Novel ini merupakan lanjutan dari "susuk nyironggeng"
"Ampun Sari jangan,"Juragan Karta berlari keluar dari kamar,sedangkan perempuan yang bersama nya mengigil ketakutan,terlihat sosok penari ronggeng melayang mengejar Juragan Karta.
Sudah 10 tahun sejak peristiwa pembakaran yang menyebabkan kematian seorang penari ronggeng,kini desa itu sudah maju dan berganti nama menjadi desa sukamulya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JK Amelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kematian Bi Iroh
Paginya aparat desa dan Akhmad melaporkan kehilangan Imran kekantor polisi,sementara para warga banyak yang beranggapan Imran sudah meninggal karena banyak kasus meninggalnya warga dengan cara aneh.
Pagi Itu dua warga yang hendak berangkat kesawah mereka melewati rumah Bi Iroh,mereka adalah apip dan wadi,dua orang warga yang hendak kesawah,mereka menutup hidung karena bau bangkai yang sangat menyengat,ketika melewati rumah Bi Iroh,bau busuk itu semakin tercium ketika mereka tepat berada di depan rumah Bi Iroh.
"Kok bau bangkai yah,apa ada bangkai tikus mati dideket rumah Bi iroh,ya,"mereka penasaran sambil menutup hidung,mereka mendekati rumah Bi Iroh.
"Iya nih,kok baunya semakin menyengat ya,"kata Apip,"huek...akh bau sekali,aku enggak kuat,"ujarnya.
"Iya nih,tapi aku penasaran ayo kita cari dulu baunya dari mana,lagian kemana sih Bi Iroh kok ada bau bangkai sampai enggak tahu,"ujar Wadi.
Semakin dekat kerumah baunya semakin menyengat"Kok baunya tambah menyengat ya,jangan-Jangan,ayo kita masuk saja,"sahut temannya penasaran,"huek..."Apip kembali muntah,tapi rasa penasaran dan khawatir begitu besar,ia pun berusaha mengetok-ngetok pintu rumah Bi Iroh sambil menutup hidungnya,tapi tetap tidak ada sahutan.
"Dobrak saja,"ujar Wadi.
"Brukhhh...."
Apip mendobrak pintu rumah,ketika pintu berhasil dibuka mereka sangat terkejut melihat mayat Bi Iroh tergeletak diruang tamu tubuhnya sudah membusuk.
Kedua orang tersebut bergegas menjauh sambil muntah muntah,mereka kemudian berlari memangil warga lain dan segera pergi ketempat pak Kades.
"Pak Kades,pak Kades,Bi Iroh meninggal,pak Kades..,"kedua orang itu berteriak-berteriak sambil memangil nama pak kades wajah mereka terlihat panik.
Semua orang yang ada dirumah tersebut keluar termasuk Emaknya Sari.
"Tenang dulu,tenang ada apa?"Pak Kades menyuruh mereka tenang dan memberi mereka minum,"coba ceritakan pelan-pelan,"ujar pak Kades setelah kedua orang itu bisa tenang.
"Anu pak kades,Bi Iroh,"dengan terbatas-bata mereka menceritakan apa yang mereka temui dirumah Bi Iroh.
"Ya Allah apa lagi ini,ya udah kita kesana sekarang,Bapak mau ikut tidak?"tanya kades Jana pada pak Komar.
"Bapak ikut,Bapak pengen tahu penyebab kematiannya,kok beruntun begini."
Akhirnya mereka memutuskan untuk pergi,sementara Emaknya Sari cepat-cepat masuk rumah ada senyum tipis tersungging dibibirnya.
Mumun yang berada dibelakang Emaknya Sari heran,ia bertambah curiga dengan kelakuan Uwanya.
Sesampainya disana sudah banyak yang melihat tapi dari kejauhan karena bau busuk yang menyengat,pak Kades dan pak Komar yang baru datang sampai mau muntah melihat jasad Bi Iroh yang sudah membusuk.
"Siapa yang terakhir melihat Bi Iroh,ini sepertinya sudah dua sampai tiga harian,"tanya Kades pada warga yang berkumpul
Salah seorang tetangga maju,"terakhir saya lihat pas malam waktu ritual pengusiran arwah yang dilakukan mbah Sugeng pak Kades,setelah itu saya sudah tidak melihatnya lagi,saya pikir dia pergi ketempat saudaranya dikampung sebelah,kan biasanya juga begitu,"ujar warga tersebut.
"Ya sudah kita lapor polisi,nanti biar pihak kepolisian yang menyelidikinya,"ujar kades Jana, setelah kedatangan polisi dan jenazah Bi Iroh dibawa polisi buat diperiksa para warga pulang kerumah masing-masing.
Malamnya setelah diadakan tahlilan,pak Komar sambil berjalan pulang mengajak pak ustadz,kang Jejen berbicara mengenai kejadian-kejadian yang menimpa desa mereka.
"Pak ustadz,menurut pak ustadz sebenarnya apa yang sedang terjadi,kok kematian mereka semua hampir sama dan yang meninggal juga orang-orang yang pernah ikut peristiwa 10 tahun silam,"ujar pak komar.
"Aku juga kurang tahu pak,aku merasa ada seseorang yang sedang melakukan sesuatu,"ujar pak ustadz.
"Iya ya,aku juga heran,kok semuanya serba kebetulan yah,tapi itu anak kang Azam bisa lihat makhluk halus,katanya ada sosok penari yang akan mencelakakan ibunya,ingat tidak pas semua penariku kesurupan dan anaknya kang Azam ketakutan,aku khawatir itu arwahnya nyi ronggeng yang balik lagi,"sahut kang Jejen.
"Apa benar anak kang azam bisa melihat Jen dan apa benar itu arwah nyi ronggeng yang kembali?"tanya pak ustadz terkejut.
"Iya Jen,bener itu?"tanya pak komar.
"Enghak tahu,pak ustadz,pak Komar,menurut kang Azam sih,kemampuannya melihat makhluk halus pernah ditutup sama kyai Basir sewaktu beliau masih hidup,tapi ngomongnya suatu saat akan balik lagi penglihatan,itu yang aku dengar dan aku tidak tahu sosok itu nyi ronggeng atau bukan dia cuma bilang pakai baju penaridan seram,"ujar kang Jejen.
"Berarti apa yang dilihat anak kang Azam itu,apa arwahnya Sari yah?"Pak komar bergumam.
"Apa pak?"kang Jejen dan Pak ustadz terkejut.
"Bapak pernah bertemu sosok arwah Sari?"kang Jejen kembali bertanya.
"Aku juga bingung Jen,belum yakin,tapi dia bilang ingin membalas dendam pada orang-orang yang sudah membuatnya meninggal,dia juga mendatangiku,"ujar pak Komar.
"Gimana pak ustadz,apa benar arwah bisa bangkit dan membalaskan dendam,"tanya kang Jejen.
"Aku sendiri enggak tahu,tapi menurut Imran ada arwah-arwah yang mati penasaran atau mati tidak wajar,dan mati nya pada malam tertentu,biasanya oleh orang-orang tertentu ditarik dan dibuat kejahatan,kayak santet,pengasihan,atau pesugihan,itu yang aku dengar,"sahut pak ustadz.
"Tapi berartikan semacam ada perjanjian atau ada ritual,berarti ada dalangnya atau ada orang yang sengaja membangkitkan dia,kalau memang mau balas dendam kenapa enggak dari dulu-dulu,kenapa nunggu 10 tahun,"ujar kang Jejen.
"Apa mungkin karena kyai Basir sudah tidak ada,jadi ada yang berani membangkitkan arwahnya,"ujar pak Komar.
"Bisa jadi pak,kan mbah Jarwo dan nek Ipah juga sudah tidak ada,tapi katanya makam Sari ada yang jaga dan itu harimau putih,apa itu benar?"tanya kang Jejen.
"Enggak tahu Jen,aku pusing kasian menantuku setiap malam dia termenung memikirkan masalah ini,"sahut pak Komar.
"Terus,apakah dari pihak kepolisian sudah ada keterangan,penyebab kematian mereka?"tanya kang Jejen.
"Yah,cuma terbakar,gitu ajah,pak ustadz bagaimana kalau kita adakan doa bersama untuk minta keselamatan?"usul pak Komar.
"Itu usulan bagus pak,"ujar kang Jejen.
Sementara disanggar kang Jejen, Ica terlihat sedang mengambil air minum,ica terkejut mendengar suara gamelan.
"Loh kok malam-malam ada suara gamelan,siapa yang mainin apa ada yang kesini yah?"Ica terus membatin,ia kemudian mengecek kedepan tapi tidak ada siapapun,Ica kembali masuk kerumah.
"Ica,Icaaa....,terdengar suara seseorang memanggil namanya.
"Siapa itu,"Ica melihat sekeliling tapi tidak menemukan apapun.
"Wuzzzzz....,"
Ada sesuatu bayangan berkelebat disamping.
"Hei,siapa kamu,"jantung Ica mulai berdetak kencang,ia melihat kesana kemari.
"Ica,Icaaa....,"
"Hihihihi....."
Ada suara tawa yang lilih,lalu memangil.à
"Keluar siapa kamu,jangan ganggu,"dalam hati ica berdoa meminta pertolongan dan perlindungan,matanya menatap seluruh ruang tamu.
"Wuzzzzz....."
"Brukhhh....."
tiba-tiba tubuh Ica seperti ada yang menghempaskan,tubuhnya membentur pintu.
"Akhhhh...,"Ica berusaha bangun,dengan terlatih ia pergi menuju kamar.
"Brukhhh....."
pintu kamar tiba-tiba tertutup,Ica semakin ketakutan, ia mulai menangis,"Tolong jangan ganggu aku,aku mohon."Ica kembali mengedarkan padangan kesekeliling ruangan.
Tiba-tiba terdengar suara dibelakangnya,ada tangan dingin meraba lehernya.
"Apakah kamu masih ingat saya?"ada kepala menyembul dari balik belakang tubuhnya dan tepat didepan wajah Ica.
"Akhhhh...,si siapa kamu,"tubuh Ica gemetar,didepannya ada wajah yang terbakar penuh belatung dan belatung itu berjatuhan,kemudian sedikit demi sedikit wajahnya berubah menjadi seorang perempuan,"bagaimana?apakah kamu sudah ingat saya sekarang.
"Sariiii...,"Ica terkejut tak menyangka sosok wajah didepannya adalah Sari,tubuh Ica gemetar badannya lemas,tapi karena ada lilitan,Ica pun hanya bisa pasrah,Ica membaca ayat kursi dalam hati,ia terus melafazd kan doa,yang pernah diajarkan Imran padanya.
"Akhhhh...."
Tiba-tiba sosok Sari terpental kebelakang,ada sinar putih keluar dari tubuh Ica,dan tubuh Ica jatuh kelantai tidak sadarkan diri.
"Kurang ajar kamu Ica,kamu harus mati Ica,"sosok Sari kembali melilit tubuh Ica yang terkulai dilantai dengan selendang,tapi ketika ia akan menarik tubuh Ica diluar terdengar suara kang Jejen memangil nama Ica.
"Assalamualaikum..Ica,ini Akang Ca,"terdengar kang Jejen memangil dan membuka pintu rumah.
Sosok Sari terlihat marah,ia kemudian melepaskan lilitannya,"kali ini kamu lolos Ica,tapi aku akan datang lagi,"kemudian sosok Sari pun menghilang.
awal aku ngebayangin daerah karawang, kan daerah penari.
lalu kalau jalur tempuh tengah malam bisa nyampe Banten, berarti deket, antara Bogor atau Sukabumi.
ah jadi lieur kumaha othor wae lah hehehe
up
up
up