NovelToon NovelToon
Titik Balik Kehidupanku

Titik Balik Kehidupanku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Ibu Pengganti / Cinta Paksa / Beda Usia
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Aufklarung

Di sebuah kota yang tampak tenang, Alvin menjalani hidup dengan rutinitas yang seolah-olah sempurna. Seorang pria berusia awal empat puluhan, ia memiliki pekerjaan yang mapan, rumah yang nyaman. Bersama Sarah, istrinya yang telah menemaninya selama 15 tahun, mereka dikaruniai tiga anak: Namun, di balik dinding rumah mereka yang tampak kokoh, tersimpan rahasia yang menghancurkan. Alvin tahu bahwa Chessa bukan darah dagingnya. Sarah, yang pernah menjadi cinta sejatinya, telah berkhianat. Sebagai gantinya, Alvin pun mengubur kesetiaannya dan mulai mencari pelarian di tempat lain. Namun, hidup punya cara sendiri untuk membalikkan keadaan. Sebuah pertemuan tak terduga dengan Meyra, guru TK anak bungsunya, membawa getaran yang belum pernah Alvin rasakan sejak lama. Di balik senyumnya yang lembut, Meyra menyimpan cerita duka. Suaminya, Baim, adalah pria yang hanya memanfaatkan kebaikan hatinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aufklarung, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22

Matahari sore mulai meredup ketika Romi berdiri di depan rumah Alvin. Wajahnya tampak penuh harap, meski sesekali ia menatap gugup ke arah mobilnya yang terparkir di pinggir jalan. Ia tahu, permintaan yang hendak ia sampaikan bukanlah hal yang mudah. Namun, demi menebus kesalahan yang pernah ia perbuat, Romi memberanikan diri.

Pintu rumah terbuka, Alvin berdiri di ambang pintu dengan senyum tipis. “Romi, ada apa?” tanyanya ramah.

“Alvin, aku ingin memohon sesuatu padamu. Aku tahu ini mendadak dan mungkin sulit. Tapi... aku ingin membawa Cessa ke rumahku selama seminggu saja. Tolong, Alvin. Aku ingin menebus kesalahanku yang dulu.”

Alvin terdiam sejenak, matanya menatap Romi dengan tatapan ragu. “Aku mengerti, Romi. Tapi aku harus membicarakannya dulu dengan Meyra. Cessa adalah bagian dari keluarga kami. Aku tak bisa mengambil keputusan sendiri.”

Romi mengangguk, meski hatinya gelisah. “Aku paham. Terima kasih, Alvin.”

Alvin kemudian masuk kembali ke dalam rumah, meninggalkan Romi yang menunggu di luar. Di dalam rumah, Alvin mendapati Meyra sedang menata meja makan. Ia menghampirinya dan menceritakan permintaan Romi.

Meyra terdiam, matanya berkaca-kaca. “Mengapa harus Cessa yang pergi? Mengapa Romi tiba-tiba ingin membawa Cessa? Aku tidak yakin ini ide yang baik.”

“Aku juga ragu, tapi Romi sepertinya benar-benar ingin menebus kesalahannya. Mungkin ini kesempatan untuknya,” jawab Alvin dengan lembut.

Meyra menghela napas panjang. “Baiklah... jika memang itu yang terbaik. Aku hanya ingin memastikan Cessa akan baik-baik saja.”

Beberapa saat kemudian, Alvin keluar rumah dan menyampaikan persetujuan Meyra pada Romi. Wajah Romi tampak lega, namun sebelum ia sempat pergi, Meyra tiba-tiba muncul di belakang Alvin.

“Romi, tunggu!” panggil Meyra. “Aku ingin bicara langsung.”

Romi menatap Meyra dengan cemas. “Tentu, Meyra. Aku mengerti ini sulit.”

Meyra menatap Romi dengan tajam, tapi matanya berkabut. “Aku berharap kamu bisa menjaga Cessa. Dia alergi seafood, takut gelap, dan kadang suka menangis di malam hari. Jika dia menangis, tolong temani dia. Jangan biarkan dia merasa sendirian.”

Romi mengangguk serius. “Aku janji, Meyra. Aku akan menjaga Cessa sebaik mungkin.”

Dengan berat hati, Meyra mulai mengemasi pakaian Cessa. Ia memandang baju-baju kecil yang selama ini memenuhi lemari anaknya. Tangannya gemetar saat memasukkan baju-baju itu ke dalam tas. Hatinya terasa berat. Cessa kini harus pergi untuk sementara waktu.

Ketika Cessa masuk ke dalam kamar dan melihat ibunya memasukkan pakaiannya ke dalam tas, ia memiringkan kepala, bingung.

“Mom, kenapa pakaian Cessa dimasukkan ke dalam tas? Cessa mau pergi kemana rupanya?” tanyanya polos.

Meyra tersenyum tipis, berusaha menyembunyikan air matanya. “Sayang, kamu akan liburan sebentar sama Om Romi dan istrinya.”

Cessa mengerutkan kening. “Tapi Cessa mau tetap di rumah sama Mommy. Kenapa Cessa saja yang pergi? Om itu siapa, Mom?”

Meyra berlutut di hadapan Cessa, memegang kedua pundaknya dengan lembut. “Sayang, ini cuma seminggu. Mommy janji setelah itu Cessa akan kembali.”

Namun, Cessa menggeleng dengan keras. “Cessa tetap nggak mau, Mom. Cessa mau di rumah sama Mommy!”

Tangisan Cessa pecah seketika. Meyra memeluk anaknya erat, membiarkan air matanya jatuh ke bahu kecil itu. “Sstt... Cessa sayang, Mommy tahu ini sulit. Tapi Om Romi ingin bertemu dan bermain sama kamu. Mommy janji, kamu akan baik-baik saja.”

Cessa menangis lebih keras. “Mom, jangan biarkan Cessa pergi! Cessa takut, Mom. Cessa mau di rumah aja.”

Meyra mengelus rambut Cessa dengan penuh kasih sayang. “Mommy tahu, Sayang. Mommy juga berat, tapi ini hanya sementara. Mommy janji setiap malam kita akan telepon, ya? Kamu bisa cerita apa saja ke Mommy.”

Cessa mengusap matanya, mencoba memahami. “Tapi, kalau Cessa takut malam-malam gimana?”

“Kalau kamu takut, Om Romi pasti akan temani kamu. Mommy sudah bilang ke Om Romi kalau kamu takut gelap. Jadi, Om Romi pasti ngerti, Sayang,” jawab Meyra sambil mengusap pipi Cessa.

“Mommy nggak ikut?” tanya Cessa dengan suara gemetar.

Meyra tersenyum tipis. “Nggak, Sayang. Tapi Mommy selalu ada di hati kamu. Mommy janji, seminggu saja. Setelah itu, kamu pulang ke sini.”

Cessa terdiam, meski air mata masih mengalir. “Oke, tapi Mommy janji ya, jangan lama-lama.”

“Janji, Sayang,” Meyra mengecup kening Cessa, memeluknya erat.

Ketika Cessa akhirnya dibawa pergi oleh Romi, Meyra berdiri di depan pintu, menatap kepergian mobil itu dengan air mata yang terus mengalir. Alvin merangkulnya dari belakang, membiarkan istrinya menangis sepuasnya.

Di sudut tangga, Rey dan Rheana memperhatikan dengan diam. Mereka saling bertukar pandang, hati mereka dipenuhi pertanyaan.

Rey mendekati ibunya dan menarik ujung bajunya dengan lembut. “Mom, jangan sedih lagi. Nanti kan seminggu lagi Cessa kembali ke rumah, cuma seminggu kok. Kan masih ada aku dan Rheana menemani Mommy. Mommy jangan sedih lagi ya, kalau Mommy sedih berarti kami nggak berarti apa-apa untuk Mommy.”

Meyra menghapus air matanya dan menatap Rey dengan penuh kasih sayang. Ia berlutut dan memeluknya erat. “Bukan begitu, Rey. Mommy hanya sedih karena tidak ada Cessa. Tapi kamu dan Rheana sangat berarti untuk Mommy. Kalian adalah segalanya untuk Mommy.”

Rey tersenyum kecil, merasa lega, meski ia tahu hati ibunya masih berat. “Aku dan Rheana akan selalu ada di sini untuk Mommy. Jangan khawatir, Mom.”

Meyra mengangguk pelan, berusaha menguatkan hatinya.

Di rumah Romi, mobil mereka berhenti di halaman. Cessa melompat turun dengan rasa penasaran, matanya menjelajah rumah yang asing baginya. Pintu rumah terbuka, seorang wanita dengan senyum hangat berdiri di ambang pintu. Itu adalah istri Romi.

“Cessa! Selamat datang, Sayang,” sapa istri Romi dengan antusias.

Cessa yang periang segera berlari ke arah wanita itu dan memeluknya. “Halo, Tante! Aku Cessa. Tante cantik sekali!”

Istri Romi tertawa dan membalas pelukan Cessa. “Kamu juga manis sekali. Tante senang sekali kamu mau tinggal di sini.”

Romi yang melihat dari belakang merasa kagum. Ia menyadari betapa sopan dan hangatnya Cessa. Didikan Alvin dan Meyra benar-benar telah membentuk anak yang luar biasa.

“Cessa hebat sekali ya,” gumam Romi pelan sambil tersenyum tipis, hatinya hangat melihat keceriaan anak kecil itu.

Sudah dua tahun Romi menikah dengan istrinya, namun rumah tangga mereka belum juga dikaruniai anak. Setiap kali istrinya menatap kosong ke sudut rumah yang sepi, Romi merasa bersalah. Ia merasa inilah hukuman atas kesalahan di masa lalunya. Dalam hatinya, Romi yakin bahwa membawa Cessa ke rumah mereka selama seminggu akan memberikan sedikit kebahagiaan bagi istrinya dan sekaligus menjadi caranya menebus dosa yang pernah ia lakukan.

1
Anastasia Silvana
Baik,bisa diikuti alurnya.
Anastasia Silvana
Akhirnya satu persatu menemukan jalannya
Happy Kids
rasain tuh kesepian. salah sendiri diajak jd pasanhan normal saling berbagi gamau. rasain aja tuh. ga perlu sedih sedih
XimeMellado
cerita ini sudah bikin saya merinding dan ingin tahu terus plotnya. Bravo thor!
paulina
Keren banget gambaran tentang Indonesia dalam cerita ini, semoga terus mempromosikan budaya! 🇮🇩
Reana: terima kasih atas dukungannya🙏🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!