~ hadirmu membuka luka lama yang susah payah kulupakan. _azzalea jhonson.
~ berlarilah sejauh yang kau mau namun, ingat tidak ada tempatmu kembali selain kepelukanku. _Deanirta wiliam.
Bagaimana jadinya jika kenyamananmu terusik karena kehadiran seseorang dari masa lalu. Menghindar atau menyambut? Yuk ikuti kisah selengkapnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nilan sastia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 10
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
azalea meringkuk di bawah selimut tebalnya. Ia mengurung diri di dalam kamarnya, setelah pria yang menyelamatkannya itu mengantarnya pulang. Azalea langsung masuk kedalam kamarnya dan tidak pernah keluar lagi.
Ayah dan ibunya sibuk dengan urusan mereka masing masing membuat azalea semakin nyaman dengan luka yang ia derita saat ini. Ia sering menjerit sendiri dan menangis dalam diam. Ia sering tertawa namun setelah itu ia akan menyakiti dirinya sendiri. Semua itu ia lakukan sendiri, kemana peran orang tuanya? Mereka sibuk dan akan kembali kerumah setelah tengah malam.
"ayah aza akan kembali ke jerman" hingga sampai saat aza mengutarakan isi hatinya. Ia ingin menjauh pergi sejauh mungkin. Andai bunuh diri itu bisa menyelesaikan sebuah masalah sudah lama ia lakukan. Namun, ada dendam di hatinya yang tumbuh dengan sendirinya di sana.
"ada apa nak?" tanya ayah davit, ia menaruh sendoknya diatas piring lalu fokus kearah anak gadisnya yang sedang berdiri di depan meja makan.
"aza ingin kembali ke jerman" ulang azalea. Tidak ada senyum ceria disana seperti biasanya.
"tidak sayang, ibu tidak mau berpisah dengan mu sayang" azalea menoleh ke arah ibunya.
"mengapa ibu?" tanya azalea sungguh ia lelah, dirinya hanya ingin beristirah ditempat yang jauh dimana tidak ada orang orang yang terlibat dalam penderitaannya.
"ibu tidak ingin berpisah denganmu sayang." jawaban ariana membuat azalea tersenyum kecut.
"ibu, maaf. Kali ini izinkan aza kembali kesana. Ibu, aza mohon." ucap azalea terduduk dilanta.
"jangan seperti ini sayang. Jika ada masalah tolong bicarakan dengan baik baik" ariana segera bangkit dari kursinya lalu mendekati dan merangkul bahu putrinya.
"ibu, bilang bicarakan?. Dengan siapa ibu? Apa ibu sama ayah punya waktu untuk aza? Apa ibu tahu penderitaan apa yang aza lalui? Apa ibu tahu betapa kesepiannya aza di rumah ini?" air mata azalea mengalir dengan deras, ariana tidak pernah menyangka jika selama ini putrinya tersiksa.
"ibu bekerja untuk aza juga sayang" ariana mencoba untuk kembali merangkul putrinya namun, azalea menghindar.
"aku sakit ibu, huuuuuuu. Disini sakit ibu" azalea menunjuk dadanya yang memang sedang berdenyut sakit disana.
"aku tahu ibu, dan ayah bekerja untukku. Aku tahu itu ibu, apa pernah aku meminta waktu walau sebentar? tidak ibu karena aku mengerti itu. Namun, bisakah ibu walau sebentar menengokku? menanyakan kabarku? Itu terdengar aneh tapi itu sangat berarti bagiku ibu. Apa ibu tahu aku merindukan ibu meski kita tinggal di atap yang sama." tangisan ariana pecah, ia tidak menyangka azalea yang tidak pernah protes ternyata memendam luka yang begitu besar. Ia gagal menjadi ibu untuk anak anaknya. Ia ibu yang sangat gagal, dirinya egois hanya karena suaminya tak memiliki waktu dirumah dirinya juga harus memiliki kesibukan di luar.
"maaf, ibu minta maaf." ariana meraih tubuh mungil azalea masuk kedalam pelukannya. Betapa kagetnya dia saat merasakan tubuh azalea yang kurus. Air mata ariana semakin mengalir dengan deras.
"tidak ibu, aza yang salah terlalu banyak menuntut" ariana menggelengkan kepalanya, rasanya setiap kata kata yang keluar dari mulut putrinya. Itu adalah sebuah tamparan yang keras untuk jantungnya. Dulu dirinya yang sangat menginginkan kehadiran azalea, setelah azalea hadir ia menyia nyiakan putrinya secara tidak sengaja. Ia tidak bermaksud untuk mengabaikan putrinya. Ia hanya berfikir jika mereka memiliki uang yang cukup maka anak anaknya akan hidup dengan berkecukupan. Ia tidak ingin anaknya kekurangan apa pun, cukup dirinya saja di masa kecil yang serba kekurangan. Namun, ternyata itu salah ia sibuk membuat hidup anak anaknya terjamin namun, mereka tidak memiliki kasih sayang yang cukup. Azalea berangkat kesekolah di saat ayah dan ibunya belum bangun dan tidur sebelum ayah ibunya pulang dari bekerja. Dan itu berlanjut sampai saat ini, dan jangan tanyakan soal weekend karena azalea hanya menikmatinya sendiri.
"ayah!!, aku mohon kirim aza ke jerman" ucap azalea membuat davit tersentak kaget.
"tidak sayang, beri ayah kesempatan untuk memperbaikinya sayang" davit bangkit dan ikut duduk di lantai yang dingin di pagi itu. Ia sudah tidak perduli dengan asistennya yang terus menghubunginya.
"jika ayah tidak mengizinkan aza kembali ke sana. Jangan menyesal jika ayah akan mendapati mayat aza!" baik ariana mau pun davit kaget mendengar ucapan azalea. Mereka menatap putrinya yang hanya diam, ia tidak membalas pelukan ariana seperti biasa. badan azalea menjadi lebih kurus, wajah azalea pucat dan memiliki kantong mata yang menghitam. Itu adalah pukulan terberat bagi kedua orang tua azalea.
Mau tidak mau, suka tidak suka orang tua azalea harus mengizinkan azalea kembali ke jerman. Meski itu sakit namun, mereka tidak memiliki pilihan lain selain mengirim azalea kembali ke sana.
Dan di sinilah mereka, di bandara sedang mengantar azalea. Kehidupan kedua orang tua azalea tidak lah mudah sepeninggal azalea ke jerman. Ayah davit sering menyalahkan ariana yang gagal dan mereka sering terlibat cekcok untuk waktu yang agak lama. Namun, setelah itu mereka saling menyadari jika sakit azalea itu berasal dari mereka berdua. Mereka telah gagal memberi rumah yang berwarna untuk anak anak mereka.
Sedangkan azalea hidupnya disana tidaklah mudah. Ia harus bolak balik menemui dokter psikolog dan melakukan terapi sebulan 2 kali.
flash back off
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
pagi yang cerah, tak secerah hati azalea. Ia masih terjebak dengan dendam yang menyala. Azalea duduk dengan tegak di atas tempat tidurnya, ia mengacak acak rambutnya. Mengapa ia harus terjebak dengan situasi seperti ini.
"itu bukan salahku" azalea meraih ponselnya yang berada di atas nakas kemudian wanita itu menghubungi nomor yang ada di dalam ponsel itu.
"anak nakal, mengapa baru mengabari oma? Apa kamu telah melupakan wanita tua ini? Hah!?" azalea tersenyum mendengar rentetan pertanyaan dari neneknya itu.
"ah, aza lupa jika aza masih punya oma disana" azalea terkekeh kecil, ia bahkan harus membekap mulutnya sendiri. sudah menjadi kesenangannya ia sangat menyukai reaksi omanya jika sedang di goda.
"astaga!! Oma akan menjewermu sayang" tawa azalea menggema di seluruh ruang kamarnya.
"ada apa sayang? Oma tahu jika cucu oma sedang tidak baik baik saja" ucap oma setelah tawa azalea mereda.
"oma, apakah yang aza lakukan sudah benar?" tanya azalea yang tiba tiba saja suasana kamar menjadi sunyi dan sepi.
"bagaimana dengan hatimu honey?" terdengar kakeknya ikut bertanya di seberang sana.
"ragu opa" jawab azalea, terdengar helaan nafas diseberang sana.
"lakukan apa pun yang kamu mau sayang, opa dan oma akan selalu mendukungmu. Apa pun itu sayang, jika itu membuatmu tenang maka lakukan sayang!" ucap oma.
"baiklah, terima kasih oma aza merindukanmu" setelah pamit azalea memutuskan sambungan teleponnya kemudian ia bersiap akan kerumah sakit.