NovelToon NovelToon
Nekat Ngelamar Gus Tamvan

Nekat Ngelamar Gus Tamvan

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: syah_naz

dengan gemetar... Alya berucap, "apakah kamu mau menjadi imam ku?? " akhirnya kata kata itu pun keluar dari lisan Alya yg sejak tadi hanya berdiam membisu.

"hahhh!!! apa!!... kamu ngelamar saya? "ucap afnan kaget
sambil menunjuk jari telunjuknya ke mukanya sendiri.
dengan bibir yg ber gemetar, Alya menjawab" i ii-iya, saya ngelamar kamu, tapi terserah padamu, mau atau tidaknya dgn aku... aku melakukan ini juga terpaksa, nggak ada pilihan.... maaf kalo membuat mu sedikit syokk dgn hal ini"ucap Alya yg akhirnya tidak rerbata bata lagi.
dgn memberanikan diri, afnan menatap mata indah milik Alya, lalu menunduk kembali... karna ketidak kuasa annya memandang mata indah itu...
afnan terdiam sejenak, lalu berkata "tolong lepaskan masker mu, aku mau memandang wajahmu sekali saja"

apakah Alya akan melepaskan masker nya? apakah afnan akan menerima lamaran Alya? tanpa berlama-lama... langsung baca aja kelanjutan cerita nya🤗

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon syah_naz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

antara takdir dan keputusan

Alya merasakan ketegangan yang sangat mendalam dalam hatinya. Setelah beberapa waktu berlalu, pesan dari ibunya itu muncul kembali, mengingatkan perjanjian yang tak bisa dihindari.

Ada rasa cemas yang tak tertahankan di dalam dirinya, seolah ada beban yang semakin menambah berat langkahnya.

* * *

"Nona Alya Mumtaza, nama yang bagus... menarik sekali," ucap seorang lelaki yang sedang duduk di kursi ruang kantor pribadinya.

Saka Askara Dirgantara, seorang CEO muda yang terkenal di seluruh negeri, kini tengah memikirkan sosok Alya. Di usia 25 tahun, dia sudah mencapai puncak kesuksesan yang luar biasa. Namun, kali ini, bukan kesuksesan yang ia pikirkan, melainkan seorang gadis bernama Alya.

Dengan pen di tangan, Saka memerintahkan anak buahnya. "Roby!" serunya dengan suara tegas.

"Cepat cari tahu tentang gadis itu! Nama dia Alya Mumtaza. Aku tidak peduli dari mana asalnya, aku tidak mau dia lepas dariku! Segera cari dia, SEKARANG!" Ucapan itu menggema, menandakan betapa pentingnya Alya baginya.

Roby, yang tak berani menunda perintah, segera berlalu untuk mencari informasi lebih lanjut.

 

Sementara itu, di sisi lain dunia, Alya merasakan detak jantungnya yang semakin cepat. Handphone-nya bergetar, menandakan pesan masuk. Dengan gemetar, ia membuka pesan dari ibunya.

Alya!! Udah 30 hari lohh... Masih ingat kan??

Pesan dari Maryam itu mengingatkan Alya pada perjanjian yang tidak bisa ia hindari. "Ya Allah... Mama... kok nggak lupa sih dengan perjanjian konyol itu? Alya harus jawab apa ini, ya Allah?" keluh Alya dengan penuh kebingungan.

Alya berjalan mondar-mandir sambil memegangi handphone-nya, rasa cemas yang menyelubungi hatinya semakin kuat. Setelah beberapa detik, dengan napas berat, ia mengetik balasan singkat.

Hehe... masih ingat kok, Ma.

Kemudian, dengan perasaan yang campur aduk, Alya mematikan data selulernya dan melemparkan handphone-nya ke atas kasur. "Ya Allah... kalau ini yang terbaik buat Alya, Alya ikhlas... Ya Allah," ucapnya dengan suara pelan, matanya sedikit berkaca-kaca.

Dengan hati yang berat, Alya melangkah keluar dari kamarnya, menghadapinya dengan tekad yang masih rapuh. Saat itu, segala kebingungannya dan ketidakpastian akan masa depan semakin membebani pikirannya. Namun, ia mencoba pasrah pada takdir yang akan datang.

* * *

 

Beberapa hari berlalu, dan Alya merasa tak bisa lagi melawan takdir. Pertunangannya, yang semakin dekat, membuatnya semakin tertekan. Dalam dua minggu, ia akan diikat dalam janji yang tak pernah ia inginkan.

Ketidakpastian yang menyelimuti membuatnya lebih memilih tinggal di kost, jauh dari rumah yang semakin terasa sesak. Di sana, di dalam kesendirian, Alya merasa sedikit lebih bebas, meskipun hatinya tetap kosong.

 

"Alya..." suara itu masih terngiang di benaknya. Afnan, lelaki yang tak bisa ia lupakan, kini menjadi bayang-bayang yang mengganggu pikirannya.

Kenapa, dari sekian banyak perempuan, justru gadis itu yang terus menghantui hatinya? Kenapa harus Alya yang teringat? Ia tak pernah menginginkan perasaan ini, tapi seolah tak bisa menahannya.

Afnan, yang selama ini berusaha mengalihkan perhatiannya, kini merasa frustasi. Ia memandangi kartu santri yang terjatuh dari tangan Alya, yang kini ia simpan dengan harapan akan ada suatu cara untuk menemukannya.

Rindu itu muncul begitu mendalam, seolah tak bisa ditahan, meskipun ia tahu keputusan sudah diambil, meskipun ia tahu bahwa takdir telah menuntunnya ke jalan yang berbeda.

Persiapannya untuk berangkat ke Kalimantan hanya mengingatkannya pada satu hal: Alya. Gadis itu masih menghantui setiap detiknya.

 

Di sisi lain, Saka semakin hari semakin terobsesi dengan sosok Alya Mumtaza, gadis yang tak sengaja menabraknya di bandara. Wajah dan perasaan gadis itu terus mengusik pikirannya, tak peduli seberapa keras ia berusaha mengabaikannya.

Ia tak bisa melepaskan bayangan tentangnya, entah itu karena ketertarikan atau karena sesuatu yang lebih dalam lagi.

Tok tok tok...

Suara ketukan pintu yang datang menghentikan lamunannya.

"Masuk..." jawabnya dengan nada datar, seakan tak peduli, padahal dalam hatinya, segala pikirannya tertuju pada sosok Alya.

Roby, anak buahnya, masuk dengan wajah penuh semangat, menebarkan energi positif yang kontras dengan suasana hati Saka.

"Bos, saya sudah menemukan di mana dia tinggal dan di mana dia bersekolah," ujar Robby dengan gembira, tidak menyadari bahwa Saka hanya mendengarkan seperlunya.

Saka mengangkat pandangannya, menatap Roby sejenak, lalu menunggu informasi lebih lanjut.

"Dia tinggal di komplek kost putri, Bos," Roby melanjutkan dengan semangat. "Dan dia mondok di Pondok Darus Sholihin, salah satu pondok terkenal di sini. Ini alamat kosannya, Bos."

Saka langsung mengambil selembar kertas yang diserahkan Roby, membaca alamat itu dengan seksama. Suasana di dalam ruangan terasa semakin tegang, seiring dengan fokusnya yang semakin tajam pada Alya.

"Perintahkan seorang mata-mata perempuan untuk mengikuti kesehariannya! Laporkan semua yang dia lakukan! Saya ingin laporan lengkap dalam tiga hari," ujar Saka, suaranya kini tegas dan keras, penuh determinasi.

Roby mengangguk cepat. "Mengerti, Bos," jawabnya, dan segera keluar dari ruangan, meninggalkan Saka yang masih terfokus pada alamat tersebut, seolah-olah dia bisa melihat Alya sedang berjalan di sana, melintasi jalan yang tak bisa ia capai.

 

bagaimana kelanjutan kisah nya?

siapa kah saka askara dirgantara tesebut?

akan kah perjodohan nya dibatalkan?

ikuti alur cerita nya dgn like, komen dan jangan lupa follow yaaa!🥰😘

1
nana_eth
suka bangettt sama part yang ini, soalnya ada poin yang bisa diambil
Rudi Rudi
aku sukaaa bgt cerita kok, yaa kadang aku ketawa" sendiri 😍😭
Rudi Rudi
semangat kk buat novelnya/Smile//Drool/
DZX_ _ _@2456
ahhhhhhh
baper
Edgar
Mengurangi stress dengan membaca cerita ini, sukses thor!
Trà sữa Lemon Little Angel
Mantap banget ceritanya, thor! Bener-bener bikin gue terhanyut!
Kieran
Makin seru aja, gak kerasa udah baca sampai akhir!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!