiki motornya.
"gua duluan yaaa" ucap Marsya melambaikan tangan kepada teman-temannya.
Marsya terdiam membisu sepanjang perjalanan menuju pulang, dia merasa canggung karena Kalingga pun tidak mengajaknya mengobrol.