NovelToon NovelToon
Cinta Di Musim Semi

Cinta Di Musim Semi

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Balas Dendam / Cinta Seiring Waktu / Angst
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: seoyoon

Berawal dari kematian tragis sang kekasih.
Kehidupan seorang gadis berparas cantik bernama Annalese kembali diselimuti kegelapan dan penyesalan yang teramat sangat.
Jika saja Anna bisa menurunkan ego dan berfikir jernih pada insiden di malam itu, akankah semuanya tetap baik-baik saja?

Yuk simak selengkapnya di novel "Cinta di Musim Semi".
_Cover by Pinterest_

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon seoyoon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 20

Di ruang makan keluarga.

Setelah menunggu selama kurang lebih 30 menit, akhirnya Anna pun keluar dari kamar dengan gaun cantik yang sebelumnya sudah di siapkan oleh pelayan yang melayani Anna di dalam kamar Bastian, sementara Bastian lebih memilih menunggu di ruang tamu yang terletak di samping kamar megah Bastian, sembari menikmati secangkir kopi serta sebuah tablet yang berada dalam genggamannya.

Ia memindai kata demi kata untuk menelaah hasil kerja karyawannya, sampai indra pendengarannya terhentak oleh suara pintu kamar yang terbuka, ia mengangkat 1 alisnya sebagai respon alaminya, kemudian meraih kembali secangkir kopi yang berada di atas meja dan meneguknya.

“Nona Anna sudah siap tuan,” ujar sang pelayan yang menghampiri Bastian lebih dulu sementara Anna berada beberapa langkah di belakangnya.

Seperti ada sebuah kembang api yang meledak dan memercikan api di sekujur tubuhnya, Bastian cukup terkejut dengan gaun manis yang dikenakan oleh Anna, berbeda dari gaun yang sebelumnya Anna kenakan, kali ini penampilan Anna jauh lebih anggun dan tentunya berhasil memikat hatinya.

Gaun bernuansakan biru tua yang serasi dengan setelan jas yang dikenakan oleh Bastian saat ini, belum lagi riasan tipis juga tatanan rambut nya yang dikepang ala ala korea yang semakin menambah kesan manis dan imut wanita yang memiliki tinggi 178 cm itu.

Bisa dibilang pelayan tersebut telah berhasil merubah karakter wanita badas penuh energic yang dipancarkan Anna sebelumnya, menjadi wanita anggun, manis dan juga elegan layaknya wanita bangsawan pada umumnya.

Akan tetapi meski emosionalnya terasa bergejolak, tak lantas membuatnya hilang kendalai atas ekspresi wajah nya.

Tentu saja sang tuan muda iblis itu tetap mempertahankan pembawaan nya yang tenang seolah ia tak sedikitpun terusik dengan kecantikan yang dipancarkan calon istrinya yang kini sudah berdiri di hadapannya dengan tatapan tajam seperti biasanya.

“Ayo,” ajak Bastian seraya menaruh cangkir kopi nya yang telah kosong ke atas meja, kemudian bangkit dan menarik langkah lebih dulu dengan membawa tablet dalam genggamannya.

“Silahkan nona Anna,” ujar sang pelayan yang mempersilahkan lebih dulu Anna berjalan agar bisa menyamain langkah nya dengan Bastian.

Anna menganggukan wajahnya sebagai respon rasa terimaksihnya telah melayaninya dengan baik.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Di ruang makan keluarga.

Usai keduanya mendudukan bokongnya di kursi, para pelayan yang berada di ruang makan pun langsung mengambil langkah mundur untuk memberikan ruang bagi keduanya berbicara dengan nyaman.

“Dimana nenek?” tanya Anna begitu Bastian mengambil alih kursi yang kemarin di tempati oleh Lansa.

“Di kamar, nenek sudah sarapan lebih dulu,” sahut Bastian seraya memulai menyantap sarapan nya.

“Dan juga … nenek meminta maaf atas kejadian semalam, tapi kurasa sebenarnya itu bukan sepenuhnya kesalahan nenek, karena kau yang … “

“Aku ingin menemuinya,” potong Anna yang malas mendengar dumelan panjang lebar Bastian.

Ia bangkit dan mengarahkan atensinya pada salah satu pelayan.

“Tolong antarkan saya ke kamar nenek,” pinta Anna pada pelayan yang ditunjuknya untuk mengantarkannya ke kamar Lansa.

“Habiskan dulu sarapanmu nona Anna!” perintah Bastian tentunya dengan nada tajam menukik yang membuat para pelayan menelan saliva karena mendadak atmosfir berubah menjadi mencekam.

Sadar akan situasinya saat ini, Anna pun hanya bisa menghela nafas dan memasang senyum palsu sebelum kembali terduduk di kursinya, dan kemudian menikmati sarapannya dengan tenang tanpa adanya aktivitas percakapan.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Setelah menyelesaikan sarapan bersama, selagi Bastian sibuk menerima telfon di ruangan lain, Anna memilih untuk menemui Lansa dengan di temani seorang pelayan.

Took! Took!

“Maaf nyonya, nona Anna ingin menemui nyonya,” seru sang pelayan yang bernama Suli meminta ijin setelah mengetuk pintu kamar.

“Masuk!” balas Lansa dari dalam tak kalah nyaringnya, agar terdengar sampai luar.

“Silahkan nona Anna,” ujar Suli ramah seraya membuka lebar pintu kamar lengkap dengan gesture sopannya untuk mempersilahkan calon nyonya Herdhardt masuk.

“Terimakasih,” ucap Anna sebelum melangkah masuk melewati dirinya.

“Tidak perlu sungkan nona,” timpal Suli yang kemudian menutup pintu kamar setelah menyelesaikan misinya mengantarkan Anna menemui nyonya besar Lansa.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Di dalam kamar.

“Maaf jika kedatangan saya mengganggu istirahat nenek,” ucap Anna ketika mendapati Lansa sedang terbaring nyaman di kursi goyang nya yang terletak di sudut ruangan.

“Tidak sayang, (respon Lansa seraya bangkit dan menegakan tubuhnya, ia memberikan senyum teduh yang dipenuhi limpahan kasih sayang, yang berhasil menyentuh hati Anna)

Ada apa? Kau butuh sesuatu?” lanjut Lansa yang kini mencoba bangkit dari kursi goyang, refleks Anna pun dengan sigap membantu Lansa agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan seperti terpeleset atau semacam nya, mengingat usia Lansa kini sudah mendekati akhir 70 tahun.

“Terimakasih sayang,” ucap Lansa yang merasa tersentuh dengan sikap manis Anna padanya.

Anna hanya tersenyum dan tetap menuntun Lansa sampai Lansa terduduk di sofa.

“Ahh iya, nenek belum meminta maaf dengan benar padamu atas apa yang terjadi tadi malam,” ujar Lansa dengan penuh penyesalan sembari menggenggam erat kedua tangan Anna yang kini duduk di sampingnya.

“Nenek, Anna baik-baik saja, jadi berhenti memikirkan sesuatu yang tidak penting oke, Anna kemari karena khawatir,” balas Anna dengan pembawaannya yang penuh kelembutan, seakan kini dirinya menjelma menjadi seseorang yang berbeda dari karakter asli nya.

“Nenek bahagia sekali, akhirnya Bastian bersedia menikah, meski awalnya nenek sempat ragu dengan pilihannya, nenek takut jika kau hanyalah seorang gadis yang di sewa oleh Bastian untuk menipu kami. Tapi melihat sikap Bastian yang sangat perduli sekali padamu tadi malam, dan juga sikap manismu, semakin menambah keyakinan nenek jika kalian benar sedang menjalin hubungan dan kau adalah wanita yang tepat untuk menemani cucu nenek, sayang,” ujar Lansa seraya mengusap punggung tangan Anna diiringi seulas senyum yang selalu berhasil meneduhkan hati Anna.

“Boleh Anna tanya mengenai Bastian, nek?” ijin Anna dengan nada ragu-ragu.

“Iya tentu, apa yang ingin kau ketahui dari Bastian? Tanyakan aja sayang,” seru Lansa antusias.

“Memangnya Bastian belum pernah berkencan sebelumnya nek?” setelah pertimbangan matang, akhirnya Anna memberanikan diri melontarkan pertanyaan tersebut.

“Tentu belum pernah hahaha! (timpal Lansa dengan diakhiri tawa mengejek nya) bahkan selama ia menjadi pelajar pun ia sama sekali tidak tertarik dengan seorang gadis, padahal banyak sekali gadis yang secara terang-terangan mendekati bahkan sampai menyatakan cintanya di depan umum, tapi …. Lelaki berdarah dingin itu hanya berlalu pergi begitu saja.

Sampai membuat nenek dan ibunya khawatir, mungkinkah ada yang salah dengan pria angkuh itu ataukah ia hanya belum bertemu dengan seorang gadis yang bisa menarik perhatiannya.

Dan pada puncaknya, karena Bastian sudah tidak lagi muda kami berusaha keras mendorong Bastian untuk menemukan seorang wanita yang sesuai dengan kriterianya melalui kencan buta, tapi semua tak pernah berjalan lancar.

Karena Bastian selalu memperlakukan wanita kencan butanya dengan sikap arogan dan kasar, yang berakhir dengan tangisan … “

Sementara itu di depan pintu yang kini sudah terbuka setengah oleh Bastian yang hendak masuk, namun tertahan ketika melihat keakraban juga kehangatan yang terjalin antara nenek nya dan calon istrinya Anna.

Tak jarang keduanya melempar senyum dan tawa kecil sebagai pengiring di tengah percakapan ringan yang berlangsung.

Bastian yang berdiri di ambang pintu hanya bisa terdiam sembari mengamati aura kebahagiaan yang terpancar dari sang nenek, ada sesuatu yang tak bisa di jelaskan oleh kata-kata, yang membuat Bastian diselimuti rasa kebimbangan mengenai karakter Anna yang sesungguhnya.

Gadis itu, terlihat sangat berbeda saat ini, ia hanya memancarkan aura positive dan ceria nya ketika bersama dengan nenek nya, berbanding terbalik ketika sedang bersamanya, ia hanya mendapati raut wajah masam juga seringai tajam dari mata bulat berwarna biru muda itu.

‘Mungkinkah dia adalah gadis yang sama,’ begitulah bunyi dari pikiran Bastian saat ini.

Bersambung***

1
Yeonso
Lagi dalam proses kak 😸
Alfatihah
season 2 nya gak lanjut thor
Yeonso
Terimakasih untuk dukungannya /Wilt//Wilt//Wilt/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!