Entah nasib apa yang membawa seorang gadis cantik bernama meliya menjadi pengasuh nenek tua di rumah orang kaya, dan kepincut oleh cucu nya yang tampan apakah kisah cinta mereka berjalan mulus atau tidak?, mari simak cerita nyaa👌
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melly Disky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23
pagi pun mendatang, kini berada di kampung di rumah Alea,
"untuk apa kau mendatangi dia Alea?"
tanya Camila pada Alea
"mas.." Alea menatap suami nya
"mas terpaksa cerita pada mama" kata Liam menundukkan kepala nyaa
"ma, Alea rindu sama kakak"
"buat apa kita merindukan dia ha? Adakah dia mengingatkan tentang kita? Ada?" sentak Camila dengan nada tinggi.
"mama, bukan seperti itu, Kakak ingat dengan kita, mungkin saja dia hanya merajuk, nanti Alea bawa mama ketemu dengan kakak ya" kata Alea menghampiri Camila
"mama tidak mau,"
"ayolah ma"
"mama tidak mau, buat apa mama bertemu dengan nya? Mau bersujud untuk nya? dia siapa?!!"
"maa.."
"ehh aku ini ibu, dia itu anak,"
"ma, kakak bukan seperti itu ma, sampai kapan kita seperti ini ma?, Alea merasa bersalah," kata Alea menunduk kan kepala nya
"sayang, kan mas sudah bilang, semua ini bukan salah Alea," tiba-tiba Liam angkat bicara,
"mas, Alea tetap merasa bersalah, sebelum Kakak pulang kerumah ini, Alea tidak bisa membuang perasaan bersalah ini, ayolah ma, mari kita berjumpa dengan kakak" tetapi Camila hanya berdiam diri di tempat nyaa, tidak menjawab perkataan Alea, Alea pun melangkah kan kaki nya menuju kamar nya.
Kini berada di kediaman Derren, Derren melihat di taman belakang rumah meliya sedang sibuk melakukan sesuatu, tiba tiba saja Derren mengagetkan meliya
"apa yang kau lakukan dengan tenda ni?"
"is terkejut akuuu, mau memasang nya lah,"
"apa?"
"mau memasang nya, Oma ingin melihat bintang"
meliya pun kembali sibuk memasang tenda nya,
"dimana kau dapat semua ini?" tanya Derren mendekati meliya,
"belilah, tidak akan aku mencuri nya di toko itu"
kata meliya yang masih sibuk dengan semua barang yang ada di sana,
"meliya, kau tidak lelah kah? Sudah seminggu kau menjaga Oma, hm begini saja, kalau malam ini kau ingin pulang, tidak apa apa, Devan kan ada"
Meliya tidak menjawab perkataan derren meliya melihat buku panduan tenda nya, "hmm bagaimana cara memasang nya ya, aku bingung lah"gumam meliya yang bisa di dengar oleh Derren, Derren pun mendudukkan dirinya di samping meliya saat Derren hendak mau mengambil buku panduan nya tidak sengaja Derren memegang tangan meliya, mereka sama" membeku dan saling menatap. Jantung mereka pun berdetak kencang,
Ternyata di atas dari balkon kamar leliya dan Devan melihat mereka berdua,
"waw tidak cukup 3 hari di rumah sakit, dah di sambung lagi dirumah," kata Devan dan meliya pun tertawa pelan,
"mama artinya apa itu?"
"tidak tau"
mereka pun tertawa bersama tetapi memelankan suara nya
Meliya tersadar dan langsung menarik tangan nyaa,
"ma..maaf, aku cuma mau menolong saja, kau mau membuat tenda ini tetapi tidak tau, sebentar," kata Derren terbata
"kau ya, suka suka saja memegang tangan ku,"
"tidak sengaja, tidak gampang membangun tenda ini sendirian, geser sedikit" kata Derren menyuruh meliya bergeser
"ha kau buat lah, aku ingin melihat nya,"
"ya ya ya kau lihat saja nanti"
meliya pun menjulurkan lidah nya tetapi Derren tidak melihat nya karena meliya berada di belakang Derren.
"eh berapa kau membeli nya, nanti aku akan mengganti nya" kata Derren menatap meliya,
"tidak perlu aku ikhlas," kata meliya sambil membaguskan lampu kelap kelip nya,
Derren tersenyum melihat nya, "terimakasih, kau banyak berkorban untuk Oma,"
kata derren tetapi meliya tidak menjawab nya,
Tetapi sesaat, "eh Derren aku mau bertanya sedikit boleh kan?"
"ya apa yang ingin kau katakan?"
"aku rasa, kau ini ada sifat yang berbeda beda, sebentar kau baik, sebentar kau tidak baik, contoh nya, contoh bila kau tidak baik, tidak ada hujan tidak ada angin, tidak ada apa" tiba" kau tidak mau melihat wajah ku, apa bila kau baik pula, kau ingin melihat aku dirumah sakit jaga Oma, setelah itu seperti sekarang, kau menolongku memasang tenda, Derren kau dengar yaa, aku sebagai pekerja di sini, aku kasihan tau lihat kesehatan bos aku, jujur aku bertanya pada mu, kau ini ada masalah mental kah?
Panjang lebar meliya berbicara dan itu membuat Derren kesal, "apa kau bilang tadi ha?"
"aaa... A tidak apa apa" kata meliya gugup,.
setelah itu mereka berdua pun membangun tenda untuk Oma Ira.
Kini malam pun datang, Oma Ira berjalan sambil di dampingi oleh meliya, Oma Ira di pakai kan penutup mata, dan di tuntun meliya,
"is kenapa harus di tutup mata nyaa, buka saja lah?" kata Oma Ira kesal
"eh tidak Oma ini ada kejutan buat Oma, sebentar lagi sampai, sabar yaaa" kata meliyaa,
Devan dan leliya mengambil video dan foto Oma Ira saat berjalan dengan meliya, mereka mengira ini adalah momen bahagia Oma mereka,
"ha Oma, ini adalah kejutan nya, Oma sudah siap??" tanya meliya
"sudah ayo lepaskan, aku sudah tidak sabar melihat nyaa"
"oke meliya bantu lepaskan yaa, 1, 2, 3,"
"Kejutan"
Semua orang yang ada di sana bersorak gembira melihat Oma nya tersenyum senang,
Saat penutup mata terlelepas Oma ira benar" di buat bahagia malam ini mata nya di manjakan oleh tenda yang berdiri dengan di baluti lampu" kecil berwarna kuning.
"wahh cantik nyaa," sorak Oma Ira gembira
"oma suka tidak?" tanya meliya sambil memegang bahu Oma Ira
"eh pasti lah suka, orang yang tidak ada hati saja yang tidak suka," ucap Oma Ira sambil mendekati Derren
"kenapa Oma berkata pada Derren?, pastilah ada hati Derren yang membuat nya"
"hahahah, boleh tidak mau tidur di sini malam ini??" tanya Oma Ira menatap leliya.
"boleh ma,"
"yeayy senang sekali"
"jadi siapa yang akan menemani Oma tidur malam ini?" tanya leliya
"meliya, semestinya begitu" meliya mengangkat tangan nya tiba tiba tangan Derren pun di angkat oleh Devan "baik nya kau Derren" kata Devan sekalian mengangkat tangan adik nya itu, leliya yang melihat itu pun hanya tersenyum "oke kalau begitu Derren dan meliya temani Oma ya" kata leliya setelah nya dan hanya di angguki oleh meliya.
"mari ma, kita masuk ke tenda dulu yaa" ajak leliya pada Oma Ira,
Devan membisikkan sesuatu pada adik nya "ini kesempatan untuk mu, di rumah sakit tidak sempat karena banyak orang, di sini, kau Jangan khawatir masalah mama, aku yang akan handel" setelah mengatakan itu tiba tiba saja
"hekkkk" perut Devan di sikut oleh Derren,
"kenapa itu Devan?" tanya leliya yang mendengar anak nya meringis,
"tidak apa apa mama" kata Devan
"ah tuan, kalau tuan tidak memberi Oma tidur di luar tidak apa apa, saya akan membujuk Oma agar tidur di dalam," kata meliya dan hendak melangkah kan kaki nya,
Devan pun menghentikan langka meliya tetapi tidak sengaja memegang tangan meliya
"meliya, eh maaf tepegang tangan, tetapi tidak apa" ya, berlapis kok," kata Devan sambil menatap Derren, meliya memakai lengan panjang dari tidak langsung kulit Tangan nya yang terpegang oleh Devan. Derren pun membuang muka nya
"meliya tolong lah, jangan bicara seperti itu, Oma sangat ingin tidur di sini, jangan kecewakan hati Oma dan hati saya, okey?"
"mmm oke" kata meliya dan masuk kedalam tenda menyusul oma Ira dan leliya,
Di depan tenda Devan menghampiri adik nya,
"kau oke kan?" tanya Devan pada Derren,
"hm? Oke, ha aku tidak cemburu pun"
"aku tidak bertanya pun kau cemburu tidak"
Derren hanya memutar bola mata nya malas.
setelah Devan dan leliya masuk hening hanya ada suara jangkrik yang menemani derren, Oma Ira, dan meliya, tetapi Oma Ira sudah tertidur, meliya duduk di depan pintu tenda, dan derren berdiri sambil memandang bintang,
Tiba tiba saja Derren menguap,
"huaaa"
"eh kalau mengantuk tidur lah di dalam" kata meliya yang melihat Derren menahan ngantuk nya,
"eh tidak apa apa lah, lagian aku belum mengantuk, em sebelum nya terimakasih untuk semua nya" kata Derren sambil tersenyum.
"tidak apa apa," "aku ingin meminta tolong sedikit boleh?" ucap meliya sambil berdiri,
"anything for you" (apa-apa saja untuk mu)
meliya yang mendengar itu pun terpaku dan
"eh maaf aku salah bicara, kau mau minta tolong apa tadii?" tanya Derren setelah itu
"kau tolong tengokkan Oma sebentar ya aku ingin masuk sebentar"
"kau mau pergi kemana?"
"aku mau membuat teh"
"bagus, buat 2 ya"
"modus,"
Setelah itu meliya pun meninggalkan Derren, setelah meliya masuk derren menggaruk kepala nya yang tidak gatal
"kenapa pula aku mengatakan anything for you haduhhh"
leliya dan Devan penasaran dengan apa yang di lakukan Derren dan meliya, mereka mengintip dari balkon kamar, tetapi mereka tidak melihat meliya
"dev meliya masuk kedalam, kenapa pula ya, merajuk kah?"leliya berbisik bisik pada Devan
"tidak mungkin ma, mama tau kan si Derren itu seperti apa, kepala batu"
"hei kepala batu itu anak mama juga, jangan ya suka mengatai dia"
Tiba" meliya datang membawa kan dua gelas teh untuk dia dan Derren. leliya menutup mulut Devan agar tidak berbicara lagi
"nah" meliya pun memberikan secangkir teh untuk Derren
"terimakasih" ucap Derren
"wahh ini kali pertama ya kau membuat kan teh untuk aku, hmm boleh juga" ucap Derren dan meliya pun hanya menatap nya sekilas dan meminum teh buatan nya
Hening di antara mereka tetapi sesekali mereka curi" pandang untuk melihat satu sama lain,
"sah, memang Derren ada rasa untuk meliya" kata leliya berbisik pada Devan, Devan pun meng iyakan perkataan mama ny,
"tapi anak mama tidak pernah mengaku kalau di suka dengan meliya, Devan pun mengajak leliya masuk kedalam
"kau baik" saja??" tiba tiba meliya dan Derren berkata yang sama dan mereka terpaku hingga beberapa saat mereka saling membuang muka
"ha kau perempuan jadi kau duluan, kenapa?"
kata derren memecahkan keheningan
"kau baik baik saja?" tanya meliya
"baik, tetapi agak dingin sikit" kata Derren dan sedikit senyuman terpancar di sudut bibir nya,
"kau?" tanya Derren balik
"oke saja, tetapi takut ada nyamuk" kata meliya
"kau ingin aku mengambilkan obat nyamuk kah?" "ah tidak perlu" tetapi meliya berdiri ingin kedalam
"mau kemana?"
"kedalam sebentar ada yang ingin aku ambil,"
"oke, hati hati" setelah mengatakan itu Derren tersenyum lebar.
Tak berapa saat meliya datang membawa selimut,dan memberi nya kepada Derren
"nah untuk mu,"
"aaa terimakasih, susah" saja" kata Derren dan tiba tiba
"haaaaaa" Oma Ira mengejutkan Derren dan meliya
"omaa, terkejut Derren Oma," kata Derren menatap Oma nya
" omaa, meliya fikir oma sudah tertidur,"
"aku sengaja pun pura" tidur, biar kasih kesempatan buat kalian berdua, tu lihat nampak tidak?" kata oma Ira sambil menunjuk langit
"mana?" tanya Derren dan meliya sambil menatap arah yang di tunjuk oma ira
"bunga bunga cinta" kata Oma Ira meliya dan Derren bertatapan dan membuang muka masing".